BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk
mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Sexophone di TRANS TV. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada program berita investigasi Sexophone, maka dapat disimpulkan : 1. Ide program Sexophone muncul dari keinginan membuat program talkshow untuk Zoya Amirin. Lalu diubah menjadi investigasi karena format talkshow yang kurang menarik, terinspirasi keberhasilan program Fenomena, serta hasil rating share yang lebih tinggi pada format investigasi. Program Sexophone yang tayang setiap hari Kamis pukul 12 malam memiliki target audiens pria dewasa dengan kelas sosial menengah keatas. Program ini masuk dalam kategori berita karena memuat informasi-informasi yang diperoleh dengan langkah kerja jurnalistik. Karena pembahasan utama dalam program adalah tentang seks, maka ada batasan-batasan etika yang terkait. Tim harus tetap patuh pada etika dengan melakukan bluring dan titling agar tidak menayangkan gambar dan suara yang vulgar. Strategi promo program Sexophone berupa promo on air dan promo off air. Sampai saat ini, respon penonton cukup tinggi, rating Sexophone tergolong stabil, karena memiliki kelompok penonton tersendiri yang selalu menonton. Tujuan utama dari program ini adalah untuk menginformasikan, menjelaskan, membuka isu-isu seks yang tersembunyi, serta memberikan solusi akan isu-isu tersebut.
200
201 2. Tahap pra produksi program Sexophone untuk liputan diawali dari rapat pra produksi. Rapat dilakukan salah satunya untuk mencari dan membicarakan tema jika tema belum didapatkan sebelumnya. Namun jika tema sudah didapatkan, reporter akan melakukan riset lapangan dan dokumen, membuat draft rundown dan dipresentasikan pada rapat untuk disetujui. Dalam rapat juga menentukan narasumber, tim liputan, peralatan yang dibutuhkan, dan menentukan liputan terbuka atau tertutup. Untuk tapping host, proses pra produksi dimulai dengan konfirmasi jadwal shooting, mencari dan survei lokasi shooting, menentukan peralatan, properti, dan kru yang dibutuhkan. Termasuk juga dalam tahap pra produksi adalah mempersiapkan time table atau jadwal produksi dan budget atau biaya yang dibutuhkan.Tahap pra produksi Sexophone sudah sesuai dengan teori pra produksi yang digunakan, hanya saja ada sedikit perbedaan urutan dalam tahapannya. Selain itu juga sejalan dengan teori dan fungsi (Planning dan Organizing) manajemen produksi yang digunakan. 3. Tahap produksi program Sexophone dibagi menjadi dua yaitu, liputan dan tapping. Untuk liputan, prosesnya diawali dengan melakukan konfirmasi kepada semua pihak yang terlibat, datang ke lokasi dengan maupun tanpa fixer (perantara). Jika tanpa fixer, maka tim akan bertanya menggali informasi dengan orang-orang disekitar lokasi. Dalam tahap ini, perekaman gambar sudah dilakukan sejak awal tim berangkat, mencari target, transaksi dengan target sampai selesai. Untuk tapping host, proses produksi diawali dengan konfirmasi seluruh pihak yang terlibat, set up dan install alat, setting ruangan (spot), latihan , pengarahan atau koordinasi, perekaman gambar dan suara, evaluasi shooting, dismantle (bongkaran), dan kebersihan. Tahap produksi Sexophone sudah sesuai dengan teori produksi yang digunakan, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam
202 urutan tahapannya. Selain itu juga sejalan dengan teori dan fungsi (Actuating) manajemen produksi yang digunakan. 4. Tahap paska produksi program Sexophone diawali dengan melakukan verbatim, menulis naskah, melakukan dubbing, proses editing, preview oleh tim, Produser, Eksekutif Ptoduser, dan Kepala Departemen, proses quality control, dan evaluasi keseluruhan. Tahap paska produksi Sexophone sudah sesuai dengan teori paska produksi yang digunakan. Selain itu juga sejalan dengan teori dan fungsi (Controlling) manajemen produksi yang digunakan. 5. Analisis SWOT dalam program Sexophone digunakan sebagai dasar dari strategi yang terkait dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan proses produksi terbaik menghadapi keempat indikator ini. Kekuatan (Strengths) program adalah dengan adanya Zoya Amirin sebagai pakar seksologi yang menanggapi isu seks secara profesional dan memberikan solusi. Menguak tema-tema seks yang unik, menarik, berani, dan belum diketahui sebelumnya. Merupakan satu-satunya program seks investigasi. Durasi tayang yang panjang (satu jam) sehingga banyak informasi yang bisa diberikan. Kelemahan (Weakness) program adalah pengambilan dan penayangan gambar yang dibatasi. Gambar dan suara yang disajikan dirusak sehingga mengurangi kenyamanan penonton. Mengharuskan penonton membaca teks, dan jam tayang yang berubah-ubah. Peluang (Opportunity) program adalah hal-hal berbau seks selalu menjadi hal yang menarik. Banyak penonton yang masih terjaga tengah malam sebagai penonton potensial yang bisa dijangkau. Rating dan share Sexophone yang tetap stabil dan bahkan beberapa kali menembus target rating yang tinggi. Fenomena seksual yang terus berkembang sehingga mash banyak tema-tema seks yang bisa
203 diangkat. Ancaman (Threat) program adalah program lain yang juga membahas tentang seks. Jam tayang yang tidak pasti membuat penonton tidak jadi menonton. Ancaman program lain yang tidak sejenis namun jam tayang yang sama. Ancaman dari narasumber atau pihak lain yang merasa dirugikan dengan tayangan program, dan ancaman dari KPI yang membatasi tayangan program dengan ketat.
5.2
Saran
5.2.1 Saran Akademis Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian yang lebih mendalam pada program berita investigasi Sexophone. Melakukan pengembangan penelitian dari sudut pandang yang berbeda yaitu, meneliti pengaruh program Sexophone terhadap
audiens,
atau
persepsi
penonton
terhadap
program
Sexophone
menggunakan metode kuantitatif. Hal ini sebagai kontribusi untuk mengembangkan ilmu komunikasi yang terkait dengan penyiaran televisi.
5.2.2 Saran Praktis 1. Untuk tahap produksi tapping, tim harus lebih disiplin dalam hal waktu. Datang tepat waktu ditempat berkumpul yang sudah ditentukan, agar tidak membuangbuang waktu untuk shooting yang menyebabkan waktu molor. 2. Masalah kendaraan untuk berangkat ke lokasi harus dipersiapkan lebih baik beberapa hari sebelum mendekati hari shooting. Supaya tim tidak perlu naik taksi dan mengeluarkan biaya tambahan karena tidak mendapatkan kendaraan. Karena hal ini akan menghambat jalannya produksi.
204 3. Pentingnya kehadiran seluruh tim dengan lengkap pada saat rapat dan evaluasi. Agar semua yang terlibat paham hasil rating dan share tayangan sebelumnya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan tayangan. Agar semua yang terlibat paham tema yang akan diproduksi untuk episode selanjutnya. 4. Karena gambar-gambar dalam program justru banyak dirusak, tim harus bisa menulis naskah sebagus mungkin, memaksimalkan isi cerita dalam tema agar detail dan menarik, dan memberikan suara-suara backsound pendukung yang menarik. 5. Tim harus selalu memiliki narasumber cadangan untuk setiap satu tema yang ingin dibahas. Karena beberapa kali ada narasumber di liputan terbuka yang tibatiba membatalkan janji atau pergi diam-diam. 6.
Tim liputan harus selalu mempersiapkan segala kebutuhan dengan teliti sebelum memulai liputan. Salah satunya adalah kamera, tim liputan harus memeriksa kondisi kamera dan memastikan kamera sudah menyala dan merekam. Supaya tidak ada gambar yang tidak terekam karena masalah kamera.