1
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya komunikasi masih
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
gerak-gerik
badan
menunjukan sikap tertentu misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
2.1.1. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponenkomponen komunikasi adalah sebagai berikut : a) Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. b) Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
2
c) Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengelirkan getaran nada/suara. d) Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. e) Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikannya. f) Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (“Protokol”) 2.1.2. Macam-Macam Komunikasi a) Komunikasi Verbal atau tulisan. Pada jenis komunikasi ini dipergunakan pengucapan maupun bunyi-bunyian serta telinga (pendengaran) sebagai sensasi dengar, contohnya bahasa dan music. b) Komunikasi Nonverbal yang merujuk pada tulisan. Komunikasi yang disampaikan secara visual lewat tulisan, contohnya surat, majalah, Koran dan komik. c) Komunikasi Tactual. Komunikasi tactual mempergunakan kulit sebagai sensasi rabaan, contohnya huruf braile. d) Komunikasi Olfactoral atau Gustatory. Komunikasi jenis ini mempergunakan hidung sebagai sensasi penciuman, contohnya polisi yang memanfaatkan anjing nya sebagai pelacak.
3
e) Komunikasi pengecap (Taste From Tongue). Komunikasi ini mempergunakan lidah sebagai sensasi pengenal rasa, contohnya juru masak mengecap sedikit makanan yang sedang dimasak untuk mengetahui apakah garam atau gula sudah cukup. f) Komunikasi tubuh. Komunikasi ini menggunakan bahasa tubuh untuk mengekspresikan suatu maksud, contohnya seorang yang gelisah
akan
menunjukan
gerakan-gerakan
tubuh
yang
memperhatikan gejala kegelisahannya. g) Komunikasi telepati (menggunakan indra ke-6). Komunikasi jenis ini menggunakan kekuatan pikiran untuk mempengaruhi pikiran atau sugesti seseorang, contohnya paranormal/cenayang menggunakan kekuatan pikiran seperti Deddy Corbuzier danki joko bodo. h) Komunikasi
menggunakan
teknologi.
Teknologi
yang
terus
berkembang telah membantu kita dalam berkomunikasi jarak jauh, contohnya radio, televise, internet, telpon seluler dan satelit komunikasi. 2.1.3. Komunikasi Encoding dan Decoding
Proses komunikasi melibatkan tujuh elemen, yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, akibat/hasil umpan balik dan gangguan dalam setiap proses komunikasi, sumber dan penerima pesan komunikasi masing-masing melakukan tiga kegiatan atau tindakan: encoding (membentuk kode-kode pesan), decoding (memecahkan code-code pesan), dan interpreting
4
(menginterpretasikan
arti
pesan).
Sumber/pengirim
pesan
pengirim
pesan/komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan. Pesan adalah berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestura. Saluran yaitu sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka). Penerima/komunikan, yaitu seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/institusi yang menjadi sasaran penerima pesan. Akibat/dampak/hasil yang terjadi pada pihak penerima/kominikan. Umpan balik/feedback, yaitu tanggapan balik dari pihak penerima/komunikan atas pesan yang diterimanya. Gangguan (noise) adalah faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.1
2.2. Definisi Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah ditemukan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi masa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari perkembangan kata media of mass 1
http://uripsantoso.wordpress.com/tag/decoding/tangga 28-03-2013 08:04
5
communication (media komunikasi massa). Media massa (atau saluran) yang dihasilakn oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa yakni media tradisyonal seperti kentongan, angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi medern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan massa dalam arti komunikasi massa. Misalnya, kita pernah mendengan seorang penyiar televisi mengatakan, “pemirsa, massa yang jumlahnya ratusan itu bergerak menuju gedung DPR-RI untuk memprotes kebijakan pemerintah.” Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal itu adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan presepsi tentang massa, ada baiknya kita membedakan arti massa dalam komunikasi massa dengan massa dalam arti umum. Massa dalam arti komunikasi massa menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan meida massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Beberapa istilah ini berkaitan dengan media massa. Lalu apa media massa dalam komunikasi massa? Ada banyak versi juga tentang bentuk ini. Namun, dari sekian banyak definisi bisa dikatakan
6
media massa bentuk nya antara lain meia elektronik (televisi, radio), media cetak(suratkabar, majalah, tabloid), buku, dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media massa, yakni ditemukannya internet. Belum ada, untuk tidak mengatakan tidak ada, bentuk media dari definisi komunikasi masaa yang memasukan internet dalam media massa. Padahal jika ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya, internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi massa. Dengan demikian, bentuk komunikasi massa bisa ditambah dengan internet. Bisa jadi pula beberapa definisi yang tidak menyebutkan internet dalam definisi komunikasinya karena definisi itu dibuat beberapa puluh tahun yang lalu ketika internet belum mewabah seperti sekarang ini. Maka, sah-sah saja jika kita masukan internet dalam bentuk komunikasi massa. Jadi, jadi media massa itu antara lain : televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku, dan film (film bioskop dan bukan negatif film yang dihasilkan kamera). Di samping itu, agar tidak membingungkan, kita juga perlu membedakan antara
mass communications (dengan s) dengan mass
communication (tanpa s). Seperti dikemukakan oleh Jay Back dan Ferderick C. Whitney dalam buku nya introduction to Mass communication (1988) dikatakan bahwa mass commnunication lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam komunikasi massa yangkni media massa. Sementara itu, mass communication lebih menunjuk pada teori atau proses
7
teoritik. Atau bisa dikatakan mass communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa. Dalam bahasan ini kita tidak perlu membedakan secara tajam dua istilah itu (baik yang memakai atau tanpa s) sebab, ketika kita membahas komunikasi massa tidak akan bisa lepas dari proses dan peran media massanya. Jadi, keduanya saling mendukung satu sama lain. Bagai mana mungkin mengkaji komunikasi massa dengan proses nya saja? Bukankah proses dalam komunikasi massa memberikan andil yang besar bagi peran media massa? Atau apakah media massa itu hanya seperangkat material (misalnya televisi, koran, radio, secara fisik) saja? Bagaimana mungkin, radio atau televisi yang mati (tanpa dihidupkan) itu disebut sebagai komunikasi
massa?
Maka,
disinilah
dibutuhkan
prosesnya,
baik
menyangkut siaran atau hal lain. Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gambel dan Teri kwal gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menuntu mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau atau gabungan diantara media tersebut.
8
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak kenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasa nya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan bali bisa bersifat langsung.
9
Misalnya, dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakuakan alias tertunda (delayed). Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebabkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir sekitar pada waktu yang tak terbatas. Alaxis S. Tan (1981) mencoba untuk memberikan sifat khusus yang dipunyai oleh komunikasi massa. Ia memberikan ciri komunikasi massa dengan membandingkannya dengan interpersonal communication. “Jika kita
bisa
membedakan
komunikasi
massa
dengan
interpersonal
communication, kita akan mengetahui apa itu komunikasi massa, “ katanya. Ciri khusus yang bisa membedakan kedua nya terletak pada penerima pesan nya (audience). Diawal perkembangan nya, definisi komunikasi massa sebagai sebuah studi ilmiah terletak pada mass society sebagai audience komunikasi. Konsepmass society ini memang istilah yang sering dipakai dalam lapangan sosiologi yang mendeskripsikan orang-orang dan institusi mereka dalam sebuah negara industri maju. Kemudian istilah itu digunakan pula dalam komunikasi massa. Herbert Blumer (1939) kemudia menggunakan konsep ini (yang berasal dari
10
mass society) untuk menyebut mass audience
(penerima pesan dalam
komunikasi massa). Yang disebut penerima pesan dalam komunikasi massa itu paling tidak mempunyai (1) heterogenitas susunan anggotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat; (2) berisi individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lain pula, dan (3) tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal. Bagi Nabeel Jurdi dalam bukunya Readings in Mass Communication (1983) disebutkan bahwa “in mass communication, there is no face-to-face contact (dalam Masih menurut Alexis S. Tan, dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak kesejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah atau penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Media massa tersebut diatas adalah “organisasi sosial”, sebab individu di dalamnya mempunyai tanggung jawab yang sudah dirumuskan seperti dalam sebuah organisasi. Misalnya reporter mencari fakta-fakta dilapangan, sedangkan editor mengeditnya. 2.2.1. Ruang Lingkup Pada suatu siang yang panas Anda duduk-duduk melepas lelah di bawah pohon rindang. Sambil menghirup udara yang segar, Anda melihat dua ekor burung yang sedang bercengkrama diranting pohon diatas pohon
11
yang dijadikan tempat berlindung. Yang menjadi pertanyaan kita kemudian adalah apakah yang dilakukan oleh kedua ekor burung itu bisa disebut sebagai atau masuk dalam studi komunikasi? Agak sulit memang menjawabnya. Mengapa? Dua ekor burung itu jelas sedang melakukan komunikasi satu sama lain meskipun kita tidak mengetahui artinya. Dengan kata lain, disitu terjadi proses pengiriman pesan antar kedua nya. Bahkan tak jarang mereka “bercumbu” sebagai salah satu ungkapan bahasa nonverbal satu sama lain. Namun apa yang dikaluukan oleh dua ekor burung itu tidak masuk dalam kajian komunikasi. Mengapa? Apa yang terjadi itu merupakan peristiwa komunikasi. Memang benar ada pesan yang dikirim oleh oleh komunikator (burung yang lain). Didalam kasus itu terjadi proses komunikasi, tetapi bukan yang dimaksud dalam studi komunikasi. Studi komunikasi itu tidak lain adalah human communication (komunikasi manusia). Dengan kata lain studi komunikasi harus selalu melibatkan manusia, baik sebagai komunikator maupun komunikan. Dengan demikian pula ketika kita meliat seseorang sedang berkomunikasi dengan binatang diarena sirkus, itu juga bukan komunikasi seperti apa yang dimaksud dalam studi komunikasi, tetapi melibatkan binatang. Dari sini jelas bahwa yang dimaksud dalam studi komunikasi itu melibatkan manusia sebagai subjek dan objeknya itu itupulalah mengapa bidang studi dalam komunikasi jarang atau bahkan tidak pernah membahas komunikasi dalam dunia binatang. Bahkan bidang-bidang komunikasi kita
12
dewasa ini pun melibatkan manusia sebagai sumber dan penerima pesan. Televisi sebagai sebuah institusi juga tidak lain hasil manusia berfikir dan audience-nya manusia juga. “Organisasi” televisi itu tidak lain kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain untuk memproduksi siaran. Ada beberapa bentuk atau pola komunikasi yang kita kenal. Antara lain komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication), komunikasi antarpersona (interpersonal communication), komunikasi kelompok (small group communication) dan komunikasi massa (mass communication). Jadi, komunikasi massa kedudukannya sejajar dengan pola komunikasi yang lain. Secara
ringkas,,
komunikasi
melibatkan
komikator
sebagai
penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima nya. Kemudian dua unsur ini dikembangkan lebih lanjut dengan melibatkan saluran (chanel), umpan balik (feedback). Perbedaan unsur-unsur yang ada dalam komunikasi ini sangat tergantung pola komunikasi mana yang sedang dibahas. Dalam komunikasi dengan diri sendiri misalnya, ia hanya membutuhkan unsur komunikator (dirinya sendiri), pesan (pesan dari dirinya sendiri), dan komunikan (dirinya sendiri pula). Dalam komunikasi antar persona lebih kompleks lagi, misalnya ada noise (kegaduhan), komunikator juga bertindak sebagai komunikan dan sebaiknya. Dalam komunikasi massa lebih kompleks lagi. Ia melibatkan banyak hal mulai dari komunikator, kekurangannya
komunikan,
media
masing-masing),
massa unsur
(dengan
proses
kelebihan
menafsirkan
dan pesan
13
(decoder) 2 , feedback yang lebih kompleks karena melibatkan khalayak dalam jumlah besar. Misalnya kita
membayangkan
televisi.
Dalam televisi
ada
komunikator yakni televisi itu sendiri. Komunikator disini tidak hanya satu orang sebab yang namanya televisi itu kumpulan dari banyak unsur. Kemudia ada pesan beragam yang dipengaruhi oleh beberapa pihak, misalnya wartawan, editor, kameramen, dan lain-lain. Ketika pesan itu disebarkan, ia juga akan sangat berkaitan dengan banyak hal pula. Apakah gambarnya jelas? Apakah stasiun televisinya tidak dalam keadaan rusak? Apakah suaranya juga jernih terdengar, dan lain-lain. Semua ini akan mempengaruhi proses penerimaan pesan seseorang. Antara satu orang dengan orang yang lain juga beda proses penangkapannya. Misalnya, mereka yang berkependidikan menengah dengan pendidikan tinggi, jelas akan mempunyai perbedaan yang signifikan. Sama-sama menikmati acara film kartun, apa yang ditangkap oleh orang tua dengan anak-anak berbeda. Artinya pesan yang direncanakan oleh komunikator (yakni televisi tersebut) tidak semudah ditangkap 100 persen oleh masing-masing penonton. Artinya, pesan yang disebarkan pada masing-masing pola komunikasi itu berbeda satu sama lain. 2.2.2. Ciri-Ciri Komunikasi Massa 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
2
Pengantar Komunikasi Massa : Dedy Nur Hidayat, 3‐30
14
Komunikator dalam komunikasi bukan satu orang, tetapi kumpulang orang. Artinya, gabungan antar berbagi macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui, sistem itu adalah “sekelompok orang, pedoman, dam media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.” Di dalam sebuah sistem ada interdefendensi, artinya komponenkomponen itu saling berkaitan, berinteraksi, dan berinterdependensi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain. Eksistensi kesatuan (totalitas) dipengaruhi oleh komponen komponennya, sebaliknya eksistensi masing-masing komponen dipengaruhi oleh kesatuannya. Dengan demikian dalam sistem sebagai sebuah lembaga dalam komunikasi massa-ada beberapa unsur yang membentuk sesuatu akhirnya disebut sebagai lembaga. Sementara itu, antara unsur dalam lembaga ada kerja sama satu sama lain. Tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Oleh karena itu, berbagai unsur tersebut saling melengkapi, bekerja sama satu sama lain sehingga sempurnalah sesuatu dikatakan sebagai lembaga.
15
Menurut Alexis. S Tan (1981) komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimnya secara serempak kesejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat buku). Media massa ini bisa disebut organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu yang bertanggung jawab dalam proses komunikasi massa tersebut. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena elemen utama komunikasi massa adalah media massa. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang. Hal demikian berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain, misalnya komunikasi antarpribadi. Orang yang terlihat dalam komunikasi ini memiliki inisiatif sendiri ketika mengadakan komunikasi tanpa aturan tertentu seperti yang disyaratkan dalam komunikasi massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidaktidaknya mempunyai ciri sebagai berikut : 1) kumpulan individu, 2) dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, 3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
16
2. Komunikasi dalam komunikasi massa bersifat Heterogen Untuk memetakan secara jelas mengapa komunikan dalam komunikasi massa itu heterogen bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: siapa penonton televisi, siapa pembaca surat kabar, siapa pendengar radio, dan siapa pengguna internet? Anda minggu malam kebetulan menonton acara liga Italia Seri A di indosiar. Anda jangan membayangkan bahwa anda sendirian lah yang menonton pertandingan sepak bola Seri A Italia tersebut. Mereka yang terjangkau radius siaran televisi itu dan mempunyai berkesempatan menonton. Mempunyai peluang yang sama untuk menonton. Teman anda yang ada diluar jawa juga bisa menontonnya. Hal demikian juga berlaku untuk khalayak media massa yang lain. Oleh karena itu, komunikasi dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka adalah komunikan televisi. Tidak perlu jauh-jauh, misalnya anda menonton acara tersebut ditengah keluarga anda; misalnya anda sendiri dengan bapak dan kakak. Dari jenis kelamin bisa jadi sama, tetapi dari jenjang pendidikan, umur, status sosial berbeda satu sama lain. Jadi, heterogenitas ini banyak macamnya, meskipun tidak semua heterogenitas itu harus melekat pada diri komunikan.
17
Herbert Vlumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan sebagai berikut. a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia memounyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dan berbagi kelompok dalam masyarakat. b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. Jadi, semakin jelas sifat heterogen yang melekat pada diri komunikan. Dari karakteristik Blumer tersebut ada beberapa hal yang perlu dijelaskan. Misalnya kita bertanya, bagaimana mungkin antar keluarga yang berlain kota, pada saat acara tertentu sama-sama melihat televisi tidak saling mengenal? Tidak mengenal di sini tidak berarti diartikan secara khusus. Memang, satu atau dua kasus antardiri komunikan dalam komunikasi massa itu saling mengenal, tetapi secara umum mereka tidak mengenal. Jadi, karakteristik ini harus dipahami secara luas bukan sempit. Kalaupun harus dikuantitaskan, berapa banyak anda mengenal penonton acara “misteri gunung merapi” yang disiarkan di televisi indosiar minggu malam dengan yang tidak? Jika harus menjawab, persentasi penonton yang tidak anda kenal jelas akan lebih besar dibanding yang anda kenal. Antar komunikan tidak berinteraksi satu sama lain juga tidak harus diartikan secara khusus pula. Anda mungkin bisa berinteraksi langsung
18
dengan ibu anda ketika menonton acara telebovela “Carita De Angel” di RCTI setiap sore hari. Namun, apakah Anda yakin mengenal komunikan acara itu yang tersebar di seluruh indonesia? Tidak terkecuali dengan ciri bahwa antarindividu tidak ada organisasi formal yang melingkupinya. Anda mempunyai kebebasan untuk menonton dan tidak
menonton acara tertentu. Anda juga tidak
membutuhkan pimpinan yang mengatur acara apa yang harus anda tonton. Anda pun boleh tidak memakai pakaian dinas ketika menonton televisi, atau bahkan memakai celana pendek. Anda juga tidak harus menonton dari awal sampai akhir. Ini jelas berbeda dengan kebiasaan dikantor karyawan harus masuk jam tertentu dan boleh keluar jam tertentu pula. Intinya, komunikan tidak mempunyai organisasi dan pemimpin formal. 3. Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditunjukan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain. Pesanpesannya ditunjukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesanpesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Kita bisa melihat televisi, misalnya. Karena televisi ditunjukan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan kata-katanya, sebisa mungkin memakai kata-kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah merupakan monopili kelompok tertentu.
19
Meskipun didalam televisi dikhususkan untuk kalangan tertentu (misalnya program acara), televisi perlu menyediakan acara lain yang sifatnya lebih umum. Ini penting agar televisi tidak kehilangan ciri khasnya sebagai saluran komunikasi massa. Dalam surat kabar, artikel yang biasanya dikehendak redaktur tidak ilmiah, tetapi ilmiah popular. Ini dilakukan karena koran ditunjukan untuk umum, maka pesannya juga harus bersifat umum. Umum di sini juga bisa berarti masalah rubikasi. Artinya, sebuah koran tidak bisa hanya terdiri dan artikel atau iklan. Koran harus umum dalam arti ada banyak ragam yang dimunculkan dalam koran tersebut (misalnya teka-teki, gambar kalikatur, iklan, berita pengumuman, kolom). Misalnya, koran tidak dikhususkan pada mereka yang menyukai iklan saja. Namun, ia juga diminati karena yang lain. Olehkarena itu, koran perlu memformat secara lebih umum apa yang ditampilkannya. Televisi pun tidak melulu terdiri di musik saja. Televisi juga membutuhkan iklan, sinetron, film, acara berita, rohani, atau macam acara yang lain. Tidak lain. Tidak lain karena televisi (sebagaimana media massa yang lain) mempunyai ciri umum. Yang menjadi masalah saat ini adalah, sudah banyak majalah yang dikhususkan pada anak-anak, remaja, atau orang yang memounyai hobi tertentu. Contoh majalah anak-anak adalah bobo, mentari putra harapan, korcil, dan lain-lain. Majalah ini khusus untuk anak-anak. Apakah majalahmajalah tersebut masih termasuk dalam ciri komunikasi massa?
20
Majalah tersebut masih masuk dalam ciri komunikasi massa sebab masih bersifat umum. Lihat misalnya dalam rubikasinya, ada cerita pendek, cerita bergambar, teka-teki, bahasan tokoh anak-anak, undian berhadiah, dan lain-lain. Jadi, meskipun sasarannya untuk anak-anak, tetapi tidak kehilangan cirinya yang umum. Umum di sini berarti bahwa tidak tertutup kemungkinan majalah tersebut dibaca orang dewasa atau remaja. Ambil contoh acara film kartun doraemon atau sinchan. Dua acara ini sengaja dikhususkan untuk anakanak. Namun, orang tua dan remaja juga bisa menikmatinya, asal ada televisi dan sempurna indra penglihatan dan pendengaannya. Artinya, masyarakat umum bisa menikmati acara tertentu. Umum di sini juga berarti bahwa pesan-pesan yang disampaikan dalam film kartun bisa ditanggap tidak hanya oleh anak-anak, tertentu juga oleh remaja dan orang dewasa. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah setelah menikamati secangkir teh sebelum berangkat kuliah atau kerja. Anda sempatkan diri untuk membaca koran ada beberapa berita menarik yang menyita perhatian anda dalam koran berita konflik antara rhoma irama dengan inul daratista (penyanyi dangdut asal pasuruan, jawa timur yang terkenal dengan goyang “ngebor”). Ketika anda membaca koran tersebut komunikasinyang berlangsung hanya satu arah, yakni media massa (koran itu) ke anda dan tidak sebaliknya. Ini sangat berbeda ketika kita melakukan komunikasi tatap muka. Dalam diskusi tentang inul, misalnya dengan teman sekelas, saat itu
21
terjadi komunikasi dua arah, dari kita ke teman dan sebaliknya bahkan jiga kita tidak suka atau tidak setuju dengan pendapat teman kita tadi, kita langsung bisa membantahnya. Ini namanya komunikasi dua arah. Dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satuarah.
Kita
tidak
bisa
langsung
memberikan
respon
kepada
komunikatornya (media massa yang bersangkutan) kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita mengirim ketidak setujuan pada berita itu melalui rubik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tudak langsung (delayed feedback). 2.3. Definisi Komunikasi Visual Menurut definisinya desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar tatanan huruf serta komposisi warna dan layout (tata letak atau perwajahan) dengan demikian, gagasan bias diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. 1.
Fungsi komunikasi visual Dalam perkembangannya selama beberapa abad desain komunikasi
visual mempunyai tiga fungsi dasar yaitu sebagai sarana indentifikasi sebagai sarana informasi dan instruksi dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
22
2. Elemen-Elemen Komunikasi Visual
Untuk dapat berkomunikasi secara visual seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemenelemen yang digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah Nirmana, Ilustrasi, dan Tipografi Elemen-elemen ini bisa digunakan secara masing-masing individu elemen, bias juga digabungkan. a) Nirmana Nirmana kurang lebih berarti kosong alias tidak ada apa apa…..dan bias juga berarti abstrak atau tidak bermakna kalimat tersebut merupakan sebuah ungkapan, bahwa pada awalnya, sebelum seorang bertindak menciptakan sesuatu, masih belum ada apa-apa atau belum ada makna dari segala sesuatu. Hal tersebut kemudian dijadikan titik awal atau merupakan pelajaran yang harus dikuasai oleh seseorang yang ingin belajar tentang desain sebelum mulai berkarya. Nirmana mengajarkan unsur atau elemen yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta estetika seni dalam mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya seni yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna. Dengan mempelajari nirmana, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian, dapat mengasah keterampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang menyangkut desain. Oleh karena itu, nirmana harus dipelajari dengan melakukan banyak latihan secara terus menerus sehingga benar-benar dapat menghayati seni rupa dan seni desain dengan baik. Bahkan mungkin disaat mempelajarinya akan bertambah pula cabang
23
seni yang lain. Didalam nirmana, seseorang akan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan senirupa dan desain melalui tahap-tahap yang sangat mendasar. Unsur-unsur visual Untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang diperlukan “ 1. TITIK Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relative kecil, dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu. 2. GARIS Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna . ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag, dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan.
24
3. BIDANG Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bias dikelompokan menjadi dua, yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang nongeometri alias tidak beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relative mudah diukur keluasannya, sedang bidang non-geometri merupakan bidang yang relative sukar diukur keluasannya. Bidang bias dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kependapatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satugaris atau lebih. 4. RUANG Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis,bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti. 5. WARNA Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna diantaranya adalah Hue (spectrum warna). Saturation (nilai kepekatan), dan lightness nilai cahaya dari gelap ke terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang paling menentukan adalah lightness. Jika ia bernilai 0, maka seluruh palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa
25
cahaya), sebaliknya jika lightness bernilai 100, warna akan berubah menjadi putih, alias tidak berwarna karena terlalu silau. Pada nilai 40 hingga 40, kita akan dapat melihat warna-warna dengan jelas. 6. TEKSTUR Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan, secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan peradaban. Misalnya, bila dilihat tampak kasar tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus. Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaiitu kejelasan titik, kualitas garis keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna. b) Ilustrasi Ilustrasi menurut defenisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam majalah, Koran, tabloid, komik dan lain-lain. Ilustrasi bias berbentuk macam-macam, seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatur, dan akhir-akhir ini bahkan banyak dipakai image bitmap
26
hingga karya foto. Buku cerita dan majalah adalah media yang sangat membutuhkan ilustrasi. Ilustrasi tersebut akan memudahkan pembaca untuk berilustrasi tentang tokoh atau cerita yang ditulis dalam buku atau majalah. Pada saat teknologi computer sudah popular, goresan ilustrasi berwarna yang terutama dibuat dengan pena dan tinta hitam maupun cat air, kini digantikan dengan program-program gambar berbasis vector seperti CorelDRAW, Ilustrator, Canvas, maupun FreeHand c) Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tandatanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari. Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan
27
seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangka
3
n seorang desainer huruf lebih
memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Tidak dapat dipungkiri bahwa teks adalah bagian dari desain yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk menguasai desain, harus dipelajari pula tipografi, yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang huruf cetak.
1.
Animasi Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut animasi khususnya
dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya.
Istanto
mengatakan
bahwa
konsep
dari
animasi
menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih dinamis4. Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu:
Animasi dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu_karakter_maupun_warnanya.
Animasi tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang.
6 Pengantar Desain komunikasi Visual adi kusrianto penerbit Andi Bob Cotton (1990). The New Guide To Graphic Design. Oxford, phaidon, hal 142 7
Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan
28
Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis.Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien. 2.
Suara Suara merupakan elemen pendukung yang digunakan untuk lebih
menghidupkan suasana interaksi. Dalam multimedia interaktif, suara dibedakan menjadi dua, yaitu suara utama dan suara pendukung.Suara utama
adalah
suara
yang
mengiringi
pengguna
selama
interaksi
berlangsung, sedang suara pendukung merupakan suara yang terdapat pada tombol-tombol navigasi.5 2.4. Definisi Komik 2.4.1. Definisi Komik Terobosan Baru Komik adalah sebuah cerita yang disampaikan dengan ilustrasi gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar, dimana gambar tersebut berfungsi sebagai media pendeskripsian cerita. Sehingga, pembaca bukan sekedar membayangkan tentang karakter tokoh dan lokasi yang menjadi latar belakang.
5
Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar.1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan Sachari, Agus. 2005. Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga.
29
Perkembangan teknologi di segala bidang membawa gaya hidup dalam masyarakat. Semula masyarakat menggunakan cara-cara yang manual dalam melakukan aktifitas. Sebelum ada internet, kita masih membaca informasi dalam bentuk buku, surat kabar, majalah, yang memiliki keterbatasan konten informasi dikarenakan jumlah halaman yang juga terbatas. Sekarang, setelah masuk teknologi internet kita bisa sesuka hati membaca informasi dari berbagai sumber.
Komik adalah sebuah media yang menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar, dengan kata lain komik adalah cerita bergambar, dimana gambar berfungsi untuk pendeskripsian cerita agar si pembaca mudah memahami cerita yang disampaikan oleh si pengarang.
Biasanya komik sangat digemari oleh orang-orang yang mempunyai tipe belajar visual karena dalam komik suatu cerita disampaikan dengan dominasi gambar yang sangat menonjol. Kadang komik bersifat menghibur sehingga kalangan penggemar komik adalah anak-anak dan remaja.
Komik yang sering kita temukan adalah komik-komik yang bercerita superhero, cerita kartun dan legenda. Akan tetapi komik pun dapat dirancang dengan gagasan yang berisi materi atau nilai-nilai yang positif yaitu berisi tentang nilai-nliai sosial, budaya, agama dan ekonomi.
Komik mempunyai unsur dasar visual yaitu komik dapat dipakai sebagai alat penyampai pesan yang berisi arti dan makna sehingga terjadi
30
komunikasi visual antara pesan yang disampaikan oleh komik tersebut dengan si pembaca melalui daya imajinasinya.
1.
Komik karikatur
Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana di dalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisantulisan. Biasanya komik tipe kartun/karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya. Bisa dilihat pada surat kabar maupun majalah yang menampilkan gambar kartun/karikatur dari sosok tokoh tertentu. 2.
Komik Strip
Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.
Contoh komik strip yang populer di Indonesia di antaranya Benny & Mice. Benny & Mice adalah sebuah seri strip komik yang terbit setiap minggu di harian Kompas. Strip komik ini mengambil latar keadaan kota Jakarta yang Metropolitan. Komik yang dikarang oleh Muhammad Misrad dan Benny Rachmadi ini banyak melakukan kritik sosial kepada penduduk
31
Jakarta dari berbagai kalangan. Kedua tokohnya, yaitu Benny & Mice sebenarnya merupakan gambaran diri dari kedua pengarang sendiri. Komik ini bergaya hiperbolik. Kisah kartun Benny & Mice diambil dari realitas sosial di sekitar kedua pengarangnya. Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito, mengatakan bahwa kartun Benny & Mice sebenarnya adalah bagian dari tradisi kritik kebudayaan yang disampaikan dengan bahasa sopan namun menggelitik dan membuat orang berpikir. 3.
Buku Komik
Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.
1. Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)
Buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu lebar dan besar. Walau berkesan tipis namun bisa juga dikemas dengan menggunakan kualitas kertas yang baik/bagus sehingga penampilan/penyajian buku ini terlihat menarik. Apalagi dengan gambar dan warna yang cantik, membuat buku komik ini sangat digemari.
32
2. Komik Majalah (Comic Magazine)
Buku komik berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya. Dengan ukuran yang besar tersebut tentunya dengan 64 halaman misalnya, bisa menampung banyak gambar dan isi cerita. Contoh : komik Tintin, Asterix dan Obelix.
3. Komik Novel Grafis (Graphic Novel)
Biasanya isi ceritanya lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.
4. Komik Tahunan (Comic Annual)
Bila pembuat komik sudah dalam skup penerbit yang serius, si penerbit akan secara teratur/berskala (misalkan setiap tahun atau setiap beberapa bulan sekali) akan menerbitkan buku-buku komik baik itu cerita putus maupun serial. Contoh: Dalam negeri : M&C Gramedia, PMK, Mizan, Terant, BumiLangit, Jagoan Comic, dan sebagainya. Luar negeri : Marvel Comics, DC Comics, etc.
5. Album Komik (Comic Album)
Para penggemar bacaan komik baik itu komik karikatur maupun komik strip dapat mengkoleksi (hasil guntingan dari berbagai sumber media
33
bacaan), dimana hasil koleksiannya dikumpulkan dan disusun rapih (pengkripingan) menjadi sebuah bundelan/album bacaan.
6. Komik Online (Webcomic)
Selain media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan buletin, media Internet juga dapat dijadikan sarana dalam mempublikasikan komikkomik. Dengan menyediakan situs web maka para pengunjung/pembaca dapat menyimak komik. Dengan menggunakan media Internet jangkauan pembacanya bisa lebih luas (diseluruh dunia yang memiliki koneksi internet dapat mengaksesnya) dari pada media cetak. Komik Online bisa dijadikan langkah awal untuk mempublikasikan6 komik-komik dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding media cetak. membuat kajian berdasarkan pengamatan, pengalaman, yang mungkin masih
berupa
asumsi
belum
sebuah
kajian
ilmiah
yang
patut
dipertanggungjawabkan. Kajian ini bisa berupa produk, isi/konten, fungsi, media, format, sisi bisnis, strategi pemasaran, dan sebagainya. 7. Komik Digital Definisi komik digital adalah sebagai berikut:
“digital comics are comics created directly on a computer, as opposed to comics that are drawn with
6
http://daynishurnal.wordpress.com/2010/05/10/komik‐sebagai‐media‐komunikasi‐ grafis
34
conventional media, scanned and colored on a computer.7”
Komik digital adalah komik yang dibuat langsung dikomputer, sebagai lawan dari komik yang dibuat dengan media konvensional, yang kemudian discan dan diwarnai dikomputer. Pengertian komik yang meluas dapat dijelaskan sebagai berikut:
“By many definitions the definition of comics extends to digital media8”
2.4.2. Perkembangan Manga di Indonesia
Saat ini, manga-manga yang di terbitkan di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format pembacaan aslinya, terkecuali komik / manga yang di terbitkan sebelum tahun 1999 – 2001 yang masih menyesuaikan alur pembacaan dengan kebiasaan orang indonesia sehingga mengakibatkan editor komik di indonesia menyesuaikan gambar dengan cara membalik gambar dari format pembacaan aslinya.
Perkembangan manga dapat dikatakan sebagai suatu fenomena dalam kaitannya di perkembangan dunia komik. Manga berkembang di dunia komik menjadi sebuah gaya gambar dan penceritaan yang mempunyai suatu ciri khas sendiri. Gaya gambar manga seperti yang pernah kita lihat 7
Withrow, Stephen (2003). Toon Art: The art of Digital Cartooning, Hal. 12–21, 45, 118‐ 119, 170‐171, 74‐175, 184‐187, Watson‐Guptill 8
McCloud, Scott (2000) Reinventing Comics, Hal. 140, 165, Paradox Press
35
sangat gamblang dengan ekspresi gerak maupun karakter. Karakter yang unik dari manga, seperti mata besar dan model rambut tajam sepertinya menjadi ketertarikan sendiri bagi kalangan penggemar komik. Yang hebatnya, gaya manga ini bukan saja digemari oleh kalangan anak-anak namun sudah merasuk pula ke kalangan dewasa. Dengan perkembangan gaya manga di banyak aspek kebudayan maka manga juga mempengaruhi budaya-budaya lainnya. Perkembangan manga sudah memberikan banyak pengaruh kepada kebudayaan pop masa kini. Ada banyak komik-komik dari negara di luar Jepang yang terpengaruh dengan gaya manga ini. Seiring perjalanan komik itu pun maka perkembangan gaya manga ini pun bercampur dengan gaya-gaya komik lainnya yang kini menghasilkan gayagaya perpaduan komik.
2.4.3. Perkembangan Komik Indonesia
Komik Indonesia boleh saja mengalami masa surut pada medio 1980-an. Ketika komik Superhero Amerika masuk ke Indonesia, terutama pada medio 1990 di saat komik manga dan produk-produk anime dari Jepang mulai merangsek masuk ke Indonesia. Komik Indonesia juga boleh saja menjadi sulit diproduksi sehingga banyak penerbit lebih suka menerbitkan komik impor. Di tengah-tengah gempuran demikian, komik Indonesia
diam-diam
terus
menggeliat,
terutama
gerakan
komik
underground. Sekitar tahun 1994 komik Indonesia bangkit walau tampaknya masih tertatih dengan munculnya komik Rama-Shinta: Legenda Masa
36
Depan dan komik Imperium Majapahit oleh Gen Mintaraga. November 1995 ada Caroq oleh Thoriq dari Studio Qomik Nasional dan Awatar Comics oleh Doddy Wisnuwardhana.Ajang komik nasional seperti Pekan Komik Nasional juga kerap kali digelar, walau tak bisa setiap tahun secara rutin dilangsungkan. Tahun 2003 komik M&C! divisi Gramedia menerbitkan sekaligus tiga judul produk komik lokal yaitu Alakazam (Donny), Dua Warna (Alfi ”Sekte Komik” Zachkyelle) dan Tomat (Rachmat Riyadi). Dua tiga tahun terakhir ini, seiring dengan marak nya penerbitan buku-buku dan media alternatif ( bulletin, newsletter, community magazine, dan e-zine) di Yogyakarta dan Bandung, dua kota tempat perkembangan pembelajaran budaya sedang memuncak, bermunculan terbitan-terbitan komik underground mewarnai jejak perjalanan sejarah komik Indonesia. Beng Rahadian, satu dari komikus muda generasi komikus underground
Indonesia
macam
Ahmad
”Sukribo”
Ismail,
Agung
”komikaze” Arif Budiman, Wahyu, dan lain- lain mencoba membuat komik bertajuk Selamat Pagi Urbaz terbitan Terrant Books yang baru saja sukses dari penerbitan novel Eiffel, I’m in Love. Di Yogya muncul antologi komik bertajuk Subversi Komik yang terbit sejak Mei 2004. Antologi komik ini berusaha menghimpun karya komikus muda Penggiat komik underground seperti Ahmad ”Sukribo” Ismail, Agung ”komikaze” Arif Budiman, Wahyu, Windu dan lain-lain. Uniknya, Subversi Komik ini benar-benar sebuah produk yang tak hanya
37
digagas seebagai wadah kreativittas dan lahaan publikassi komik unnderground saja, melainkan sekkaligus digagas sebaggai represenntasi kritikk terhadap pemerintaah yang tellah nyata gagal g menaangani probblem sosiaal bernama kemiskinaan. Dii Bandung teerbit komik k Bangor kaarya Radityaa Eka Permaana.Komik bergaya kartun k setenngah manga ini begitu sarat dengaan idiom-iddiom silang khas Band dung. Selaiin itu terbit pula komiik Wanter yang y bergay ya surealis mirip karyya komikuss Peter Kupper karya Dodi D Rosadii (sayangny ya tak jelas komik ini diterbitkann di Bandun ng atau Yoggya). Ada juuga komik SC (Super Condom) yang begituu nyeleneh karena seccara fisik koomik ini dib buat dalam format keecil, mirip bungkus permen.Pene p erbit Indiraa yang sem mula hanya dikenal menerbitkan m n komik im mpor dengaan serial Tintin sebaggai produk andalannyya pada tahuun ini juga ikut menerrbitkan Davve Salamannder komik lokal karrya Tunjunng Rukmoo dan Deenny Djoeenad. Prod duk-produk independeen semacam m ini bergeeliat di tokoo-toko buku u komunitaas (disebut ”distro”) selain s ada juga j yang menempuh m j jalur distribbusi toko bu uku umum seperti Suubversi Kom mik, Selamatt Pagi Urbaaz, Caroq, daan lain-lain.
Gambar 2.1 Komik Su uper Condom m dari Bandung.
38
Perjalanan komik pun tak hanya kepada format komik saja.Majalah komik IndiComic Handbook yang merupakan hasil kerja bareng berbagai komunitas komik underground seperti MKI (Masyarakat Komik Indonesia), Indietown, Titikberat, dan lain-lain juga terbit. Majalah yang formatnya tak sekedar etalase komik karya komikus underground ini juga berisikan artikel, resensi, dan ulasan komik. Tak lama kemudian, terbit pula majalah komik Wizard Indonesia yang merupakan franchise majalah komik Amerika, Wizard. Walau majalah franchise ini notabene mengandung artikel impor, Wizard Indonesia juga menyediakan rubrik khusus berupa ulasan komik lokal sebagai upaya mendukung tumbuhnya perkembangan komik underground Indonesia. Kosasih dan
Kho Wang Ghie adalah sebagian kecil kekuatan
semangat kreator dari sejarah komik nasional kita. Masih banyak nama lain seperti Teguh Santosa, Ganes Th., Hans Jaladara ( sejarah ), Hasmi dan Wid N.S ( fiksi ilmiah ), Dwi Koendoro ( sejarah / sosiologi / wayang simbolis ), GM Sudarta, Rachmat Riyadi ( sosiologi / imajiner / karikatural ) dan lainlain.
39
2.2.4.
Pengguna/Pembaca komik.
a.
Usia
Usia dari pembaca komik di indonesia umumnya berumur 10 tahun keatas, pada umur permulaan tersebut sudah dapat dianggap mampu mencerna isi / konten dari komik yang di baca, kelompok kedua adalah usia 18 tahun keatas dengan kerumitan cerita dan pemahaman emosional yang lebih berbeda.
b.
Jenis Kelamin
Para pembaca komik terdiri dari pria dan wanita
c.
Geografis
Pembaca komik terdapat di hampir seluruh penjuru dunia dengan tipikal/jenis komik yang berbeda di tiap wilayah dan minat dari pembaca komik.
d.
Selera / Kecenderungan yang ada / Komunitas
Setiap tema dari komik memiliki kecenderungan untuk disukai oleh komunitas yang terbatas, atau pembaca yang memiliki suatu minat terhadap suatu tema yang di jadikan komik seperti dalam contoh komik Legenda Naga (ryuroden) yang disukai pembaca yang suka terhadap sejarah.
40
2.22.5. Elemeen Komik (MANGA) (
Paara mangakka menggam mbar secarra sederhan na dengan menutupi kekurangaan fisik dallam hal ini penduduk jepang. khhususnya paada bagian muka, denngan ciri khas k mata besar, mullut kecil dan d hidung sejumput. Gambar latar belakaang pada tiaap manga hampir h sem mua digambbar dengan tingkat keedetailan yaang tinggi dan d di buatt serealistis mungkin, Walaupun penggamb baran karaktternya di bu uat sederhaana. Aslinyaa teks dalam m manga di tulis mengggunakan baahasa Jepanng / Kanji biiasanya ditu ulis dari kannan ke kiri, sehingga penggambaaran mangaa dan ditullis dengan sistem sepperti ini di Jepang, yaang umum disebut d sebaagai istilahnnya "raw" (m mentah). 1.
Ka arakter Tok koh Chibi Ch hibi dapat dii artikan seb bagai kecil, dengan meemiliki ciri-cciri ukuran
tubuh lebiih kecil darri ukuran kaarakter asli nya sehinggga membenntuk kesan tampilan jadi j lebih lucu. Chibii adalah istiilah populerr dari sebuttan aslinya yaitu Supeer Deformedd atau SD ch haracter9
G Gambar 2.2 A vatar : legend d of Aang Sup per Deformed d Character
9
How To Drraw Manga Vo olume 18: Sup per‐Deformed d Characters V Volume 1: Hum mans
41
2.
Seetting Baackground pada p mang ga umumnyya memilikii tingkat detail d yang
tinggi olehh karena ituu keahlian sang komikkus dalam membuat background b sangat meenentukan haasil akhir koomik tersebut. 3.
La ay Out Fraaming dalam m Manga diidesain stanndar serta terrlihat dibacca dari arah
kanan ke kiri k
G Gambar 2.3 F rame pembaccaan dari kan nan ke kiri
4.
Tip pografi Tippografi dalaam komik gaya g Mangaa terdiri darii : 2)
Untukk dialog di balon b teks menggunaka m an jenis hurruf tipis
3)
Untukk efek suara suara mengggunakan jeenis huruf yang tebal.
Gambarr 2.4 Tipograffi dalam mangga Ouran High h School Hostt Club
42
5.
Foormat (Uku uran) Ukkuran huruff untuk di balon b teks adalah 7 ptts, untuk effek suara ,
ukuran huuruf disesuaiikan.
Gambarr 2.5 Contoh p pengaplikasian format tipo ograf
2.5.
Industri Peneerbitan Koomik
1.
Lo okal a.
Elex Media M Kom mputindo
G Gambar 2.6 L LogoElex Media Komputind do
PT T Elex Meddia Komputiindo, Kelom mpok Komp pas Gramed dia (KKG) adalah peerusahaan penerbit, multimedia, m , dan saraana pendidiikan yang berkantor pusat di Jaakarta. Berddiri sejak 155 Januari 1985.KKG merupakan m salah satuu pemain besar dalam m industri penerbitann dan perccetakan di Indonesia..
43
PT Elex Media Komputindo mulai menjalankan aktifitas bisnisnya pada tanggal 15 Januari 1985 dengan maksud awal untuk mengantisipasi perkembangan
teknologi
informasi,
kemudian
terbitlah
buku-buku
elektronika, komputer, dan majalah serial MIKRODATA (Hobbies & Programmer) dan majalah Elex (Electronica Experiment) Pertumbuhan Elex Media sebagai perusahaan penerbit diawali oleh terbitnya Komik, Candy-candy, Kung Fu Boy, Dora Emon, Detective Conan dan lain-lain yang pada saat itu mengalami cetak ulang berkali-kali. Di samping komik Jepang, Elex Media juga menerbitkan komik lokal. Arus informasi melalui Internet menambah maraknya perkembangan teknologi multimedia maka masih pada tahun 1990 dibentuklah Devisi Software dan Multimedia yang kemudian sekarang dikenal dengan nama Elex Digital.
Produk yang telah diterbitkan:
Memahami begitu luasnya hal-hal yang bisa dieksplorasi untuk membantu
mengembangkan
kemampuan
anak.
Elex
Media
mengembangkan buku-buku anak berdasarkan lima kelompok besar, yaitu Fiksi, Sains & Referensi, Buku Kerja, Mewarnai & Aktivitas, Board Book, serta Novel Anak & Remaja. Targetnya adalah supaya buku-buku Elex Media dapat dinikmati anak-anak, dengan demikian Elex Media secara langsung / tidak langsung ikut membantu mengembangkan kemampuan anak.
44
1.
Kelompok produk Fiksi
ditujukan untuk anak-anak. Kelompok produk ini terdiri atas banyak seri seperti yang dapat Anda temui di toko buku. Manfaat apa yang bisa diperoleh dari kelompok buku ini? Melalui bahan bacaan fiksi ini diharapkan
anak-anak
bisa
belajar
dalam
banyak
hal,
misalnya
mengembangkan kemampuan membaca, imajinasi, pemahaman akan nilainilai moral, dsb. Buku fiksi bergambar yang diterbitkan Elex Media merupakan karya lokal dan terjemahan. Dalam menerbitkan terjemahan, Elex Media bekerjasama dengan penerbit asing, diantaranya Disney Enterprises Inc. Nagaoka, Joei Tokyo, Harper Collins, dan Carlsen Verlag. 2.
Kelompok produk Sains & Referensi
Kelompok produk Sains & Referensi juga terdiri atas banyak seri. Pada kelompok ini terutama sangat membantu anak-anak dalam mendapatkan informasi mengenai ilmu pengetahuan praktis dan sederhana. Materi yang ditampilkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan anakanak yang diperoleh dari sekolah. Dalam menerbitkan buku-buku sains bergambar, Elex Media bekerjasama dengan penerbit asing, diantaranya Kaisei-sha, Child-Honsha, Andromeda, Marshall, Parramon, Mercedes Ross, Walts Publishing, dan Tic Tock Publishing.
45
3.
Kelompok produk anak Buku Kerja & Aktivitas
Keompok
produk
ini
terutama
ditujukan
untuk
anak-anak
prasekolah, TK, dan SD. Elex Media merancang produk kelompok ini untuk membantu orangtua menyediakan bahan dan sarana untuk belajar sambilbermain. Materinya sangat beragam, mulai dari ilmu pengetahuan praktis, moral, hingga materi yang menunjang pendidikan berdasarkan kurikulum di sekolah. Anak-anak bisa mengekspresikan seluruh emosi, pengetahuan, dan pengalamannya melalui seri-seri ini.
Selain produk lokal yang memunculkan tokoh si Komo, Joshua, dan Saras 008, Elex Media juga bekerjasama dengan penerbit asing, diantaranya Disney Enterprises, Inc. Longman, Yoyo, dan SNP Education Collins. 4.
Kelompok produk Board Book
Kelompok produk Board Book terutama ditujukan untuk anak-anak balita (bawah lima tahun). Berisi pengenalan konsep dasar yang dibutuhkan anak-anak pada tahap awal perkembangan pengetahuannya. 5.
Kelompok produk Novel Anak & Remaja
Pada kelompok produk ini berisi kisah petualangan, detektif, misteri, horor, dan cerita romantis yang menarik. Manfaat seri-seri akan semakin optimal jika orangtua juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Didampingi anak ketika anak mewarnai, bercerita, atau mengerjakan permainan-permainan yang disediakan dalam buku.Dengan demikian orangtua bisa menjadikan seri-seri ini sebagai sarana berkomunikasi dan bermain bersama anak-anak.