Bab 5:
Strategi Monev
Petunjuk Umum: Bab ini memberikan penjelasan rencana Strategi Monitoring&Evaluasi (Monev) yang akan dilaksanakan. Strategi Monev ini disusun untuk memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan dari SSK. Minimum informasi yang perlu disampaikan Pokja adalah Pelaksana dari Monev SSK, mekanisme Monev, dan bentuk pelaporan dari Monev ini. Batasi jumlah halaman Bab 5 maksimal 5 (lima) halaman. Penjelasan lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.
Lengkapi dengan tabel:
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja PPSP Kota Salatiga. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan d en ga n capaian sasaran pembangunan sanitasi, berkaitan dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. D i s a m pi n g i t u , kegiatan monitoring dan evaluasi implementasi SSK dilaksanakan sebagai usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi. Kegiatan dalam petunjuk praktis ini mencakup: - Menilai ulang kerangka hasil/kerangka strategi SSK. Kerangka hasil seperti tujuan, sasaran, input, kegiatan dan output sesuai kaidah SMART (specific, measurable, attainable, realistic dan time-bound) serta memiliki indikator jelas. - Menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi SSK di tingkat pokja. - Memasukkan informasi kerangka hasil ke dalam sistem monev berbasis web Nawasis PPSP. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kota Salatiga, perlu ada keselarasan dan kesesuain antara pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat. Oleh karena itu, perlu disusun strategi pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan secara intensif dan berkelanjutan. Prosedur dan mekanisme kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Pokja PPSP dalam rangka Program Sanitasi adalah bagian integral dari manajemen sanitasi yang di moderasi oleh Pokja PPSP Kota Salatiga. Monitoring adalah aktifitas pengamatan dan penilain yang dilakukan secara kontinue terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan program sesuai dengan yang direncanakan dan terhadap penggunaan input dalam menghasilkan out put yang telah ditetapkan/direncanakan. Sementara evaluasi adalah melakukan penilaian secara berkala kinerja, efisiensi dan dampak program, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan sebuah program. Dengan evaluasi dapat dicarikan solusi pemecahan masalah yang ditemukan dalam monitoring tersebut. Pengendalian (Monitoring dan Evaluasi) selama pelaksanaan program/proyek dengan evaluasi dampak yang dilakukan setelah program/proyek selesai dilaksanakan sebagai berikut: 1. Waktu dan tahapan Pelaksanaan Monev dilakukan secara kontinue dan berkala pada saat program/proyek sedang berjalan. Evaluasi dampak dilaksanakan pada status akhir program/proyek atau pelaksanaan telah selesai. 2. Tingkat Hierarkhi harapan dalam kerangka kerja logis Monev lebih kearah tingkat keluaran (output) sedangkan evaluasi dampak kearah tingkat tujuan fungsional atau dampak (purpose and goal).
1
3. Sifat informasi yang dibutuhkan Monitoring dan evaluasi selektif, tertentu dan peringatan dini terutama pada saat penentuan penyimpangan kritis dari jadwal pelaksanaan. Sedangkan evaluasi dampak menyeluruh dan tergantung pada kegiatan pengendalian (Monev). 4. Sifat Kebijakan yang dijalankan Monev korektif dan segera dilaporkan, sedangkan evaluasi dampak memandang kedepan pada program/proyek lanjutan yang akan direncanakan selanjutnya. 5. Metode Penilaian dan analisis Metode monev yaitu membandingkan antara pencapaian realisasi dengan rencana. Sedangkan Evaluasi dampak perbandingan antara yang diharapkan dengan dampak, pola perubahan sebelum dan sesudah adanya program. 6. Orientasi Kegiatan Orientasi kegiatan Monev diarahkan pada pengelola program untuk memperbaiki penyimpangan dalam implementasi program sehingga program tersebut dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi sasarannya. Sementara Evaluasi dampak diarahkan kepada kelompok sasaran, untuk menilai/menghitung keuntungan yang diperoleh dalam kelompok sasaran. Dalam kaitan dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian program dari Strategi Sanitasi Kota Salatiga terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan demi menjamin tercapainya tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut yaitu: (1) obyektif dan profesional; (2) partisipatif; (3) tepat waktu; (4) transparan; (5) akuntabel; (6) berkesinambungan; dan (7) berbasis kinerja. Monitoring partisipatif melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan data. Evaluasi partisipatif merupakan analisis sistematis oleh pengelola program/kegiatan dan warga masyarakat agar mampu melakukan penyesuaian, mereformulasi kebijakan atau tujuan, me-reorganisasi kelembagaan dan merelokasi sumberdaya. Data yang dihimpun pada waktu monitoring menjadi dasar dalam melakukan analisa evaluasi, termasuk identifikasi dampak program/kegiatan bagi masyarakat yang menjadi sasarannya. Oleh karena itu, monitoring dan evaluasi partisipatif mempunyai tujuan ganda, pertama sebagai alat manajemen untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan kedua juga sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas berbagai faktor yang mempengaruhi sehingga diperlukan pengawasan terhadap proses pembangunan.
2
Tabel 5.1: Matriks Kerangka Logis 1. Subsektor Air Limbah Tujuan 1: Menyusun master plan air limbah Sasaran Indikator Master plan air limbah disusun pada tahun 2014
Dokumen MP air limbah
Data Dasar Nilai Belum ada MP air limbah
Tujuan 2: Menyusun Perda pengelolaan air limbah Perda pengelolaan air Perda Pengelolaan air limbah Belum ada Perda pengelolaan air limbah disusun pada tahun (naskah akademis, raperda limbah, yg sudah ada Perda Jasum 2015 pengelolaan air limbah) tentang penyediaan dan atau penyedotan kakus
Target Sumber & Tahun DCKTR, tahun Kota Salatiga 2012
DCKTR, tahun 2012
Tahun 2013 Rencana Realisasi
Tahun 2014 Rencana Realisasi
Tahun 2015 Rencana Realisasi
Tahun 2016 Rencana Realisasi
Tahun 2017 Rencana Realisasi
1
Kota Salatiga 1
Tujuan 3: Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana pengolahan air limbah yang telah dimiliki Rehabilitasi dan IPLT dapat dioperasikan IPLT belum operasional,truk tinja belum DCKTR, tahun Operasionalisasi IPLT tahun berapa % dari kapasitas, operasional, SDM pengelola IPLT belum 2012 2013 peningkatan kapasitas siap terpakai per tahun
Kota Salatiga 1
Tujuan 4: Meningkatkan pembiayaan subsektor air limbah melalui kemitraan pemerintah, swasta, dan swadaya masyarakat Mewujudkan kerjasama Adanya kerjasama antara kemitraan pemerintah pemerintah dg swasta daerah dg swasta minimal 2 Sasaran perusahaan mulai tahun 2014 Mewujudkan program kegiatan yg melibatkan peran serta masyarakat mulai tahun 2013. Cont: SLBM, USRI
Sudah terbentuk lembaga CFCD (corporate forum for community development)
DCKTR, tahun 2012
1
Program kegiatan yg Sudah ada program SLBM, MCK umum DCKTR, tahun melibatkan masyarakat 2012 kriteria keterlibatan masy: tenaga, swadaya
Tujuan 5: Menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan Meningkatkan fungsi tangki Persentase tangki septik Hasil studi EHRA 37,2 % septik dari 37,2 % di tahun aman meningkat 2012 menjadi 62 % pada tahun 2017 (individu)
Kota Salatiga
Kelurahan berisiko sanitasi tinggi
Buku putih sanitasi Kelurahan tahun 2012 berisiko sanitasi tinggi
4 (slbm)
4 (slbm)
6.20%
1 (usri)
6.20%
1 (usri)
6.20%
1 (usri)
6.20%
3
Meningkatkan Kapasitas KSM pengelola air limbah 10% tiap tahun
Persentase kapasitas KSM meningkat
Hasil studi PMJK
Meningkatkan cakupan Persentase cakupan SPAL rumah tangga SPAL rumah tangga dari berkualitas meningkat 56,5 % menjadi 70 % pada tahun 2017
Cakupan SPAL rumah tangga
Penyediaan sarpras off site Persentase cakupan off site komunal meningkat komunal dari 0,36% menjadi ..% pada tahun 2017
Sarpras off site komunal
Buku putih sanitasi Kota Salatiga tahun 2012 Dinas Kesehatan tahun 2012
Meningkatkan cakupan layanan sanitasi sekolah
Cakupan layanan jamban individu
Meningkatkan sarana prasarana sanitasi sekolah Cakupan layanan toilet dari kondisi tahun 2012: 1) SD/MI; rasio siswa: dibandingkan dengan toilet, perempuan = 1:71, laki-laki= 1:74, 2) jumlah siswa meningkat SMP/MTs, perempuan= 1:84, laki-laki= 1:86, 3) SMA/MA, perempuan= 1:136, laki-laki= 1:102. Target: a)SD/MI dan SMP/MTs negeri tahun 20132016 setiap tahun 1 kecamatan mencapai target rasio standar, tahun 2017 mencapai target di SD/MI dan SMP/MTs swasta, b)SMA/MA menargetkan membangun 2 unit toilet /sekolah/tahun. Terdapat 30 SMA/MA. Cat: Standar sarpras Kepmendiknas rasio minimal 1:50 untuk perempuan dan 1:60 untuk laki-laki.
10%
10%
10%
10%
Kota Salatiga 2,7%
2,7%
2,7%
2,7%
2,7%
DCKTR, tahun 2012 Kelurahan berisiko sanitasi tinggi
Meningkatkan jumlah Meningkatnya jumlah sarpras pengolahan limbah Sarpras pengolahan limbah KLH tahun 2012 sarpras pengolahan limbah industri rumah tangga industri rumah tangga industri rumah tangga sebesar 2% pada tahun 2012 menjadi 7% pada tahun 2017 Meningkatkan cakupan Meningkatnya jumlah jamban individu layanan jamban dari 76,6% tahun 2011 menjadi 82% pada tahun 2017
10%
Kota Salatiga
Dinkes tahun 2011 Kelurahan berisiko sanitasi tinggi 1,08%
4 unit
4 unit
4 unit
1,08%
1,08%
1,08%
1,08%
1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan II memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n2 toilet/sekola h(=60 unit)
1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan III memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n2 toilet/sekola h(=60 unit)
1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan IV memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n2 toilet/sekola h (=60 unit)
1)SD/MI dan SMP/Mts swasta memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n 2 unit toilet/sekola h (=60 unit)
Buku putih sanitasi Kota Salatiga tahun 2012 1)SD/MI dan SMP/MTS negeri di kecamatan I memenuhi standar, 2)SMA/MA membangu n2 toilet/sekola h (=60 unit)
4
Persampahan Tujuan: Meningkatkan cakupan layanan pengelolaan sampah Tingkat layanan Peningkatan dana pengelolaan pengelolaan sampah sampah meningkat dari 50% menjadi 80% se Kota Salatiga tahun 2017 layanan pengelolaan Meningkatkan layanan sampah meningkat dari pengelolaan sampah dengan 23,75% tahun 2012 sistem langsung menjadi 27% se Kota Salatiga tahun 2017
layanan pengelolaan Meningkatkan layanan sampah meningkat dari pengelolahan dengan sistem tidak 32,75 % tahun 2012 langsung menjadi 41,25 % se Kota Salatiga tahun 2017
50%
DCKTR 2012
80%
60%
-
65%
-
70%
-
75%
-
80%
-
23,75%
DCKTR 2012
27%
25%
-
25,50%
-
26%
-
26,50%
-
27%
-
32,72%
DCKTR 2012
41,25%
1,71%
-
1,71%
-
2%
-
2%
-
2%
-
0%
DCKTR 2012
100%
-
-
100%
-
-
-
-
-
-
-
0%
DCKTR 2012
100%
100%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7,5%
-
7,5%
-
7,5%
-
7,5%
-
Tujuan: Menyusun master plan persampahan Master plan persampahan disusun tahun 2014
Dokumen MP Persampahan (naskah akademis, raperda pengelolaan sampah)
Tujuan: Menyusun Perda pengelolaan sampah di Kota Salatiga Perda pengelolaan Perda pengelolaan sampah di Kota sampah disusun di Kota Salatiga Salatiga tahun 2015
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah Peran serta masyarakat Penanganan sampah 3R di dalam mempraktikan lingkungan masyarakat pemilahan sampah rumah tangga meningkat DCKTR dari 12,5% menjadi 50% 12,50% 50% 7,5% 2012 pada tahun 2017
5
Drainase Tujuan: Meningkatkan fungsi drainase sebagai jaringan pembuangan dan resapan air hujan layanan pengelolaan drainase meningkat dari Adanya kenaikan prosentase 50 % tahun 2012 terbangunnya jaringan drainase menjadi 57,5 % se Kota Salatiga tahun 2017
50 % DBM pelayanan PSDA, darinase tahun 2012
57,50%
1,5%
1,5%
1,5%
1,5%
1,5%
Peningkatan jumlah sumur resapan dari 600 unit di tahun 2012 menjadi 1000 Unit di tahun 2017
600 sumur KLH, tahun resapan 2012
1000
80
80
80
80
80
Penyediaan sarpras 0 % saluran SPAL pada permukiman Terbangunnya sarpras SPAL pada DBM SPAL di di bantaran permukiman di bantaran sungai/ PSDA, bantaran sungai/drainase sebesar drainase tahun 2012 sungai 15% pada tahun 2017.
15%
3%
3%
3%
3%
3%
ada kordinasi SKPD
1
1
1
1
1
Adanya kenaikan persentase terbangunnya sumur resapan
Terbangunnya sarana dan prasarana pembuangan air limbah rumah tangga yang tidak mencemari drainase
saluran DBM drainase PSDA, tercemari tahun 2012 air limbah
Tujuan: Meningkatkan koordinasi antar SKPD pengampu subsektor drainase Koordinasi antar SKPD pengelola subsektor drainase mulai tahun 2013
Adanya koordinasi SKPD terkait tidak ada DBM (DBM-PSDA, KLH, DCKTR, koordinasi PSDA, BAPPEDA) pada perencanaan dan dengan tahun 2012 pengelolaan drainase SKPD
Tujuan: Meningkatkan jaringan drainase kota yang terpadu dan penyusunan master plan sistem drainase Master plan drainase kota tahun 2014
Dokumen MP Drainase
Ada Belum ada DBM Dokumen MP PSDA, MP Drainase tahun 2012 drainase
1
Tujuan: Menyusun perda (peraturan) pengelolaan drainase Perda pengelolaan Drainase disusun pada tahun 2015
Perda pengelolaan Drainase disusun pada tahun 2015
Belum ada DBM Perda ada perda PSDA, pengelolaa drainase tahun 2012 n Drainase
1
6
4. PHBS Tujuan 1: Meningkatnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS Sasaran Indikator Persentase PHBS tatanan rumah Jumlah rumah tangga yg tangga meningkat dari 53,5% CTPS di 5 waktu penting menjadi 80% tahun 2017. meningkat
Data Dasar Nilai Naiknya cakupan CTPS
Tujuan 2: Meningkatnya koordinasi lintas sektor dalam perencanaan sektor sanitasi Perencanaan sektor sanitasi Perencanaan sektor sanitasi Perencanaan sektor sanitasi belum menjadi lebih komprehensif menjadi lebih komprehensif komprehensif ukurannya: frek rakor, mom rakor, masuk ke renja Tujuan 3: Terbentuknya Tim PHBS tingkat kota Tim PHBS Kota Salatiga dibentuk Terbit SK Tim PHBS tingkat Belum ada SK Pembina PHBS tahun 2013 kota tingkat kota Tujuan 4: Terwujudnya masyarakat yang memiliki kesadaran PHBS Kelurahan yang masih BABS Jumlah kelurahan yg BABS Jumlah kelurahan yang masih berkurang jumlahnya setiap tahun. berkurang dari 15 menjadi ditemukan BABS 15 kelurahan Keterangan: 13 kelurahan pada th 2017
Target Sumber & Tahun Hasil studi EHRA Kelurahan Tahun 2012 dengan risiko sanitasi tinggi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
6,62%
6,62%
6,62%
6,62%
Buku putih sanitasi Kota Salatiga 2012 1 Buku putih sanitasi Kota Salatiga 2012
Hasil studi EHRA 2012
1
1
1
1
Kota Salatiga
Th 2010 ada 2 kel yg STOP BABS Th 2011 idem Th 2012 ada 3 kel yg STOP BABS Th 2013 ada 4 kel yg STOP BABS Th 2014 ada 6 kel yg STOP BABS Th 2015 ada 8 kel yg STOP BABS Th 2016 ada 10 kel yg STOP BABS Th 2017 ada 13 kel yg STOP BABS
Tujuan 5: Meningkatnya pengembangan media informasi dan komunikasi tentang PHBS Meningkatkan promosi kesehatan Promosi kesehatan ttg Promosi tentang PHBS masih kurang Buku putih sanitasi Kota Salatiga tentang PHBS mulai tahun 2013 PHBS meningkat tahun 2012
Tujuan 6: Meningkatnya keterlibatan berbagai lembaga & swasta dalam pengelolaan PHBS Meningkatkan kerjasama Pemkot dg Kerjasama Pemkot dg Belum ada kerjasama dengan pihak Buku putih sanitasi lembaga penyandang dana CSR lembaga penyandang dana swasta untuk kegiatan PHBS tahun 2012 dalam kegiatan PHBS mulai tahun CSR dalam pengelolaan 2014 (jumlah perusahaan yg PHBS meningkat; tahun bekerjasama) 2014 2 kerjasama, tahun 2017 5 kerjasama
1
1 kelrhn
2 kelrhn
2 kelrhn
2 kelrhn
3 kelrhn
1
1
1
1
1
2
1
1
1
7
MEKANISME DAN PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM SANITASI Hal terpenting yang berhubungan dengan mekanisme pelaksanaan monev adalah pemahaman bahwa Sanitasi merupakan suatu upaya bersama, sehingga lebih bersifat sebagai gerakan sosial dan moral yang mengedepankan pendekatan partisipatif dalam setiap elemen kegiatannya. Sebagai konsekuensinya, sistem monev Sanitasi harus terbuka bagi keterlibatan seluruh pihak yang berkepentingan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat), baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan kebijakan/program Sanitasi. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi kondisi Sanitasil ditingkat daerah terdiri atas 4 (empat komponen) yaitu : Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan suatu proses awal dalam kegiatan Monev. Data yang dikumpulkan adalah program Pokja PPSP, kegiatan, lokasi kegiatan, jumlah yang terlibat, sasaran kegiatan dan hasil kegiatan. Analisa data dan Pelaporan Analisis data dan Pelaporan dalam monitoring dan evaluasi Sanitasi adalah untuk menggambarkan kondisi pelaksanaan Sanitasi di Kota Salatiga keberhasilannya, dampak dan juga permasalahan yang timbul sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik bagi semua stakeholder. Perencanaan dan pengambilan keputusan Dari hasil analisis data dan laporan yang dibuat, maka langkah berikutnya adalah rencana dan pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang perkembangan program dan kegiatan Pokja PPSP ke depan. Tindakan pengimplementasian Langkah terakhir dari monev program Sanitasi adalah implementasi perencanaan dan keputusan yang telah diambil dari rangkaian tahap tersebut di atas. Mekanisme Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan/program Sanitasil Mekanisme Monev ini untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan/program Sanitasi di tingkat daerah, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan dan program. Pelibatan stakeholders yang penting ada pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat mendukung konsep transparansi dalam pelaksanaan monev. Mekanisme Monev terhadap pelaksanaan Kegiatan di tingkat lokal Mekanisme Monev ini dimaksudkan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dan hasil-hasil yang diinginkan dari kegiatan Sanitasi yang dilaksanakan di tingkat lokal yaitu dengan memonitoring pelaksanaannya berdasarkan indikator kinerja sebagai bahan input terhadap perkembangan dan hambatan dalam pelaksanaan Sanitasil di Kota Salatiga.
8
Tabel 5.2: Mekanisme Monev Implementasi SSK Obyek Pemantauan
1. Subsektor air limbah 2. Subsektor persampahan 3. Subsektor drainase 4. PHBS
Penanggung Jawab Utama
SKPD sesuai program kegiatan subsektor: 1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung jawab: DCKTR Bidang Persampahan 3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA 4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.
Penanggung Jawab Pengumpul Data dan Dokumentasi
SKPD sesuai program kegiatan subsektor: 1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung jawab: DCKTR Bidang Persampahan 3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA 4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.
Pengolah Data/Pemantau
Waktu Pelaksanaan
SKPD sesuai program kegiatan 6 (enam) bulan subsektor: 1. Air limbah, penanggung jawab: DCKTR Bidang Penyehatan Lingkungan 2. Persampahan, penanggung jawab: DCKTR Bidang Persampahan 3. Drainase, penanggung jawab: DBM- PSDA 4. PHBS, penanggung jawab: Dinas Kesehatan.
Pelaporan Penerima Format Laporan
Ketua Tim Koordinasi sesuai SK Walikota
Sesuai dengan SOP kegiatan
9
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi SSK akan disinkronkan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi yang sudah berjalan dengan mengoptimalkan peran Pokja bidang-bidang yang sudah ada yaitu Pokja bidang kelembagaan dan pendanaan, Pokja bidang teknis, Pokja bidang komunikasi, Pokja bidang penyehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, Pokja bidang monitoring dan evaluasi, serta sekretariat tim koordinasi.
10