RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
BAB 7 ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
7.1
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Dalam upaya pemanfaatan ruang agar sesuai dengan rencana tata
ruang yang disusun, maka diperlukan suatu perangkat pengendalian pemanfaatan ruang. melalui
kegiatan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang diselenggarakan
pengawasan
dan
penertiban
terhadap
pola
ruang
berdasarkan arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif serta arahan sanksi. Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, dilihat dari tugas, kewajiban, serta mekanisme pelaksanaan kegiatan, yang merupakan tugas Pemda dengan melibatkan komponen anggota masyarakat dan intansi pemerintah. Langkah awal yang perlu disiapkan dalam mekanisme pengendalian
pemanfaatan
ruang,
adalah
menyusun
pedoman
pengendalian pemanfaatan ruang, yang merupakan suatu hasil komitmen bersama
tentang
ketentuan
mengenai
mekanisme
pengelolaan
pembangunan yang memanfaatkan ruang agar sesuai dengan arahan kebijakan RTRW, sampai akhir tahun perencanaan 2031. Pengendalian penilaian/evaluasi,
pemanfaatan pengelolaan,
ruang
penanganan
merupakan dan
upaya-upaya
intervensi
sebagai
implementasi dari strategi pengembangan tata ruang dan penatagunaan sumberdaya alam, agar kegiatan pembangunan yang memanfaatkan ruang, sesuai dan selaras dengan tujuan arahan RTRW yang telah disyahkan. Sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 35 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Peraturan zonasi merupakan salah satu perangkat atau instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, selain perangkat lain yaitu perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Berdasarkan UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dimaksud dengan peraturan zonasi adalah “ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang”. Peraturan zonasi disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Peraturan zonasi ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah. Pada hakekatnya zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan
karakteristik
lingkungan
yang
spesifik,
sedangkan
zoning
adalah
pembagian wilayah ke dalam zona-zona, dan menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang (ketentuan hukum yang berbeda-beda). Dengan demikian zoning regulation (peraturan zonasi) merupakan ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona yang mengatur lebih lanjut perihal pemanfaatan lahan dan prosedur pelaksanaan pembangunannya. Peraturan Zonasi
berfungsi
sebagai
panduan
teknis
pemanfaatan
ruang
dan
pengendaliannya. Fungsi peraturan zonasi adalah : 1. Sebagai perangkat pengendalian pembangunan, maka peraturan zonasi secara lengkap memuat prosedur pelaksanaan pembangunan sampai ke tata cara penertibannya; 2. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional, maka peraturan zonasi dapat menjadi jembatan dalam penyusunan rencana tata ruang yang
bersifat
operasional,
memuat
ketentuan-ketentuan
tentang
penjabaran rencana yang bersifat makro kedalam rencana yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci; 3. Sebagai panduan teknis pengembangan pemanfaatan lahan, maka peraturan zonasi memuat panduan teknis pengembangan pemanfaatan lahan yang mencakup penggunaan lahan, intensitas pembangunan, prasarana minimum, dan standar perencanaan.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Namun dalam konteks RTRW, peraturan zonasi masih dalam bentuk ketentuan umum peraturan zonasi. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten
adalah
ketentuan
umum
yang
mengatur
pemanfaatan
ruang/penataan kabupaten dan unsurunsur pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun untuk setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan RTRW kabupaten. Ketentuan umum peraturan zonasi yang akan ditetapkan dalam RTRW Kabupaten
Serdang
Bedagai
ditetapkan
berdasarkan
beberapa
pertimbangan antara lain : 1. Arahan peraturan zonasi sistem nasional dan sistem provinsi sebagai ketentuan pemanfaatan ruang sistem nasional dan sistem provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai; 2. Deskripsi atau definisi pola ruang (jenis zona) yang telah ditetapkan dalam rencana pola ruang; 3. Tujuan atau kualitas ruang yang diharapkan untuk setiap jenis pola ruang; 4. Ketentuan umum yang merupakan ketentuan kinerja dari setiap pola ruang yang meliputi: ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, tata masa bangunan, kepadatan bangunan, besaran kawasan terbangun, besaran ruang terbuka hijau prasarana minimum yang perlu diatur terkait pengendalian pemanfaatan ruang; 5. Ketentuan pemanfaatan ruang pada zona-zona yang dilewati oleh sistem jaringan prasarana dan sarana wilayah kota mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku; 6. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang berisikan kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan pada tiap pola ruang; 7. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang yang akan menjadi arahan minimal dalam menetapkan besaran kawasan lindung, intensitas pemanfaatan ruang di kawasan budidaya untuk kawasan perkotaan dan perdesaan, kepadatan bangunan, besaran kawasan terbangun, besaran ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik lainnya;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
8. Ketentuan prasarana dan sarana minimum sebagai kelengkapan dasar fisik lingkungan guna mendukung zona agar dapat berfungsi secara optimal, yang terdiri dari: 9. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan prasarana transportasi darat, air dan udara; 10. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi; 11. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air; dan 12. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem sarana lingkungan permukiman (sistem persampahan). A.
Definisi Pola Ruang (Klasifikasi Zonasi) Defenisi pola ruang atau klasifikasi zonasi adalah jenis dan hirarki zona
yang disusunberdasarkan kajian teoritis, kajian perbandingan, maupun kajian empirik untuk digunakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Klasifikasi zonasi merupakan perampatan (generalisasi) dari kegiatan atau pola ruang yang mempunyai karakter dan/atau dampak yang sejenis atau yang relatif sama. Tujuan penyusunan klasifikasi zonasi adalah untuk: Menetapkan zonasi yang akan dikembangkan pada suatu wilayah kabupaten; Menyusun hirarki zonasi berdasarkan tingkat gangguannya. Klasifikasi zonasi disusun sesuai dengan kondisi dan potensi Kabupaten Serdang Bedagai, sebagaimana telah ditetapkan pada Rencana Pola Ruang, yang meliputi : a. Kawasan Lindung, antara lain : Kawasan Hutan Lindung; Kawasan Resapan Air; Kawasan Sempadan Sungai, Pantai, dan Bendungan/Waduk/situ; Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan; Kawasan Rawan Banjir; Kawasan Rawan Angin Puting Beliung;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Kawasan Rawan Tanah Longsor; Kawasan Rawan Gelombang Pasang/Tsunami; Kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi b. Kawasan Budidaya, antara lain meliputi: Kawasan Peruntukan Hutan Produksi; Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat; Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Basah; Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Kering Kawasan Peruntukan Perternakan; Kawasan Peruntukan Perkebunan; Kawasan Peruntukan Perikanan; Kawasan Peruntukan Pertambangan; Kawasan Peruntukan Industri; Kawasan Peruntukan Pariwisata; Kawasan Peruntukan Permukiman Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.1. B.
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah aturan yang berisi
kegiatan
yang
diperbolehkan,
diperbolehkan
bersyarat,
diperbolehkan
terbatas atau kegiatan yang dilarang pada suatu zona pola ruang. Indikator aturan kegiatan dan penggunaan lahan dalam Peraturan Zonasi dinyatakan dengan klasifikasi I, T, B, dan (X), dengan uraian sebagai berikut : ”I”=
Kegiatan diperbolehkan (diizinkan), karena sifatnya sesuai dengan pola ruang yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah terhadap pemanfaatan ruang tersebut.
” T ”=
Kegiatan diperbolehkan terbatas (diizinkan secara terbatas). Pembatasan
dilakukan
melalui
penentuan
standar
pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
peraturan tambahan lainnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. ”B”=
Kegiatan diperbolehkan bersyarat (Pemanfaatan memerlukan izin
penggunaan
bersyarat.
penggunaan-penggunaan
Izin
yang
ini
diperlukan
memiliki
potensi
untuk
dampak
penting terhadap kawasan sekitarnya/wilayah yang lebih luas. Izin ini sehubungan dengan usaha menanggulangi dampak pembangunan di sekitarnya (menginternalisasi dampak); dapat berupa AMDAL, RKL dan RPL. ” X ”=
Kegiatan tidak diijinkan (dilarang), karena sifatnya tidak sesuai dengan pola ruang yang akan direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.
A
HIRARKI 1 Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
A1.1
Kawasan Hutan Lindung
A2.1
Kawasan Resapan Air
A2
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
A3.1
Sempadan Pantai
A3.2
Sempadan Sungai
A3.3
Kawasan Sekitar Bendungan/Waduk
A4.1
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
A5.1
Kawasan rawan banjir
A5.2
Kawasan rawan bencana angin puting beliung
A5.3
Kawasan rawan bencana tanah longsor
A5.4
Kawasan rawan bencana gelombang pasang air laut
A4
A5
Kawasan Budidaya
HIRARKI 3
A1
A3
B
HIRARKI 2
ZONA
No
ZONA
Tabel 7.1 Klasifikasi Zonasi Pola Ruang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
Kawasan rawan bencana alam
A6
Kawasan lindung lainnya
B1
Kawasan peruntukan hutan produksi
B2
Kawasan Hutan Rakyat
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
A6
Kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
B1.1
Kawasan hutan produksi Tetap
B2.1
Kawasan Hutan Kemasyarakatan
B2.2
Kawasan Hutan Desa
VII - 6
HIRARKI 1
TAHUN 2013 - 2033
HIRARKI 2
ZONA
No
ZONA
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
B3.1 B3
Kawasan peruntukan pertanian
B3.2 B3.3
B4
Kawasan peruntukan perkebunan
Kawasan peruntukan perikanan
B7
B8
B9
Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan Industri
Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan kering Kawasan Peternakan.
B4.1
Kawasan peruntukan perkebunan
B5.1
Kawasan Minapolitan Tangkap
B5.2
Kawasan Minapolitan Budidaya Air Payau
B5.3
Kawasan Minapolitan Budidaya Air Tawar
B5.4
Kawasan Minapolitan Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
B5
B6
HIRARKI 3
B6.1
Kawasan peruntukan pertambangan
B7.1
Peruntukan Industri besar
B7.2
Peruntukan industri Menengah
B7.3
Peruntukan Industri Kecil dan Rumah tangga
B7.4
Peruntukan Industri Khusus dan Pergudangan
B8.1
Peruntukan pariwisata budaya
B8.2
Peruntukan pariwisata alam
B9.1
Permukiman Perkotaan
B9.2
Permukiman Perdesaan
Kawasan peruntukan pariwisata
Kawasan Peruntukan Permukiman
Sumber : Permen PU No.16/PRT/M/2009, tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana
C.
Ketentuan Umum Kegiatan Kawasan Lindung Pada prinsipnya kegiatan budidaya yang ada pada kawasan lindung
dilarang,
akan
tetapi
berdasarkan
pertimbangan
tertentu
dengan
pengawasan yang ketat masih dapat diperkenankan untuk kegiatan budidaya, yaitu kegiatan budidaya yang diperkirakan tidak merusak fungsi lindung serta dapat memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitarnya. Kegiatan-kegiatan yang dilarang, dan diperbolehkan pada kawasan lindung dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kawasan Hutan Lindung Boleh untuk wisata alam dengan syarat tidak merubah bentang alam; Dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Boleh untuk wisata alam dengan syarat tidak merubah bentang alam; 3. Kawasan Perlindungan Setempat Tidak diperbolehkan kawasan budidaya untuk permukiman,dan industri; Boleh untuk wisata alam dengan syarat tidak merubah bentang alam; 4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya Dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengurangi
luas
kawasan Suaka
Alam,
Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya. 5. Kawasan Rawan Bencana Alam Boleh untuk wisata alam dengan syarat tidak merubah bentang alam; Boleh untuk kegiatan pariwisata tetapi bukan merupakan kegiatan wisata dengan jumlah yang besar; Dilarang membangun bangunan permanen 6. Kawasan Lindung Lainnya Mengikuti ketentuan teknis dari kawasan lindung tersebut. D.
Ketentuan Umum Kegiatan Kawasan Budidaya Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan budidaya dapat
diuraikan sebagai berikut : 1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tidak mengubah fungsi pokok kawasan peruntukan hutan produksi; Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai oleh Menteri terkait dengan memperhatikan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian hutan/lingkungan; Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pertambangan terbuka harus dilakukan dengan ketentuan khusus dan secara selektif; Kawasan peruntukan hutan produksi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembangunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
di
luar
sektor
kehutanan
seperti
VII - 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
pertambangan, pembangunan jaringan listrik, telepon dan instalasi air, kepentingan religi, serta kepentingan pertahanan dan keamanan; 2. Kawasan Hutan Rakyat Tidak mengubah fungsi pokok kawasan peruntukan hutan produksi; Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai oleh Menteri terkait dengan memperhatikan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian hutan/lingkungan; Penggunaan
kawasan
peruntukan
hutan
produksi
untuk
kepentinganpertambangan terbuka harus dilakukan dengan ketentuan khusus dan secara selektif. 3. Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan pertanian tanaman lahan basah dengan irigasi teknis tidak boleh dialihfungsikan; Kawasan pertanian tanaman lahan kering tidak produktif dapat dialihfungsikan
dengan
syarat-syarat
tertentu
yang
diatur
oleh
pemerintah daerah setempat dan atau oleh Kementerian Pertanian; Wilayah yang menghasilkan produk perkebunan yang bersifat spesifik lokasi dilindungi kelestariannya dengan indikasi ruang; Wilayah yang sudah ditetapkan untuk dilindungi kelestariannya dengan indikasi geografis dilarang dialihfungsikan; Kegiatan pertanian skala besar (termasuk peternakan dan perikanan), baik yang menggunakan lahan luas ataupun teknologi intensif harus terlebih dahulu memiliki kajian studi Amdal; Penanganan limbah pertanian tanaman (kadar pupuk dan pestisida yang terlarut dalam air drainase) dan polusi industri pertanian (udarabau dan asap, limbah cair) yang dihasilkan harus disusun dalam RPL dan RKL yang disertakan dalam dokumen Amdal; Penanganan limbah peternakan (kotoran ternak, bangkai ternak, kulit ternak, bulu unggas, dsb) dan polusi (udara-bau, limbah cair) yang dihasilkan harus disusun dalam RPL dan RKL yang disertakan dalam dokumen Amdal;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Penanganan limbah perikanan (ikan busuk, kulit ikan/udang/kerang) dan polusi (udara-bau) yang dihasilkan harus disusun dalam RPL dan RKL yang disertakan dalam dokumen Amdal; Kegiatan pertanian skala besar (termasuk peternakan dan perikanan), harus diupayakan menyerap sebesar mungkin tenaga kerja setempat; Pemanfaatan dan pengelolaan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan; Upaya pengalihan fungsi lahan dari kawasan pertanian lahan kering tidak produktif (tingkat kesuburan rendah) menjadi peruntukan lain harus dilakukan tanpa mengurangi kesejahteraan masyarakat. 4. Kawasan Peruntukan Peternakan: kegiatan peternakan skala besar baik yang menggunakan lahan luas ataupun teknologi intensif harus terlebih dahulu memiliki izin lingkungan; penanganan limbah peternakan (kotoran ternak, bangkai ternak, kulit ternak, bulu unggas, dsb) dan polusi (udara-bau, limbah cair) yang dihasilkan harus disusun dalam RPL dan RKL yang disertakan dalam dokumen Amdal; pemanfaatan dan pengelolaan
lahan harus dilakukan berdasarkan
kesesuaian lahan; kegiatan peternakan skala besar harus diupayakan menyerap sebesar mungkin tenaga kerja setempat. kegiatan peternakan babi dikembangkan dengan syarat jauh dari pusat kota, jauh dari kawasan permukiman, dikandangkan (tidak dibiarkan berkeliaran), memiliki sistem sanitasi yang baik, memiliki sistem pengolahan air limbah, memiliki izin lingkungan, tidak ada pertentangan dari masyarakat setempat kegiatan peternakan walet dikembangkan dengan syarat: jauh dari pusat kota, jauh dari kawasan permukiman, memiliki izin lingkungan. untuk ruang yang sudah dimanfaatkan menjadi lahan peternakan yang tidak sesuai dengan arah pemanfaatan ruang, maka harus direlokasi secara bertahap selama lima tahun.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
5. Kawasan Peruntukan Pertambangan Kegiatan pertambangan harus terlebih dahulu memiliki kajian studi Amdal yang dilengkapi dengan RPL dan RKL; Kegiatan pertambangan mulai dari tahap perencanaan, tahap ekplorasi hingga eksploitasi harus diupayakan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan perselisihan dan atau persengketaan dengan masyarakat setempat; Pada lokasi kawasan pertambangan fasilitas fisik yang harus tersedia meliputi jaringan listrik, jaringan jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase, dan saluran air kotor. 6. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri harus memiliki kajian Amdal; Memiliki sistem pengelolaan limbah; Lokasinya jauh dari permukiman. untuk ruang yang sudah dimanfaatkan menjadi lahan jenis industri besar dan industri menengah yang tidak sesuai dengan arah pemanfaatan ruang, maka harus direlokasi secara bertahap selama lima tahun sejak
diundangkan. 7. Kawasan Peruntukan Pariwisata Kegiatan kepariwisataan diarahkan untuk memanfaatkan potensi keindahan
alam,
budaya
dan
pariwisata
guna
mendorong
sejarah
di
kawasan
perkembangan
peruntukan
pariwisata
dengan
memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, mutu dan keindahan lingkungan alam serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; Kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan harus memiliki hubungan fungsional dengan kawasan industri kecil dan industri rumah tangga serta membangkitkan kegiatan sektor jasa masyarakat; Pemanfaatan kepentingan
lingkungan pariwisata,
dan sosial,
bangunan
cagar
pendidikan,
ilmu
budaya
untuk
pengetahuan,
kebudayan dan agama harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan bangunan cagar budaya tersebut;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Pemanfaatan tersebut harus memiliki izin dari Pemerintah Daerah dan atau Kementerian yang menangani bidang kebudayaan; 8. Kawasan Peruntukan Permukiman Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan peruntukan permukiman harus didukung oleh ketersediaan fasilitas fisik atau utilitas umum (pasar, pusat perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana air bersih, persampahan, penanganan limbah dan drainase) dan fasilitas sosial (kesehatan, pendidikan, agama; Tidak mengganggu fungsi lindung yang ada Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam;
Membatasi kegiatan komersil di kawasan perumahan
Untuk lebih jelasnya mengenai Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 7.2 berikut :
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Tabel 7.2 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2031 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KETENTUAN UMUM INTENSITAS KAWASAN BUDIDAYA BANGUNAN
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
RENCANA POLA RUANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
KAWASAN LINDUNG
KETENTUAN UMUM PRASARANA MINIMUM
KETENTUAN KHUSUS LAINNYA
A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
KDB
KLB
KDH
I
I
I
I
I
I
T
T
X
X
X
B
X
B
X
-
-
100%
Jalan Setapak; Tidak ada dukungan prasrana
Tidak merusak bentang alam, Pengawasan Ketat
I
I
I
I
I
I
T
T
X
X
X
B
X
B
X
-
-
100%
Jalan Setapak; Tidak ada dukungan prasrana
Tidak merusak bentang alam, Pengawasan Ketat
I
I
I
I
I
I
T
T
B
B
B
B
X
B
X
20%
0,2
80% Jalan setapak/Inspeksi, sal drainase, talud bronjong, pengendalian banjir
Tidak merusak bentang alam, Pengawasan Ketat, sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku
A. KAWASAN LINDUNG A1 A2
A3
Kawasan Hutan Lindung Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya A1. Kawasan Resapan Air Kawasan Perlindungan Setempat A3.1 Sempadan Pantai
I
I
I
I
I
I
T
T
B
B
B
B
X
B
X
20%
0,2
80%
I
I
I
I
I
I
T
T
B
B
B
B
X
B
X
20%
0,2
80%
I
I
I
I
I
I
T
T
X
X
X
B
X
B
X
-
-
100%
I
I
I
I
I
I
T
T
T
T
B
B
B
B
B
40%
0,8
60%
A5.2 Kawasan rawan bencana angin puting beliung
I
I
I
I
I
I
T
T
T
T
B
B
B
B
B
40%
0,4
60%
A5.3 Kawasan rawan bencana tanah longsor
I
I
I
I
I
I
T
T
T
T
X
B
X
B
X
20%
0,2
80%
A5.4 Kawasan rawan bencana gelombang pasang air laut
I
I
I
I
I
I
T
T
T
T
B
B
B
B
T
20%
0,2
80%
A3.2 Sempadan Sungai A3.3 Kawasan Sekitar Bendungan/Waduk/situ A4
A5
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya A4.1 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kawasan rawan bencana alam A5.1 Kawasan rawan banjir
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
Jalan Setapak; Tidak ada dukungan prasrana
Tidak merusak bentang alam, Tidak Merusak fungsi Lindung, Pengawasan Ketat
Jalan setapak/Inspeksi (jalur evakuasi), sal drainase, talud bronjong, pengendalian banjir, bangunan pemecah gelombang
Tidak merusak bentang alam, Pengawasan Ketat, sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku
VII - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KETENTUAN UMUM INTENSITAS KAWASAN BUDIDAYA BANGUNAN
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
RENCANA POLA RUANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
B. KAWASAN BUDIDAYA Kawasan peruntukan hutan B1 produksi
TAHUN 2013 - 2033
KAWASAN LINDUNG A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
KDB
KLB
KDH
X
X
T
T
T
T
I
I
T
I
T
B
X
B
B
20%
0,2
80%
X
X
T
T
T
T
T
I
I
I
T
B
B
B
B
20%
0,2
80%
B1.1 Kawasan hutan produksi B2
Kawasan Hutan Rakyat B2.1 Kawasan Hutan Kemasyarakatan
B3
B2.2 Kawasan Hutan Desa
X
X
T
T
T
T
T
I
I
I
T
B
B
B
B
20%
0,2
80%
Kawasan peruntukan pertanian
X
X
X
X
B
B
X
T
I
T
I
B
B
B
B
20% 40%
0,20,4
6080%
B3.1 Kawasan pertanian lahan basah
B4
B3.2 Kawasan pertanian lahan kering
X
X
B
B
B
B
X
T
I
I
B
B
B
B
B
B3.3 Kawasan Peternakan.
X
X
B
X
B
B
T
T
I
T
B
B
B
B
B
Kawasan peruntukan perkebunan
X
X
B
B4.1 Kawasan peruntukan perkebunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
X
T
T
T
B
I
I
B
B
T
B
B
20% 40% 20% 40% 20% 40%
0,20,4
6080%
0,20,4
6080%
0,20,4
6080%
KETENTUAN UMUM PRASARANA MINIMUM
KETENTUAN KHUSUS LAINNYA
Jalan setapak/Inspeksi, sal drainase, jaringan listrik, telepon dan instalasi air
Wajib memiliki Kajian AMDAL, dan izin lingkungan lainnya (RPL, RKL), serta mendapat persetujuan dari Menteri Kehutanan
Jalan setapak/Inspeksi, sal drainase
Tidak merusak bentang alam, Pengawasan Ketat
Jaringan Jalan, Jalan Usaha Tani (jalan setapak), Irigasi, Saluran Drainase, Jaringan Listrik, Telepon dan Instalasi air
Jaringan Jalan, Jalan Produksi (jalan setapak), Irigasi, Saluran Drainase, Jaringan Listrik, Telepon dan Instalasi air
- Kawasan pertanian lahan basah dengan irigasi teknis dan setengah teknis tdk boleh dialuhfungsikan
- Kawasan pertanian lahan kering yg tdk produktif boleh dialihfungsikan dengan syarat tertentu
- Wilayah yg menghasilkan produk perkebunan yg bersifat spesifik dilindungi kelestariannya dengan indikasi ruang - Wilayah yg dilindungi kelestariannya dengan indikasi ruang dilarang dialihfungsikan
VII - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Kawasan peruntukan perikanan
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KETENTUAN UMUM INTENSITAS KAWASAN BUDIDAYA BANGUNAN
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
RENCANA POLA RUANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
B5
TAHUN 2013 - 2033
KAWASAN LINDUNG A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
KDB
KLB
KDH
X
X
T
X
B
X
X
T
T
T
I
B
B
B
B
-
-
-
B5.1 Kawasan Minapolitan Tangkap B5.2 Kawasan Minapolitan Budidaya Air Payau B5.3. Kawasan Minapolitan Budidaya Air Tawar B5.4 Kawasan Minapolitan Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
B6
Kawasan peruntukan pertambangan
B7
Kawasan peruntukan Industri B7.1 Peruntukan Industri besar
T
T
T
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
20% 40%
X
X
X
X
X
X
B
B
B
B
B
B
I
B
B
20% 40%
B7.2 Peruntukan industri Menengah B7.3 Peruntukan Industri Kecil dan Rumah tangga B7.4 Peruntukan Industri Khusus dan Pergudangan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
0,20,4
6080%
0,20,4
6080%
KETENTUAN UMUM PRASARANA MINIMUM
KETENTUAN KHUSUS LAINNYA
TPI, Pasar Ikan, Tambak
Tidak merusak bentang alam
Jaringan listrik, Jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase dan sal air limbah
Memiliki Izin Lingkungan (AMDAL, UKL, UPL, SPPL)
Jaringan listrik, Jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase dan sal air limbah, serta IPAL
Memiliki Izin Lingkungan (AMDAL, UKL, UPL, SPPL), memiliki IPAL, lokasi jauh dari permukiman
VII - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Kawasan peruntukan pariwisata
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KETENTUAN UMUM INTENSITAS KAWASAN BUDIDAYA BANGUNAN
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
RENCANA POLA RUANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
B8
TAHUN 2013 - 2033
KAWASAN LINDUNG A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
KDB
KLB
KDH
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
20% 40%
0,20,4
6080%
KETENTUAN UMUM PRASARANA MINIMUM
Jaringan listrik, Jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase dan sal air limbah
Diarahkan untuk memanfaatkan potensi keindahan alam, keluruhuran budaya, dan sejarah dengan memperhatikan nilai-nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan lingkungan alam serta kelestarian lingkungan
- Fasilitas umum (pasar, perdagangan dan jasa, perkantoran)
- Tidak mengganggu fungsi lindung yang ada
B9.1 Permukiman Perkotaan
- Utilitas Umum (air bersih, persampahan, penanganan limbah dan drainase)
- Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan SDA
B9.2 Permukiman Perdesaan
- Fasilitas Sosial (Kesehatan, pendidikan, rumah ibadah)
- Membatasi kegiatan komersil di kawasan perumahan
B8.1 Peruntukan pariwisata budaya
B8.2 Peruntukan pariwisata alam
B9
KETENTUAN KHUSUS LAINNYA
Kawasan Peruntukan Permukiman
X
X
X
X
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
-
-
-
Sumber : Rencana
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
7.2
TAHUN 2013 - 2033
Ketentuan Perizinan Dengan tingkat kedalaman, materi RTRW Kabupaten Serdang
Bedagai ini baru dapat dijadikan acuan untuk penerbitan rekomendasi peruntukan bagi kegiatan yang sesuai dengan rencana pola ruangnya. Secara umum pengertian perizinan pola ruang dimaksudkan sebagai konfirmasi persetujuan atas pola ruang sebagai bagian dari mekanisme pengendalian pola ruang. Dalam kaitan ini maka mekanisme perizinan pola ruang perlu didayagunakan agar secara dini dapat dipakai sebagai perangkat pengendalian pola ruang yang dapat diandalkan. Setiap kegiatan yang memohon rekomendasi peruntukan perlu memperoleh konfirmasi kesesuaian kegiatannya dengan RTRW ini, sehingga pengembangan kegiatan tersebut berlokasi pada ruang yang sesuai atau tidak menyimpang dari fungsi atau pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa RTRW Kabupaten Serdang Bedagai mengatur atau menetapkan struktur dan pola ruang menurut kawasan secara fungsional (atau fungsi dominan dalam kawasan tersebut), dan dikemukakan pula fungsi-fungsi atau kegiatan yang tercakup atau terdapat dalam kawasan tersebut. Oleh karena itu kegiatan yang memohon rekomendasi peruntukan lahan dalam kawasan yang bersangkutan harus dilihat konsistensinya dengan fungsi-fungsi yang ada dalam kawasan (baik yang dominan maupun bukan dominan), dan tidak sampai mengganggu fungsi dominan kawasan tersebut. A.
Daftar Perizinan di Kabupaten Serdang Bedagai Perijinan yang dibuat dalam konteks penyelenggaraan penataan
ruang dalam hal ini implementasi RTRW Kabupaten Serdang Bedagai adalah berdasarkan ketentuan yang ada. Daftar perizinan yang terkait secara langsung dengan pola ruang adalah : Rekomendasi Peruntukan Penggunaan Lahan (izin peruntukan); Izin Lokasi; Izin Perencanaan;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Izin Mendirikan Bangunan (IMB); Izin Undang-undang Gangguan (IUUG/HO); Izin Lingkungan (AMDAL, UKL, UPL, SPPL). Sesuai dengan tingkat ketelitiannya, RTRW Kabupaten Serdang Bedagai dapat dijadikan acuan dalam penerbitan perizinan lokasi pola ruang suatu kegiatan. Untuk mendayagunakan mekanisme perizinan ini maka setiap kegiatan yang dimohonkan izin lokasinya perlu memperoleh konfirmasi kesesuaiannya dengan RTRW Kabupaten sehingga jenis kegiatan tersebut berlokasi pada kawasan/lahan yang sesuai atau tidak menyimpang dari cakupan kegiatan dalam fungsi yang ditetapkan RTRW Kabupaten. Atas dasar Izin Lokasi yang telah sesuai dengan RTRW itulah kegiatan dapat dikembangkan dengan memenuhi persyaratan dan mekanisme perizinan lainnya. Sebagai kelengkapan dari izin lokasi tersebut, guna melihat seberapa jauh gangguannya terhadap fungsi kawasan dan juga lingkungan, perlu dilengkapi dengan izin lingkungan untuk mencegah hal-hal yang dapat mengganggu fungsi lingkungan akibat adanya pengembangan kegiatan tersebut. B.
Mekanisme Perijinan Yang Terkait Dengan Pemanfaatan RTRW Adapun mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang (izin
peruntukan) yang akan diterbitkan atau tidak diterbitkan adalah dengan mengikuti langkah berikut : a. Pemohon mengajukan permohonan penerbitan perijinan seperti yang dipersyaratkan kepada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang ditujukan Kepada; Bupati Serdang Bedagai, cq. Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai selaku Ketua BKPRD Kabupaten Serdang Bedagai yang dilengkapi dengan berkasberkas yang diperlukan; b. Sekretaris Daerah disposisi
kepada
Kabupaten
Kabupaten Serdang Bedagai mengirimkan Kepala
Serdang
Bappeda
Bedagai
untuk
selaku
Sekretaris
memproses
BKPRD
permohonan
perijinan yang disampaikan oleh pemohon;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
c. Kepala Bappeda selaku Sekretaris BKPRD Kabupaten Serdang Bedagai
memerintahkan
kepada
Kelompok
Kerja
(Pokja)
Perencanaan untuk menelaah permohonan perizinan tersebut apakah sesuai dengan pemanfaatan ruang di dalam dokumen RTRW dan dokumen rencana yang lebih rinci dan Kelompok Kerja (Pokja) Pengendalian untuk turun melihat dan mendeteksi kondisi di lapangan; d. Jika
permohonan
yang
diajukan
sesuai
dengan
arahan
pemanfaatan ruang yang dituangkan dalam RTRW dan dokumen rencana yang lebih rinci maka Sekretaris Daerah Serdang
Bedagai
rekomendasi
selaku
Ketua
persetujuan,
yang
BKPRD
akan
merupakan
Kabupaten menerbitkan dasar
bagi
diterbitkannya izin yang lainnya oleh Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai, antara lain IMB, namun jika permohonan
yang
diajukan
tidak
sesuai
dengan
arahan
pemanfaatan ruang yang tuangkan dalam RTRW dan dokumen rencana yang lebih rinci maka rekomendasi tetap akan terbit tetapi berisi larangan pemanfaatan lahan di kawasan yang dimaksud atau berisi alternatif lahan yang boleh dimanfaatkan; e. Jika permohonan yang diajukan kurang sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang yang tuangkan dalam RTRW dan dokumen rencana yang lebih rinci (dibutuhkan persyaratan teknis khusus) maka Kepala Bappeda memerintahkan kepada sekretaris Bappeda selaku ketua Sekretariat BKPRD untuk mengundang anggota BKPRD untuk membahas permohonan perizinan tersebut apakah akan memberikan rekomendasi. Jika rekomendasi tersebut memberikan ijin maka diterbitkanlah perijinan yang dimohonkan. Tetapi jika tidak maka rekomendasi tetap akan terbit tetapi berisi larangan pemanfaatan lahan di kawasan yang dimaksud atau berisi alternatif lahan yang boleh dimanfaatkan, namun jika rekomendasi yang dikeluarkan bersyarat maka harus dibicarakan ulang kepada pihak pemohon apakah bisa mengikuti atau tidak.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
C.
TAHUN 2013 - 2033
Arahan Pengambilan Keputusan Terkait Dengan Perijinan Yang Akan Diterbitkan Didalam
penerbitan
perijinan
yang
akan
diterbitkan,
ada
beberapa arahan yang digunakan yaitu : 1. Acuan utama dalam menerbitkan perijinan adalah dokumen rencana (Perda) tentang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai; 2. Lebih rinci lagi terkait dalam kepastian pemberian perijinan dengan mengacu pada rencana rinci tata ruang seperti Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Rencana Kawasan Strategis, dan sebagainya yang lebih operasional; 3. Jika didalam dokumen rencana tata ruang tidak lengkap penjelasannya Koordinasi
maka
dapat
Penataan
Ruang
mengundang Daerah)
BKPRD
untuk
(Badan
memberikan
rekomendasi untuk memutuskan penerbitan perijinan. 4. Arahan perizinan dalam bentuk rekomendasi izin pemanfaatan ruang merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini; 5. Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan
kewenangannya
dan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan; 6. Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur atau mekanisme sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 7. Pemberian izin pemanfaatan ruang yang berdampak besar dan penting dikoordinasikan oleh Bupati melalui BKPRD Kabupaten Serdang Bedagai; 8. Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan oleh Pemerintah Daerah diatur dengan Peraturan Daerah; dan 9. Pemberian izin pemanfaatan ruang kawasan hutan diatur dengan peraturan dan keputusan Menteri Kehutanan.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
7.3
TAHUN 2013 - 2033
Ketentuan Insentif dan Disinsentif Upaya pendayagunaan mekanisme perizinan pola ruang sebagai
bagian dari pengendalian pola ruang di Kabupaten Serdang Bedagai pada masa yang akan datang perlu dikaitkan dengan pengembangan kebijaksanan atau perangkat insentif dan disinsentif pola ruang, yaitu sebagai berikut : Arahan insentif pola ruang bertujuan untuk memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan tujuan rencana tata ruang. Kebijaksanaan
ini
perlu
dilaksanakan
melalui
penetapan
kebijaksanaan baik di bidang ekonomi (untuk menarik investasi) maupun pembangunan fisik prasarana/pelayanan umum yang merangsang pola ruang sesuai dengan yang diinginkan dalam rencana tata ruang; Arahan
disinsentif
pola
ruang
bertujuan
untuk
membatasi
pertumbuhan atau mencegah kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana
tata
penolakan
ruang. Kebijaksanaan ini
pemberian
pembangunan,
serta
perizinan
pola
pembatasan
dilaksanakan melalui ruang
atau
pengadaan
perizinan
sarana
dan
prasarana. Arahan insentif dan disinsentif yang akan dikembangkan di Kabupaten Serdang Bedagai didasarkan pada peruntukan pola ruang berupa kawasan lindung dan budidaya. Arahan insentif dan disinsentif yang akan dikenakan pada masingmasing jenis peruntukan ruang di Kabupaten Serdang Bedagai, dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Kawasan Lindung Insentif diberikan kepada masyarakat atau pihak lainnya yang
melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi kawasan lindung atau dapat menambah luasan kawasan lindung, meliputi :
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Pemberian
penghargaan
TAHUN 2013 - 2033
kepada
pihak
yang
melakukan
rehabilitasi dan reboisasi pada kawasan lindung; Memberikan bantuan kredit kepada masyarakat atau pihak lainnya yang melakukan rehabilitasi dan reboisasi kawasan hutan lindung; Memberikan kompensasi permukiman dan atau imbalan kepada penduduk yang bersedia direlokasi dari kawasan lindung; Memberikan
bibit
pohon
secara
cuma-cuma
dan
biaya
perawatan bagi setiap masyarakat yang menanam pohon penghijauan pada kawasan lindung. Disinsentif diberikan kepada masyarakat atau pihak lainnya yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan fungsi kawasan lindung, dapat mengurangi luasan kawasan lindung, dan merusak kawasan lindung, meliputi : Pembatasan dukungan sarana dan prasarana; Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan; Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain; Pembatasan bantuan sosial-ekonomi bagi masyarakat yang masih bermukim pada kawasan lindung; 2.
Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai kawasan rawan bencana
yang beragam dan tersebar secara luas. Seluruh kawasan rawan bencana, baik rawan longsor/gerakan tanah, banjir, dan puting beliung harus diantisipasi sejak dini dengan berbagai pendekatan mitigasi yang dapat menghindari atau mengurangi dampak bencana. Perlu adanya pembatasan dan syarat-syarat tertentu dalam pembangunan permukiman pada kawasan rawan bencana. Hal ini dilakukan terkait dengan keamanan permukiman dan masyarakat. Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan terkait kawasan rawan bencana, meliputi :
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Kemudahan pemberian perijinan dan keringanan pajak bagi kegiatan yang dapat mengurangi potensi bencana alam; Memberikan kompensasi permukiman dan atau imbalan kepada penduduk yang bersedia direlokasi dari kawasan rawan bencana; Disinsentif
dikenakan
kepada
masyarakat
yang
melakukan
pembangunan pada kawasan rawan bencana, yakni pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman untuk mencegah perkembangan permukiman lebih lanjut. 3.
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi dan Hutan Rakyat Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau
pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan hutan produksi atau dapat menambah luasan kawasan hutan, meliputi : Memberikan penghargaan/imbalan kepada pihak pengelola hutan
yang
mengusahakan
hutan
sesuai
peraturan
perundangundangan yang berlaku; Memberikan bantuan, fasilitasi, dukungan, perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan kawasan hutan produksi; Pemberian kompensasi atas penyediaan lahan hutan produksi; Pemberian bibit gratis dan biaya pemeliharaan hutan; Pemberian keringanan pajak dan restribusi Bentuk-bentuk Disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan hutan produksi atau dapat mengurangi luasan kawasan hutan, meliputi : Penambahan
syarat
pengusahaan
hutan
produksi
terkait
peningkatan kualitas lingkungan; Meningkatkan nilai retribusi dan atau pajak hasil hutan bila pengelola hutan tidak mengikuti aturan pengusahaan hutan yang berlaku;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Memberikan penalti bagi pengusaha hutan yang tidak mematuhi aturan perundangundangan yang berlaku; Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana. 4.
Kawasan Pertanian Kawasan pertanian termasuk salah satu sektor andalan bagi
Kabupaten Serdang Bedagai terutama pertanian lahan basah. Beberapa wilayah kecamatan yang memiliki irigasi teknis dan setegah teknis telah ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan yang berkelanjutan bagi Kabupaten Serdang Bedagai yang meliputi 12 kecamatan, yaitu: Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Sei Rampah, Sei Bamban, Tanjung Beringin, Bandar Khalifah, Tebing Tinggi, Tebing Syahbandar, Pegajahan, Serbajadi, dan Dolok Masihul. Seiring infrastruktur
dengan dan
berkembangnya
kegiatan
kegiatan
pengembangan
pembangunan
komoditas
tanaman
perkebunan yang lebih menjanjikan keuntungan bagi petani, khususnya Tanaman Kelapa sawit, meyebabkan permintaan terhadap alih fungsi lahan dari kawasan pertanian menjadi kawasan penggunaan lain semakin tinggi sehingga adanya kecenderungan penurunan luas pertanian tanaman pangan (lahan basah). Oleh karena itu penting untuk memberikan insentif bagi petani yang tetap dan bahkan didorong untuk meningkatkan produksi padi-sawah serta pemberian Disinsentif bagi kegiatan yang dapat mengurangi luas kawasan pertanian. Insentif dapat berupa pembangunan irigasi teknis/desa yang dibutuhkan, pembangunan jalan produksi/jalan usaha tani, perbaikan perumahan petani, pemberian kredit, dan lain-lain. Sedangkan pada kawasan sentra pertanian penting untuk dibangun berbagai fasilitas penunjang agar sentra tersebut dapat berfungsi optimal. Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan pertanian atau dapat menambah luasan kawasan pertanian, meliputi :
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Memberikan imbalan, penghargaan, dukungan infrastruktur dan bantuan (subsidi) bagi petani yang memperluas lahan pertanian; Memberikan kemudahan berbagai perizinan bagi petani yang memperluas lahan atau tetap mempertahankan luas lahan pertanian; Memberikan bantuan-bantuan khusus kepada petani (saprotan, alsintan, beasiswa sekolah anak petani, dll); Pemberian keringan pajak; Menjamin harga gabah tetap tinggi (subsidi); Pembangunan irigasi teknis/desa yang dibutuhkan; Pembangunan jalan produksi/jalan usaha tani; Perbaikan perumahan petani; Pemberian kredit Usaha Tani, Penyuluhan dan Sekolah Lapangan. Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan pertanian atau dapat mengurangi luasan kawasan pertanian, meliputi : Pengenaan retribusi dan pajak yang tinggi bagi bangunan yang didirikan pada areal pertanian lahan basah; Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman untuk mencegah perkembangan permukiman lebih lanjut; Penolakan pemberian prasarana dan sarana permukiman bagi peruntukan yang dilaksanakan pada kawasan pertanian lahan basah; Penyediaan
prasarana
dan
sarana
permukiman
hanya
diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang sudah ada saja; Penolakan atau mempersulit perizinan. 5.
Kawasan Perkebunan Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau
pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan perkebunan, meliputi :
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Memberikan kemudahan
TAHUN 2013 - 2033
penghargaan, perizinan,
imbalan,
kepada
pihak
penyertaan yang
saham,
mengusahakan
perkebunan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; Memberikan
penghargaan,
imbalan,
penyertaan
saham,
kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal; Memberikan
penghargaan,
imbalan,
penyertaan
saham,
kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat; Pemberian keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses perizinan; Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin; Pemberian
kompensasi
terhadap
kawasan
terbangun
lama
sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan; Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif. Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan
perkebunan
atau
dapat
mengurangi
luasan
kawasan
perkebunan, meliputi : Pengenaan retribusi/ kenaikan pajak/kompensasi bagi pengusaha yang dalam pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundangundangan yang berlaku; Tidak
memberikan
bantuan
penyuluhan,
pembangunan
infrastruktur, subsidi dan bantuan lainnya; Penolakan atau mempersulit perizinan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
6.
TAHUN 2013 - 2033
Kawasan Perikanan Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau
pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan perikanan, meliputi : Pemberian pajak yang ringan; Bantuan kredit dan sarana produksi; Penyediaan fasilitas nelayan (dermaga kapal/perahu, TPI, Depot Es, dll.); Bantuan peralatan tangkap; Pelatihan keterampilan utk nelayan; Pembangunan pabrik pengolahan ikan dan non ikan; Penelitian dan pemasaran hasil laut; Kemudahan izin usaha perikanan (sesuai aturan berlaku). Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan perikanan, meliputi: Pembatasan izin bangunan; Retribusi/pajak
bangunan
lebih
tinggi
yang
berada
pada
sempadan pantai; Tidak menyediakan atau membangun prasarana dan sarana. 7.
Kawasan Pertambangan Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau
pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan pertambangan, meliputi: Memberikan kemudahan dalam proses perizinan; Dukungan pembangunan infrastruktur; Memfasilitasi urusan birokrasi dengan pemerintah provinsi dan pusat; Mendukung pelatihan tenaga lokal sesuai kebutuhan perusahaan pertambangan; Pemberian izin harus disertai kontrak reklamasi yang terukur
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 27
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan pertambangan, meliputi: Mengenakan mempunyai
retribusi dampak
yang cukup
tinggi
bagi
penting
perusahaan
terhadap
yang
pelestarian
lingkungan; Mengenakan retribusi khusus bagi perusahaan pertambangan yang tidak melibatkan tenaga kerja lokal; Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; 8.
Kawasan Industri Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau
pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan industri, meliputi: Pembangunan prasarana dan sarana; kemudahan dalam investasi; kemudahan dalam pemberian perijinan; Keringanan pajak dan lain-lain. Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan industri, meliputi: Penolakan pemberian izin lokasi; Mengenakan retribusi yang tinggi bagi industri yang mempunyai dampak cukup penting terhadap pelestarian lingkungan; Mengenakan retribusi khusus bagi industri yang tidak melibatkan tenaga kerja lokal; Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; 9.
Kawasan Pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai banyak terdapat lokasi wisata
berpotensi yang dapat diandalkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk itu diperlukan berbagai
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
insentif agar sektor ini dapat tumbuh serta berkembang dan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi, diantara insentif yang dapat diterapkan adalah pembangunan prasarana dan sarana perhubungan, penataan lingkungan dan bangunan, penyediaan berbagai fasilitas penunjang pariwisata, promosi dan pemasaran. Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan pariwisata, meliputi: Penyiapan lahan untuk kawasan wisata; Kemudahan izin pembangunan fasiltias pendukung pariwisata; Pembangunan infrastruktur; Kemudahan memperoleh sambungan listrik, PDAM, telekomunikasi, Fasilitasi Promosi dan pemasaran Daerah Tujuan Wisata; Bantuan rehabilitasi rumah penduduk yang digunakan untuk penginapan tamu/wisatawan (home stay); Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan pariwisata, meliputi: Pengenaan
syarat
yang
berat
bagi
pelaku
wisata
yang
betentangan dengan norma dan tata krama setempat; Retribusi/pajak
bangunan
lebih
tinggi
yang
berada
pada
sempadan pantai/sungai; Pembatasan atau penutupan akses terhadap sistem jaringan prasarana wilayah. 10. Kawasan Permukiman dan Perkotaan Kawasan perkotaan yang didorong pertumbuhannya di Kabupaten Serdang Bedagai adalah pusat-pusat kegiatan yang telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), seperti Sei Rampah, Perbaungan, dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), seperti Sei Bamban, Tanjung Beringin, Tebing Tinggi, Dolok Masihul, dan Kotarih.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Berkenaan dengan rencana struktur ruang yang telah ditetapkan, diperlukan upaya-upaya perwujudan peran dan fungsi pusat kegiatan/pelayanan
sesuai
hirarkinya
diperlukan
insentif,
seperti
pembangunan prasarana dan sarana perkotaan secara memadai. Bentuk-bentuk insentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan peruntukan kawasan permukiman, meliputi: Memberikan
kemudahan
perizinan
pembangunan
rumah/
perumahan yang sesuai peruntukan; Membangun prasarana dan sarana permukiman; Membangun fasilitas umum dan sosial di kawasan permukiman; Menyiapkan lahan yang aman bagi permukiman (kasiba/lisiba). Bentuk-bentuk disinsentif yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lain yang melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan peruntukan kawasan permukiman, meliputi: Penolakan pemberian izin lokasi; Pengenaan pajak yang tinggi; Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman; Penolakan pemberian prasarana dan sarana permukiman. 7.4
Arahan Sanksi Arahan sanksi yaitu Pengenaan sanksi yang diberikan terhadap
pelanggaran meliputi : pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten berdasarkan Peraturan Daerah ini; pelanggaran ketentuan indikasi arahan peraturan zonasi sistim nasional dan sistim provinsi, sistim kabupaten, kawasan lindung, kawasan budidaya, pemanfaatan
ruang
tanpa
izin
pemanfaatan
ruang
yang
diterbitkan berdasarkan Peraturan Daerah ini;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 30
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Daerah ini; pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfatan
ruang
yang
diterbitkan
berdasarkan
Peraturan
Daerah ini; pemanfaatan ruang yang menghalangi aksesibilitas terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar dan/atau tidak sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bentuk pengenaan sanksi dapat berupa administratif, pidana dan perdata yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Sanksi administratif, dapat berupa pencabutan atau pembatalan izin. Sanksi administratif ini diterapkan atas penyimpangan kegiatan pola ruang. Sanksi pidana dapat berupa kurungan hukuman atau denda yang dikenakan atas pelanggaran atau penyimpangan kegiatan pola ruang, yang berakibat pada terganggunya kepentingan seseorang, kelompok atau badan hukum tertentu. Bentuk pengenaan sanksi pola ruang yang dapat diselenggarakan antara lain melalui pengenaan retribusi secara progresif atau membatasi penyediaan sarana dan prasarana dasar lingkungan. Sedangkan bentukbentuk pengenaan sanksi yang berkenaan dengan penertiban adalah: a) Sanksi administratif, dapat berupa tindakan pembatalan izin dan pencabutan hak. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran pola ruang yang berakibat pada terhambatnya pelaksanaan program pola ruang. Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, sanksi administratif dapat berupa: peringatan tertulis; penghentian sementara kegiatan; penghentian sementara pelayanan umum;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 31
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
penutupan lokasi; pencabutan izin; pembatalan izin; pembongkaran bangunan; pemulihan fungsi ruang; denda administratif. b) Sanksi perdata, dapat berupa tindakan pengenaan denda atau pengenaan ganti rugi. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran penataan ruang yang berakibat terganggunya kepentingan seseorang, kelompok orang atau badan hukum. c) Sanksi pidana, dapat berupa tindakan penahanan atau kurungan. Sanksi ini dikenakan atas pelanggaran penataan ruang yang berakibat terganggunya kepentingan umum. Sebelum pelaksanaan mekanisme pengenaan sanksi ini, terlebih dahulu harus dilakukan pemberian peringatan atau teguran kepada pihak atau pelaku pelanggaran tersebut. Bila peringatan atau teguran (dapat sampai 3 kali) tidak diindahkan, maka barulah diterapkan mekanisme pengenaan sanksi ini. Dalam mekanisme pengenaan sanksi ini
terlebih
dahulu
diterapkan
sanksi
administratif.
Apabila
sanksi
administratif ini tidak diindahkan oleh pelanggar yang bersangkutan, maka ditindaklanjuti dengan pengaduan ke lembaga peradilan. Dalam proses peradilan ini pelanggar dapat dikenai sanksi pidana dan atau sanksi perdata. A.
Peringatan Tertulis Peringatan tertulis diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam
penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang melalui penerbitan surat peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali. B.
Penghentian Sementara Kegiatan Penghentian kegiatan sementara dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 32
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Penerbitan surat perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang; Apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan sementara, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan
menerbitkan
penghentian
surat
sementara
keputusan
secara
paksa
pengenaan terhadap
sanksi
kegiatan
pemanfaatan ruang; Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat penertiban; Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan penghentian kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa; dan Setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan tidak beroperasi kembali sampai dengan terpenuhinya
kewajiban
pelanggar
untuk
menyesuaikan
pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku. C.
Penghentian Sementara Pelayanan Umum Penghentian sementara pelayanan umum dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut: Penerbitan
surat
pemberitahuan
penghentian
sementara
pelayanan umum dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang (membuat surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum); Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 33
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
sementara pelayanan umum kepada pelanggar dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus; Pejabat
yang
berwenang
melakukan
tindakan
penertiban
memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umumyang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus; Pejabat
yang
berwenang
menyampaikan
perintah
kepada
penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan pelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan secukupnya; Penyedia
jasa
pelayanan
umum
menghentikan
pelayanan
kepada pelanggar; dan Pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikan tidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar sampai dengan pelanggar memenuhi
kewajibannya
untuk
menyesuaikan
pemanfaatan
ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku. D.
Penutupan Lokasi Penutupan lokasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut: Penerbitan surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang; Apabila
pelanggar
disampaikan,
pejabat
mengabaikan yang
surat
berwenang
perintah
yang
menerbitkan
surat
keputusan pengenaan sanksi penutupan lokasi kepada pelanggar; Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penutupan lokasi yang akan segera dilaksanakan;
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 34
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang dengan bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara paksa; dan Pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi, untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan
ruangnya
dengan
rencana
tata
ruang
dan
ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku. E.
Pencabutan Izin Pencabutan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut: Menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang; Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,
pejabat
yang
berwenang
menerbitkan
surat
keputusan pengenaan sanksi pencabutan izin pemanfaatan ruang; Pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pencabutan izin; Pejabat
yang
berwenang
melakukan
tindakan
penertiban
mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin; Pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin menerbitkan keputusan pencabutan izin; Memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut, sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang telah dicabut izinnya; dan Apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 35
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
berwenang melakukan penertiban kegiatan tanpa izin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. F.
Pembatalan Izin Pembatalan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut: Membuat lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara pemanfaatan ruang menurut dokumen perizinan dengan arahan pola pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang yang berlaku; Memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal akibat pembatalan izin; Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang; Memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin; Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan Memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dibatalkan. G.
Pembongkaran Bangunan; Pembongkaran bangunan dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut: Menerbitkan
surat
pemberitahuan
perintah
pembongkaran
bangunan dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang; Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 36
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pembongkaran bangunan; Pejabat
yang
berwenang
melakukan
tindakan
penertiban
memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan yang akan segera dilaksanakan; dan Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan pembongkaran bangunan secara paksa. H.
Pemulihan Fungsi Ruang Pemulihan fungsi ruang dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut: Menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian
yang
harus
dipulihkan
fungsinya
dan
cara
pemulihannya; Pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang mmenerbitkan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi ruang; Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang; Pejabat
yang
berwenang
melakukan
tindakan
penertiban,
memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu tertentu; Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang; Apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan
pemulihan
bertanggung jawab
fungsi
ruang,
melakukan tindakan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
pejabat
yang
penertiban
dapat
VII - 37
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang; dan Apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan
pengadilan
agar
pemulihan
dilakukan
oleh
pemerintah atas beban pelanggar dikemudian hari. I.
Denda Administratif Denda administratif ini dapat dikenakan secara tersendiri atau
bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif dan besarannya ditetapkan oleh masing-masing Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Ketentuan pengenaan sanksi administratif ini dapat diatur lebih lanjut melalui Peraturan Gubernur Sumatera Utara. Ketentuan lebih lanjut terkait pengenaan sanksi pidana dan sanksi perdata mengacu pada peraturan perundang-undangan terkait lainnya. J.
Arahan Pengambilan Keputusan Terkait Dengan Pemberian Sanksi Administratif Yang Akan Lakukan Didalam
proses
pengambilan
keputusan
terkait
dengan
pemberian sanksi administratif yang akan dilakukan perlu terlebih dahulu dilakukan evaluasi pelanggaran yang telah dilakukan. Dalam proses evaluasi tersebut membutuhkan alat atau instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Peta RTRW Kabupaten Serdang Bedagai; b. Peta rencana detail tata ruang (bila ada); c. Dokumen petunjuk pelaksanaan rencana tata ruang; d. Dokumen Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai; e. Peta penggunaan lahan tahun terakhir; f.
Peta dasar wilayah Kabupaten Serdang Bedagai;
g. Ketentuan yang dikeluarkan Lembaga/instansi yang berwenang (menyangkut pembangunan fisik di lokasi tertentu) antara lain :
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 38
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2013 - 2033
Izin Prinsip; Izin lokasi; Izin penggunaan pemanfaatan lahan; Izin Mendirikan Bangunan; Sertifikat laik fungsi (khusus untuk bangunan gedung); Izin Penambangan Daerah (SIPD), Izin Undang-Undang Gangguan/HO.
Izin Lingkungan (AMDAL, UKL, UPL, SPPL)
Dengan alat tersebut dilakukan penilaian tipologi pelanggaran yang telah dilakukan. Berikut ini arahan pengambilan keputusan terkait dengan pemberian sanksi administratif yang akan lakukan terhadap : a. Pelanggar Pemanfaatan Ruang Yang Tidak Pernah Mengajukan Perizinan Pemanfaatan Ruang, yaitu : Diberikan Peringatan Tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
melalui
penerbitan
surat
peringatan
tertulis
untuk
menghentikan kegiatannya; Dalam
prosesnya
dapat
melakukan
permohonan
ijin
pemanfaatan ruang dan kegiatan dihentikan sampai keluar surat ijin pemanfaatan ruang; Kegiatan yang telah dilakukan evaluasi apakah kegiatan tersebut melanggar rencana tata ruang wilayah Kabupaten Serdang Bedagai atau tidak. Kalau melanggar langsung dihentikan. Jika tidak, kegiatan dapat diteruskan kalau ijin sudah diterbitkan; Dikenakan denda administratif. b. Pemohon
Izin
Pemanfaatan
Ruang
Yang
Tidak
Memenuhi
Ketentuan Sebagaimana Izin Pemanfaatan Ruang Yang Diminta, yaitu : Diberikan Peringatan Tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
melalui
penerbitan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
surat
peringatan
tertulis
untuk
VII - 39
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
menghentikan
TAHUN 2013 - 2033
kegiatannya
sementara
sampai
dapat
memenuhi ketentuan yang diarahkan; Jika tetap meneruskan diberikan peringatan tertulis untuk tidak meneruskan kegiatannya sampai memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan; Jika terus melanggar maka dilakuka penertiban; Dikenakan denda administratif. c. Pemberi Izin Yang Melanggar Kaidah Dan Ketentuan Pemanfaatan Ruang, yaitu : Diberikan Peringatan Tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
melalui
penerbitan
surat
peringatan
tertulis
untuk
menghentikan kegiatannya, Dievaluasi tipologi pelangarannya, Jika sudah dilakukan dapat diberikann jenis sanksi, Penutupan lokasi dan pembongkaran bangunan; Dikenakan denda administratif.
arahan pengendalian pemanfaatan ruang | BAB 7
VII - 40