49
BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, pada intinya memberikan kesempatan yang lebih luas bagi Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tersedia serta Sumber Daya lainnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat. Terbatasnya sumber pendapatan daerah dimana pembiayaan rutin dan pembangunan
masih ketergantungan pada bantuan Pusat,
maka
untuk
mewujudkan kemandirian lokal diperlukan mitra usaha lokal maupun asing sebagai investor dalam rangka mengoptimalkan potensi yang tersedia. Sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Sidoarjo yang dituangkan dalam Repelita dan Rencana Strategis diperlukan suatu informasi yang akurat, serta sistem perijinan dan pelayanan yang baik/cepat dan profesional serta proporsional sehingga sumber daya yang ada harus memberikan nilai tambah yang optimal dan berkesinambungan. Kabupaten Sidoarjo adalah kota industri nomor 2 di Propinsi Jawa Timur setelah Surabaya. Sidoarjo disebut juga daerah “Delta” karena diapit oleh 2 sungai, yaitu sungai Porong dan sungai surabaya, dimana lahan pertaniannya sangat subur serta potensi perikanannya cukup tinggi. “Sidoarjo Permai” adalah
50
semboyan Kabupaten Sidoarjo, kata permai tersebut merupakan singkatan dari pertanian maju andalan industri. Peranan jenis usaha yang mendominasi struktur perekonomian Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDRB yang selalu berada di atas 50%. (tahun 1995 – 2000 rata-rata 54%). Bila ditinjau lebih lanjut dari sisi jumlah industri, maka industri kerajinan rakyat dan industri kecil mencakup 97% dari sleuruh industri yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Demikian juga jumlah tenaga kerja yang terserap pada kedua industri tersebut mencakup 66% sehingga perencanaan dan pengawasan pada jenis usaha ini harus hati-hati dan lebih akurat karena sangat rentan dari aspek gejolak ekonomi dan sosialnya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo menggolongkan jenis usaha berdasarkan nilai investasi kedalam 3 (tiga) klasifikasi : industri besar (>600 juta rupiah), industri kecil (>5 s/d 600 juta) dan kerajinan rakyat
(<
atau = 5 juta rupiah). Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 1993 pada sektor perdagangan di tahun 2000 diatas 20%. Untuk sektor perdagangan, perkembangan perusahaan di Kabupaten Sidoarjo berkembang pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pembentukan atau pendaftaran badan usaha baru di berbagai bidang. Bentuk usaha yang meningkat tajam adalah bidang industri yang berkembang dari jumlah 13 perusahaan pada tahun 1999 menjadi 148 perusahaan pada tahun 2000. Sedangkan pada bidang perdagangan
jumlah peusahaan
meningkat dari 242 di tahun 1999 menjadi 486 perusahaan di tahun 2000.
51
Pada tahun 2005 jenis usaha dan perdagangan mengalami peningkatan. Jumlah industri besar sebanyak 446 buah, industri kecil 2.053 dan kerajinan rakyat sebanyak 11.842 yang tersebar di seluruh Kecamatan Kabupaten Sidoarjo, sedangkan jumlah sektor perdagangan sebanyak 1.007 buah yang tersebar di seluruh Kecamatan Kabupaten Sidoarjo.
5.2. Validitas dan Reliabilitas Data Pada penelitian ini digunakan kuesioner untuk memperoleh data, sehingga ada dua syarat penting yang harus dipenuhi pada sebuah kuesioner yaitu validitas dan reliabilitas agar dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Pengujian validitas hanya dilakukan pada variabel pengetahuan, ketidakpastian lingkungan dan informasi akuntansi 1. Uji Validitas Menurut Sugiono (1999 ; 267), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam uji penelitian ini, uji validitas item – item pernyataan – pernyataan dalam kuesioner dilakukan dengan jalan menghitung koefisien korelasi product moment, dari tiap – tiap item pertanyaan dengan skor total yang diperoleh. Koefisien korelasi masing – masing item kemudian dibandingkan dengan nilai kritis r, yang dapat dilihat pada tabel product moment yang tersedia sesuai dengan derajat kebebasannya dan signifikansinya. Bila koefisien korelasi lebih besar daripada nilai standar 0,3,
52
maka suatu pernyataan tersebut valid, sebaliknya jika koefisien korelasi lebih kecil daripada nilai standar 0,3, maka suatu pernyataan dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas dilakukan pada 195 responden dengan tingkat signifikansi 5 %. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi11 for Windows . Hasil pengujian untuk variabel bebas, moderator dan terikat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
53
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Variabel Bebas No. Validitas X1 1. X1.1 2. X1.2 3. X1.3 4. X1.4 5. X1.5 6. X1.6 7. X1.7 8. X1.8 No. Validitas Z 1. Z1.1 2. Z1.2 3. Z1.3 4. Z1.4 5. Z1.5 6. Z1.6 7. Z1.7 8. Z1.8 9. Z1.9 No. Validitas Y1 10. Y1.1 11. Y1.2 12. Y1.3 13. Y1.4 14. Y1.5 15. Y1.6 16. Y1.7 17. Y1.8 18. Y1.9 19. Y1.10 20. Y1.11 21. Y1.12 22. Y1.13 23. Y1.14 Sumber : Lampiran 5
r hitung 0.6119 0.7302 0.6357 0.6439 0.5722 0.6910 0.5408 0.5473 r hitung 0.4384 0.4493 0.7613 0.7387 0.7923 0.8447 0.7832 0.8497 0.8367 r hitung 0.6635 0.7336 0.5730 0.7520 0.6481 0.6848 0.7163 0.7785 0.7373 0.7781 0.7317 0.7767 0.7363 0.7495
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh hasil bahwa semua item pertanyaan dari variabel pengetahuan,
54
ketidakpastian lingkungan dan informasi akuntansi mempunyai korelasi yang lebih tinggi dari r standar 0,3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua indikator pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian ini memiliki validitas yang layak, sehingga analisis lebih lanjut dapat dilakukan.
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas ini menggunakan metode koefisien alpha cronbach. Hasil pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 11 for Windows untuk nilai koefisien alpha cronbach dapat dilihat pada tabel berikut :
55
Tabel. 5.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Akuntansi (X), Ketidakpastian Lingkungan (Z), Informasi Akuntansi (Y) Variabel X Alpha Keterangan X1.1 0,8552 Reliabel X1.2 0,8400 Reliabel X1.3 0,8496 Reliabel X1.4 0,8488 Reliabel X1.2.1 0,8569 Reliabel X1.2.2 0,8436 Reliabel X1.2.3 0,8604 Reliabel X1.2.4 0,8590 Reliabel Variabel Z Alpha Keterangan Z1 0,9295 Reliabel Z2 0,9292 Reliabel Z3 0,9122 Reliabel Z4 0,9146 Reliabel Z5 0,9101 Reliabel Z6 0,9061 Reliabel Z7 0,9108 Reliabel Z8 0,9060 Reliabel Z9 0,9067 Reliabel Variabel Y Alpha Keterangan Y1 0,9395 Reliabel Y2 0,9371 Reliabel Y3 0,9417 Reliabel Y4 0,9367 Reliabel Y5 0,9400 Reliabel Y6 0,9385 Reliabel Y7 0,9376 Reliabel Y8 0,9364 Reliabel Y9 0,9369 Reliabel Y10 0,9361 Reliabel Y11 0,9372 Reliabel Y12 0,9362 Reliabel Y13 0,9370 Reliabel Y14 0,9369 Reliabel Sumber : Lampiran 5
56
Untuk koefisien reliabilitas diketahui dari besarnya koefisien alpha. Reliabilitas dikatakan baik apabila besarnya alpha mendekati nilai 1, sehingga item - item pertanyaan dalam penelitian ini dapat diandalkan. Hal tersebut sesuai pendapat Malhotra (1996 ; 305) yang menyatakan bahwa kreteria relaibilitas dikatakan reliabel bila koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Sebaliknya apabila koefisien alpha lebih kecil atau kurang dari 0,6, maka menunjukkan tidak adanya konsistensi jawaban responden. Dengan bantuan komputer program SPSS versi 11 for Windows, diketahui bahwa koefisien reliabilitas alat ukur mempunyai nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas, variabel moderator dan variabel terikat dalam penelitian adalah mantap dan reliabel.
5.3.
Deskripsi jawaban responden Variabel - variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel
sebagai variabel bebas (X), variabel sebagai variabel moderator (Z) dan variabel tergantung adalah (Y). Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai tanggapan karyawan terhadap variabel – variabel penelitian yang kemudian dinilai dengan menggunakan nilai rata – rata serta distribusi frekuensi pada variabel jenis usaha, skala usaha, pengalaman usaha. Untuk mempermudah penilaian maka nilai rata – rata yang dihasilkan tersebut dimasukkan ke dalam kelas – kelas dimana penentuan intervalnya memakai rumus sebagai berikut:
57
Interval kelas =
Nilai tertinggi − Nilai terendah jumlah kelas
Keterangan: Nilai tertinggi adalah 5, nilai terendah adalah 1, jumlah kelas adalah 5. Dari rumus diatas, diperoleh nilai interval kelas sebagai berikut: Interval kelas =
5 −1 = 0,8 5
0.8 merupakan jarak interval kelas pada masing – masing kategori. Sehingga berlaku ketentuan kategori dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5.3. Kategori Penilaian Interval 1,00 – 1,80
Penilaian untuk Z Sangat tidak setuju
Penilaian untuk X dan Y Sangat tidak baik
1,81 – 2,60
Tidak setuju
Tidak baik
2,61 – 3,40
Cukup setuju
Cukup
3,41 – 4,20
Setuju
Baik
4,21 – 5,00
Sangat setuju
Sangat baik
Sumber : Diolah
1. Pengetahuan Akuntansi (X1)
Hasil
tanggapan
menunjukkan bahwa:
responden
terhadap
variabel
pengetahuan
(X1)
58
Tabel 5.4. Deskripsi variabel Pengetahuan Akuntansi (X1) Pengetahuan Rata – rata Kategori Penilaian Akuntansi X1.1 Baik 3,60 X1.2 Baik 3,65
X1.3
3,67
Baik
X1.4
3,76
Baik
X1.5
3,69
Baik
X1.6
3,67
Baik
X1.7
3,70
Baik
X1.8
3,85
Baik
Sumber : Lampiran 2
3. Skala Usaha (X2) Tabel 5.5. Deskripsi variabel Skala Usaha (X2) Ukuran Statistik Skala Usaha
Mean
51,5795
Median
45,0000
Mode Std. Deviation
45,00 20,6427
Minimum
23,00
Maximum
100,00
Sumber : Lampiran 4
59
3. Pengalaman Usaha (X3) Tabel 5.6. Deskripsi variabel Pengalaman Usaha (X3) Ukuran Statistik Pengalaman usaha
Mean
7,8154
Median
7,00
Mode
8,00
Std. Deviation
3.9776
Minimum
3,00
Maximum
45,00
Sumber : Lampiran 4
4. Jenis Usaha (X4) Tabel 5.7. Deskripsi variabel Jenis Usaha (X4) Jenis usaha Frequency Percent
Perdagangan
122
62,6
Industri
73
37,4
Total
195
100,0
Sumber : Lampiran 3
5. Penilaian mengenai Moderator (Z)
Hasil tanggapan responden terhadap terhadap indikator ketidakpastian lingkungan (Z) menunjukkan bahwa:
60
Tabel 5.8. Deskripsi variabel Ketidakpastian Lingkungan (Z) Ketidakpastian Rata – rata Kategori Penilaian Lingkungan Z1.1 Tidak setuju 1.91 Z1.2 Tidak setuju 1.93
Z1.3
2.08
Tidak setuju
Z1.4
2.03
Tidak setuju
Z1.5
2.19
Tidak setuju
Z1.6
2.15
Tidak setuju
Z1.7
2.46
Tidak setuju
Z1.8
2.29
Tidak setuju
Z1.9
2.16
Tidak setuju
Sumber : Lampiran 2
4. Penilaian mengenai Informasi Akuntansi (Y)
Hasil tanggapan responden terhadap terhadap indikator informasi akuntansi (Y) menunjukkan bahwa:
61
Tabel 5.9. Deskripsi variabel Informasi Akuntansi (Y) Informasi Rata – rata Kategori Penilaian Akuntansi Y1.1 Cukup baik 3.2 Y1.2 Baik 3.97
Y1.3
3.38
Cukup baik
Y1.4
3.96
Baik
Y1.5
3.12
Cukup baik
Y1.6
3.87
Baik
Y1.7
3.12
Cukup baik
Y1.8
3.87
Baik
Y1.9
3.13
Cukup baik
Y1.10
3.92
Baik
Y1.11
3.1
Cukup baik
Y1.12
3.91
Baik
Y1.13
3.13
Cukup baik
Y1.14
3.91
Baik
Sumber : Lampiran 2
5.4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda 5.4.1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Bebas terhadap Informasi Akuntansi tanpa variabel Moderator
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, maka data yang diperoleh analisis dengan model regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh nilai – nilai seperti tabel berikut :
62
Tabel 5.10. Hasil Uji Regresi Linier Berganda terhadap Informasi Akuntansi Variabel (Constant) Pengetahuan Skala usaha Pengalaman usaha Jenis usaha R R Square F hitung Sig. N
Koef. Regresi 1,680 0,383 0,006 0,022 -0,158
t hitung 8,108 6,967 4,176 2,729 -2,425 0,625 0,390 30,392 0,000 195
Tingkat Sig. 0,000 0,000 0,000 0,007 0,016
Sumber : Lampiran 6
Hasil yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan menilai besarnya korelasi. Besarnya hubungan variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan (X1), skala usaha (X2), pengalaman usaha (X3), jenis usaha (X4) secara bersama – sama terhadap informasi akuntansi adalah ditunjukkan oleh besar R sebesar 0,625. Hasil ini dapat dikatakan bahwa hubungan variabel bebas secara bersama – sama terhadap informasi akuntansi karyawan dapat dikatakan kuat. Sementara untuk menilai pengaruh variabel bebas secara bersama – sama pengetahuan (X1), skala usaha (X2), pengalaman usaha (X3), jenis usaha (X4) terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y1) dapat dilihat pada besarnya koefisien determinasi yaitu R2 atau R square sebesar 0,390 atau 39,0 %, sisanya sebesar 0,51 atau 51 % dipengaruhi oleh faktor – faktor lain. Berdasarkan pengujian koefisien regresi yang terlihat pada tabel 5.10, maka formulasi persamaan regresi dapat disusun sebagai berikut :
63
Y1 = 1,680 + 0,383 X1 + 0,006 X2 + 0,022 X3 - 0,158 X4 Persamaan
regresi
tersebut
memperlihatkan koefisien regresi
dari
pengetahuan (X1), skala usaha (X2), pengalaman usaha (X3), jenis usaha (X4) bertanda positif kecuali jenis usaha yang bertanda negatif berarti variabel bebas mempunyai pengaruh searah dengan variabel tergantung artinya apabila nilai dari variabel bebas meningkat atau menurun maka akan mendorong menaikkan atau menurunkan penggunaan informasi akuntansi. Dan yang berpengaruh negatif berarti jika jenis usaha industri semakin kurang membutuhkan informasi akuntansi. Selanjutnya adalah mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel – variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung adalah sebagai berikut : 1.
Nilai konstanta adalah sebesar 1,680, nilai ini berarti bahwa jika nilai X1 sampai dengan X4 tidak ada atau sebesar nol, maka nilai variabel informasi akuntansi adalah sebesar 1,680
2.
Nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,383. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X1 atau pengetahuan akuntansi sebesar 1, maka nilai variabel informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,383 dengan asumsi variabel lainnya tetap
3.
Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,006. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X2 atau skala usaha sebesar 1, maka nilai variabel informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,006 dengan asumsi variabel lainnya tetap
64
4.
Nilai koefisien regresi X3 sebesar 0,022. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X3 atau pengalaman usaha sebesar 1, maka nilai variabel informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,022 dengan asumsi variabel lainnya tetap
5.
Nilai koefisien regresi X4 sebesar -0,158. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika jenis usaha industri, maka pengusaha kurang memerlukan informasi akuntansi dibandingkan perdagangan.
5.4.1.1. Pembuktian Hipotesis 1
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa F hitung = 30,392 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini kurang dari 0,05 artinya variabel bebas secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap variabel tergantung. Setelah diketahui ada pengaruh secara bersama – sama maka dilakukan pengujian secara parsial, untuk memastikan variabel mana yang berpengaruh secara parsial terhadap penggunaan informasi akuntansi. Untuk menguji secara parsial maka dilakukan pengujian dengan
uji t. Keputusan penerimaan atau
penolakan hipotesis adalah dengan melihat taraf level of significant α = 0,05, yaitu jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka ada pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terikat dan berlaku ketentuan sebaliknya. Berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Nilai thitung variabel pengetahuan akuntansi (X1) sebesar 6,967 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada
65
pengaruh yang signifikan variabel pengetahuan (X1) terhadap penggunaan informasi akuntansi 2.
Nilai thitung variabel skala usaha (X2) sebesar 4,176 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel skala usaha (X2) terhadap penggunaan informasi akuntansi
3.
Nilai thitung variabel pengalaman usaha (X3) sebesar 2,729 dengan nilai signifikansi 0,007. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel pengalaman usaha (X3) terhadap penggunaan informasi akuntansi
4.
Nilai thitung variabel jenis usaha (X4) sebesar -2,425 dengan nilai signifikansi 0,016. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel jenis usaha (X4) terhadap penggunaan informasi akuntansi
5.4.1.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linier yang tidak bias, maka dilakukan pengujian gejala penyimpangan asumsi model klasik (Algifari, 2000 : 83). Dalam model regresi linier ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yang sangat berpenagruh terhadap hasil regresi adalah : 1.
Normalitas
2.
Tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas.
66
3.
Varians dari semua kesalahan pengganggu adalah sama (homokedastis).
4.
Tidak terjadi otokorelasi
Pengujian asumsi klasik dilakukan dua kali yaitu pada variabel bebas dan pengaruhnya pada informasi akuntansi dan variabel bebas, variabel moderator, interaksi variabel bebas dan moderator terhadap informasi akuntansi. 1. Normalitas
Pengujian dilakukan pada nilai residual dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka regresi berdistribusi normal. Hasil menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,510 sehingga regresi berdistribusi normal.
2. Pengujian Gejala Multikolinearitas
Uji gejala multikolinearitas menunjukkan adanya korelasi antara variabel bebas dalam persamaan regresi yang menyebabkan standar error menjadi tinggi dan sensitif terhadap perubahan data sehingga koefisien regresi menjadi kurang teliti. Jika terjadi multikolinieritas, maka standar kesalahan untuk masing – masing koefisien yang diduga semakin besar dan nilai t akan menjadi rendah. Akibat lainnya adalah akan sulit mendeteksi pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. (Rietveld dan Sumaryanto, 1994 : 53). Model regresi yang bebas dari multikolinieritas menurut Hair et al (1995 ; 127) adalah yang memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10.
67
Tabel 5.11. Koefisien Variance Inflation Factor (VIF) Variabel Bebas pada Informasi Akuntansi Collinearity Statistics VIF 1,131
Bebas Multikol
Skala Usaha (X2)
1,075
Bebas Multikol
Pengalaman Usaha (X3)
1,038
Bebas Multikol
Jenis Usaha (X4)
1,039
Bebas Multikol
Variabel
Pengetahuan Akuntansi (X1)
Keterangan
Sumber : Lampiran 6
Hasil pengujian multikolinieritas untuk masing – masing dapat dilihat pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari semua variabel bebas adalah lebih kecil dari 10. Hasil ini menunjukkan bahwa persoalan multikolinieritas baik pada variabel tergantung informasi akuntansi dapat ditolerir atau tidak terjadi korelasi antar variabel bebas dalam persamaan regresi yang dihasilkan.
3. Pengujian Gejala Heteroskedastisitas
Pengujian selanjutnya adalah pengujian gejala heterokedastisitas yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel pengganggu dengan variabel bebas. Bila terjadi heterokedastisitas berarti ada hubungan antara variabel penganggu dengan variabel bebas maka variabel tergantung tidak benar – benar hanya dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan, tetapi juga oleh variabel penganggunya.
68
Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang dihasilkan, akan digunakan uji Rank Spearman Correlation. Ternyata hubungan antara setiap variabel dengan nilai residual dinyatakan tidak signifikan, dan hal ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, selengkapnya hasil uji rank spearman dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.12 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas pada Informasi Akuntansi Variabel
rs
Sig.
Keterangan
Pengetahuan akuntansi (X1)
-0,047
0,515
Homoskedastis
Skala usaha (X2)
-0,012
0,866
Homoskedastis
Pengalaman usaha (X3)
0,057
0,432
Homoskedastis
Jenis usaha (X4)
0,022
0,764
Homoskedastis
Sumber : Lampiran 7
Hasil menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas tidak berkorelasi dengan nilai residual baik pada pengujian regresi dengan variabel bebas informasi akuntansi, komitmen dan kinerja karyawan.
5.4.2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Bebas dengan variabel moderator
Ketidakpastian
Lingkungan
terhadap
Informasi
Akuntansi
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, maka data yang diperoleh dianalisis dengan model regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh nilai – nilai seperti tabel berikut :
69
Tabel 5.13. Hasil Uji Regresi Linier Berganda dengan variabel moderator terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Variabel
(Constant) Pengetahuan akuntansi Skala usaha Pengalaman usaha Jenis usaha Ketidakpastian lingkungan Pengetahuan akuntansi*Ketidakpastian lingkungan Skala usaha*ketidakpastian lingkungan Pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan R R2 F hitung Sig. N Sumber : Lampiran 8
Koef. Regresi 0,025 0,798 -0,002 0,078 -0,16 0,809 -0,204 0,004 -0,027
T Tingkat hitung Sig. 0,027 0,978 3,072 0,002 -0,315 0,753 1,606 0,11 -2,46 0,015 1,865 0,064 -1,633 0,104 1,4 0,163 -1,149 0,252 0,639 0,408 16,052 0,000 195
VIF
25,476 18,174 39,331 1,042 54,298 95,129 27,142 45,604
Namun persamaan regresi hasil pengujian secara bersama – sama antara variabel bebas, moderator dan interaksi antara variabel bebas dengan moderator tersebut terkendala oleh adanya gejala multikolinieritas, yang ditunjukkan oleh nilai VIF lebih besar dari 10. Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel yang terbebas dari multikolinieritas hanya jenis usaha. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pengujian dengan metode selain enter yaitu stepwise. Dengan metode stepwise maka variabel yang terkena multikolinieritas akan di-exclude dan yang masuk persamaan hanyalah variabel yang berpengaruh secara signifikan. Metode stepwise merupakan metode pilihan untuk mengatasi masalah multikolinieritas. Berikut adalah hasil uji regresi koreksi dari metode enter yaitu dengan metode stepwise :
70
Tabel 5.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda dengan variabel moderator terhadap Informasi Akuntansi dengan metode Stepwise (pada step ke – 4) Variabel
(Constant) Pengetahuan akuntansi Skala usaha Pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan Jenis usaha R R2 F hitung Sig. N Sumber : Lampiran 9
Koef. Regresi 1,706 0,379 0,006 0,010 -0,157
T hitung
8,289 6,863 4,119 2,755 -2,405 0,625 0,391 30,448 0,000 195
Tingkat Sig. 0,000 0,000 0,000 0,006 0,017
Pada variabel jenis usaha karena merupakan dummy variabel maka tidak dilakukan interaksi dengan variabel moderator. Pengujian dengan menggunakan variabel moderator terdapat aturan sebagai berikut : 1. Jika variabel bebas berpengaruh signifikan maka analisis ditekankan pada variabel bebas bukan variabel moderator atau interaksi antara moderator dengan variabel bebas 2. Jika variabel interaksi bebas dan moderator berpengaruh signifikan maka analisis ditekankan pada interaksi antara moderator dengan variabel bebas, tanpa melihat variabel bebas dan moderator secara sendiri - sendiri Hasil yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan menilai besarnya korelasi. Besarnya hubungan variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan akuntansi (X1), skala usaha (X2), jenis usaha (X4), pengalaman
71
usaha*ketidakpastian lingkungan secara bersama – sama terhadap informasi akuntansi adalah ditunjukkan oleh besar R
sebesar 0,625. Hasil ini dapat
dikatakan bahwa hubungan variabel bebas secara bersama – sama terhadap informasi akuntansi dapat dikatakan kuat. Sementara untuk menilai pengaruh variabel bebas secara bersama – sama pengetahuan akuntansi (X1), skala usaha (X2), jenis usaha (X4), pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan terhadap informasi akuntansi (Y1) dapat dilihat pada besarnya koefisien determinasi yaitu R2 atau R Square sebesar 0,391 atau 39,1 %, sisanya sebesar 0,509 atau 50,9 % dipengaruhi oleh faktor – faktor lain. Berdasarkan pengujian koefisien regresi yang terlihat pada tabel 5.20, maka formulasi persamaan regresi dapat disusun sebagai berikut : Y1 = 1,706 + 0,379 X1 + 0,006 X2 + 0,010 X3*Z - 0,158 X4 Persamaan regresi tersebut memperlihatkan koefisien regresi bertanda positif berarti variabel bebas mempunyai pengaruh searah dengan variabel tergantung artinya apabila nilai dari variabel bebas meningkat atau menurun maka akan mendorong menaikkan atau menurunkan informasi akuntansi. Dan yang berpengaruh negatif berarti jika semakin ditingkatkan akan menurunkan variabel tergantung. Selanjutnya adalah mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel – variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung adalah sebagai berikut : 1.
Nilai konstanta adalah sebesar 1,706, nilai ini berarti bahwa jika nilai variabel lainnya tidak ada atau sebesar nol, maka nilai variabel informasi akuntansi adalah sebesar 1.706
72
2.
Nilai koefisien regresi pengetahuan akuntansi sebesar 0,379. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel pengetahuan sebesar 1, maka nilai variabel informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,379 dengan asumsi variabel lainnya tetap
3.
Nilai koefisien regresi skala usaha sebesar 0,006. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel skala usaha sebesar 1, maka nilai variabel informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,006 dengan asumsi variabel lainnya tetap
4.
Nilai koefisien regresi pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan sebesar 0,010. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan
nilai
variabel
interaksi
pengalaman
usaha*ketidakpastian
lingkungan sebesar 1, maka nilai variabel informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,010 dengan asumsi variabel lainnya tetap 5.
Nilai koefisien regresi X4 sebesar -0,157. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika jenis usaha jasa, maka pengusaha kurang memerlukan informasi akuntansi dibandingkan perdagangan.
5.4.2.1 Pembuktian Hipotesis 2
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa F hitung = 30,448 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini kurang dari 0,05 artinya variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan (X1), skala usaha (X2), jenis usaha (X4), pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap variabel tergantung.
secara bersama – sama
73
Setelah diketahui ada pengaruh secara bersama – sama maka dilakukan pengujian secara parsial, untuk memastikan variabel mana yang berpengaruh secara parsial terhadap penggunaan informasi akuntansi. Karena dapat terjadi variabel secara bersama – sama berpengaruh namun secara parsial hanya 1 atau 2 saja variabel yang berpengaruh. Untuk menguji secara parsial maka dilakukan pengujian dengan uji t. Berdasarkan tabel 5.14 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai thitung variabel pengetahuan akuntansi (X1) sebesar 6,863 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel pengetahuan (X1) terhadap
informasi
akuntansi 2. Nilai thitung variabel skala usaha (X2) sebesar 4,119 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel skala usaha (X2) terhadap informasi akuntansi 3. Nilai thitung variabel pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan sebesar 2,755 dengan nilai signifikansi 0,006. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan terhadap informasi akuntansi 4. Nilai thitung variabel jenis usaha sebesar -2,405 dengan nilai signifikansi 0,017. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel jenis usaha terhadap informasi akuntansi Dari seluruh variabel yang diuji regresi dengan metode stepwise maka variabel dibawah ini merupakan variabel yang tidak berpengaruh signifikan.
74
Tabel 5.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda dengan variabel moderator terhadap Informasi Akuntansi yang ter-exclude (tidak masuk persamaan) Variabel
Pengalaman usaha Ketidakpastian lingkungan
Koefisien t hitung Signifikansi regresi 0,078 0,636 0,525
-0,006
-0,092
0,927
lingkungan
-0,022
-0,299
0,765
Skala usaha*ketidakpastian lingkungan
0,004
0,035
0,972
Pengetahuan akuntansi *Ketidakpastian
Sumber : Lampiran 9
5.4.2.2. Uji Asumsi Klasik 1.
Normalitas
Pengujian dilakukan pada nilai residual dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka regresi berdistribusi normal. Hasil menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,448 sehingga regresi berdistribusi normal.
2.
Pengujian Gejala Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinieritas untuk masing – masing dapat dilihat pada tabel 5. menunjukkan bahwa nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari semua variabel bebas adalah lebih kecil dari 10. Hasil ini menunjukkan bahwa persoalan multikolinieritas baik pada variabel tergantung informasi akuntansi dapat ditolerir atau tidak terjadi korelasi antar variabel bebas dalam persamaan regresi yang dihasilkan.
75
Tabel 5.16 Koefisien Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel yang masuk persamaan Collinearity Variabel Statistics Keterangan VIF Pengetahuan akuntansi (X1) Bebas Multikol 1,141 Skala usaha (X2) Bebas Multikol 1,074 Pengalaman usaha(X3) * Bebas Multikol ketidakpastian lingkungan(Z) 1,053 Jenis usaha (X4) Bebas Multikol 1,04 Sumber : Lampiran 9
3.
Pengujian Gejala Heteroskedastisitas
Pengujian selanjutnya adalah pengujian gejala heterokedastisitas yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel pengganggu dengan variabel bebas. Bila terjadi heterokedastisitas berarti ada hubungan antara variabel penganggu dengan variabel bebas maka variabel tergantung tidak benar – benar hanya dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan, tetapi juga oleh variabel penganggunya. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang dihasilkan, akan digunakan uji Rank Spearman Correlation. Ternyata hubungan antara setiap variabel dengan nilai residual dinyatakan tidak signifikan, dan hal ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, selengkapnya hasil uji rank spearman dapat dilihat pada tabel berikut ini :
76
Tabel 5.17 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas pada Informasi Akuntansi Variabel
Pengetahuan akuntansi Skala usaha Pengalaman usaha Jenis usaha Ketidakpastian lingkungan Pengetahuan akuntansi*Ketidakpastian lingkungan Skala usaha*ketidakpastian lingkungan Pengalaman usaha*ketidakpastian lingkungan Sumber : Lampiran 10
rs
Sig.
Keterangan
-0.045 -0.009 0.073 0.024 -0.07
0.536 0.895 0.309 0.738 0.331
Homoskedastis Homoskedastis Homoskedastis Homoskedastis Homoskedastis
-0.039
0.591
Homoskedastis
-0.019
0.789
Homoskedastis
0.044
0.542
Homoskedastis
Hasil menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas tidak berkorelasi dengan nilai residual baik pada pengujian regresi dengan variabel bebas informasi akuntansi, komitmen dan kinerja karyawan.
4.
Pengujian Gejala Autokorelasi
Pada persamaan regresi linier berganda ini, tidak terjadi gejala autokorelasi, sebab waktu penelitian ini tidak merupakan time series, jadi tidak terdapat gejala autokorelasi antara variabel – variabel bebas.
77
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1
Hipotesis pertama dari penelitian ini adalah pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha, dan jenis usaha penggunaan informasi akuntansi.
berpengaruh signifikan terhadap
Besarnya hubungan variabel bebas yang
terdiri dari pengetahuan (X1), skala usaha (X2), pengalaman usaha (X3), jenis usaha (X4) secara bersama – sama terhadap informasi akuntansi adalah ditunjukkan oleh besar R
sebesar 0,625. Hasil ini dapat dikatakan bahwa
hubungan variabel bebas secara bersama – sama terhadap informasi akuntansi karyawan dapat dikatakan kuat. Pengaruh variabel bebas secara bersama–sama, yaitu pengetahuan akuntansi (X1), skala usaha (X2), pengalaman usaha (X3), jenis usaha (X4) terhadap penggunaan informasi akuntansi (Y1) dapat dilihat pada besarnya koefisien determinasi yaitu R2 atau R square sebesar 0,390 atau 39,0 %, sisanya sebesar 0,51 atau 51 % dipengaruhi oleh faktor–faktor lain. Berdasarkan atas uji statistik
dengan menggunakan metode analisis
regresi linier berganda didapat bahwa: persamaan regresi linier berganda adalah Y1 = 1,680 + 0,383 X1 + 0,006 X2 + 0,022 X3 - 0,158 X4 Persamaan
regresi
tersebut
memperlihatkan koefisien regresi
dari
pengetahuan (X1), skala usaha (X2), pengalaman usaha (X3), jenis usaha (X4) bertanda positif kecuali jenis usaha yang bertanda negatif berarti variabel bebas
78
mempunyai pengaruh searah dengan variabel tergantung artinya apabila nilai dari variabel bebas meningkat atau menurun maka akan mendorong menaikkan atau menurunkan penggunaan informasi akuntansi. Seberapa besar pengaruh dari variabel–variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung dapat diketahui dari : 1.
Nilai konstanta sebesar 1,680, nilai ini berarti bahwa jika nilai X1 sampai dengan X4 tidak ada atau sebesar nol, maka nilai variabel informasi akuntansi adalah sebesar 1.680. Nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,383. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X1 atau pengetahuan akuntansi sebesar 1, maka nilai variabel penggunaan informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,383 dengan asumsi variabel lainnya tetap. Hal ini menunjukkan bahwa jika pengetahuan akuntansi meningkat maka penggunaan informasi akuntansi juga meningkat, karena pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh pimpinan atau pemilik perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Motivasi untuk mempelajari tentang pengetahuan akuntansi
akan
meningkatkan pemahaman pimpinan atau pemilik dalam menerapkan akuntansi dalam perusahaan (Bedard dan Chi, 1993; Libby, 1993; Spilker, 1995). Rumusan penelitian Rahman dan McCosh (1976) dalam Suhairi, Yahya dan Haron (2004) berbeda dengan hasil penelitian ini. Rahman dan McCosh mendapatkan bahwa seseorang yang mempunyai pengetahuan akuntansi yang tinggi akan lebih sedikit dalam menggunakan informasi
79
akuntansi, khususnya dalam penilaian prestasi bawahan. Hal ini disebabkan seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi selalu berupaya untuk mencari cara baru yang lebih baik, dia tidak mau hanya menggunakan informasi akuntansi saja tetapi juga informasi non akuntansi, karena kombinasi kedua ukuran ini dapat memberikan hasil penilaian prestasi yang lebih baik sesuai dengan konsep Balance Scorecard. Sejalan dengan penemuan penelitian ini yang manyatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya penggunaan informasi akuntansi dalam perusahaan menengah adalah karena rendahnya pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh manajer atau pemilik usaha (Wichman, 1984; Peacock, 1985; Holmes dan Nicholls, 1988; Suhairi, Yahya dan Haron, 2004) 2.
Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,006. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X2 atau skala usaha sebesar 1, maka nilai variabel penggunaan informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,006 dengan asumsi variabel lainnya tetap. Hal ini menunjukkan bahwa jika skala usaha meningkat maka penggunaan informasi akuntansi juga meningkat, karena kompleksitas usaha juga semakin meningkat. Skala usaha dalam penelitian ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang dipekerjakan. Jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan dalam mengoperasionalkan usahanya, semakin besar jumlah karyawan semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi
80
sangat dibutuhkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Holmes dan Nicholls (1988). 3.
Nilai koefisien regresi X3 sebesar 0,022. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika terjadi peningkatan atau penurunan nilai variabel X3 atau pengalaman usaha sebesar 1, maka nilai variabel informasi akuntansi akan meningkat atau menurun sebesar 0,022 dengan asumsi variabel lainnya tetap. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama usaha beroperasi, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh pimpinan atau pemilik usaha, sehingga semakin membutukan informasi yang diperlukan dalam operasional usaha, yaitu informasi akuntansi, karena pimpinan atau pemilik usaha akan membutuhkan informasi akuntansi tersebut untuk pengambilan keputusan usaha yang semakin kompleks dalam menghadapi persaingan usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls (1988).
4.
Nilai koefisien regresi X4 sebesar -0,158. Hal ini mengandung pengertian bahwa jika jenis usaha industri, maka pengusaha kurang memerlukan informasi akuntansi dibandingkan jenis usaha perdagangan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis usaha industri tidak hanya membutuhkan informasi akuntansi saja, tetapi juga membutuhkan informasi non akuntansi. Informasi non akuntansi disini dimaksudkan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, jadi tidak hanya masalah keuangan atau akuntansinya saja yang dibutuhkan oleh jenis usaha industri tetapi juga segi non keuangan yang dibutuhkan oleh jenis usaha industri pada
81
saat ini. Informasi akuntansi yang diperlukan misalnya berupa laporan keuangan dan laporan pendukung lainnya, sedangkan informasi non akuntansi disini, misalnya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentang operasional industri (manufaktur), manajemen lingkungan, keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan lain-lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan McCosh (1976) dalam Suhairi, Yahya dan Haron (2004).
6.2. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 2
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menilai besarnya korelasi. Besarnya hubungan variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan akuntansi
(X1),
skala
usaha
(X2),
jenis
usaha
(X4),
pengalaman
usaha*ketidakpastian lingkungan secara bersama – sama terhadap informasi akuntansi adalah ditunjukkan oleh besar R multiple sebesar 0,625. Untuk menilai pengaruh variabel bebas secara bersama – sama pengetahuan akuntansi
(X1),
skala
usaha
(X2),
jenis
usaha
(X4),
pengalaman
usaha*ketidakpastian lingkungan terhadap informasi akuntansi (Y1) dapat dilihat pada besarnya koefisien determinasi yaitu R2 sebesar 0,391 atau 39,1 %, sisanya sebesar 0,509 atau 50,9 % dipengaruhi oleh faktor – faktor lain. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan koefisien regresi diperoleh hasilnya sebagai berikut : Y1 = 1,706 + 0,379 X1 + 0,006 X2 + 0,010 X3*Z - 0,158 X4
82
Persamaan regresi tersebut memperlihatkan bahwa
ketidakpastian
lingkungan hanya memoderasi pengaruh pengalaman usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman usaha pimpinan atau pemilik dalam mengoperasionalkan usahanya dipengaruhi oleh ketidakpastian lingkungan dalam menggunakan informasi akuntansi. Ketidakpastian lingkungan (Z) tidak terbukti memoderasi pengaruh pengetahuan akuntansi (X1), skala usaha (X2), dan jenis usaha (X4) dalam penelitian ini, hal ini disebabkan ketidakpastian lingkungan
merupakan
ketidakmampuan individu dalam memprediksi sesuatu secara tepat yang berasal dari lingkungan organisasi. Artinya, bahwa pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh pemilik atau pimpinan usaha, skala usaha dan jenis usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha menengah Kabupaten Sidoarjo tidak terpengaruh oleh ketidakpastian lingkungan yang ada di dalam maupun di luar
lingkungan
organisasi. Pengetahuan akuntansi yang dimiliki pimpinan atau pemilik usaha masih kurang, skala usaha hanya dilihat dari jumlah karyawan, jenis usaha (industri dan perdagangan) yang dijalankan masih dalam tahap menengah. Sedangkan ketidakpastian lingkungan hanya memoderasi pengaruh pengalaman usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi, bisa dilihat dari masa pemilik atau pimpinan usaha dalam mengoperasionalkan usahanya, semakin lama dalam mengelola usaha maka semakin cepat dalam memprediksi kondisi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi operasionalisasi usahanya. Semakin tinggi ketidakpastian lingkungan yang dirasakan pimpinan atau pemilik usaha, maka
83
pimpinan atau pemilik usaha mungkin membutuhkan tambahan informasi untuk menanggulangi kompleksitas dari lingkungan (Chia et al., 1994). Adanya ketidakpastian lingkungan yang dirasakan, diperlukan adanya informasi yang relevan untuk dapat meningkatkan kinerja, karena informasi yang relevan tersebut dapat memberikan prediksi yang lebih akurat atas kondisi lingkungan, sehingga dapat memberikan pilihan efektif atas tindakan yang dibutuhkan, yaitu berupa penggunaan informasi akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhairi, Yahya dan Haron (2004) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak mempengaruhi lokus pengawasan dan pengetahuan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Suatu organisasi harus memperhatikan faktor-faktor lingkungannya, karena lingkungan menciptakan ketidakpastian bagi pimpinan atau pemilik usaha. Ketidakpastian lingkungan yang dirasakan oleh pimpinan atau pemilik adalah merupakan suatu rasa ketidakmampuan untuk memprediksi secara tepat terhadap kondisi lingkungan yang terjadi, ini disebabkan karena para pimpinan atau pemilik usaha kurang atau tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai faktor-faktor lingkungan tersebut. Lingkungan umum organisasi memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap organisasi yang meliputi kondisi: ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, keamanan dan sosial. Lingkungan tugas adalah lapisan lingkungan organisasi yang mempengaruhi perusahaan secara langsung, yang meliputi: pesaing, pemasok, pelanggan dan pasar tenaga kerja. Organisasi yang mengalami
84
ketidakpastian lingkungan yang meningkat sehubungan dengan persaingan, pelanggan, pemasok dan pasar tenaga kerja, ada beberapa strategi yang bisa diambil oleh pimpinan atau pemilik usaha untuk secepatnya beradaptasi dengan perubahan lingkungan tersebut, yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan memperbanyak informasi. Ketidakpastian lingkungan umum mempengaruhi jenis usaha dan perdagangan Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2001 – 2005, seperti fluktuasi suku bunga bank, peristiwa 12 Oktober 2002 (Bom Bali), pada tahun 2006 saat ini peristiwa Lumpur Lapindo. Peristiwa-peristiwa ini mempengaruhi operasional perusahaan.
85
BAB 7 PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1.
Hasil uji hipotesis pertama, memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah Kabupaten Sidoarjo.
2.
Hasil uji hipotesis kedua, memperlihatkan bahwa ketidakpastian lingkungan hanya memoderasi pengaruh pengalaman usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hal ini diduga karena penilaian yang diberikan oleh pimpinan atau pemilik usaha menengah Kabupaten Sidoarjo yang bergerak di jenis usaha industri dan perdagangan terhadap kondisi lingkungan yang
86
dihadapi mereka adalah netral, sehingga belum mampu memberikan tantangan dan pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap usaha yang dijalankan.
7.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan adalah : 1.
Peningkatan pengetahuan akuntansi pimpinan atau pemilik usaha terhadap informasi akuntansi sangat diperlukan dalam mengelola usaha. Oleh karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap peningkatan usaha menengah Kabupaten Sidoarjo, terutama Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Sidoarjo dan Dinas koperasi dan UKM Kabupaten Sidoarjo harus memberikan pelatihan dan pengarahan tentang pengetahuan akuntansi dalam mengoperasionalkan usaha.
2.
Penelitian ini belum mempertimbangkan seluruh variabel yang mungkin mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya diteliti kemungkinan pengaruh variabel-variabel lain yang kemungkinan
mempunyai
pengaruh
terhadap
akuntansi khususnya untuk usaha menengah.
penggunaan
informasi
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.A., 2000, Small and Medium Enterprise: Some Pertient Issues, Small and Medium Enterprise in Asia Pacific Countries: Rules and Issues, Vol. 1, Huntington, NY:Nova Science Publishers. p.56-65. Ainsworth, Penne, Dan Deines, R. David Plumlee and Cathy Xanthaky Larson, 2000, Introduction to Accountin.,Irwin McGraw-Hill. Al-Shaikh, Fuad N., 1998, Factors for Small Business Failure in Developing Countries. ACR, 6 (1), 75-86. Barbara, Orser, J: Sandy Hogarth-Scott, and Allan L. Riding, 2000, Performance, Firm Size, and Management Problem Solving, Journal of Small Business Management. p.112-120. Basuki, 2000, Sosialisasi Profesi Akuntan dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah: Suatu Pendekatan Teoritis dan Historis, Majalah Ekonomi, Tahun X, No. 3. Belkaoui, A.R., 2000, Accounting Theory, Fourth Edition, Business Press, Thomson Learning. Blackwood, Tony and Graham, Mowl, 2000, Expatriate-Owned Small Business Measuring and Accounting for Sucsess, International Business Management. Bodnar, George H, and William S. Hopwood, 2001, Accounting Information System, Eight Edition, Prentice Hall.
88
Bonner, S.E and Walker, P.L., 1994, The Effects of Instruction and experience on The Acquitition of Auditing Knowledge, The Accounting Review, Vol. 69. No. 1. 157-178. Calderon, Thomas G., 1990, Reporting Entity Size and The need For Accounting Information, Akron Business and Economic Review, Vol. 21 No. 1. Day, John, 2000, The Value and Importance of Small Firm to The World Economy, Europen Journal of Marketing, Vol. 34, No. 9/10. Dodge, Robert, and John, E. Robbin, 1992, An Empirical Investigation of The Organization Life Model for Small Business Development and Survival, Journal Business Management. FASB, 1986, Accounting Standards: Statements of Financial Accounting Concept, 1-6, McGraw-Hill Book Company. Fisher, Cathy, 1996, The Impact of Perceived Environmental Uncertainty and Individual Differences on Management Information Requirements: A Research Note, Accounting, Organizations and Society, Vol. 21. No. 4, 361-369. Gaskil, Van Auken, and Manning, 1993, An Factor Analytic Study of The Perceived Causes of Small Business Failure, Journal of Small Business Management. 31(4), 18-31 Hansen, Don R., and Mowen, Maryanne M., 2004, Akuntansi Manajemen, Jilid 1, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta. Holmes, S., and Nicholls, D., 1988, An Analysis of The Use of Accounting Information by Australian Small Business, Journal of Small Business Management, 26 (20).57-68 ________, 1989, Modelling The Accounting Information Requirements of Small Business, Accounting and Business Research, Vol. 19, No. 74. P.60-76 Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang., 2002, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Kam, Vernon, 1986, Accounting Theory, Second Edition, John Willey and Sons Inc. Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D, 2002, Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
89
Small Business Managemen an Longenecker, Moore and Petty, 2003, Entrepreneurial Empashis, Thomson Southwestern.
McLeod, Reymond, 2000, Sistem Informasi Manajemen, terjemahan Hendra Teguh, PT. Prenhallindo, Jakarta. Mirza, A.M., 1981, Small Enterprise Management and Budgeting, Management Forum, Vol. 7, No. 4. p.112-118. Nazir, Moh., 2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Penerbit Ghalia Indoensia. Outley, D.T., and Hom, J.B., 1995, The Control Problem ini Public Accounting Firm: An Empirical Study of The Impact of Leadership Style, Accounting , Organizations and Society. p.40-46 Paleno, David and Kleiner, Brian H., 2000, Global Trends in Enterpreneurship and Small Business Management, Management Research, News, Vol. 23. Peterson, R.A., G. Kozmetsky, and N.M. Ridgway, 1983, Preceived Business Failures: A Research Note, American Journal of Small Business. p.33-40 Robbins, Stephen P., and Neil Barnwell, 2002, Organisation Theory: Concepts and Cases, Prentice Hall. Sawarjuwono, Tjiptohadi, 1994, Mengakuntansikan Masyarakat: Suatu Renungan, Majalah Ekonomi, No. 11 Tahun III. p.30-33. Scott, William R., 2003, Financial Accounting Theory, Third Edition, University of Waterloo. Solomon, Paul, 2004, Financial Accounting: A New Perspective, Mc. Graw-Hill Companies, New York. Solomons, David, 1986, Making Accounting Policy, Oxford University Press, New York. Spilker, Brian C., 1995, The Effects of Time Pressure and Knowledge on Key Word Selection Behavior in Tax Research, The Accounting Review, Vol. 70 No. 1, 49 – 70. Suharyadi dan Purwanto, 2004, Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Sugiono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.
90
Syam, Fazli, 2001, Pengaruh Informasi Akuntansi dan Ketidakpastian Tugas terhadap Perilaku Manajer: Sebuah Eksperimen Semu, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No. 3. p. 314-331. Tambunan, Tulus, 2000, Perusahaan Kecil dan Menengah di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Theng, Lau, Geok, and Jasmine Wang Boon, 1996, An Explanatory Study of Factors Affecting the Failure of Local Small and Medium Enterprise, Asia Pacific Journal of Management, Singapore. p.55-60. Wichman, H., 1983, Accounting and Marketing Key Small Business Problem, American Journal of Small Business, Spring, Vol. VII, No. 4, 19-26. ________, 1984, International Small Enterprise Reviews; USA:Accounting and Marketing-Key Small Business Problem, Management Forum, Vol. 10. 2027 Wijewardena, Hema & Tibbits, Garry, E., 1999, Factors Contributing to the Growth of Small Manufacturing Firms: Data from Australia, Journal of Small Business Management, Vol. 32. 55-60.
91