BAB 5 PENUTUP
5.1. Simpulan Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan volume sampah terbesar di Jawa Barat dengan kecenderungan adanya peningkatan volume sampah tiap tahunnya. Peningkatan volume sampah perlu diikuti dengan sistem pengelolaan sampah yang baik. Namun, kenyataannya dengan berbagai keterbatasan yang ada, pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Bandung masih belum baik. Hal tersebut bisa dilihat dari infrastruktur yang belum memadai mulai dari jumlah armada pengangkut sampah yang kurang hingga kondisi armada pengangkut sampah yang mudah rusak serta tidak tersedianya lahan untuk tempat pengelolaan sampah yan baik. Kenyataan tersebut membuat masyarakat melakukan berbagai upaya untuk dapat memanfaatkan kembali sampah ditengah keterbatasan tempat, salah satunya dengan teknologi biodigester. Biodigester adalah suatu teknologi pengurai sampah organik dan dapat menghasilkan biogas serta pupuk kompos (organik) cair. Disamping itu, biodigester juga menjadi solusi dalam mengelola sampah organik yang saat ini masih dirasakan kurang. Padahal, komposisi sampah di Kot a Bandung juga membuka peluang besar bagi penerapan biodigester, karena hampir 60% total produksi sampah merupakan sampah organik. Salah satu penerapan biodigester di Kota Bandung adalah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Babakansari, Kiaracondong. Sejak 2014 setelah biodigester diresmikan, pihak internal TPST (seluruh pekerja) telah memanfaatkan hasil dari biodigester, terutama biogas. Namun, kenyataannya hingga tahun 2017, penerapan dan pengoperasian biodigester di TPST ini masih mendapatkan bantuan finansial dari penggagas biodigester tersebut, yaitu Biomethagreen (Bapak Fatah). Sebagai sebuah usaha bisnis sekaligus proyek percontohan, TPST Babakansari selaku pihak pengelola harus bisa membuktikan bahwa penerapan teknologi biodigesternya dapat berjalan mandiri. 36
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengelolaan sampah dengan menggunakan biodigester di TPST Babakansari layak secara finansial dan secara ekonomi. Dalam rangka mencapai tujuan ini, penulis melakukan analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan bantuan Microsoft Excel. Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara kepada pihak TPST Babakansari. Penulis menggunakan tiga skenario tingkat bunga dan tiga skenario harga LPG. Hasil perhitungan NPV dalam analisis finansial menunjukkan bahwa pengelolaan sampah ini tidak menguntungkan secara finansial karena inves tasi yang terlalu tinggi dan karena hasil olahan (biogas dan terutama kompos cair) belum dijual secara komersial. Dalam analisis ekonomi, perhitungan NPV dan IRR menghasilkan nilai positif. Hal tersebut terjadi karena tambahan manfaat yaitu kompos cair yang didistribusikan kepada masyarakat, salah satunya Bapak Fatah
(penggagas
biodigester) dan beberapa diantaranya dijual setara dengan harga pupuk cair di pasaran, yaitu Rp. 10.000,00/liter. Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial yang menunjukkan NPV negatif, diharapkan dapat memberikan gambaran bagi berbagai pihak untuk tetap memperhatikan aspek finansial agar kegiatan dengan konsep ramah lingkungan seperti pengelolaan sampah dengan menggunakan biodigester dapat menarik minat para pihak pengelola sampah organik untuk menerapkan teknologi tersebut.
5.2. Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah melalui biodigester di TPST Babakansari tidak menguntungkan secara finansial karena biaya investasi yang tinggi dan keuntungan finansial tidak mampu menutup biaya investasi tersebut. Hal tersebut merupakan beberapa alasan biodigester belum diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu dijajaki metode lain pengelolaan sampah misalnya dengan menggunakan incenerator. Selain itu, diharapkan berbagai pihak dapat turut andil dalam pengembangan pengelolaan sampah melalui biodigester, agar biodigester semakin menarik. Sebagai contoh, pemerintah dapat memberikan insentif bagi masyarakat yang ingin atau telah ikut serta dalam pengelolaan sampah melalui biodigester ini, misalnya melalui kemudahan investasi dan subsidi agar semakin banyak masyarakat yang tertarik dan mengadopsi teknik pengelolaan sampah ini. 37
Dari pihak inventor yang bergerak di bidang pengembangan teknologi biodigester, diharapkan dapat melakukan berbagai inovasi yang dapat menurunkan biaya investasi penggunaan biodigester. Untuk pihak pengguna biodigester, diharapkan dapat memanfaatkan hasil olahan sebaik mungkin, dengan menjual semua hasil (produk) biodigester (sejauh ini ada dua macam, yaitu: biogas dan kompos cair), sehingga tercipta pendapatan finansial yang dapat menutup biaya proyek biodigester. Penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan seperti keterbatasan data , salah satunya adalah mengenai penggunaan kompos cair di lingkungan TPST; seberapa besar volume kompos cair yang dimanfaatkan dalam sebulan. Keterbatasan data tersebut membuat penulis tidak memasukkan variabel nilai kompos cair dalam perhitungan analisis finansial karena adanya ketidakpastian. Selain itu, keterbatasan data juga membuat perolehan hasil penelitian yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan sehingga penulis menggunakan berbagai macam asumsi dalam melakukan perhitungan, contohnya asumsi dalam perhitungan persentase volume kompos cair yang didistribusikan kepada Bapak Fatah perbulannya. Memang asumsi diperlukan dalam sebuah penelitian untuk menyederhanakan masalah, namun banyaknya asumsi juga bisa cenderung membuat penelitian menjadi tidak terlalu akurat. Pada p enelitian selanjutnya diharapkan data yang diperoleh bisa lebih lengkap sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat
lebih sesuai kenyataan. Kekurangan lain dalam
penelitian ini adalah penulis belum melakukan beberapa valuasi seperti valuasi biaya kerugian akibat polusi sampah. Dengan melakukan valuasi tersebut, diharapkan variabel biaya kerugian akibat polusi masuk kedalam perhitungan NPV dan IRR analisis ekonomi, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih sesuai. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat melakukan berbagai valuasi tersebut agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat.
38
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2015). BI rate dan suku bunga kredit rupiah menurut kelompok bank, 2002-2015. Diunduh 18 Mei 2017, dari: https://bps.go.id/ LinkTabelStatis/view/id/1304. Badan Pusat Statistik. (2013). Indikator kesejahteraan rakyat. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. (2015). Jawa Barat dalam angka 2015. Diunduh 14 April 2017, dari: http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/ pusdalisbang/ berkas/jabardalamangka/54Jawa-Barat-Dalam-Angka-2015 .pdf. Bappeda. (2014). Penerapan teknologi biogas sebagai sumber energi alternatif. Diunduh 16 Maret 2017, dari https://bapeda.grobogan.go.id/dokumen/kajiandan-penelitian/56-penerapan-teknologi-biogas-sebagai-sumber-energialternatif. Damanhuri, E., & Padmi, T. (2010). Pengelolaan sampah. Diunduh 22 Mei 2017, dari: http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2010/09/diktatsampah-2010-bag-1-3.pdf. Direktorat Jenderal Cipta Karya. (2016). Aplikasi SIM persampahan. Diunduh 30 Mei 2017, dari: http://ciptakarya.pu.go.id/plp/simpersampahan/PaparanAplikasi Persampahan.pdf. Divisi Corporate Secretary Bank BJB. (2016). Tempat pembuangan sampah (TPS) terpadu Babakansari Kiaracondong. Diunduh 8 April 2017, dari: http://www.bankbjb.co.id/id/corporate-social-responsibility/berita/tempat pembuangan-sampah-tps-terpadu-babakansari-kiaracondong .html. Gray, C., et al. (2002). Pengantar evaluasi proyek (Edisi kedua). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Harmoni, A, & Juarna, A. (2005). Internalisasi biaya eksternal. Makalah disajikan pada Seminar Nasional PESAT 2005. Jakarta, 23-24 Agustus. Hartono, E. (2006). Peningkatan pelayanan pengelolaan sampah di kota brebes melalui peningkatan kemampuan pembiayaan. Diunduh 10 Mei 2017, dari: http: //eprints.undip.ac.id/15495/1/Edi_Hartono.pdf. Holm-Nielson, J. B., Seadi, T. A., & Oleskowicz-Popiel, P. (2009). The future of anaerobic digestion and biogas utilization. Bioresource Technology, 100 (22), 5378-5484. Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap. (2009). Indonesia climate change sectoral roadmap-ICCSR. Diunduh 3 Maret 2017, dari: http://theredddesk.org/ sites/default/files/indonesia-cc-synthesis-roadmap-dec09.pdf.
39
Jabbar, A. A. (2016). 60% sampah kota bandung jenis organik. Diunduh 22 Mei 2017, dari: http://www.pikiran-rakyat.com/foto/2016/11/08/60-sampah-kotabandung -jenis organik-384206. Kurniawan, R. (2015). Sampah di kota bandung capai ribuan ton per hari. Diunduh 14 April 2017, dari: http://jabar.metrotvnews.com /read/2015/11/19/192646 /sampah-di-kota-bandung-capai-ribuan-ton-per-hari. Locatelli, B., et al. (2009). Menghadapi masa depan yang tak pasti. Diunduh 6 Juni 2017, dari: http://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/BLocatelli0901I .pdf. Minghua, Z., Xiumin, F., Rovetta, A., Qichang, H., Vicentini, F., Bingkai, L., . . . Yi, L. (2009). Municipal solid waste management in Pudong New Area, China. Waste Management, 29 (3),1227-1233. Mukhlis, I. (2009). Eksternalitas, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14 (3), 191-199. Murti, B. (2000). Mekanisme pasar di sektor kesehatan dan eksternalitas. Medika, 26 (3), 182- 184. PD. Kebersihan Kota Bandung. (2016). Kondisi sampah kota bandung. Diunduh 14 April 2017, dari: http://pdkebersihan.bandung.go.id/index.php /profil/kondisisampah/. PD. Kebersihan Kota Bandung. (2016). Dukung kebijakan kang emil, ini penjelasan doktor fatah mengapa harus pilih biodigester. Diunduh 18 April 2017, dari: http://pdkebersihan.bandung.go.id/index.php/category/berita/page/ 3/. Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2015). Teknologi biodigester cocok olah sampah Bandung. Diunduh 22 Mei 2017, dari: http://www.jabarprov.go.id/ index.php/news/14986/2015/11/25/Teknologi-Biodigester-Cocok-OlahSampah-Bandung#. Perkins, F. (1994). Practical cost benefit analysis : basic concept and application. South Melbourne: Australia. Rochmawati, Z. (2016). Biodigester: pemanfaatan sampah organik. Diunduh 25April 2017, dari: http://btp.or.id/biodigester-pemanfaatan-sampah-organik/. Santoso, S. (t.thn.). Dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan upaya mengatasinya. Diunduh, 7 Juni 2017, dari: http://bio.unsoed.ac.id/ sites/default/files/Dampak%20Negatif%20Sampah%20terhadap%20Lingkunga n%20dan%20Upaya%20Mengatasinya-.pdf. Sejati, K. (2009). Pengolahan sampah terpadu dengan sistem node, sub point, center point. Yogyakarta: Kanisius. Sibanda, G., Musademba, D., Chihobo, H. C., & Zanamwe, L. (2013). A feasibility study of biogas technology to solving peri-urban sanitation problems in developing countries. a case for Harare, Zimbabwe. Int. Journal of Renewable Energy Development, 2(2), 97-104. Soetrisno. (1982). Dasar-dasar evaluasi proyek. Yogyakarta: Andi Offset. 40
Sutojo, S. (1991). Studi kelayakan proyek : teori & praktek. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Tietenberg, T., & Lewis, L. (2012). Environmental & natural resource economics. New Jersey: Pearson Education, Inc. Wahyuni, S., Suryahadi, & Saleh, A. (2009). Analisis kelayakan pengembangan biogas sebagai energi alternaltif berbasis individu dan kelompok peternak. Manajemen IKM, 4(2), 217-224. Wijayanti, W. P. (2013). Peluang pengelolaan sampah sebagai strategi mitigasi dalam mewujudkan ketahanan iklim Kota Semarang. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 9(2), 152-162. WWF Indonesia. (t.thn.). Seputar perubahan iklim. Diunduh 26 Maret 2017, dari: http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/iklim_dan_energi/solusi kami/kampanye/powerswitch/spt_iklim.
41