BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada konsep difusi dan osmosis di kelas VIII. Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan pada pokok bahasan difusi dan osmosis. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang terdiri dari 30 orang siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data lembar observasi, data hasil tes keterampilan proses sains, data tes hasil penguasaan konsep, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Dalam penelitian ini, konsep difusi dan osmosis disampaikan dengan strategi pembelajaran POE yang terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap memprediksi (predict), tahap mengamati (observe) dan tahap menjelaskan (explain). Pada tahap predict, siswa diminta untuk menuliskan prediksi awal mereka berdasarkan demonstrasi yang telah dilakukan oleh guru. Setelah siswa menuliskan prediksi awal mereka, kemudian siswa diminta untuk melakukan pengamatan untuk membuktikan prediksi yang telah mereka buat. Pengamatan dilakukan dalam kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap orang dalam setiap kelompok diminta untuk melakukan pengamatan dan kemudian siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dalam lembar kerja siswa yang telah disiapkan.
46
47
Pada tahap yang terakhir yaitu tahap explain, siswa diminta untuk menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang telah mereka buat dengan hasil pengamatan yang telah mereka dapatkan. Setelah praktikum selesai, guru memfasilitasi kelompok untuk melaporkan hasil pengamatan kelompok mereka kepada kelompok-kelompok lain. Siswa yang tampil menyimpulkan data hasil pengamatan mereka, dan menjelaskan kesesuaian dan ketidaksesuaian antara prediksi mereka sebelumnya dengan hasil pengamatan dan kesimpulan setelah melakukan praktikum. Praktikum yang dilaksanakan pada penelitian ini meliputi tiga jenis praktikum, yaitu praktikum difusi pada tumbuhan, praktikum osmosis kentang dan praktikum membuka menutupnya stomata. Praktikum difusi pada tumbuhan dilaksanakan pada pertemuan pertama. Praktikum ini cukup sederhana dan tidak membutuhkan terlalu banyak alat dan bahan. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum difusi pada tumbuhan ini antara lain tanaman pacar air, serbuk pewarna dan air. Pada pertemuan kedua dilaksanakan 2 jenis praktikum osmosis yaitu praktikum osmosis kentang dan praktikum membuka menutupnya stomata. Kedua jenis praktikum ini cukup sederhana, namun membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup banyak. Untuk praktikum osmosis pada kentang bahan yang digunakan diantaranya umbi kentang, air, dan larutan
garam
sedangkan
praktikum
membuka
menutupnya
stomata
membutuhkan bahan-bahan antara lain daun tanaman Rhoe discolor, aquades, dan larutan garam.
48
Data hasil penelitian didapatkan melalui tes, lembar observasi dan angket. Tes yang diberikan meliputi tes penguasaan konsep yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 soal dan tes keterampilan proses sains yang berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Kedua tes tersebut diberikan pada awal dan akhir pembelajaran. Selain data tes penguasaan konsep dan data tes keterampilan proses sains, terdapat data lembar observasi dan data angket. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan keterampilan proses siswa dalam melaksanakan praktikum dengan strategi POE. Data angket digunakan untuk menjaring respon siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian yang telah didapat, kemudian akan disusun menjadi tiga bagian berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama adalah
penyajian
data
keterampilan
proses
sains
siswa
(keterampilan
memprediksi, mengamati dan menjelaskan) sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Pada bagian kedua adalah penyajian data penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Pada bagian terakhir, akan dikemukakan tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis. Hasil dari penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Keterampilan Proses Sains a. Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE Keterampilan proses sains yang dimaksud disini adalah keterampilan memprediksi, mengamati dan menjelaskan siswa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan strategi POE dan setelah mendapatkan pembelajaran dengan
49
strategi POE. Data didapatkan melalui tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dan melalui tes akhir yang diberikan setelah pembelajaran berlangsung. Berikut adalah hasil perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes keterampilan proses sains. Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE No. 1. 2. 3. 4. 5 6.
Faktor yang Dihitung Rata-rata Standar Deviasi Nilai Ideal Nilai Tertinggi Nilai Terendah N-Gain
Data Hasil Tes Tes Awal Tes Akhir 37,93 78,89 12,02 8,41 100 100 60 93,33 20 66,67 0,65
Tabel 4.1 menunjukkan data keterampilan proses sains dari 30 orang siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes awal siswa adalah 37,93 dengan nilai maksimal yaitu 60 dan nilai minimal 20, serta memiliki standar deviasi sebesar 12,02. Sedangkan rata-rata nilai tes akhir siswa adalah 78,89 dengan nilai maksimal yaitu 93,33 dan nilai minimal 66,67, serta memiliki standar deviasi sebesar 8,41. Peningkatan keterampilan proses sains siswa diperoleh dengan cara menghitung gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk soal tes keterampilan proses yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil perhitungan gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis yang berkategori sedang.
50
Adapun
persentase
penguasaan
dan
pengkategorian
tiap
aspek
keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari tes keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Penguasaan dan Pengkategorian KPS Tes Awal (%) 46.67
Kurang sekali
Mengamati
55.56
Kurang
86.67
Menjelaskan
29.3
Kurang sekali
70
No.
Jenis KPS
1.
Memprediksi
2. 3.
Kategori
Tes Akhir Kategori (%) 97.78 Baik sekali Baik sekali Cukup
Tabel 4.2 menunjukkan persentase penguasaan keterampilan proses sains siswa pada setiap aspek KPS yang diukur. Pada tes awal penguasaan keterampilan memprediksi siswa memiliki persentase sebesar 46,67% dan berdasarkan kriteria penguasaan menurut Purwanto termasuk ke dalam kategori kurang sekali sedangkan tes akhir sebesar 97,78% dan termasuk ke dalam kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan mengamati siswa memiliki persentase sebesar 55,56% dan termasuk ke dalam kategori kurang sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 86,67% dan temasuk ke dalam kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan menjelaskan siswa memiliki persentase sebesar 29,3% dan termasuk ke dalam kategori kurang sekali sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 70% dan termasuk ke dalam kategori cukup. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penguasaan KPS siswa pada tes awal termasuk ke dalam kategori kurang dan kurang sekali. Pada tes akhir penguasaan KPS siswa pada setiap aspek mengalami peningkatan. Pada tes akhir persentase penguasaan KPS siswa yang paling tinggi adalah pada keterampilan
51
memprediksi dengan persentase sebesar 97,78%, 9 %, kemudian diikuti oleh keterampilan mengamati dengan persentase sebesar 86,67% % dan persentase yang terendah adalah keterampilan keterampilan menjelaskan dengan persentase sebesar 70%. Adapun diagram persentase penguasaan tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada Gambar ambar 4.1. 4.
Persentase Penguasaan KPS (%)
100 80 60 Tes Awal
40
Tes Akhir
20 0 A
B
C
Jenis KPS
Gambar 4.1 4. Persentase Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa untuk Setiap Jenis KPS Keterangan: A: Keterampilan memprediksi B: Keterampilan mengamati C: Keterampilan menjelaskan Adapun persentase peningkatan tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari tes keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.3. Tabel 4.3 4. Persentase Peningkatan Tiap Aspek KPS No. 1. 2. 3.
Jenis KPS
Tes Awal
Memprediksi 46.67 Mengamati 55.56 Menjelaskan 29.3 Rata-rata
Tes Akhir
Kategori
97.78 86.67 70
0,93 0,71 0,57 0,65
Tinggi Tinggi Sedang Sedang
52
Tabel 4.3 menunjukkan persentase peningkatan kemampuan siswa pada setiap jenis keterampilan proses sains. Untuk keterampilan memprediksi memiliki persentase tes awal sebesar 46,67 dan tes akhir sebesar 97,78. Indeks gain untuk keterampilan memprediksi adalah sebesar 0,93. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat dengan kategori tinggi. Untuk keterampilan mengamati siswa memiliki persentase tes awal sebesar 55,56 dan tes akhir sebesar 86,67. Indeks gain untuk keterampilan mengamati sebesar 0,71. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan mengamati siswa meningkat dengan kategori tinggi. Untuk keterampilan menjelaskan siswa memiliki persentase tes awal sebesar 29,3 dan tes akhir sebesar 70. Indeks gain untuk keterampilan mengamati sebesar 0,57. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa meningkat dengan kategori sedang. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa semua KPS mengalami peningkatan. Peningkatan KPS yang tertinggi adalah pada keterampilan memprediksi dan mengamati dengan kategori tinggi kemudian keterampilan menjelaskan yang mengalami peningkatan dalam kategori sedang.
b. Kemunculan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi dan Lembar Kerja Siswa Kemunculan tiap keterampilan proses sains siswa pada saat pembelajaran dijaring dengan menggunakan lembar observasi dan lembar kerja siswa. Hasil dari analisis lembar observasi dan lembar kerja siswa ini dijadikan sebagai data penunjang
untuk
mengetahui
kemunculan
kemampuan
keterampilan
memprediksi, keterampilan mengamati dan keterampilan menjelaskan. Adapun
53
hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.8, dan terangkum dalam Tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Rata-Rata Persentase Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa No.
Aspek KPS
% Kemunculan
1.
Keterampilan Memprediksi
71.11%
2.
Keterampilan Mengamati
77.23%
3.
Keterampilan Menjelaskan
62.08%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata persentase kemunculan aspek keterampilan proses sains dalam pembelajaran yang paling tinggi adalah keterampilan mengamati dengan rata-rata kemunculan sebesar 77.23%, kemudian diikuti oleh keterampilan memprediksi dengan rata-rata kemunculan sebesar 71.11%. Keterampilan menjelaskan memiliki persentase rata-rata kemunculan terendah sebesar 62.08%.
2. Penguasaan Konsep a. Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE Data penguasaan konsep didapatkan melalui tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dan tes akhir yang diberikan setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi POE. Instrumen tes akhir adalah instrument yang sama yang digunakan untuk tes awal. Berikut adalah hasil perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes penguasaan konsep.
54
Tabel 4.5 Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Faktor yang Dihitung Rata-rata Standar Deviasi Nilai Ideal Nilai Tertinggi Nilai Terendah N-Gain
Data Hasil Tes Tes Awal Tes Akhir 72,67 55,6 15,38 100 84 32
14,56 100 92 48 0,38
Tabel 4.5 menunjukkan data penguasaan konsep dari 30 orang siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa sebelum diterapkannya strategi pembelajaran POE adalah 55,6 dengan nilai maksimal yaitu 84 dan nilai minimal 32, serta memiliki standar deviasi sebesar 15,38. Sedangkan rata-rata nilai siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE adalah 72,67 dengan nilai maksimal yaitu 92 dan nilai minimal 48, serta memiliki standar deviasi sebesar 14,56. Peningkatan penguasaan konsep siswa diperoleh dengan cara menghitung gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk soal tes penguasaan konsep yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil perhitungan gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis yang berkategori sedang. Peningkatan penguasaan konsep siswa juga dapat dianalisis dari tiap jenjang kognitifnya mulai dari C1, C2, C3. Caranya adalah dengan
55
mengelompokkan instrument tes yang mengukur tiap jenjang kognitif tersebut, kemudian dihitung rata-rata gain ternormalisasinya. Adapun persentase peningkatan tiap aspek penguasaan konsep siswa untuk setiap jenjang kognitif mulai dari C1 hingga C3 disajikan dalam bentuk Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa untuk Setiap Jenjang Kognitif pada Konsep Difusi dan Osmosis Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Nomor Soal 1,2,3 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,14, 17,20, 22, 23, 24, 25 13, 16, 19, 15, 18, 21 Rata-rata
Tes Awal 64.44 51.93
Tes Akhir 67.78 71.46
56.83 57.73
N-Gain
Kategori
0.11 0.43
Rendah Sedang
78.33
0.5
Sedang
72.53
0.35
Sedang
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pada setiap jenjang kognitif mulai dari C1 hingga C3, yang dapat dilihat dari tes akhir siswa. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa setiap jenjang kognitif mengalami peningkatan. Untuk jenjang kognitif C1 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 64,44 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 67,78. Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,11 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C1 termasuk dalam kategori rendah. Untuk jenjang kognitif C2 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 51,93 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 71.46. Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,43 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C2 termasuk dalam kategori sedang. Untuk jenjang kognitif C3 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 56,83 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 78,33.
56
Dilihat dari rata-rata rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,5 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C3 termasuk dalam kategori sedang.
3. Data Hasil Angket Siswa Selain menggunakan soal tes dan lembar observasi, untuk mengetahui gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada konsep difusi dan osmosis juga digunakan angket siswa untuk menjaring respon dan tanggapan siswa setelah pembelajaran pembelajaran dilakukan. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE untuk setiap kriteria yang diberikan dapat dilihat pada Gambar ambar 4.2 4. berikut. Respon Positif 100
Respon Negatif 83.3
80
83.3
Persentase
80 60 40
20
20
16.7
16.7
0 A
B Kriteria
C
Gambar 4.2 4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Keterangan: A: Ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi B: Tanggapan pada saat proses pembelajaran C: Penilaian terhadap strategi pembelajaran Gambar 4.2 menunjukkan hasil rata-rata respon positif dan respon negatif siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE. Dari semua perhitungan angket, respon yang ditunjukkan siswa pada setiap kategori menunjukkan respon positif diatas 50%. Untuk ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi, persentase respon positif sebesar 80% lebih tinggi dibandingkan respon
57
negatif sebesar 20%. %. Untuk tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran, siswa yang memberikan respon positif adalah sebesar 83,33% lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Untuk penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran yang digunakan, memiliki respon positif sebesar 83,3% lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Respon siswa untuk setiap pernyataan disajikan dalam Gambar 4.3 berikut. Respon Positif
Respon Negatif
100
Persentase
80 60 40 20 0 1
2
3
4
5 6 Pernyataan
7
8
9
10
Gambar 4.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran untuk Setiap Pernyataan Keterangan: 1 : Pembelajaran POE merupakan pembelajaran yang baru dan menarik bagi saya. 2 : Materi difusi dan osmosis merupakan materi yang sulit bagi saya. 3 : Saya tertarik dengan materi difusi dan osmosis. 4 : Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi osmosis menjadi lebih mudah dipahami. 5 : Praktikum dengan POE, membuat saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. 6 : Petunjuk-petunjuk petunjuk dalam LKS praktikum urutan POE mudah dipahami. 7 : Saya aya lebih suka belajar biologi melalui pengamatan langsung di laboratorium. 8 : Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi POE, kesempatan untuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak. 9 : Pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan langsung. 10 : Menurut saya, semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode POE.
58
B. Pembahasan 1. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Tabel 4.1 didapat rata-rata tes awal siswa adalah sebesar 37,93 dan rata-rata tes akhir adalah sebesar 78,89. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa hasil tes akhir siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan tes awal. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian dicari nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65. Berdasarkan kriteria N-gain menurut Hake, nilai N-gain yang didapat termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran POE dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Terdapat beberapa kemungkinan
yang menyebabkan peningkatan
keterampilan proses sains siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan strategi POE ini memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Siswa dituntut untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti siswa harus membuat prediksi kemudian melakukan pengamatan untuk membuktikan jawaban dari prediksi yang telah dibuat dan menjelaskan kesesuaian antara prediksi dengan hasil pengamatan. Dari keterlibatan siswa dalam kegitan pembelajaran tersebut secara tidak langsung keterampilan proses sains siswa dapat meningkat. Menurut Rogers (dalam Dimyati & Mudjiono 2009:16) belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar. Selain itu, siswa cukup tertarik dengan materi yang disampaikan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang menunjukkan bahwa 73.33% siswa tertarik
59
dengan materi difusi dan osmosis. Bila siswa sudah tertarik dengan materi yang akan disampaikan siswa tentu akan lebih termotivasi dalam mempelajari materi tersebut. Walaupun siswa menganggap materi difusi dan osmosis ini sebagai materi yang sulit. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sudjana (2010: 61) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar yaitu dapat dilihat dari motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Untuk keterampilan memprediksi siswa mengalami peningkatan dengan kategori sedang yaitu dengan rata-rata indeks gain sebesar 0,93. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat dengan kategori tinggi. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada (Devi et al, 2009). Peningkatan keterampilan memprediksi siswa ini, mungkin dikarenakan pada pembelajaran dengan strategi POE siswa dituntut untuk melakukan prediksi sehingga secara tidak langsung keterampilan memprediksi siswa dapat berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan memprediksi siswa yaitu siswa diminta untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati, salah satunya siswa diminta untuk mengemukakan kemungkinan yang akan terjadi bila potongan kentang di rendam dalam larutan garam dengan konsentrasi yang berbeda. Dari jawaban prediksi siswa tersebut dapat dilihat pengetahuan awal siswa terhadap konsep difusi dan osmosis itu sendiri. Sebagian besar siswa dapat membuat prediksi dengan baik,
60
walaupun pada kenyataannya prediksi yang telah dibuat berbeda dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Selain itu, pertanyaan yang diajukan untuk memprediksi juga membuat siswa tertarik dalam pembelajaran hal tersebut dapat dilihat dari angket respon siswa yang disajikan pada Gambar 4.3 butir ke 9 dengan pernyataan bahwa “pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan langsung”, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 76,67%. Untuk keterampilan mengamati siswa mengalami peningkatan dengan kategori tinggi. Peningkatan keterampilan mengamati, mungkin disebabkan pada pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan pengamatan sehingga secara tidak langsung keterampilan mengamati siswa dapat berkembang. Selain itu, observasi merupakan salah satu keterampilan proses sains yang telah dimiliki siswa dan sering dilakukan dalam pembelajaran sains bukan hanya pada pembelajaran biologi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Semiawan (1996: 19) bahwa keterampilan mengamati (observasi) merupakan keterampilan ilmiah yang mendasar. Berdasarkan data hasil lembar observasi dapat dilihat bahwa keterampilan mengamati siswa selama pembelajaran dengan strategi POE. Data lembar observasi menunjukkan bahwa keterampilan mengamati siswa memiliki persentase sebesar 97.41%. Selama pembelajaran dengan strategi POE siswa diminta untuk mengamati kejadian atau peristiwa yang terjadi secara langsung
61
dengan menggunakan indera juga mencatat dengan rinci fakta yang relevan dari objek dan segala sesuatu di sekitarnya, misalnya siswa diminta untuk mengamati tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam dengan menggunakan sebanyak mungkin indera kemudian mencatat perubahan berat dan panjang kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa melakukan kinerja yang baik sehingga hasilnya pun menunjukkan hasil yang positif. Selain itu siswa juga lebih tertarik dengan pembelajaran dengan pengamatan langsung. Hal tersebut dapat dilihat dari angket dengan pernyataan bahwa “Saya lebih suka belajar biologi melalui pengamatan langsung di laboratorium”, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 93,33%. Untuk keterampilan menjelaskan memiliki rata-rata indeks sebesar 0,57. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa meningkat dengan kategori sedang. Keterampilan menjelaskan disini berarti siswa mengajukan hipotesis dan mampu menjelaskan perbedaan antara prediksi yang dibuatnya dengan hasil observasinya (Indrawati dan Setiawan, 2009: 45). Peningkatan keterampilan menjelaskan, mungkin disebabkan pada pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan penjelasan sehingga secara tidak langsung keterampilan menjelaskan siswa dapat berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan menjelaskan siswa cukup baik. Sebagian besar siswa mampu menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang telah dibuat dengan hasil pengamatan yang telah
62
dilakukan, misalnya siswa diminta menjelaskan terjadinya perubahan berat, panjang dan tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam. Berdasarkan hasil pengerjaan LKS tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mampu menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang dibuat dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Bila prediksi yang dibuat siswa sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka akan terjadi penguatan konsep dalam diri siswa. Namun bila prediksi yang dibuat siswa berbeda dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka siswa akan membangun kembali konsep yang telah ada dalam diri siswa berdasarkan pengamatan yang telah siswa lakukan sendiri. Hal tersebut juga sejalan dengan teori belajar Piaget (1972, dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa.
2. Penguasaaan Konsep Selain keterampilan proses sains, penguasaan konsep juga diukur dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan setiap pembelajaran akan berdampak pada hasil belajar siswa yang berupa pemahaman atau penguasaan konsep yang diajarkan. Penguasaan konsep siswa dijaring melalui soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal dengan jenjang kognitif yang berbeda. Jenjang kognitif yang digunakan pada penelitian ini mulai dari C1, C2, C3 berdasarkan taksonomi
63
Bloom yang sudah direvisi. Tes penguasaan konsep ini diberikan bersamaan dengan soal tes keterampilan proses yaitu sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata tes awal siswa sebesar 55,6 dan rata-rata tes akhir siswa sebesar 72,67. Rendahnya hasil tes awal siswa diduga disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak adanya kesiapan siswa, selain itu bisa juga disebabkan oleh faktor lain seperti siswa belum memahami konsep yang diberikan atau konsep yang diberikan merupakan suatu konsep yang belum diketahui siswa. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE mengalami peningkatan. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian dicari nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis dengan berkategori sedang. Peningkatan hasil penguasaan konsep ini menunjukkan adanya perubahan (penambahan pengetahuan) dan perubahan itu merupakan salah satu ciri proses belajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dewey, Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 116) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses belajar yang melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.
64
Terdapat beberapa kemungkinan
yang menyebabkan peningkatan
penguasaan konsep siswa, salah satunya adalah pada pembelajaran dengan strategi POE ini, siswa ditekankan untuk melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak akan mudah luntur dari pikiran. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Piaget (1972, dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa. Bagi siswa pembelajaran dengan strategi POE merupakan kegiatan belajar yang membantu siswa memahami bahan ajar dan merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan, sebagaimana pernyataan Thorndike (Sagala, 2009: 54) yang mengungkapkan bahwa hasil belajar yang baik ditunjang dengan tumbuhnya rasa senang terhadap apa yang sedang dipelajari. Pernyataan tersebut didukung oleh respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 3 dengan pernyataan “Saya tertarik dengan materi dan difusi osmosis” dan persentase siswa yang menunjukkan respon positif sebesar 73,3%. Artinya, siswa cukup tertarik dengan materi difusi dan osmosis yang disampaikan dalam pembelajaran. Selain itu, siswa juga menilai pembelajaran dengan strategi POE dapat membantu mereka dalam memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut sesuai dengan respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 4 dengan pernyataan bahwa “Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi dan
65
osmosis menjadi lebih mudah dipahami”, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 83,33%. Selain itu, Gambar 4.3 butir ke 5 dengan pernyataan bahwa “Praktikum dengan POE membuat saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan”, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 90%. Djamarah dan Zain (2006: 69) mengungkapkan bahwa kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran, memiliki peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 10 dengan pernyataan “Menurut saya semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode POE” dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 76,67%.
3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Angket digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan strategi POE (Predict-Observe-Explain). Angket yang digunakan memiliki 3 kriteria respon yaitu ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi, tanggapan pada saat proses pembelajaran dan penilaian terhadap strategi pembelajaran. Untuk kriteria ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi mendapat respon positif dari siswa dengan persentase 80%. Ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran dipengaruhi oleh adanya minat siswa untuk belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses pemahaman siswa pada konsep atau materi
66
pelajaran yang disampaikan. Ketika minat siswa untuk belajar sudah baik maka kegiatan belajar pun akan berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Untuk kriteria tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran, sebanyak 83,33% responden memberikan tanggapan positif. Tanggapan positif tersebut dapat dilihat dari beberapa pernyataan diantaranya “strategi POE dapat memudahkan mereka dalam memahami materi difusi dan osmosis” dan sebanyak 83,33% siswa memberikan respon positif. Selain itu 93,33% siswa menganggap melalui strategi POE, kesempatan untuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran dengan strategi POE ini. Penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran juga mendapat respon yang positif dari siswa yaitu sebanyak 83,3%. Berdasarkan persentase tersebut dapat dilihat bahwa strategi POE dinilai positif sebagai strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep difusi dan osmosis. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Suryosubroto (2002: 96) yang menyatakan bahwa siswa dapat belajar dengan hasil yang baik jika pengajarannya menggunakan sistem atau cara yang tepat.