23 Bab 4 Konsep
4.1. Landasan Teori 4.1.1. Mooi Indie - Mooi Indie berakar pada romantism yaitu disiplin yang populer saat itu di Eropa. Aliran seni ini tidak mengacu pada corak melukis tertentu, selalu dilandasi oleh faktor emosional dalam berkarya. - Romantisme berasal dari bahasa Perancis “roman” (cerita) dan tampilan cerita isi buku pada awal abad ke-19, cenderung sangat romantis tentang perbuatan2 besar, tragedi dahsyat, kejadian dramatis, dan lain-lain. - Dengan banyaknya ex-patriat bangsa Eropa yang bekerja di Nusantara pada saat itu , ada kecenderungan bagi mereka apabila masa dinas mereka masing2 berakhir cenderung membawa cendera mata yang berhubungan dengan Nusantara, Barang2 tersebut dapat berupa lukisan, krya (craft) ataupun barang2 etnografis dan lainnya. - Dinegara tempat mereka berasal barang2 ini mendapatkan tempat tersendiri bagi mereka sebagai refleksi keindahan Nusantara yang dapat dikenang dan merupakan bentuk curahan hubungan emosional. - Ungkapan cerita penyusunan struktur estetika atau aktualitas piktorial selalu melebihkan kenyataan, warna lebih meriah, gerakan yang lebih lincah dan emosi yang lebih tegas. - Pendekatan ini didasarkan atas reaksi pemikiran dan alam yang menempatkan seni sebagai ungkapan emosi, misteri, imajiner, dan
24 mengedepankan sikap individualis. - Secara sederhana Mooi Indie adalah penggambaran alam dan masyarakat Hindia Belanda secara damai, tenang, dan harmonis. - Pelukis-pelukis ternama pada masa itu, seperti Basuki Abdullah, Wakidi, Mas Pirngadi, Lee Man Fong, Abdullah Surjosubroto. Juga ada pelukis asing seperti, Willem Gerald Hofker, Roland Strasser, Ernest Dezentje, romullus Rocatelli, theo Meier, dan C. L. Dake Jr.
4.2.2. Gaya desain Mooi Indie Gaya ini seringkali memanfaatkan teknik fotomontage yang dikembangkan El Lissitzky, sehingga berkesan nyata, menggunakan huruf san-serif, dan italic sehingga berkesan modern sesuai standar khas international style Indonesia Tempo Doeloe (Mooi Indie).
Gaya ini merupakan adaptasi dari berbagai gaya visual yang dibawa terutama dari pemerintah kolonial Belanda, antara lain: - Plakatstijl - de stijl - Art Deco - Art Nouveau - Art and Craft - Modernisme (Bauhaus)
25 Ciri ciri khusus gaya Indonesia tempo doeloe adalah: Memvisualkan bentuk, ornamen, figur, karakteristik yang khas Indonesia yang mewakili komunitas target marketnya (bahasa, aksara, figur priyayi, rakyat jelata pribumi, dan peranakan Tionghoa, Arab).
Tema komunikasinya berkisar penawaran produk sehari-hari, perjuangan kemerdekaan, lowongan kerja/karier, sampul buku, brosur wisata, sampai poster film. Mengedepankan persuasi untuk mempromosikan suatu produk. Gaya bertuturnya ‘hard sell’ dengan kadang-kadang memakai pendekatan dramatisasi, memvisualkan bagian dari cerita rakyat/legenda, atau sosok ideal masa itu seperti tentara, wartawan, priyayi, dll sebagai pendekatan verbal visual pesannya. Teknik produksi memakai sablon, teknik cetak offset, teknik brush/semprot, duplikasi manual, komik strip, maupun foto montage.
4.1.3. Desain Grafis Menurut kutipan buku “Bringing Graphic Design In-House”- Orangeseed Design, design dapat menjadi dan melakukan segala hal. Dalam kaitannya dengan pembuatan identitas visual baru Huize Trivelli, beberapa point penting teori desain grafis akan diterapkan: - Desain sebagai pemecahan masalah, setiap tantangan desain memiliki berbagai macam solusi. Dalam hal ini, desain digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang terbaik yang dapat digunakan Huize Trivelli - Desain adalah sebuah proses untuk memecahkan masalah. Desain yang baik adalah melalui sebuah proses yang dikerjakan sesuai tahapan yang ada,
26 seperti mencari data, memahami permasalahan dan tantangan desain, mengembakan dan mengevaluasi solusi yang ada, dan pengerjaan akhir - Desain mengkomunikasikan kepribadian. Desain membantu Huize Trivelli untuk dapat dihubungkan dengan target audience sesuai dengan kepribadian dan nilai dari Huize Trivelli sendiri. - Desain mengkomunikasikan pesan, pesan yang ingin disampaikan Huize Trivelli akan dikomunikasikan secara desain melalui berbagai macam kombinasi dari tagline, ilustrasi dan elemen grafis yang digunakan.
4.1.4. Teori Logo Menurut Terence A. Srimp dalam buku Advertising Promotion (the Dryden Press, 1986), Logo adalah pencitraan dari identitas sebuah perusahaan atau organisasi. Kriteria logo yang bak menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard antara lain:
-
Mempunyai makna
-
Mempunyai daya tarik
-
Pencitraan dari perusahaan atau produk yang diwakilinya
-
Dapat direproduksi dan diaplikasikan dengan baik dalam berbagai ukuran
-
cocok baik dalam keadaan hitam putih maupun berwarna
-
mempunyai konsistensi
-
Penggunaan tipografi yang dapat terbaca dalam berbagai ukuran
27 4.1.5. Teori Warna Dari buku Color Basic (Anne Dameria), Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya 3 unsur, yaitu cahaya, objek, dan observer/pengamat (berupa mata kita ataupun alat ukur). Warna dapat menimbulkan mood atau perasaan tertentu bahkan mampu mengungkapkan sebuah kepribadian.
Desain logo Huize Trivelli akan menggunakan warna coklat (c=33 m=84 y=100 k=40) yang bersifat nostalgia yang mengidentifikasikan dengan warnawarna pada budaya Indis, pada furniture-nya yang banyak menggunakan bahan kayu. Juga warna kuning keemasan (c=42 m=32 y=100 k=7)yang mengesankan elegan. Warna pastel putih krem (c=6 m=32 y=14 k=0) digunakan untuk warna sekunder pada layout dan aplikasi pada elemen desain lainnya
4.1.6. Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing MFA, tipografi merupakan sebuah elemen penting yang dapat mendukung terciptanya komunikasi dengan baik. Untuk pemilihan jenis huruf yang tepat, beberapa criteria yang harus terpenuhi antara lain: -
Clearity bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus dapat dilihat secara jelas
-
Readability adalah keterbacaan dan jenis huruf yang digunakan
-
Legibility adalah menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak
28 -
Visibility adalah keindahan jenis huruf
Untuk mendapatkan kesan yang elegan, maka dipilih jenis huruf serif. Jenis huruf serif memiliki ciri mempunyai kait.
4.2. Strategi Kreatif 4.2.1. Tujuan Komunikasi - Memberi image yang tepat untuk Huize Trivelli melalui identitas visual baru - Membuat system yang jelas untuk penerapan aplikasi yang sesuai - Menyesuaikan identitas kepada target audience dengan baik
4.2.2. Fakta Kunci - Lokasi dan bangunan memiliki nilai sejarah dari kota Jakarta - Menawarkan suasana romantika masa kolonial - Menonjolkan hidangan dan tata cara makan ala petinggi kolonial - Memiliki asimilisi beberapa budaya, yaitu: betawi, Eropa, Jawa, dan Cina - Menu masakan yang diolah dan disajikan sendiri oleh Ibu Soe’ Oed, pemilik dari Huize Trivelli -Resep turun-temurun yang masih dijaga keaslian dalam pengolahan dan penyajiannya
2.2.3. Profile Target a. Primary 1. Demografis usia
: umur 60 ke atas
29 Jenis kelamin
: pria-wanita
Daur hidup keluarga
: orang dewasa, berkeluarga
Kelas sosial
: masyarakat ekonomi menengah atas
Pekerjaan
: pensiun
2. Psikologis: - mengenal daerah Kota, mengalami kenangan kota Batavia - dekat dengan keluarga - santun dan bersahaja - tata krama Eropa 3. Geografis tinggal dan menetap di Batavia dan sekitarnya (kawasan Kota - Jakarta)
b. secondary 1. Demografis usia
: umur 30-40 tahun
Jenis kelamin
: pria-wanita
Daur hidup keluarga
: orang dewasa, berkeluarga
Kelas sosial
: masyarakat ekonomi menengah atas
Pekerjaan
: pekerja kantoran, wiraswastawan
2. Psikologis: - dekat dengan keluarga - mapan - kritis - memiliki rasa ingin tahu yang besar
30 - mengikuti perkembangan teknologi - berpandangan ke depan 3. Geografis tinggal dan menetap di Ibukota Jakarta
4.2.4. Keyword romantik, indis, elegan, nostalgia, genue food
4.2.5. Tagline Indische’ Romantic Cuisine
4.2.6. Strategi Desain a. Tone & Manner tone : elegan manner: hangat, bersahaja
b. Strategi Verbal Gaya bahasa yang digunakan adalah formal, baku tetapi dengan penyusunan kalimat yang menarik, menggunakan ejaan yang disempurnakan, memberikan gambaran klasik dan elegan
c. Strategi Visual Unsur-unsur desain yang digunakan yaitu dilakukan dengan pendekatan: - warna natural dan nyaman
31 - tipografi menggunakan serif atau script yang menggambarkan elegan - ilustrasi: diadaptasi dari teknik etching, dengan gaya ilustrasi realistic dengan menciptakan guratan2 garis pada permukaan kayus untuk dicetak
4.4. Pemilihan Item a. logo b. stationary (namecard, kop surat, amplop) c. buku menu d. kelengkapan meja makan (nomor meja, coaster, placemate, serbet) e. pemasaran (iklan majalah, website) f. kemasan (kemasan gula, kemasan tusuk gigi) g. sarana layanan (nota pembayaran, signage) h. souvenir (postcard)