40 41
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi letak dan luas geografis kota Surabaya, keadaan demografis,. Lalu dipaparkan juga hasil penelitian yang menggambarkan karakteristik responden yang terdiri atas umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lapangan usaha. Termasuk juga disini gambaran seputar pemahaman responden tentang Pundi Kencana dalam sub judul deskripsi temuan lapangan. Setelah itu dipaparkan hasil tabulasi silang, dan gambaran jawaban hipotesis.
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Letak dan Luas Geografis Letak geografis Kotamadya Surabaya berada antara 122,36 BT dan 12,54 BT dan antara 7,12 KB. Dengan batas wilayah di sebelah utara dan timur selat Madura, Kabupaten Sidoarjo di sebelah selatan, sedang di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Luas Wilayah Kotamadya Surabaya ± 326,36 km2 terbagi dalam 5 wilayah Pembantu Walikota, 20 wilayah Kecamatan dan 163 Kelurahan.
5.1.2 Keadaan Demografis Jumlah penduduk kota Surabaya hasil SP2000 adalah 2.599 796 jiwa yang terdiri dari 1.288 188 jiwa laki-laki dan 1.311 678 jiwa perempuan. Jumlah
42
tersebut tidak termasuk mereka yang tidak bertempat tinggal. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk kota Surabaya adalah 98,20 yang berarti dari 100 orang perempuan terdapat sekitar 98 laki-laki. Jika dibandingkan dengan tahun 1990 (SP’90), maka jumlah penduduk kota Surabaya mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 0,52 persen per tahun. Kota Surabaya memiliki wilayah administrasi yang seluruhnya termasuk dalam klasifikasi perkotaan sehingga penduduk di daerah ini tergolong padat. Bahkan Kota Surabaya merupakan wilayah terpadat penduduknya di Jawa Timur tahun 2000 dimana dalam sepuluh tahun terakhir tingkat kepadatan mencapai 9.525 jiwa perkilometer persegi.
5.1.3 Pendidikan Sampai dengan tahun 2000 tingkat pendidikan penduduk di Kota Surabaya yang terbesar mencapai tamat SLTA yaitu sebesar 30,48 persen. Sedangkan selebihnya adalah belum tamat/ tidak tamat SD (17,53 persen), tamat SD (25,37 persen), tamat SLTP (18,66 persen), tamat Perguruan Tinggi/ DIV (5,85 persen), tamat DIII (1,50 persen), dan tamat Diploma I/II (0,56 persen). Jika diperhatikan menurut kelompok usia menunjukkan bahwa pada kelompok usia SD (7-12 tahun), persentasi terbesar penduduk adalah tidak/ belumtamat SD yaitu 86,37 persen. Pada kelompok usia SLTP (13-15 tahun), persentasi terbesar penduduk adalah tamat SD yaitu 67,24 persen. Selanjutnya pada kelompok usia SLTA (16-18 tahun) persentasi terbesar penduduk adalah tamat SLTP yaitu 60,49 persen. Pada kelompok usia berikutnya, penddidikan
43
tertinggi yang ditamatkan terbesar adalah mencapai tamat SLTA dan Sekolah Dasar.
5.2 Karakteristik Umum Responden Dari populasi sebanyak 93 debitur yang menerima Kredit Pundi pada saat dilakukan penelitian, ternyata yang dapat dijadikan sampel yaitu yang memiliki anak usia sekolah sebanyak 65 orang. Proses pemberian bantuan kredit yang bersifat “menjemput bola” pada debitur atau para pengusaha kecil, membuat distribusi lokasi tempat tinggal para debitur kredit pundi kencana tersebar di Kota Surabaya, mulai dari Surabaya Selatan, Surabaya Timur dan Surabaya Barat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis lapangan usaha yang digeluti dapat dilihat pada paparan berikut.
5.2.1 Umur Rasio ketergantungan yang terefleksi dari komposisi umur penduduk secara eksplisit merupakan indikator potensi ekonomi rumah tangga, berapa besar anggota rumah tangga yang bekerja atau berpotensi untuk bekerja dan menghasilkan uang atau pendapatan. Selain itu, komposisi umur secara tidak langsung juga merefleksikan konsumsi rumah tangga, misalnya berapa banyak yang masih berusia sekolah dan berapa banyak yang masih berusia sekolah dan berapa pengeluaran yang harus ditanggung olehnya.
44
Umur responden bervariasi antara 25 tahun sampai dengan 65 tahun. Profil responden menurut umur
dapat dilihat pada tabel berikut ini, dimana
memperlihatkan responden yang berumur 36 – 45 tahun lebih banyak daripada distribusi umur lainnya, yang dapat dijadikan indikasi responden berada pada usia produktif. Namun responden dengan usia di atas atau di bawah 36 – 45 tahun bukan berarti tidak produktif dalam berusaha. Tabel 5.1
Distribusi Umur Responden Penerima Kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003
No 1 2 3 4 5
UMUR 25 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun 56 - 65 tahun 66 tahun ke atas TOTAL Sumber : Data primer diolah
JUMLAH 9 22 17 14 3 65
PERSEN 13,85 33,85 26,16 21,53 4,61 100
5.2.2 Jenis Kelamin Penentuan pemberian penerima kredit pundi kencana tidak membedakan jenis kelamin, tapi pada usaha yang dikelola. Bahkan dalam konsep Yayasan Damandiri, pemberian kredit diutamakan diberikan pada kaum ibu atau kaum perempuan. Namun, pada kenyataanya jumlah perempuan yang mengambil kredit pundi kencana untuk menambah modal usaha berjumlah 25 orang atau 38,46 persen dari keseluruhan jumlah responden. Berikut gambaran penerima kredit berdasarkan jenis kelamin. Tabel 5.2. Distribusi Jenis Kelamin Responden Penerima Kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003 Jenis Kelamin
Jumlah
Persen
45
1. 2.
Laki – laki Perempuan Total Sumber : Data primer diolah
40 25 65
61,54 38,46 100
5.2.3 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden bervariasi antara yang tidak pernah sekolah/ belum tamat SD sampai dengan jenjang Perguruan Tinggi. Dari tabel berikut terlihat yang dominan adalah yang berada di jenjang pendidikan D1 – S2 atau pada tingkat Perguruan Tinggi. Tabel 5.3. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Penerima Kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003 No 1.
Tingkat Pendidikan Tidak pernah sekolah/ belum tamat SD 2. SD/ MI/ Sederajat 3. SLTP/ MTs/ Sederajat 4. SMU/ Aliyah/ Sederajat 5. D1 – S2 Total Sumber : Data primer diolah
Jumlah 5 6 10 16 28 65
Persen 7,69 9,23 15,38 24,62 43,07 100
5.2.4 Lapangan Usaha Lapangan usaha dapat diklasifikasikan dalam 5 jenis yaitu pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, industri pengolahan dan kerajinan, perdagangan, dan penginapan serta jasa. Dari 9 jenis lapangan usaha tersebut, untuk Kota Surabaya yang banyak digeluti oleh responden dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
46
Tabel
5.4. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Lapangan Usaha di Kota Surabaya Tahun 2003 No Lapangan Usaha Jumlah Persen 1. Industri Kerajinan 6 9,23 2. Perdagangan 38 58,47 3. Penginapan 4 6,15 4. Jasa 17 26,15 Total 65 100 Sumber : Data primer diolah 5.2.5 Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan responden menunjukan hasil yang didapatkan responden dari usaha yang dijalankan yang mendapat bantuan kredit pundi kencana dan penghasilan lain yang diperoleh anggota keluarga. Berdasarkan temuan lapangan, tingkat pendapatan responden terlihat pada tabel berikut : Tabel
5.5. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Kota Surabaya Tahun 2003 No Tingkat Pendapatan Jumlah Persen 1. Rp. 1.000.000 5 7.69 2. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000 43 66,2 3. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 11 16,15 4. Rp. > 2.000.000 6 9,23 Total 65 100 Sumber : Data primer diolah
Data dari tabel di atas memperlihatkan bahwa responden yang memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000- 1.500.000 merupakan jumlah yang terbanyak yaitu sebanyak 43 orang (66,2%) , sedangkan yang sedikit adalah mereka yang berpendapatn Rp 1.000.000 sebanyak 5 orang (7,69%).
47
5.2.6 Alokasi Biaya Pendidikan Biaya yang harus dikeluarkan setiap keluarga untuk membayar hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan berkisar antara Rp 50.000-100.000. Biaya itu meliputi pembayaran SPP setiap bulan, alat tulis, buku-buku, uang cawu dan perlengkapan sekolah lain seperti baju seragam, sepatu, tas yang pengeluarannya tidak setiap bulan.
Tabel
5.6. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Alokasi Biaya Pendidikan di Kota Surabaya Tahun 2003
No Alokasi Biaya Pendidikan 1. Rp. < 50.000 2. Rp. 50.000 - 100.000 3. Rp. > 100.000 Total Sumber : Data primer diolah
Jumlah 21 31 13 65
Persen 32,7 52,4 18.9 100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden yang mengalokasikan biaya pendidikan terbanyak pada jumlah Rp 50.000-100.000 yaitu sebanyak 31 orang (52,4%).
5.3.7 Jumlah Tanggungan dan Tingkat Pendidikan Anak Keluarga yang mendapat kredit, mengalokasikan dana untuk biaya pendidikan pada anak-anaknya dengan jumlah tanggungan yang berbeda, ada yang hanya satu orang, ada yang bahkan 4 (empat) orang sekaligus, dengan tingkat pendidikan yang juga bervariasi, ada yang hanya membiayai anak di
48
tingkat SD, SLTP, atau hanya anak SMU, ada juga yang menanggung anak dengan tiga tingkat pendidikan tersebut.
Tabel 5.7 Jumlah Tanggungan dan Tingkat Pendidikan Anak Jumlah Jumlah Tingkat No Tanggungan Persen Keluarga Pendidikan Keluarga 1. SD 43 46,24 37 2. SLTP 27 29,03 18 3. SMU 23 24,73 10 Jumlah 93 100 65
Persen 56,9 27,7 15,4 100
Sumber : Data primer diolah (2003) Dari tabel di atas, secara umum terlihat bahwa terdapat 37 keluarga (56,9%) yang memiliki anak di tingkat SD, dimana jumlah anak yang ditanggung biayanya di tingkat SD sebanyak 43 orang. Kemudian terdapat 18 keluarga (27,7%) memiliki anak di tingkat SLTP, jumlah anak pada tingkat ini sebanyak 27 orangn (29,03%). Dan keluarga yang memiliki anak di tingkat SMU sebanyak 10 Keluarga (15,4%), dengan jumlah anak di tingkat ini sebanyak 23 orang (24,73%)
5.2.8 Besarnya Jumlah Kredit Pemberian kredit ditujukan pada keluarga yang mulai berhasil. Indikator keluarga yang berhasil itu adalah memiliki usaha yang dikelola sendiri. Pada tahap ini Yamandiri membantu keluarga yang mulai berhasil itu dengan memberikan pinjaman yang lebih besar. Oleh Bank Jatim yang mengelola dana Yamandiri, dengan melihat kelayakan usaha, maksimal pinjaman perorangan Rp 25.000,000. (dua puluh lima juta rupiah)
termasuk untuk kredit investasi.
Sementara untuk kelompok (minimal 10 orang anggota) dan koperasi adalah Rp
49
250.000,000 (dua ratus lima puluh juta). Ketentuan ini tertuang pada pasal 9 Surat Keputusan antara BPD Jatim dengan Yamandiri.Berikut distribusi
besarnya
jumlah kredit yang dipinjam responden Dari tabel di bawah terlihat bahwa jumlah yang terbanyak dipinjam oleh responden adalah pada angka Rp 25.000.000 yaitu sebanyak 37 orang (56,9%), sedang yang lainnya bervariasi antara satu orang hingga 11 orang.
Tabel
5.8. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Banyaknya Jumlah Kredit di Kota Surabaya Tahun 2003
No Besarnya Jumlah Kredit 1. Rp 3.000.000 2. Rp 8.000.000 3. Rp 10.000.000 4. Rp.12.000.000 5. Rp 13.000.000 6. Rp 15.000.000 7. Rp 20.000.000 8. Rp 25.000.000 Total Sumber : Data primer diolah
Jumlah 1 1 7 1 1 11 6 37 65
Persen 1,5 1,5 10,8 1,5 1,5 16,9 9,2 56,9 100
5.3 Deskriptif Temuan Lapangan Keberadaan program Pundi Kencana dilakukan dengan sistem “Menjemput bola dalam melayani nasabah”, dimana pihak Bank mendatangi para calon debitur yang dianggap produktif dalam berusaha dan layak menambah modal usaha. Bila dilihat dari hasil penelitian, terlihat responden yang menerima informasi pertama kali tentang Pundi Kencana, sebanyak 45 orang (69,2%) adalah dari pihak Bank,
50
menyusul dari sesama nasabah Pundi Kencana sebanyak 18 orang (27,78%), informasi dari media massa baik cetak ataupun audiovisual tidak diperoleh para responden. Berikut distribusi data tentang informasi pertama kali dari responden mengenai pundi Kencana . Tabel 5.9
Informasi Pertama Kali Responden tentang Pundi Kencana Di Kota Surabaya Tahun 2003
No Informasi Kredit Pundi Kencana 1 Bank Jatim 2 Media cetak 3 Nasabah Pundi 4 Perangkat Pemerintah 5 Lainnya Total Sumber : Data primer diolah
Jumlah 45 18 1 1 65
% 69,23 27,78 1,54 1,54 100
Sebagai program lanjutan dari program-program pemberdayaan terdahulu dari Yamandiri, bantuan skim Pundi Kencana secara idealnya diberikan pada individu atau keluarga yang telah ‘lulus’ dari program seperti Takesra Kukesra atau Taskin. Namun pada responden yang berada di Kota Surabaya yang mengambil kredit sebanyak 62 orang (92,86 persen) adalah orang-orang yang baru pertama kali berhubungan dengan bantuan dari Yamandiri. Berikut distribusi responden dalam hal pengalaman menggunakan bantuan dana dari Yamandiri:
Tabel 5.10
Pengalaman Menerima Bantuan Yamandiri
No Bantuan Yamandiri 1 Takesra 2 Kukesra 3 Taskin 4 Lainnya 5 Tidak pernah Total Sumber : Data primer diolah
Jumlah 1
% 1,54
2 62 65
3,08 95,38 100
51
Berkaitan dengan konsep Pundi yang berfokus pada pembinaan usaha dan dukungan dana yang lebih besar dimana program pembinaan meliputi bidang pilihan perluasan usaha, kemampuan manajemen, pemasaran dan pengembangan modal. Kemudian pelaksana dari pembinaan ini berasal dari 3 (tiga) kalangan; pertama, lembaga-lembaga yang bernaung dalam lingkungan Universitas atau Perguruan Tinggi. Kedua, lembaga-lembaga masyarakat seperti Pesantren, LSM, PKK atau para petugas lapangan yang selama ini telah ikut membantu kelompok atau perorangan yang berhasil. Ketiga, staf Bank yang disiapkan untuk itu. Dari hasil penelitian, terdapat 56 orang (86,15 persen) responden menyatakan tidak pernah mendapat pembinaan, ada 9 orang (13,85 persen) yang mendapat bimbingan. Berikut distribusi responden yang pernah mendapat bimbingan. Tabel 5.11 Distribusi Responden yang mendapat Pembinaan No
Apakah pernah mendapat Pembinaan Pernah Tidak Pernah
1 2 Total Sumber : Data primer diolah
Jumlah
%
9 56 65
13,85 86,15 100
5.5 Variabel Penelitian 5.5.1 Pemberian Skim Kredit Pundi Kencana Variabel pemberian Skim Kredit Pundi Kencana yang diukur oleh sub variabel besarnya kredit, kelancaran pembayaran, produktifitas, dan alokasi kredit. Total seluruh item yang merupakan indikator pemberian skim kredit Pundi Kencana adalah 30 dan yang dapat digunakan untuk analisis selanjutnya ada 23
52
item. Seluruh item diukur dengan menggunakan skala Likert. Kemudian dari jawaban total responden atas variabel pemberian skim kredit Pundi Kencana dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu jika jawaban lebih dari 75 % jawaban benar maka termasuk dalam kategori baik. Jika jawaban responden antara 75 sampai dengan 50 % jawaban benar maka termasuk kategori cukup dan jika kurang dari 50 % jawaban benar maka termasuk kategori kurang. Hasil selengkapnya distribusi variabel pemberian skim kredit Pundi Kencana dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.12
Distribusi pemberian skim kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003
Pemberian Skim Kredit Pundi Kencana 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik Jumlah
No.
Jumlah 36 17 12 65
Persen 55,4 26,2 18,5 100
Sumber : Data primer diolah (2003) Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori pemberian Skim Kredit Pundi Kencana kurang yaitu sebanyak 36 orang ( 55,4 % ), kemudian pada kategori cukup sebanyak 17 orang (26,2 %), dan yang termasuk dalam kategori baik ada 12 orang (18,5 %).
5.5.2 Tingkat kesejahteraan Variabel tingkat kesejahteraan yang diukur oleh 10 item. Seluruh item diukur dengan menggunakan skala Borgadus, yaitu dengan variasi jawaban antara ya dan tidak. Jika responden menjawab ya maka mendapat nilai 1 dan apabila
53
menjawab tidak maka mendapat skor 0. Kemudian dari jawaban total responden atas variabel tingkat kesejahteraan dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu jika jawaban lebih dari 50 % jawaban benar maka termasuk dalam kategori sejahtera. Jika jawaban responden kurang dari atau sama dengan 50 % jawaban tepat maka termasuk kategori kurang sejahtera. Hasil selengkapnya distribusi variabel tingkat kesejahteraan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.13 No. 1. 2.
Distribusi tingkat kesejahteraan di Kota Surabaya Tahun 2003
Tingkat kesejahteraan Kurang sejahtera Sejahtera Jumlah
Jumlah 19 46 65
Persen 29,2 70,8 100
Sumber : Data primer diolah (2003) Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori sejahtera yaitu sebanyak 46 responden (70,8 %), sedangkan yang termasuk kategori kurang sejahtera adalah 19 orang (29,2 %).
5.5.3 Pendidikan Variabel tingkat pendidikan yang diukur oleh 11 item. Seluruh item diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu dengan variasi jawaban antara sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Jika responden menjawab sangat setuju maka mendapat skor 5, kemudian berturut – turut mendapat skor 4, 3, 2, dan 1. Kemudian dari jawaban total responden atas variabel pendidikan dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu jika jawaban lebih dari 50 % jawaban tepat maka termasuk dalam kategori dipenuhi dengan baik. Jika jawaban responden kurang
54
dari atau sama dengan 50 % jawaban tepat maka termasuk kategori kurang dipenuhi. Hasil selengkapnya distribusi variabel pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.14 No. 1. 2.
Distribusi pendidikan di Kota Surabaya Tahun 2003
Pendidikan Kurang dipenuhi Dipenuhi dengan baik Jumlah
Jumlah 37 28 65
Persen 56,9 43,1 100
Sumber : Data primer diolah (2003) Dari tabel diatas menunjukkan pemenuhan pendidikan sebagian besar responden termasuk dalam kategori kurang dipenuhi yaitu sebanyak 37 responden (56,9 %), sedangkan yang termasuk kategori dipenuhi dengan baik adalah 28 orang (43,1 %). 5.6
Tabulasi silang Pemberian Skim Kredit Pundi Kencana terhadap Tingkat Kesejahteraan Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pemberian Skim Kredit Pundi
Kencana dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan bahwa pada kelompok yang pemenuhan kesejahteraannya kurang sebagian besar mendapatkan skim kredit Pundi Kencana dalam kategori kurang sebanyak 35 orang (97,2 %). Sedangkan pada kelompok sejahtera sebagian besar mendapatkan skim kredit Pundi Kencana pada kategori cukup sebanyak 10 orang (58,8 %). Dari tabulasi silang juga dapat dilihat bahwa semakin mendapatkan skim kredit pundi kencana dengan baik maka ada peningkatan kesejahteraan dan sebaliknya semakin kurang mendapatkan skim
55
kredit Pundi Kencana maka semakin kurang sejahtera. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.15
Tabulasi silang pemberian skim Kredit Pundi Kencana dengan tingkat kesejahteraan responden di Kota Surabaya Tahun 2003
Pemberian skim kredit Kurang Cukup Banyak Jumlah
5.6.1
Tingkat Kesejahteraan Kurang % Sejahtera sejahtera 35 97,2 1 7 41,2 10 4 33,3 8 46
Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Anak
70,8
19
Kesejahteraan
Total
%
2,8 58,8 66,7
36 17 12
55,4 26,2 18,5
29,2
65
100
%
terhadap
Pemenuhan
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat kesejahteraan dengan pemenuhan pendidikan menunjukkan bahwa pada kelompok yang pemenuhan pendidikannya kurang sebagian besar pada kategori kurang sejahtera sebanyak 33 orang (71,7 %). Sedangkan pada kelompok pemenuhan pendidikannya baik sebagian besar tingkat kesejahteraannya pada kategori sejahtera sebanyak 15 orang (78,9 %). Dari tabulasi silang juga dapat dilihat bahwa semakin sejahtera maka pemenuhan biaya pendidikan anak semakin baik dan sebaliknya semakin kurang sejahtera maka semakin kurang pemenuhan biaya pendidikan anak. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
56
Tabel 5.16
Tabulasi silang tingkat kesejahteraan dengan pemenuhan biaya pendidikan anak responden di Kota Surabaya Tahun 2003 Pemenuhan biaya pendidikan Dipenuhi Kurang % dengan % dipenuhi baik 33 71,7 13 28,3 4 21,1 15 78,9
Tingkat Kesejahteraan Kurang sejahtera Sejahtera Jumlah
37
56,9
28
43,1
Total
%
46 19
70,8 29,2
65
100
5.7 Analisis regresi logistik Sederhana Uji untuk melihat pengaruh pemberian skim kredit pundi kencana dengan tingkat kesejahteraan dan tingkat kesejahteraan terhadap pemenuhan biaya pendidikan anak dilakukan dengan uji regresi logistik dichotomous sederhana. Uji ini dilakukan karena pada variabel terikat atau tergantung mempunyai skala nominal dengan 2 kategori.
Hasil pengujian regresi logistik berganda dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.17
Hasil analisis regresi logistik sederhana pengaruh pemberian skim kredit Pundi Kencana terhadap tingkat kesejahteraan pada responden di Kota Surabaya Tahun 2003
Variabel Skim kredit Konstanta -
B
P
OR
1,982 -4,461
0,000 0,000
7,258 0,012
CI 95% Bawah 2,822
Atas 18,664
Hasil pengujian regresi logistik sederhana menunjukkan variabel skim kredit Pundi Kencana mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesejahteraan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 (p < 0,05). Sehingga hipotesis : diduga ada pengaruh pemberian skim kredit
57
pundi kencana terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga debitur di terima, dan Ho ditolak -
Nilai OR variabel kesejahteraan adalah 7,258 dengan nilai interval kepercayaan pada batas bawah sebesar 2,822 dan batas atas sebesar 18,664. Oleh karena batas bawah interval kepercayaan dibawah angka satu maka variabel pemberian skim kredit Pundi Kencana merupakan faktor resiko untuk menjadi sejahtera. Hasil pengujian menunjukkan nilai Cox & Snell R Square diperoleh nilai
0,318 ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas yaitu pemberian skim kredit pundi Kencana terhadap variabel tergantung yaitu tingkat kesejahteraan adalah 31,8 % sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diuji. Hasil uji regresi logistik pada variabel tingkat kesejahteraan terhadap pemenuhan biaya pendidikan pada anak selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.18
Hasil analisis regresi logistik sederhana pengaruh tingkat kesejahteraan terhadap pemenuhan biaya pendidikan anak pada responden di Kota Surabaya Tahun 2003
Variabel Sejahtera Konstanta -
B
P
OR
2,253 -3,185
0,001 0,000
9,519 0,041
CI 95% Bawah 2,657
Atas 34,102
Hasil pengujian regresi logistik sederhana menunjukkan variabel tingkat kesejahteraan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemenuhan biaya pendidikan pada anak dengan tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,001
(p < 0,05). Sehingga Hipotesis 1 (H1) diterima yaitu peningkatan
58
kesejahteraan keluarga debitur berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan anak , dan Ho ditolak. -
Nilai OR variabel kesejahteraan adalah 9,519 dengan nilai interval kepercayaan pada batas bawah sebesar 2,657 dan batas atas sebesar 34,102. Oleh karena batas bawah interval kepercayaan dibawah angka satu maka variabel tingkat kesejahteraan merupakan faktor resiko untuk menjadi dapat memenuhi biaya pendidikan pada anak. Hasil pengujian menunjukkan nilai Cox & Snell R Square diperoleh nilai
0,200 ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas yaitu tingkat kesejahteraan terhadap variabel tergantung yaitu pemenuhan pendidikan pada anak adalah 20 % sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diuji.