BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1. Landasan Teori/ Metode
1. Teori Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau stimulus dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media tertentu. (Onong, 1986)
Komponen yang menjadi persyaratan terjadinya komunikasi adalah: - komunikator, pihak yang menyampaikan pesan - pesan - media/sarana yang digunakan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pesan - komunikan, penerima pesan
Proses penerimaan/pengolahan pesan terkait dengan beberapa hal, diantaranya: - Persepsi Bagaimana menginterpretasikan pesan kepada khalayak yang heterogen.
- Sensasi Tahap awal dalam proses penerimaan informasi, tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau
konseptual lebih lanjut tetapi lebih
kepada hal-hal yang merangsang alat indera.
- Atensi/Perhatian Dua faktor yang mempengaruhi dalam menarik perhatian khalayak, yaitu eksternal (meliputi gerakan,
intensitas, kebaruan dan perulangan) dan faktor
internal (faktor biologis dan sosigenis).
2. Teori Fotografi Berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa kategori dalam fotografi, yaitu: a. Foto Dokumen Untuk mengabadikan suatu peristiwa yang terjadi. Umumnya, foto jenis ini bersifat original dan historis.
b. Foto Informasi Untuk menyampaikan fakta atau peristiwa, umumnya untuk melengkapi suatu artikel atau laporan jurnalistik atau ilmiah. Bersifat aktual, objektif dan informatif.
c. Foto Persuasi Dibuat berdasarkan kehendak atau keinginan seseorang dengan konsep tertentu. Foto jenis ini bukan merupakan kejadian sebenarnya, melainkan sudah diatur sedemikian rupa untuk kepentingan iklan, promosi, dsb.
d. Foto Salon Merupakan jenis foto seni, menggunakan berbagai efek dan teknik manipulasi cahaya, sehingga terciptanya gambar yang diinginkan.
e. Foto Hiburan Dibuat sekedar untuk bersenang-senang, misalnya seperti foto artis, tempat hiburan, dsb.
3. Pengertian Buku Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lain yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.
4. Fungsi Buku UNESCO menggariskan 3 fungsi pokok dari buku, yaitu: 1. fungsi informasi
2. pengaturan pengorganisasian pembelajaran 3. pemandu pembelajaran
5. Teknik Penjilidan Buku Buku bukan merupakan tumpukan kertas yang berdiri sendiri, tapi merupakan struktur yang satu sama lain saling terikat. Agar struktur itu tidak lepas satu sama lain, maka buku perlu dijilid.
6. Macam-macam Kategori Penjilidan Buku 1. Hard Cover Binding 2. Punch and Bind 3. Thermally Activated Binding 4. Stitched or Sewn Binding
7. Teori Layout Menurut Gavin Amborse & Paul Harris, London 2005, Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
Grid System Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemenelemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
The Golden Section
Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan
ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377... Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling populer.
The symetrical grid
Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2 : 3.
Jenis-jenis layout: a. Rough Layout: untuk asistensi dari klien atau konsep dasar dari membuat layout desain. b. Finished Layout: layout jadi tapi belum benar-benar dicetak.
c. Mechanical Layout: matang dan sudah diproses dalam bentuk separasi film dan plat cetak.
Kesinambungan yang berhubungan dengan identitas, iklan dan produk adalah: a. Kesinambungan Visual: menggunakan kesamaan visual dalam tiap kampanye iklan agar identitas produk tetap ada dari iklan yang satu ke iklan yang berikutnya. b. Kesinambungan Verbal: yaitu kesinambungan dalam bahasa di setiap iklan demi identitas produk, biasanya terwujud dalam bentuk keyword, headline, dan sub headline. c. Kesinambungan Aura: maksudnya adalah kesinambungan irama layout secara keseluruhan sehingga identitas produk dapat dikenali konsumen. Untuk desain yang bukan untuk layout cetak biasanya dilakukan dengan memakai penggalan musik/jingle yang sama setiap saat secara berkesinambungan. d. Kesinambungan Attitude: yaitu dalam setiap iklan yang dciptakan hendaknya dibuat tanpa memandang derajat/status sosial siapapun yang melihatnya.agar identitas produk tersebut dapat selalu mengena di hati konsumen .
Dalam merancang layout, ada beberapa format yang dapat dipakai sesuai gaya, selera, kemauan, dan kebutuhan tiap rancangan. Jenis-jenis layout: a. Picture Window Layout: rancangan layout yang lebih mengutamakan gambar/ilustrasi besar, logo/ tulisan terlihat kecil tetapi cukup jelas terlihat karena dibuat bertumpuk dengan ilustrasi.
b. Frame Layout: menggunakan format berbentuk bingkai yang berfungsi sebagai pembatas untuk penegas iklan surat kabar. c. Copy Heavy Layout: iklan yang mengutamakan tipografi dan tidak membutuhkan ilustrasi/gambar. Layout ini biasanya untuk surat kabar. d. Mondrian Layout: Format layout yang terbagi secara horizontal dan vertikal dan menggunakan warna dalam kotak, beberapa bagian bisa diberi warna sedangkan lainnya tidak. e. Circus Layout: digunakan untuk menarik perhatian dan bukan sebagai pemberi informasi Karena di layout ini biasa dipenuhi dengan elemen-elemen dasar desain yang menarik dalam bentuk efek visual, ilustrasi, permainan tipografi dengan aneka warna, dsb. f. Alphabet Inspired Layout: diinspirasikan oleh huruf alphabet karena layout ini tellihat seperti bentuk huruf. Layout ini sangat menarik dan unggul dalam kesatuan arah baca. g. Big Type Layout: menggunakan elemen judul yang dibuat cukup besar sehingga memenuhi bidang layout tapi secara keseluruhan. Biasanya menggunakan permainan tipografi dan menggunakan elemen visual sebagai pelengkap saja. h. Multipanel Layout: terbagi dalam berbagai kolom dan kotak sebagai suatu kesinambungan. Untuk membuat komik atau buku instruksi. i. Silhoutes Layout: menggunakan beberapa elemen visual atau gambar menjadi satu. Disebut juga dengan Gaya Montase. Layout ini mengutamakan efek
visual dibantu dengan teknik fotografi sehingga berkesan menarik dan tipuan gambar karena ada gambar dalam gambar lain. j. Rebus Layout: menggunakan penggabungan elemen visual dan tipografi yang terbentuk menjadi satu kesatuan yang utuh.
Hal-hal mendasar dalam pembuatan layout menurut Frank Jefkins yaitu: a. The Law of Unity: memperhatikan satu kesatuan judul, headline, ilustrasi, keyword, dsb dalam layout sehingga menciptakan suatu keutuhan iklan sehingga enak dilihat. b. The Law of Variety: memperhatikan tentang keragaman dalam suatu layout sehingga tidak terlihat monoton. c. The Law of Harmony: memeperhatikan keterpaduan antara elemen dasar sehingga menciptakan keharmonisan antara tiap elemen. d. The Law of Rhythm: memperhatikan alur keterbacaan (legibility) dalam sebuah layout misalnya alur pada teks dapat dibaca dari atas ke bawah atau kiri ke kanan. e. The Law of Proportion: memperhatikan bidang layout sehingga tampak menarik, misalnya membuat layout dengan format persegi panjang lebih menarik daripada kotak, karena tidak terlihat kaku. f. The Law of Scale: menggunakan teknik kekontrasan terang dan gelap (lightness) di layout sehingga antara elemen lebih terlihat kontras dan lebih kuat dalam visual.
g. The Law of Balance: memperhatikan keseimbangan layout yang satu dengan yang lainnya sehingga tidak aneh misalnya iklan di tengah-tengah halaman, sebaiknya menggunakan 1/3 atau 2/3 dari halaman. h. The Law of Emphasis: kalimat yang disusun dalam kombinasi huruf besar dan kecil akan lebih mudah dibaca daripada kalimat yang semuanya menggunakan huruf besar. Tetapi penekanan nama merupakan hal yang penting, terutama hukum keberagaman dan skala.
8. Teori Tipografi Sumber : Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing, Jakarta 2001; The Visual Dictionary of Graphic Design, Gavin Amborse & Paul Harris, London 2006 Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terpan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentukbentuk visual. Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa
diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, sertainteraksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya. Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26. Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe Systems merilis PostScript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporations mengeluarkan TrueType Font. Postscript Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atau yang disebut font. Huruf digital sesungguhnya berupa bahasa komputer yang berfungsi menerjemahkan kode-kode untuk menghasilkan tampilan bentuk huruf yang sempurna baik di layar monitor amupun pada saat pencetakan. Saat ini dapat ditemukan bergam jenis huruf digital yang digunakan dalam program komputer.
Anatomi Huruf Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperluakan adanya kontras atara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground.
Jenis - jenis Huruf Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig , antara lain sbb :
1. Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. 2. Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. 3. Sans Serif Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
4. Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita.
4.2. Strategi Kreatif
a. Fakta Kunci 1. Tidak banyak masyarakat yang mengetahui tempat-tempat makan romantis yang ada di Jakarta.
2. Kurangnya informasi tentang tempat-tempat romantis di Jakarta. 3. Sebagian orang yang lebih mementingkan harga yang terjangkau daripada suasana dari suatu tempat makan. 4. Kurangnya minat masyarakat membaca atau mencari pengetahuan. 5. Kurangnya rasa aman untuk mencapai tempat-tempat tersebut (misalnya pergi di malam hari, jauh, dsb.). 6. Restoran yang bersifat romantis umumnya remang-remang, ada live music slow, candle light, bisa berduaan (ada privasi), pemandangan indah. 7.Sebagian besar koresponden menjawab bunga, lilin, cincin adalah benda yang melambangkan ROMANTIS. 8. Jakarta masih dianggap sebagai daerah yang jauh dari keromantisan. Karena Jakarta lebih lekat dengan citra kemacetan, bising lalu lintas, sibuk dan kriminal. 9. Romantis tidak berdasar pada kenyataan: bersifat imajinari, membesarbesarkan kejadian atau suatu hal. 10. Romantis adalah situasi yang kondusif dan cocok untuk bercinta atau bermesraan. 11. Romantis ditandai dengan imajinasi atau rasa emosional.
12. Romantis bersifat personal. 13. Roman adalah dongeng zaman medieval/ abad pertengahan berdasarkan legenda, percintaan dan petualangan, atau supernatural.
b. Masalah yang akan dikomunikasikan Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Buku ROMANTIC JAKARTA (Tempat-tempat makan romantis di Jakarta).
c. Tujuan Komunikasi Tujuan dari perancangan publikasi ini adalah untuk memberitahukan masyarakat pada umumnya tentang sisi keromantisan dari Jakarta ternyata masih ada. Karena saat ini kebanyakan orang menilai kota Jakarta sangat melekat dengan citra yang negatif. Dengan adanya buku ini, diharapkan masyarakat dapat menemukan suasana romantis di kota Jakarta dan menarik banyak kalangan dari luar Jakarta untuk datang ke Jakarta sehingga menaikkan nilai pariwisata kota Jakarta itu sendiri.
d. Profil Target Komunikasi
1. Demografi * Usia: 21 - 25 tahun * Jenis kelamin: Pria dan Wanita * Pendidikan: D3 – S1 * Strata sosial: B – B+
2. Geografi Domisili: Jabodetabek
3. Psikografi Gaya hidup: * Menyukai tempat-tempat romantis * Suka mencoba hal-hal baru (makanan/ kuliner) * Suka bertravelling/ bepergian ke tempat-tempat baru yang unik * Suka membaca novel * Menyukai film drama
Sifat: * Kepribadian cenderung mellow / melankolis * Suka berkhayal * Mempunyai imajinasi yang tinggi
* Romantis
e. Positioning Romantic Jakarta adalah buku yang membahas tentang tempat makan romantis yang ada di Jakarta dan sebagai panduan bagi mereka yang hobi berkeliling mencari tempat makan dan suasana baru di kota Jakarta dengan menggunakan perumpamaan legenda-legenda/ dongeng percintaan.
f. Pendekatan Emosional Dalam publikasi buku ”Romantic Jakarta (Tempat-tempat makan romantis di Jakarta)” lebih menunjukkan suasana romantis dari masing-masing tempat makan dan menggunakan perumpamaan dari kisah-kisah legenda atau dongeng percintaan.
g. Keywords • Legenda / Dongeng • Romantis
h. USP (Unique Selling Preposition) Yang membuat publikasi buku tentang tempat-tempat makan romantis di Jakarta ini unik dan berbeda adalah karena menggunakan perumpamaan legenda atau dongeng untuk membangun persepsi romantis dalam benak setiap orang.
4.3. Strategi Desain
a. Tone and Manner Kesan yang ingin ditampilkan adalah kesan romantis dan nyaman.
b. Strategi Verbal Gaya bahasa yang digunakan melalui verbal adalah ringan, santai dan sedikit puitis, agar terasa lebih mengena kepada target yang bersifat gaul, santai namun mellow.
c. Strategi Visual Unsur-unsur desain dipilih dengan mempertimbangkan pada karakter target serta pendekatan yang dilakukan, yaitu: -
memakai eksekusi dengan media fotografi dan sedikit ilustrasi untuk background
-
warna-warna disesuaikan dengan mood restoran
-
warna-warna yang digunakan menimbulkan kesan romantis, seperti pink, krem, merah hati (maroon), dsb.
4.4. Pemilihan Item Media yang digunakan antara lain: -
Buku
-
Poster
-
Pembatas Buku
-
Peta Saku
-
Flyer
-
Kartu Diskon
-
Pen
-
Packaging Buku