BAB 4 PEMBAHASAN
4.1
Rekonsiliasi Fiskal Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Rekonsiliasi fiskal pada hakikatnya adalah merupakan proses untuk mendapatkan angka laba fiskal atau laba kena pajak dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap laba komersial atau laporan laba rugi. Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan atau pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak. Rekonsiliasi Fiskal, yaitu suatu mekanisme untuk menyesuaikan laporan keuangan komersial perusahaan menjadi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Teknik rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara; Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut fiskal, maka kurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut akuntansi, begitupun sebaliknya, dan Jika suatu biaya atau pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah biaya atau pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut akuntansi, begitupun sebaliknya.
4.2
Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life 1. Pendapatan Premi Pendapatan Premi diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang 43
44 polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. 2. Premi Reasuransi-Bersih Pengaturan reasuransi tidak membebaskan perusahaan dari kewajiban pemegang polis. Perusahaan juga menanggung risiko reasuransi dalam kegiatan usahanya untuk kontrak asuransi jiwa (inward reinsurance). Premi reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang direasuransikan. 3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Premi yang belum merupakan pendapatan merupakan bagian yang belum merupakan pendapatan dari premi yang sudah dibayar atas polis asuransi kontrak jangka pendek. Perhitungan dilakukan setiap akhir bulan atas setiap polis secara proposional. 4. Pendapatan Komisi dan Klaim Reasuransi Komisi dan klaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat diterimanya daftar tagihan reasuransi dari reasuradur. 5. Hasil Investasi Penghasilan investasi dari bunga deposito berjangka, obligasi, sukuk, reksadana dan pinjaman polis diakui atas dasar proporsi waktu. Keuntungan (kerugian) atas pelepasan surat berharga diakui pada saat terjadinya transaksi. Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi. 6. Pendapatan DPLK BJS Pendapatan DPLK BJS terdiri dari Iuran dari para nasabah sebesar Rp 10.000 per orang untuk biaya awal kepesertaan dana pensiun. Selain itu hasil pengembangan, merupakan hasil investasi dari dana yang dihimpun oleh DPLK. Investasi ini dalam bentuk deposito, obligasi dan reksadana. 7. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga merupakan pendapatan operasional anak perusahaan yang diperoleh dari pemberian jasa perbankan.
45 8. Pendapatan Lain Pendapatan lainnya diakui pada saat terjadinya (accrual basic). Pendapatan ini terdiri dari jasa giro, keuntungan atas asset penjualan tetap dan denda-denda. Contoh nya denda atas telat pembayaran polis.
4.3
Analisis Beban pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life 1. Klaim dan Manfaat Klaim dan manfaat asuransi meliputi klaim-klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims) dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claim incurred but not yet reported). Pada akhir tahun, semua klaim untuk tahun yang bersangkutan tetapi dibayar pada periode berikutnya dicatat sebagai hutang klaim. Bagian klaim yang diperoleh dari Reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dinyatakan sebesar jumlah taksiran (estimasi) berdasarkan perhitungan teknis asuransi oleh aktuaris. Perubahan dalam jumlah estimasi liabilitasi klaim sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada tahun terjadina perubahan. 2. Klaim Reasuransi Klaim reasuransi diasumsikan diakui sebagai pendapatan atau beban yang diakui dengan cara yang sama pada saat reasuransi dianggap sebagai bisnis langsung, dengan mempertimbangkan klasifikasi produk dari bisnis yang direasuransikan. 3. Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas manfaat polis masa depan adalah pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah diakui.
46 4. Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi liabilitas klaim termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claims incurred but not yet reported) dinyatakan berdasarkan perhitungan teknis oleh aktuaris. 5. Kenaikan (Penurunan) Dana Terbaru Kenaikan (penurunan) dana terbaru adalah dana konstribusi yang dilakukan oleh syariah karena termasuk dalam satu induk. 6. Beban Gaji Perusahaan mengeluarkan biaya gaji kepada karyawannya, gaji tersebut diberikan berdasarkan golongan dan jabatan masing-masing karyawan. Gaji diberikan setiap akhir bulan ke masing-masing karyawannya. Biaya pegawai merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, tunjangan, dan bonus. Tunjangan yang diberikan kepada karyawan dapat dibebankan sebagai biaya oleh perusahaan sepanjang tidak dalam bentuk natura dan kenikmatan. 7. Beban Perjalanan Dinas Kantor Biaya perjalanan dinas kantor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pegawai yang ditugaskan dinas untuk keperluan operasional perusahaan maupun untuk bertemu dengan klien. 8. Beban Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Atas biaya sewa ini, PT Asuransi Jiwa Bringin Life telah memotong PPh final pasal 4 ayat 2 setiap bulannya kepada pemilik gedung. 9. Beban Penyusutan dan Amortisasi Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan,
47 menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. 10. Beban Kantor Biaya kantor digunakan untuk kebutuhan kantor, seperti: membeli air minum galon untuk karywan, tissue, pewangi, alat untuk kebersihan dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan serta yang mendukung kegiatan administrasi perusahaan. Misalnya: biaya pembelian tinta printer, pewangi ruangan, amplop, map plastik, pembelian ATK, pembelian kertas, baterai kalkulator, lakban coklat, kwitansi, cetak kartu nama, cetak kop surat. 11. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan gedung atau ruang yang disewakan perusahaan maupun perbaikan dan pemeliharaan ruang kantor perusahaan sendiri, termasuk biaya retribusi kebersihan. 12. Biaya Entertainment Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 13. Biaya Jasa Konsultan Perusahaan
membayar
biaya
konsultasi
kepada
konsultan
untuk
memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur. 14. Biaya Asuransi Perusahaan mengeluarkan biaya asuransi untuk gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh perusahaan. 15. Biaya Iuran dan Sumbangan Untuk biaya iuran dan sumbangan dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai kepentingan karyawan dan partner bisnis seperti pemberian sumbangan kepada karyawan yang sedang mengalami bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. 16. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Biaya bunga pinjaman subordinasi digunakan untuk memenuhi batas tingkat solvabilitas minimum 120% sesuai dengan ketentuan Keputusan
48 Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi. 17. Biaya Imbalan Kerja Biaya
imbalan
kerja
yaitu
program
pensiun.
Perusahaan
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri yang jumlah iurannya ditetapkan terlebih dahulu dan akumulasi iuran serta hasil pengembangannya dibukukan kepada rekening peserta sebagai manfaat pensiun. 18. Beban Akuisisi Beban akuisisi seperti seperti biaya komisi, penerbitan polis dan underwriting dibebankan langsung pada laporan laba rugi tahun berjalan. 19. Pemasaran Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life Jiwa Sejahtera kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameranpameran untuk memasarkan produk mereka. 20. Beban bunga dan Provisi Beban bunga dan provisi adalah biaya bunga anak perusahaan yaitu BDS (Bringin Dana Sejahtera). 21. Beban penyisihan penghapusan kredit Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai 3 tahun. Tingkat suku bunga kredit yang diberikan masing-masing 14,00% per tahun. 22. Biaya Bank Biaya
bank
adalah
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. 23. Pajak/Penalty Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak dan biaya pajak PPh pasal 23 (sewa). 24. Selisih Kurs Realisasi keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan
49 melakukan pembayaran menggunakan dolar. Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. 25. Penghapusan Assets Penghapusan assets adalah penghapusan yang dilakukan oleh perusahaan karena masa manfaat assets yang telah habis. 26. Biaya Non Ops Biaya yang timbul diluar aktivitas perusahaan. 27. Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Investasi Surat Berharga merupakan organisasi usaha yang mempunyai kelebihan uang tunai yang dimanfaatkan sementara. Suratsurat berharga tersebut terdiri dari obligasi dan saham. 28. Beban Lainnya Beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan beban lain diakui sesuai manfaat nya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). Perubahan estimasi akuntansi pada hakekatnya merupakan suatun taksiran yang perlu direvisi dengan adanya informasi tambahan yang diketahui dalam periode berikutnya. Jumlah koreksi atas perubahan estimasi akuntansi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan saldo laba awal periode.
4.4
Rekonsiliasi Fiskal terhadap Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life Tahun 2010, 2011, dan 2012 4.4.1 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2010 Tabel 4.1 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2010
50
Komersial PENDAPATAN Pendapatan Premi Premi Bruto Premi Reasuransi-Bersih Penurunan (kenaikan) Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Jumlah Pendapatan Premi
Menurut Perusahaan Koreksi Fiskal
Menurut Penulis Koreksi Fiskal
1,558,744,001,634 (105,356,497,108)
1,558,744,001,634 (105,356,497,108)
1,558,744,001,634 (105,356,497,108)
(7,062,748,954)
(7,062,748,954)
(7,062,748,954)
1,446,324,755,572
1,446,324,755,572
1,446,324,755,572
Komisi Reasuransi Hasil Investasi Pendapatan DPLK BJS Pendapatan Bunga Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan
218,314,968 215,413,352,789 2,693,998,973 5,620,486,549 1,228,358,215 1,671,499,267,066
218,314,968 215,413,352,789 2,693,998,973 5,620,486,549 1,228,358,215 1,671,499,267,066
218,314,968 215,413,352,789 2,693,998,973 5,620,486,549 1,228,358,215 1,671,499,267,066
BEBAN OPERASIONAL Klaim dan manfaat
897,132,828,043
897,132,828,043
897,132,828,043
Klaim reasuransi Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan Estimasi Kewajiban Klaim Kenaikan (Penurunan) Dana Terbaru BEBAN USAHA UMUM DAN ADMINISTRASI : Gaji Perjalanan Dinas Kantor Sewa Penyusutan dan Amortisasi Kantor Biaya Perbaikan / Pemeliharaan Biaya Entertaintment Biaya Jasa Konsultan Biaya Asuransi Biaya Iuran dan Sumbangan Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Biaya Imbalan Kerja TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akuisisi Pemasaran
(42,602,292,357)
(42,602,292,357)
(42,602,292,357)
441,217,130,317
441,217,130,317
441,217,130,317
24,561,520,679 (2,374,729,964)
24,561,520,679 (2,374,729,964)
24,561,520,679 (2,374,729,964)
41,347,152,248 3,684,890,247 8,180,454,713 6,290,848,273 14,018,119,805 1,729,446,391 850,736,224 1,850,010,443 859,575,686 203,487,731 2,889,430,496 995,082,561
41,347,152,248 3,684,890,247 8,180,454,713 6.290.848.273 11,383,358,054 1,729,446,391 1,850,010,443 859,575,686 -
41,347,152,248 3,684,890,247 8,180,454,713 6.290.848.273 11,383,358,054 1,729,446,391 1,850,010,443 859,575,686 -
2,634,761,751 850,736,224
203,487,731 2,889,430,496 995,082,561
2,634,761,751 850,736,224
203,487,731 2,889,430,496 995,082,561
82,899,234,818
75.325.736.055
75.325.736.055
125,331,098,803 15,007,078,947
125,331,098,803 15,007,078,947
125,331,098,803 15,007,078,947
51
Beban bunga dan provisi Beban penyisihan penghapusan Kredit JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
BEBAN NON OPERASIONAL Biaya Bank Pajak / Penalty Selisih Kurs Penghapusan Assets
52
Biaya Non Ops
1,019,863,979
1,019,863,979
344,379,415
344,379,415
1,542,536,112,680
1.534.962.613.917
1.534.618.234.502
309,066,208 3,368,492,955 7,892,318 17,476,225
309.066.208 7.892.318 -
309.066.208 7.892.318 -
3,368,492,955 17,476,225
1,019,863,979 344,379,415
3,368,492,955 17,476,225
-
31,847,595,325
31.847.595.325
Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Lainnya JUMLAH BEBAN NON OPERASIONAL
54,764,499 1,958
54.764.499 (25.419.531)
35,605,289,488
32,193,898,819
291,538,995
TOTAL BEBAN
1,578,141,402,168
1.567.156.512.736
1.534.909.773.497
LabaUsaha Pendapatan (Beban) Lain-Bersih Laba Sebelum Pajak
93,357,864,898 (32,574,971,654) 60,782,893,244
104.342.744.230 (32,574,971,654) 71.767.772.576
136.589.493.569 (32,574,971,654) 104.014.521.915
25,421,489
31,847,595,325 54,764,499 25,421,489
(25.419.531)
53 Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1.
Premi Bruto Premi Bruto sebesar Rp 1.558.774.001.634 digunakan perusahaan untuk tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan.
2.
Premi Reasuransi-Bersih Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (105.356.497.108). Biaya ini timbul karena perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3.
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp (7.062.748.954) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4.
Komisi Reasuransi Komisi Reasuransi sebesar Rp 218.314.968 digunakan oleh perusahaan untuk potongan diskon yang diberikan kepada pihak reasuransi.
5.
Hasil Investasi Hasil Investasi sebesar Rp 215.413.352.789 digunakan oleh perusahaan untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
6.
Pendapatan DPLK BJS Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 2.693.998.973 digunakan oleh perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para pekerja yang akan pensiun.
7.
Pendapatan Bunga Pendapatan Bunga sebesar Rp 5.620.486.549 digunakan oleh perusahaan untuk kredit anak perusahaan BDS (Bringin Dana Sejahtera) selisih antara kredit dari dana pihak ketiga.
8.
Pendapatan lain-lain Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 1.228.358.215 digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan perusahaan.
54 9.
Klaim dan Manfaat Klaim dan Manfaar sebesar Rp 897.132.828.043 digunakan oleh perusahaan untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah.
10. Klaim dan Reasuransi Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (42.602.292.357) pendapatan yang didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit. 11. Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp 441.217.130.317 digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah dibentuk. 12. Estimasi Kewajiban Klaim Estimasi Kewajiban Klaim sebesar Rp 24.561.520.679 digunakan oleh perusahaan untuk estimasi biaya. 13. Kenaikan (penurunan) Dana Terbaru Kenaikan (penurunan) Dana Terbaru sebesar Rp (2.374.729.964) dana konstribusi yang dilakukan oleh syariah karena termasuk dalam satu induk. 14. Gaji Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp 41.347.152.248. Atas biaya gaji ini perusahaan dan penulis tidak perlu melakukan koreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biayabiaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 15. Perjalanan Dinas Kantor Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp 3.684.890.247. Beban ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi pada biaya ini.
55 16. Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp 8.180.454.713. Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 17. Penyusutan dan Amortisasi Besar nya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp 6.290.848.273. Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. Dalam menghitung penyusutan atas aset, perusahaan menggunakan metode garis lurus dengan mengestimasi umur manfaat 4 tahun untuk inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, dan kendaraan. Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu berupa motor dan mobil baik mobil nonsedan dan mobil sedan. Berdasarkan KEP-220/PJ./2002, biaya perolehan kendaraan sedan yang dimiliki dan dipergunakan pegawai tertentu karena jabatannya dapat dibebankan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan melalui penyusutan aset tetap kelompok dua. 18. Kantor Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp 2.634.761.751. Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya.
56
19. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Biaya Perbaikan/Pemeliharaan dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 1.729.446.391. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan gedung atau ruang yang disewakan perusahaan maupun perbaikan dan pemeliharaan ruang kantor perusahaan, termasuk biaya retribusi kebersihan dan iuran pengelolaan lingkungan. 20. Biaya Entertainment Perusahaan mengerluarkan biaya entertainment sebesar Rp 850.736.224 untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Atas biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi positif karena tidak dibuatnya daftar nominatif sesuai SE-27/PJ.22/1986. 21. Biaya Jasa Konsultan Biaya Jasa Konsultan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 1.850.010.443. Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan untuk memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur. Atas biaya ini perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Pada biaya ini perusahaan dan peniliti tidak melalukan koreksi. 22. Biaya Asuransi Biaya Asuransi yang dibebankan oleh perusahaan atas asset yang dimiliki perusahaan
sebesar
Rp
859.575.686.
Digunakan
perusahaan
untuk
mengansuransi asset yang dimiliki perusahaan, sepeti gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi atas biaya ini karena sesuai berdasarkan pasal 6 UU PPh, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. 23. Biaya Iuran dan Sumbangan Biaya Sumbangan yang
dikoreksi oleh perusahaan dan sebesar Rp.
203.487.731. digunakan perusahaan untuk membiayai kepentingan karyawan dan rekan bisnis, seperti sumbangan untuk karyawan yang sedang mengalami
57 bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif.Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, bantuan dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b: bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan Objek Pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Sumbangan yang boleh dijadikan pengurang penghasilan oleh pajak adalah sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan sumbangan untuk korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe Aceh Darussalam / Sumatera Utara dan gempa di Yogjakarta. Hal ini diatur dalam KMK No. 609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas bantuan kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam / Sumatera Utara dan gempa di Yogyakarta PMK no. 94/PMK.03/2006, serta sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE-33/PJ.421/1996. 24. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 2.889.430.496. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham. 25. Biaya Imbalan Kerja Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 995.082.561 yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut ada yang berasal dari pemberi kerja. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, yaitu iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai tidak dianggap sebagai objek pajak.Imbalan kerja yang dimaksud adalah dana pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. 26. Akuisisi
58 Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 125.331.098.803. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan mendapatkan bisnis, seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan lain-lain. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 27. Pemasaran Biaya
pemasaran
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan
sebesar
Rp.
15.007.078.947 untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk memasarkan produk mereka, maka perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 28. Beban Bunga dan Provisi Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1.019.863.979. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan. 29. Beban Penyisihan Penghapusan Kredit Beban Penyisihan Penghapusan Kredit yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 344.379.415. Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai 3 tahun. Menurut penulis pada biaya ini perlu dilakukan koreksi positif sepenuhnya karena biaya ini diberikan kepada anak perusahaan diluar perusahaan tersebut. 30. Biaya Bank Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 309.066.208 digunakan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008, biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto adalah biaya yang berkaitan secara langsung dengan perusahaan dan memenuhi ketentuan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 31. Pajak/Penalty Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 3.368.492.955. Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23 (sewa).
59
32. Selisih Kurs Pendapatan
selisih
kurs
sebesar
Rp.
7.892.318
adalah
realisasi
keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran menggunakan dolar. Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. Pada biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya. 33. Penghapusan Assets Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp. 17.476.225. Penghapusan ini telah dilakukan perusahaan karena masa manfaat assets tersebut sudah habis lewat putusan pemegang saham. 34. Biaya Non Ops Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 31.847.595.325. Pada biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak ada bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif. 35. Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Investasi Surat Berharga yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 54.764.499. Biaya Investasi Surat Berharga timbul atas kegiatan investasi perusahaan. Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki daftar norminatif. 36. Biaya Lainnya Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 25.421.489. Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan yang diluar perusahaan.
60 Tabel 4.2 Perhitungan Pajak Terutang 2010
Laba sebelum pajak 25% x 71.767.772.576 25% x 104.014.521.915 Total Pajak Terutang
Perusahaan 71.767.772.576 17.941.943.144 17.941.943.144
Penulis selisih 104.014.521.915 32.246.749.339 26.003.630.479 26.003.630.479
8.061.687.335
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2010 perusahaan
memperoleh
laba
bersih
sebelum
pajak
sebesar
Rp
71.767.772.576 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 17.941.943.144 dan setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat menjadi
Rp104.014.521.915
26.003.630.479.
dengan
pajak
penghasilan
sebesar
Rp
4.4.2 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2011
Tabel 4.3 Rekonsiliasi FiskalTahun 2011
Komersial
Menurut Perusahaan Koreksi Fiskal
PENDAPATAN Pendapatan Premi Premi Bruto Premi Reasuransi-Bersih Penurunan (kenaikan) Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Jumlah Pendapatan Premi
1.539.442.782.562 (213.157.600.417)
1.539.442.782.562 (213.157.600.417)
(14.287.343.204) 1.311.997.838.941
(14.287.343.204) 1.311.997.838.941
Hasil Investasi Pendapatan DPLK BJS Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan
278.692.960.475 2.793.864.995 39.312.247.704 1.632.796.912.115
1.126.817.191.469 (62.954.664.614) 190.531.969.233 (120.545.674.478) 1.133.848.821.610
Menurut Penulis Koreksi
Fiskal
-
1.539.442.782.562 (213.157.600.417)
-
(14.287.343.204) 1.311.997.838.941
278.692.960.475 2.793.864.995 39.312.247.704 1.632.796.912.115
-
278.692.960.475 2.793.864.995 39.312.247.704 1.632.796.912.115
1.126.817.191.469 (62.954.664.614) 190.531.969.233 (120.545.674.478) 1.133.848.821.610
-
1.126.817.191.469 (62.954.664.614) 190.531.969.233 (120.545.674.478) 1.133.848.821.610
BEBAN OPERASIONAL Klaim dan manfaat Klaim reasuransi Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Estimasi Liabilitas Klaim Jumlah klaim dan Manfaat Bruto
61
BEBAN USAHA UMUM DAN ADMINISTRASI : Gaji Perjalanan Dinas Kantor Sewa Penyusutan dan Amortisasi Kantor Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Biaya Bunga Pinjaman Subrdinasi Biaya Imbalan Kerja TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akuisisi Pemasaran Beban bunga dan provisi JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
62
BEBAN NON OPERASIONAL Biaya Bank Pajak / Penalty Selisih Kurs Penghapusan Assets Biaya Non Ops Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Lainnya
57.125.676.106 5.542.946.147 9.053.267.868 4.705.663.964 15.873.687.693 5.760.394.462 2.926.005.996 1.245.295.281
4.334.511.358 758.956.495 2.926.005.996 1.245.295.281
102.232.937.517 152.888.253.596 17.376.541.798 4.681.057.710 1.411.027.612.231
288.951.631 206.920.005 (22) 21.668.940.744 59.801.275.193 31.467.308 30.117
57.125.676.106 5.542.946.147 9.053.267.868 4.705.663.964 11.539.176.335 5.001.437.967 -
4.334.511.358 758.956.495 2.926.005.996 1.245.295.281
92.968.168.387 9.264.769.130
206.920.005 59.801.275.193 25,421,489
57.125.676.106 5.542.946.147 9.053.267.868 4.705.663.964 11.539.176.335 5.001.437.967 92.968.168.387
152.888.253.596 17.376.541.798 4.681.057.710 1.401.762.843.101
10,749,078,615
152.888.253.596 17.376.541.798 4.681.057.710 1.401.762.843.101
288.951.631 (22) 21.668.940.744 31.467.308 (25.391.372)
206.920.005 21.668.940.744 59.801.275.193 31.467.308 25.421.489
288.951.631 (22) (25.391.372)
JUMLAH BEBAN NON OPERASIONAL
81.997.584.976
60.033.616.687
21.963.968.289
3,411,390,669
263.560.237
TOTAL BEBAN Laba Sebelum Pajak
1.493.025.197.207 139.771.714.908
69.298.385.817
1.423.726.811.390 209.070.100.725
14,160,469,284
1.402.026.403.338 230.770.508.777
63
64 Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1.
Premi Bruto Premi Bruto sebesar Rp 1.539.442.782.562 digunakan perusahaan untuk tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan.
2.
Premi Reasuransi-Bersih Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (213.157.600.417). Biaya ini timbul karena perusahaan membayar premi ke reasuransi.
3.
Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp (14.287.343.204) biaya ini adalah biaya cadangan premi.
4.
Hasil Investasi Hasil Investasi sebesar Rp 278.692.960.475 digunakan oleh perusahaan untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki.
5.
Pendapatan DPLK BJS Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 2.793.864.995 digunakan oleh perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para pekerja yang akan pensiun.
6.
Pendapatan lain-lain Pendapatan Lain-lain sebesar Rp 39.312.247.704 digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan perusahaan.
7.
Klaim dan Manfaat Klaim dan Manfaar sebesar Rp 1.126.817.191.469 digunakan oleh perusahaan untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah.
8.
Klaim dan Reasuransi Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (62.954.664.614) pendapatan yang didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.
65 9.
Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp 190.531.969.233 digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah dibentuk.
10. Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi Liabilitas Klaim sebesar Rp (120.545.674.478) digunakan oleh perusahaan untuk estimasi biaya. 11. Gaji Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp 57.125.676.106. Atas biaya gaji ini perusahaan dan penulis tidak perlu melakukan koreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 12. Perjalanan Dinas Kantor Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp 5.542.946.147. Beban ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi pada biaya ini. 13. Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp 9.053.267.868. Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto.
66 14. Penyusutan dan Amortisasi Besarnya penyusutan dan amortisasi perusahaan sebesar Rp 4.705.663.964. Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris kantor, mesin kantor, peralatan pemeliharaan, mesin pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. 15. Kantor Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp 4.334.511.358. Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan tidak ada daftar nominatifnya. 16. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Besarnya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp 758.956.495. Biaya Umum & Administrasi lainnya dikoreksi karena adanya transaksi diluar kegiatan perusahaan. 17. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 2.926.005.996. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham. 18. Biaya Imbalan Kerja Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 1.245.295.281 yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut ada yang berasal dari pemberi kerja.Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g Undangundang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, yaitu iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai tidak dianggap sebagai objek pajak. Imbalan kerja yang dimaksud adalah dana
67 pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. 19. Akuisisi Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 152.888.253.596. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan mendapatkan bisnis, seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan lain-lain. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 20. Pemasaran Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 17.376.541.798 untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life Jiwa Sejahtera kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas dan biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk memasarkan produk mereka, maka perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 21. Beban Bunga dan Provisi Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 4.681.057.710. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan. 22. Biaya Bank Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 288.951.631 digunakan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008, biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto adalah biaya yang berkaitan secara langsung dengan perusahaan dan memenuhi ketentuan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 23. Pajak/Penalty Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 206.920.005. Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23 (sewa). 24. Selisih Kurs Pendapatan selisih kurs sebesar Rp. (22) adalah realisasi keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran menggunakan dolar.
68 Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. Pada biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya. 25. Penghapusan Assets Besarnya koreksi positif pada penghapusan assets sebesar Rp. 21.668.940.744. Koreksi ini dilakukan karena masa manfaat assets tersebut sudah habis. 26. Biaya Non Ops Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 59.801.275.193. Pada biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak ada bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif. 27. Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Investasi Surat Berharga yang dikelarkan perusahaan sebesar Rp 31.467.308. Biaya ini menurut perusahaan
tidak melakukan koreksi fiskal.
Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki daftar norminatif. 28. Biaya Lainnya Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 25.421.489. Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan yang diluar perusahaan.
69 Tabel 4.4 Perhitungan Pajak Terutang 2011
Laba sebelum pajak 25% x 209.070.100.725 25% x 230.770.508.777 Total Pajak Terutang
Perusahaan 209.070.100.725 52.267.525.181 52.267.525.181
Penulis 230.770.508.777
selisih 21.700.408.052
57.692.627.194 57.692.627.194
5.425.102.013
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2011 perusahaan
memperoleh
laba
bersih
sebelum
pajak
sebesar
Rp
209.070.100.725 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 52.267.525.181 dan setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat menjadi Rp 230.770.508.777 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 57.692.627.194.
4.4.3 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012
Tabel 4.5 Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2012
Komersial
Menurut Perusahaan Koreksi Fiskal
Menurut Penulis Koreksi Fiskal
PENDAPATAN Pendapatan Premi 1.693.198.697.270
1.693.198.697.270
-
1.693.198.697.270
(105.416.530.905)
(105.416.530.905)
-
(105.416.530.905)
(7.139.857.111)
(7.139.857.111)
-
(7.139.857.111)
1.580.642.309.254
1.580.642.309.254
-
1.580.642.309.254
Hasil Investasi
272.186.784.300
272.186.784.300
-
272.186.784.300
Pendapatan DPLK BJS
3.298.658.109
3.298.658.109
-
3.298.658.109
Pendapatan Lain-lain
36.679.580.512
36.679.580.512
-
36.679.580.512
1.892.807.332.175
1.892.807.332.175
-
1.892.807.332.175
Klaim dan manfaat
985.001.097.505
985.001.097.505
-
985.001.097.505
Klaim reasuransi
(103.706.286.948)
(103.706.286.948)
-
(103.706.286.948)
Premi Bruto Premi Reasuransi-Bersih Penurunan (kenaikan) Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Jumlah Pendapatan Premi
Jumlah Pendapatan
70
BEBAN OPERASIONAL
Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan
505.398.766.013
505.398.766.013
-
505.398.766.013
Estimasi Kewajiban Klaim
(6.155.956.604)
(6.155.956.604)
-
(6.155.956.604)
1.380.537.619.966
1.380.537.619.966
-
1.380.537.619.966
Jumlah klaim dan Manfaat Bruto BEBAN USAHA UMUM DAN ADMINISTRASI : Gaji
68.286.485.547
-
68.286.485.547
-
68.286.485.547
Perjalanan Dinas Kantor
5.953.856.828
-
5.953.856.828
-
5.953.856.828
Sewa
12.160.243.478
12.160.243.478
-
12.160.243.478
Penyusutan dan Amortisasi
7.641.403.568
7.641.403.568
7.641.403.568
-
Kantor
20.994.509.138
3.338.158.165
17.656.350.973
3.338.158.165
17.656.350.973
Biaya Perbaikan / Pemeliharaan
2.029.233.539
758.956.495
1.270.277.044
758.956.495
1.270.277.044
Biaya Entertaintment
734.189.983
734.189.983
734.189.983
-
Biaya Jasa Konsultan
5.069.183.242
5.069.183.242
-
1.850.010.443
Biaya Asuransi
893.182.238
893.182.238
-
859.575.686
Biaya Iuran dan Sumbangan
196.053.690
196.053.690
-
196.053.690
-
Biaya Bunga Pinjaman Subrdinasi
2.229.335.332
2.229.335.332
-
2,889,430,496
-
Biaya Imbalan Kerja
1.795.491.856
1.795.491.856
-
1.795.491.856
TOTAL BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akuisisi
127.983.168.439
118.930.982.918
118.055.571.646
118.055.571.646
108.036.799.999
-
125.331.098.803
71
20.247.205.949
20.247.205.949
-
15.007.078.947
1.391.289.340
1.391.289.340
-
1.019.863.979
Beban penyisihan penghapusanKredit
900.237.863
900.237.863
900.237.863
-
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
1.649.115.093.203
1.640.062.907.682
Biaya Bank
372.990.176
372.990.176
-
372.990.176
Pajak / Penalty
3.185.648.076
3.185.648.076
-
3.185.648.076
-
Penyisihan Piutang
1.748.795.442
1.748.795.442
1.748.795.442
-
Selisih Kurs
7.309.194
-
7.309.194
-
7.309.194
Penghapusan Assets
2.680.756.961
2.680.756.961
-
2.680.756.961
-
Biaya Non Ops
(679.832.246)
-
(679.832.246)
679.832.246
-
Biaya Investasi Surat Berharga
4.164.187
4.164.187
4.164.187
-
(25.420.072)
25,421,489
(25.420.072)
Pemasaran Beban bunga dan provisi
1.629.932.461.694
72
BEBAN NON OPERASIONAL
Biaya Lainnya JUMLAH BEBAN NON OPERASIONAL
1.417
25.421.489
7.319.833.207
(320.788.761)
354.879.298
TOTAL BEBAN
1.656.435.043.410
1.639.742.118.921
1.630.287.340.992
Laba Sebelum Pajak
236.372.288.765
253.065.213.254
262.519.991.183
73 Penjelasan koreksi fiskal yang terdapat dalam laporan laba rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1. Premi Bruto Premi Bruto sebesar Rp 1.693.198.697.270 digunakan perusahaan untuk tagihan premi kepada pemegang polis. Pada akhir tahun buku, tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan dicatat sebagai utang premi. Pada akhir tahun, semua premi untuk tahun yang bersangkutan tetapi diterima pada periode berikutnya dicatat sebagai piutang premi. Biaya ini tidak dikoreksi karena berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan. 2. Premi Reasuransi-Bersih Premi Reasuransi-Bersih sebesar Rp (105.416.530.905). Biaya ini timbul karena perusahaan membayar premi ke reasuransi. 3. Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Penurunan (kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan sebesar Rp (7.139.857.111) biaya ini adalah biaya cadangan premi. 4. Hasil Investasi Hasil Investasi sebesar Rp 272.186.784.300 digunakan oleh perusahaan untuk hasil asset investasi dari instrumen yang dimiliki. 5. Pendapatan DPLK BJS (Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bringin Jiwa Sejahtera) Pendapatan DPLK BJS sebesar Rp 3.298.658.109 digunakan oleh perusahaan satu tahun sekali semacam fee. Program iuran pasti yang menghimpun para pekerja yang akan pensiun. 6. Pendapatan lain-lain Pendapatan
Lain-lain
sebesar
Rp
36.679.580.512
digunakan
oleh
perusahaan untuk kegiatan perusahaan. 7. Klaim dan Manfaat Klaim dan Manfaar sebesar Rp 985.001.097.505 digunakan oleh perusahaan untuk kompensasi yang dibayarkan nasabah ke perusahaan karena keikutsertaan mereka untuk menjadi nasabah. 8. Klaim dan Reasuransi Klaim dan Reasuransi sebesar Rp (103.706.286.948) pendapatan yang didapat dari perusahaan asuransi dan menghasilkan benefit.
74 9.
Liabiltas Manfaat Polis Masa Depan Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan sebesar Rp 505.398.766.013 digunakan oleh perusahaan untuk pembentukan biaya atas cadangan premi yang telah dibentuk.
10. Estimasi Liabilitas Klaim Estimasi Liabilitas Klaim sebesar Rp (6.155.956.604) digunakan oleh perusahaan untuk estimasi biaya. 11. Gaji Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji kepada karyawan sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan sebesar Rp 68.286.485.547. Atas biaya gaji ini tidak perlu dikoreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No.36 tahun 2008 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya-biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 12. Perjalanan Dinas Kantor Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp 5.953.856.828. Beban ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk perjalanan dinas pegawai perusahaan untuk kepentingan kegiatan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah misalnya: tiket perjalanan pulang-pergi, bukti pembayaran untuk akomodasi selama perjalanan, dan kwitansi hotel. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi pada biaya ini. 13. Sewa Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari sebesar Rp 12.160.243.478. Untuk biaya tersebut perusahaan dan penulis tidak memerlukan koreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf nomer 3 tentang biaya biaya yang dapat
74
menjadi pengurang penghasilan bruto.
75 14. Penyusutan dan Amortisasi Besarnya
penyusutan
dan
amortisasi
perusahaan
sebesar
Rp
7.641.403.568. Perusahaan memiliki bermacam-macam aset diantaranya inventaris
kantor,
mesin
kantor,
peralatan
pemeliharaan,
mesin
pemeliharaan, kendaraan, gedung dan tanah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, pengeluaran untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan
yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi. 15. Kantor Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp 3.338.158.165. Seharusnya untuk biaya tersebut tidak perlu dikoreksi karena merupakan salah satu komponen biaya pengurang penghasilan bruto sesuai dengan Undang Undang PPh Pasal 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 3 tentang biaya-biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Tetapi pada perusahaan ini terdapat koreksi positif karena
adanya
biaya-biaya
yang
dikeluarkan
tidak
ada
daftar
nominatifnya. 16. Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Besarnya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp 758.956.495. Biaya Umum & Administrasi lainnya dikoreksi karena adanya transaksi diluar kegiatan perusahaan. 17. Biaya Entertainment Perusahaan mengeluarkan biaya entertainment sebesar Rp 734.189.983 untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Atas biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi positif karena tidak dibuatnya daftar nominatif sesuai SE-27/PJ.22/1986. 18. Biaya Jasa Konsultan Biaya Jasa Konsultan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 5.069.183.242. Perusahaan membayar biaya konsultasi kepada konsultan untuk memberikan konsultasi dalam audit eksternal manajemen mutu standar ISO dan biaya konsultasi bisnis yang diperuntukkan bagi direktur.
76 Atas biaya ini perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Pada biaya ini perusahaan dan peniliti tidak melalukan koreksi. 19. Biaya Asuransi Biaya
Asuransi
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan
sebesar
Rp
893.182.238. Digunakan perusahaan untuk mengansuransi asset yang dimiliki perusahaan, sepeti gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi atas biaya ini karena sesuai berdasarkan pasal 6 UU PPh, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. 20. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 2.926.005.996. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham. 21. Biaya Iuran dan Sumbangan Biaya Sumbangan yang dikoreksi oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 196.053.690 digunakan perusahaan untuk membiayai kepentingan karyawan dan rekan bisnis, seperti sumbangan untuk karyawan yang sedang mengalami bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak
memiliki
daftar
nominatif),
sehingga
dilakukan
koreksi
positif.Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008, bantuan dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b: bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan Objek Pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Sumbangan yang boleh dijadikan pengurang penghasilan oleh pajak adalah sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan sumbangan untuk korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe Aceh Darussalam / Sumatera Utara dan gempa di Yogjakarta. Hal ini diatur dalam KMK No. 609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas bantuan
76
kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam / Sumatera
77 Utara dan gempa di Yogyakarta PMK no. 94/PMK.03/2006, serta sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE-33/PJ.421/1996. 22. Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 2.229.335.332. Biaya bunga ini timbul atas pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham. 23. Biaya Imbalan Kerja Besar nya koreksi yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 1.795.491.856 yang disebabkan biaya imbalan manfaat karyawan tersebut ada yang berasal dari pemberi kerja. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) huruf g Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 36
Tahun 2008, yaitu iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai tidak dianggap sebagai objek pajak. Imbalan kerja yang dimaksud adalah dana pensiun. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. 24. Akuisisi Akuisisi yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 118.055.571.646. Biaya
ini
merupakan
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
keperluan
mendapatkan bisnis, seperti biaya akuisisi asuransi individu, kolektif, dan lain-lain. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 25. Pemasaran Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 20.247.205.949 untuk memasarkan produk dan jasa PT Jiwa Asuransi Bringin Life Jiwa Sejahtera kepada klien. Biaya ini juga termasuk biaya perjalanan dinas
dan biaya sewa tempat di pameran-pameran untuk
memasarkan produk mereka, maka perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 26. Beban Bunga dan Provisi Beban Bunga dan Provisi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1.391.289.340. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi fiskal karena termasuk beban operasional perusahaan.
78 27. Beban Penyisihan Penghapusan Kredit Beban Penyisihan Penghapusan Kredit yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 900.237.863. Kredit yang diberikan oleh anak perusahaan dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit konsumtif pegawai dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai 3 tahun. Menurut penulis pada biaya ini perlu dilakukan koreksi positif sepenuhnya karena biaya ini diberikan kepada anak perusahaan diluar perusahaan tersebut. 28. Biaya Bank Biaya bank yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 372.990.176 digunakan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro. Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh No.36 Tahun 2008, biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto adalah biaya yang berkaitan secara langsung dengan perusahaan dan memenuhi ketentuan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Pada biaya ini perusahaan dan penulis tidak melakukan koreksi. 29. Pajak/Penalty Besar nya koreksi positif yang dilakukan oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 3.185.648.076. Biaya yang terdapat dari Pajak/Penalty adalah biaya denda/bunga pajak yang dikenakan atas biaya pajak PPh pasal 23 (sewa). 30. Penyisihan Piutang Penyisihan piutang yang dikoreksi oleh perusahaan dan penulis sebesar Rp. 1.748.795.442. 31. Selisih Kurs Pendapatan
selisih
kurs
sebesar Rp.
7.309.194
adalah
realisasi
keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran menggunakan dolar. Dalam biaya ini tidak dikoreksi, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh 78
selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
79 penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. Pada biaya ini perusahaan dan penulis melakukan koreksi sepenuhnya. 32. Penghapusan Assets Besarnya
koreksi
positif
pada
penghapusan
assets
sebesar
Rp.
2.680.756.961. Koreksi ini dilakukan karena masa manfaat assets tersebut sudah habis lewat putusan pemegang saham. 33. Biaya Non Ops Biaya Non Ops yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. (679.832.246). Pada biaya ini penulis melakukan koreksi sepenuh nya karena biaya ini tidak ada bukti pengeluaran. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif), sehingga dilakukan koreksi positif. 34. Biaya Investasi Surat Berharga Biaya Investasi Surat Berharga yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 4.164.187. Biaya Investasi Surat Berharga timbul atas kegiatan investasi perusahaan. Biaya ini menurut perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal. Tetapi menurut penulis biaya ini harus dikoreksi positif karena tidak memiliki daftar norminatif. 35. Biaya Lainnya Besarnya koreksi positif yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1.417. Biaya ini dikoreksi oleh perusahaan dan penulis karena terdapat kegiatan yang diluar perusahaan.
Tabel 4.6 Perhitungan Pajak Terutang 2012
Laba sebelum pajak 25% x 253.065.213.254 25% x 262.519.991.183 Total Pajak Terutang
Perusahaan 253.065.213.254 63.266.303.314 63.266.303.314
Penulis 262.519.991.183
selisih 9.454.777.929
65.629.997.796 65.629.997.796
2.363.694.482
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2012 perusahaan
memperoleh
laba
bersih
sebelum
pajak
sebesar
Rp
80 253.065.213.254 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 63.266.303.314dan
setelah dianalisis penulis laba bersih sebelum pajak perusahaan meningkat menjadi Rp 262.519.991.183 dengan pajak penghasilan sebesar Rp 65.629.997.796.
4.5
Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Perusahaan sebagai wajib pajak memiliki perbedaan kepentingan dengan pemerintah mengenai perpajakan. Perusahaan menginginkan pajak yang seminimal mungkin sedangkan pemerintah menginginkan penerimaan pajak yang semaksimal mungkin guna penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen pajak guna meminimalkan pajak yang harus dibayar dengan tidak melanggar undangundang perpajakan yang berlaku. Salah satu tujuan dari manajemen pajak adalah menerapkan peraturan perpajakansecara benar yaitu dengan melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan tepat waktu dan benar, pelaksanaan kewajiban pembukuan, dan dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal. Dengan memahami dan melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar sesuai dengan peraturan, maka perusahaan akan terhindar dari sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan, dan/atau denda maupun sanksi pidana berupa kurungan atau penjara. Pengetahuan dan pemahaman mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sangat penting untuk menghindari pemborosan dana yang dikeluarkan untuk membayar sanksi-sanksi yang dapat dikenakan apabila perusahaan tidak melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan semestinya. Apabila perusahaan dapat melaksanakan kewajiban perpajakan dengan baik dan benar,dana untuk pembayaran sanksi tersebut sebenarnya dapat
dialokasikan
untuk
investasi
atau
peningkatan
produktivitas
perusahaan. Berikut ini pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan perusahaan dalam penyetoran dan penyampaian SPT Tahunan tahun 2010,
80
2011, dan 2012.
81
Tabel 4.7 Pemenuhan Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan SPT Tahunan PT. Asuransi Jiwa Bringin Life
SPT Tahun 2010
SPT Tahun 2011
SPT Tahun 2012
Tanggal penyetoran
29 April 2011
30 April 2011
26 April
Batas Penyetoran
30 April 2011
30 April 2012
30 April 2013
(sebelum pelaporan)
(sebelum pelaporan)
(sebelum pelaporan)
Setor tepat waktu
Ya
Ya
Ya
Tanggal pelaporan
30 April 2011
30 April 2012
30 April 2013
Batas Pelaporan
30 April 2011
30 April 2012
30 April 2013
Lapor tepat waktu
Ya
Ya
Ya
Dalam penyampaian SPT Tahunan 2010, 2011 dan 2012, PT Asuransi Jiwa Bringin Life telah melaksanakan kewajiban perpajakan secara tepat waktu sehingga tidak dikenakan sanksi dan dapat menghemat sumber daya perusahaan. Selain perencanaan pajak untuk menghindari sanksi adminstrasi, langkah yang harus dilakukan adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang perpajakan guna menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. Koreksi fiskal dilakukan karena terdapat perbedaan perhitungan laba perusahaan secara komersial yang berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan dan laba secara fiskal yang didasarkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
82
82