BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan cara memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian yang berjenis kualitatif, yang secara keseluruhannya memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi, memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Menurut Kutha Ratna (2009: 47), sumber data dalam penelitian kualitatif untuk sastra berupa karya, naskah, data penelitiannya, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. Ciri-ciri terpenting penelitian kualitatif menurut Kutha Ratna (2009: 47-48) adalah sebagai berikut. 1. Memberikan perhatian utama pada makna dan pesan, sesuai dengan hakikat objek, yaitu sebagai studi kultural. 2. Lebih mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil penelitian sehingga makna selalu berubah. 3. Tidak ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian, subjek peneliti sebagai instrumen utama, sehingga terjadi interaksi langsung di antaranya. 4. Desain dan kerangka penelitian bersifat sementara sebab penelitian bersifat terbuka. 5. Penelitian bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budayanya masing-masing. Lain lagi penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan penelitian kuantitatif. Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (via Sugiyono, 2008: 13) adalah sebagai berikut. 54
55
1) Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. 2) Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. 3) Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome. 4) Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. 5) Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). Untuk menganalisis unsur-unsur instrinsik atau unsur pembangun sebuah karya sastra, tidak cukup hanya dengan mengetahui dan melakukan penelitian kualitatif, tetapi juga harus disertai analisis struktural. Analisis struktural dibedakan menjadi dua macam: struktur lahir, struktur luar (surface structure) dan srtuktur batin, struktur dalam (deep structure) (Ahimsa-Putra, 2006: 60). Struktur luar adalah relasi-relasi antarunsur yang dapat kita buat atau bangun berdasar atas ciri-ciri luar atau ciri-ciri empiris dari relassi-relasi tersebut, sedang struktur dalam adalah susunan tertentu yang kita bangun berdasarkan atas struktur lahir yang telah berhasil kita buat, namun tidak selalu tampak pada sisi empiris dari fenomena yang kita pelajari. Puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu dianalisis sehingga dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata (Pradopo, 2009: 14). Untuk menganalisis unsur pembangun sebuah puisi dapat menggunakan analisis puisi berdasarkan strata norma Roman Ingarden ( Pradopo, 2009). Hal ini dikarenakan bahwa puisi harus dimengerti sebagai struktur norma-norma, yang dapat dipahami sebagai norma implisit yang harus ditarik dari setiap pengalaman individu karya sastra dan bersama-sama merupaka karya sastra yang murni sebagai keseluruhan (Pradopo,
56
2009). Menurut Rene Wellek (Pradopo, 2009), Roman Ingarden, seorang filsuf Polandia, menganalisis lapis norma dalam puisi sebagai berikut. 1. Lapis bunyi adalah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda pendek, agak panjang, dan panjang, yang terdengar bila puisi dibacakan. Suara atau bunyi tersebut disusun begitu rupa hingga menimbulkan arti, yang sesuai dengan konvensi bahasa. 2. Lapis arti berupa rangkaian fonem, suku kata, kata, frasa, dan kalimat. 3. Lapis ketiga yang berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang berupa cerita atau lukisan. 4. Lapis dunia yang dipandang dari titik pandang tertentu yang tak perlu ditanyakan, tetapi terkandung di dalamnya (secara implisit). 5. Lapis metafisis, berupa sifat-sifat metafisis (yang sublim, yang tragis, mengerikan atau menakutkan, dan yang suci), dengan sifat-sifat ini seni dapat memberikan renungan (kontemplasi) kepada pembaca. Lapis bunyi dan arti termasuk ke dalam struktur fisik, sedangkan lapis ketiga, dunia, dan metafisis termasuk ke dalam struktur dalam. Khusus untuk lapis metafisis, tidak semua puisi memilikinya. Setiap lapis norma saling terkait, ketika menganalisis lapis pertama yaitu lapis bunyi, maka secara otomatis akan menimbulkan lapis kedua yaitu arti. Analisis lapis kedua akan menimbulkan lapis ketiga, begitu seterusnya sampai selesai. Dengan menggunakan analisis struktural dalam meneliti puisi karya anak-anak ini, berarti dapat dikatakan bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif ini menandakan bahwa penelitian ini langsung dilakukan pada objek penelitian ini yaitu teks puisi karya anak-anak. Pendekatan objektif memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur, yang dikenal dengan analisis intrinsik (Kutha Ratna, 2009: 73). Sebagai konsekuensinya, penelitian dengan pendekatan objektif akan
57
mengabaikan bahkan menolak segala unsur ekstrinsik, seperti aspek historis, sosiologis, politis, dan biografi. Penelitian ini hanya akan memusatkan analisis terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam teks karya sastra dengan berpijak pada teori strukturalisme. 3.2. Desain Penelitian Kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini didesain sebagai berikut. 1. Membaca teks puisi karangan anak-anak secara tuntas. 2. Analisis struktural, untuk mengetahui struktur pembangun puisi karya anak-anak dan perkembangan kata dan frasa yang terdapat di dalam puisi tersebut. 3. Menyusun bahan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang berkaitan dengan pembelajaran puisi seperti yang terdapat di dalam kurikulum sekolah dasar. 3.3. Alur Penelitian Penelitian ini akan dimulai dengan langkah-langkah berikut, yaitu: 1) pembuatan proposal penelitian, 2) setelah disetujui, pengambilan data (studi pustaka), 3) analisis data, 4) pembahasan, dan 5) penulisan hasil penelitian. 3.4. Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah puisi karya anak-anak usia 7-11 tahun sebagai berikut. 1. Guruku karya Tiara Anisa Fitri,usia 7 tahun. 2. Awan karya Nabila Nurkhalishah Harris, usia 7 tahun. 3. Ikan karya Alden Wilbert Hartono, usia 8 tahun. 4. Puisi bunda karya Abdurahman Faiz, usia 8 tahun. 5. Bunga Mawar karya M. Irfan Zaky, usia 9 tahun. 6. Saudaraku karya Asep Maulana, usia 9 tahun. 7. Biru Lautku karya Lina, usia 10 tahun. 8. Pak Guru karya Naedah, usia 10 tahun.
58
9. Kucingku yang Cerdik karya Elin, usia 11 tahun. 10. Anak Jalanan karya NN, usia 11 tahun. Dalam pengambilan sampel penelitian ini, penulis menggunakan cara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang diseuaikan dengan tujuan penelitian (Siswantoro, 2010: 73). Sehingga hanya sepuluh puisi ini saja yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Kesepuluh puisi ini diambil sebagai sampel dengan alasan, 1) puisi-puisi tersebut mewakili kelompok usia anak-anak yang termasuk dalam tahap operational konkret, yaitu usia 7-11 tahun (seperti dalam tahap perkembangan kognitif yang diperkenalkan oleh Piaget), 2) puisi-puisi ini asli karya anak-anak tersebut yang telah dipublikasikan lewat majalah anak-anak Bobo, dan blog yang ada di internet, dan 3) puisi ini merupakan puisi-puisi yang dibuat di atas tahun 2000. Sumber sekunder adalah analisis atau penelitian peneliti lain tentang puisi anakanak baik yang dikarang oleh orang dewasa maupun oleh anak-anak. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dengan menggunakan format pengumpulan data berikut ini. Data no Judul Puisi Kelompok pengarang Sumber Tahun sumber
: : : anak-anak/remaja/dewasa : :
Puisi
:
59
Dokumentasi atau dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial yang digunakan untuk menelusuri data historis. Hal ini dikarenakan sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi (Bungin, 2007: 121). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber nonmanusia. Sumber ini terdiri atas dokumen dan rekaman (Syamsuddin dan Damaianti, 2007: 108). Dokumen adalah setiap tulisan atau bukan selain “rekaman”, yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu (Lincoln dan Guba dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2007:108). Rekaman adalah setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk indivdu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa (Lincoln dan Guba dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2007: 108). 3.6. Teknik Pengolahan Data Penelitian ini akan mengolah atau menganalisis data yang diperoleh di lapangan dengan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 246). Menurut Miles dan Huberman, aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sampai datanya sudah jenuh atau tidak ada lagi data baru yang ditemukan. Aktivitas analisis data berupa mengumpulkan data, mereduksi data (menganalisis data), dan memaparkan data yang ditemukan. Data yang ditemukan, akan dianalisis dengan format analisis berikut ini. No. Data
:
Judul puisi
:
Pengarang
:
Kelompok Umur/Kelas
:
No.
Unsur pembangun puisi Data temuan
Keterangan
1
Tema
Tema puisi karya anak-anak dalam penelitian ini dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu sosial, keluarga,
lingkungan,
dan
pendidikan. 2
Amanat
Ada atau tidak amanat dalam
60
puisi karya anak-anak. 3
Isi
Keterkaitan isi dengan tema da judul puisi karya anak-anak.
4
Suasana
Suasana
dalam
puisi
karya
anak-anak dalam penelitian ini terbagi dalam 5 yaitu
kelompok,
senang/gembira,
marah/kesal,
sedih/duka,
tenang/sepi, dan sahdu. 5
Konteks/Alam
Mengidentifikasi tidak
ada
ada
atau
alam
yang
digunakan dalam puisi karya anak-anak. Alam
dalam
puisi
karya
anak-anak dalam penelitian ini
terbagi
dalam
3
kelompok, yaitu alam fisik, hayati, dan hewani. Bila tidak ada penggunaan alam dalam puisi karya anakanak
yang diteliti,
dicari
apakah puisi karya anak-anak menggunakan
konteks
(sebagai latar belakang dalam puisi tersebut) baik secara tersurat maupun tersirat. 6
Bunyi/Rima
Menentukan
rima
puisi
melalui jenis puisi. Bila puisi bebas, maka rima puisi memiliki pola, yaitu adanya persamaan vokal atau persamaan konsonan. Bila puisi terikat, maka rima puisi
ditata
menjadi
aaaa
atau atau
diatur abab
dalam 1 bait. 7
Citraan/imaji
Citraan dalam puisi karya anak-
61
anak terbagi dalam 7 kelompok, yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman,
pencecap, badan, dan gerak. 8
Gaya bahasa/majas
Menemukan
gaya
bahasa/majas yang digunakan dalam puisi karya anak-anak. Bila
ditemukan,
mendekripsikan jenis gaya bahasa/majas yang digunakan dalam puisi karya anak-anak. 9
kata
Mendeskripsikan bentuk kata benda (abstrak atau kongkret) yang ditemukan dalam puisi karya anak-anak. Mendeskripsikan makna kata (denotasi atau konotasi) yang ditemukan dalam puisi karya anak-anak. Mendeskripsikan berimbuhan
dan
kata jenis
imbuhan yang terdapat dalam puisi karya anak-anak. Mendeskripsikan jenis kata yang terdapat dalam puisi karya anak-anak. 10
frasa
Mengidentifikasi penggunaan frasa (ada atau tidak) dalam puisi karya anak-anak. Bila ada, menentukan jenis frasa yang digunakan dalam puisi karya anak-anak (setara atau bertingkat).