16 BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori / Metode
4.1.1
Teori Branding Istilah branding seringkali salah dimengerti dengan istilah corporate identity
atau corporate image. Padahal pada kenyataannya, mereka semua masing-masing memiliki makna yang berbeda. Corporate Identity secara kasar dapat diartikan sebagai Identitas Korporat. Maknanya lebih mengacu kepada sebuah identitas perusahaan berupa nama, logo, slogan, ekspresi visual, atau dapat diringkas sebagai tampilan luar sebuah perusahaan. Sejauh ini restoran Bebek Bengal telah memiliki logo yang cukup konsisten. Namun selain logo, restoran tersebut tidak memiliki identitas visual pendukung lainnya. Corporate Image adalah persepsi atau cara pandang masyarakat terhadap citra sebuah perusahaan baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Melalui penelitian yang telah dilakukan, konsumen restoran Bebek Bengal yaitu masyarakat kota Jakarta memiliki berbagai macam persepsi terhadap restoran Bebek Bengal. Namun dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat menganggap bahwa restoran Bebek Bengal adalah restoran bebek yang memiliki cita rasa unik dan khas, dengan persepsi yang penuh kejutan, unik, dan misterius. Namun
17 demikian mereka belum melihat adanya aplikasi dari nama Bebek Bengal terhadap penampilan restoran secara keseluruhan, terutama pada identitas visual pendukungnya. Corporate Branding adalah kebalikannya, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara strategis difokuskan dan disatukan melalui organisasi. Sejauh ini, restoran Bebek Bengal di Jakarta dapat dikatakan sudah memiliki corporate branding, karena restoran ini sudah melakukan berbagai usaha untuk berpromosi dan berkembang namun belum diusahakan secara maksimal. Perkembangan yang dimaksud disini meliputi variasi menu maupun usaha untuk berekspansi memperluas usahanya, misalnya dengan membuka cabang baru di daerah sekitar jabodetabek. Branding menentukan suatu arah, kemurnian suatu tujuan, inspirasi, dan semangat bagi aset sebuah perusahaan, yaitu merek korporat. Sebuah merek menjadi merek inti ketika merek tersebut ditetapkan, diarahkan, dan dimengerti tidak hanya oleh orang dalam perusahaan tetapi juga oleh masyarakat. Saat ini, restoran Bebek Bengal sebagai restoran bebek sudah mempunyai branding yang cukup kuat. Selain karena memiliki berbagai variasi menu masakan bebek dan cita rasa yang khas, juga dikarenakan tren mengkonsumsi bebek yang lagi berkembang belakangan ini. Namun tidak ada jaminan bahwa kekuatan branding ini akan tetap bertahan di masa mendatang, yakni masa ketika tren mengkonsumsi bebek telah lewat dan bergeser ke tren mengkonsumsi makanan lainnya. Tentu akan menjadi masalah karena restoran Bebek Bengal mengkhususkan dirinya pada menu bebek dan ayam. Tanpa adanya usaha corporate branding yang terencana, bukannya tidak mungkin restoran Bebek Bengal ditengah tren mengkonsumsi bebek, kalah bersaing dengan kompetitornya dan ketika tren tersebut usai, konsumen akan berpindah
18 mengikuti tren yang baru, karena tidak merasa memiliki keterikatan dengan restoran Bebek Bengal. Secara umum, masyarakatlah yang akan menilai identitas restoran Bebek Bengal, dan salah satu faktor penentunya adalah visual yang tampak dari restoran Bebek Bengal itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut diatas, Mark Blair, Richard Armstrong, dan Mike Murphy dalam buku “The 360 Degree Brand in Asia” (Wiley Publisher, 2003) menyatakan bahwa brand yang kuat dapat mempengaruhi konsumennya untuk melihat brand tersebut dalam persepsi baru yang hendak ditampilkan. Mereka dapat melakukannya karena mengidentifikasi dan memiliki ide besar yang sanggup mengubah lingkungan masyarakatnya, seperti mengubah cara pandang masyarakat terhadap brand mereka, menyampaikan kembali keuntungan produk yang ditawarkan dengan pendekatan yang berbeda, menata kembali visi misi tujuan perusahaan, bahkan dengan memfokuskan diri pada sebuah kategori khusus yang menjadi daya tarik masyarakat terhadap perusahaan itu. Sedangkan perihal apakah yang membuat sebuah brand menjadi besar. Mereka bertiga memberikan pernyataan bahwa brand yang besar adalah brand yang: •
Memiliki pandangan dan pencitraan yang bersifat internasional, tidak hanya regional.
•
Memberikan nilai tambah berupa pengalaman yang berdasar kepada kekuatan produk.
•
Memiliki gaya yang konsisten dan nilai yang tidak lekang oleh waktu dan media.
•
Memiliki dan mendemonstrasikan nilai yang konsisten ditengah berbagai lingkungan masyarakat yang beragam.
19 •
Mencitrakan tampilan yang segar, tidak lekang oleh waktu, dan mudah dikenali. Dimana ini akan membantu masyarakat untuk percaya kepada citra perusahaan.
•
Memberikan kesan optimis, positif , selain juga memberikan semangat kepada konsumennya.
•
Menempatkan dirinya sebagai pemimpin melalui berbagai promosi dan tindakan di dunia nyata.
•
Memungkinkan masyarakat untuk mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari sebuah brand. Dan ada pula satu karakteristik kunci yang harus dimiliki oleh brand yang baik,
seperti dikatakan oleh Michael Newman dalam bukunya “The 22 Irrefutable Laws of Branding” (Wiley Publisher, 2004) dikatakan bahwa positioning sebuah perusahaan memainkan peranan penting dalam menentukan persepsi masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Disebutkan bahwa positioning bukanlah apa yang kita lakukan terhadap produk, tetapi apa yang kita pikirkan terhadap prospek sebuah citra perusahaan kedepannya. Faktor yang menentukan positioning sebuah perusahaan adalah periklanan. Promosi yang baik berbicara sedikit tentang produk, tetapi menyatakan dan menonjolkan posisi produk di ingatan masyarakat. Pada kasus restoran Bebek Bengal, cukup jelas posisi mereka adalah restoran bebek yang menampilkan berbagai variasi menu masakan bebek dan ayam dengan cita rasa yang unik dan khas. Usaha yang perlu dilakukan adalah membangun identitas visual yang mampu menjelaskan posisi mereka. Dengan identitas visual yang baru, diharapkan masyarakat dapat merasakan sensasi yang ditawarkan oleh restoran Bebek Bengal, sehingga walaupun tren mengkonsumsi makanan tertentu silih berganti, citra Bebek Bengal tetap melekat di masyarakat Jakarta.
20
4.1.2
Teori Logo Menurut Prof. Drs. Yongky Safanayong dalam buku How Do They Think
(Mosher Publishing, 2008), logo adalah sebuah tanda yang secara langsung tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada akhirnya sebagai alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo mampu membantu membedakan suatu produk atau jasa dari kompetitornya. Suatu logo yang ideal, citra visualnya mampu merefleksikan kualitas produk atau jasanya dan persepsi publik merefleksi budaya perusahaan. Secara keseluruhan logo merupakan instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya mampu mewujudkan citra positif dan bonafiditas. Pada akhirnya adalah refleksi citra bisnis perusahaan yang disimbolisasi serta direproduksikannya secara utuh dan total, bahwa logo tersebut mengandung arti atau makna suatu “kebijakan berpikir” dan “maksud tertentu” badan usaha, suatu kualitas dan nilai-nilainya yang dituju. David E. Carter melalui bukunya The Big Book of Logo seperti dikutip oleh Adi Kusrianto dalam bukunya Pengantar Desain Komunikasi Visual (Penerbit Andi, 2007) mencakup beberapa hal sebagai berikut: •
Original. Memiliki nilai kekahsan, keunikan, dan daya pembeda yang jelas.
•
Legible. Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi meskipun diaplikasikan kedalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.
•
Simple. Mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
21 •
Memorable. Mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang relatif lama.
•
Easily associated with the company. Mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.
•
Easily adaptable for all graphic media. Mudah diaplikasikan logo baik secara fisik, warna, maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada saat proses perancanangannya. Hal itu untuk menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya.
Gambar 4.1
Logo restoran Bebek Bengal saat ini terasa tidak memenuhi beberapa kriteria logo yang baik diatas. Dari segi originalitas, logo seperti ini sudah cukup banyak ditemukan dimana-mana dan dalam berbagai jenis perusahaan yang berbeda, sehingga tidak dapat dikatakan memiliki keunikan yang lain daripada yang lain, hal ini juga akan mempersulit logo tersebut diingat oleh target konsumen. Dalam hal keterbacaan, tulisan Bebek Bengal sulit dibaca jika hanya terlihat sekilas atau dalam waktu yang singkat, mengingat restoran ini terletak ditepi jalan maka orang-orang yang melintas akan
22 kesulitan membacanya secara sekilas, juga dikarenakan huruf yang dipakai terlalu dekoratif. Memang logo ini simple, namun tidak lebih dari itu. Melalui analisa dengan prinsip dan estetisme desain, bisa disimpulkan bahwa logo ini tidak mencerminkan perusahaan yang diwakilinya. Memang, orang akan mengerti kalau itu adalah restoran bebek, tetapi sensasi yang unik, cita rasa masakan yang khas tidak terwakili melalui logo tersebut sehingga orang akan sulit untuk menerka apa kelebihan restoran Bebek Bengal. Kemudian bentuk logo yang menyerupai sketsa menimbulkan kesan basic, dan rumit sehingga ketika diaplikasikan ke ukuran yang kecil akan menghilangkan sebagian detailnya. Kesimpulannya, pada identitas visual yang baru, logo ini harus didesain ulang supaya dapat memenuhi tujuan penelitian, yaitu menciptakan desain yang baik untuk identias visual restoran Bebek Bengal dengan tetap mencerminkan kekhasan yang dimiliki oleh restoran ini.
4.1.3
Sistem Desain Sistem desain adalah sebuah sistem yang terbentuk dari logo, artwork, gambar
foto maupun ilustrasi, warna, tipografi, dan elemen grafis lainnya yang membuat sebuah desain menjadi unik. Aturan dan prosedur penggunaan masing-masing elemen harus dijabarkan secara mendetil dalam corporate style guidelines, untuk menciptakan konsistensi desain dalam keseluruhan objek yang termasuk didalam proyek perusahaan. Fungsi sistem desain adalah untuk bercerita, mengkomunikasikan kepribadian karakter perusahaan, membangun loyalitas terhadap brand, dan memberikan petunjuk
23 yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam hal yang berbeda dalam tampilan sebuah perusahaan, sehingga terbentuk sebuah konsistensi. Konsistensi ini sangat dibutuhkan oleh restoran Bebek Bengal dalam upaya untuk menjaga supaya identitas visual yang hendak dibuat memberi dampak yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Cara paling efektif untuk menjaga konsistensi sistem desain adalah dengan menentukan dan membukukan sistem itu kedalam suatu style guidelines.
4.1.4
Style Guidelines Style guidelines adalah suatu aturan dan standarisasi yang harus dipatuhi dalam
menciptakan desain apapun untuk sebuah perusahaan. Style guidelines mempunyai banyak nama alias yang diantaranya adalah Brand Standards, Graphic Standard Manual, atau Standar Grafis Manual, Identity Guidelines, dan lain-lain. Namun pada dasarnya mereka mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama. Seperti yang telah disebutkan diatas, restoran Bebek Bengal membutuhkan sebuah Style Guidelines untuk menjaga konsistensi identitas visualnya supaya tidak melenceng dari karakter desain yang didasarkan pada keunikan restoran tersebut. Lebih jauh, panduan ini diperlukan untuk mencegah perubahan desain. Sebab seringkali baik disengaja maupun tidak disengaja, seiring waktu berjalan maka otomatis desain ikut berubah dan mengalami pergeseran gaya dari satu desainer ke desainer lainnya. Hal penting yang hendaknya selalu diingat dalam pembuatan Style Guidelines adalah segi fleksibilitas, supaya desain dapat selalu diaplikasikan pada proyek-proyek dimasa mendatang dan dalam bentuk medium aplikasi sebanyak mungkin.
24
4.1.5
Style Overview Setiap perusahaan atau produk mempunyai gaya tersendiri. Gaya tersebut
mencerminkan kepribadian, citra, dan karakter perusahaan. Gaya ini hendaknya juga menggambarkan identitas perusahan, latar belakang, dan sifat perusahaan. Tidak hanya itu, gaya ini juga mengarahkan bagaimana perusahaan tersebut ingin dipandang oleh masyarakat.
4.1.5.1 Gaya Desain Restoran Bebek Bengal Dalam
penyesuaian
dengan
kekhasan
restoran
Bebek
Bengal
yang
menitikberatkan kepada variasi menu dan cita rasa yang khas. Maka secara keseluruhan, desain yang hendak dibuat sebagai identitas visual restoran Bebek Bengal ini dikemas dalam suatu nafas yang sama yaitu dalam desain dengan pengaruh gaya modern dan simpel dengan sedikit sentuhan klasik pada pewarnaan. Lebih lanjut, walaupun mengambil gaya desain yang sederhana, namun visual yang dihasilkannya tetap menjaga citra produk dan kelasnya.
4.1.6
Positioning Positioning menurut Al Ries dan Jack Trout dalam bukunya Positioning: The
Battle for Your Mind seperti dikutip oleh Michael Newman dalam bukunya The 22 Irrefutable Laws of Branding (Wiley Publishing, 2004), bukanlah merupakan sesuatu yang harus dilakukan terhadap produk, melainkan sesuatu yang dilakukan terhadap pelanggan. Positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan
25 produk dikepalanya, dialam khayalnya. Sehingga konsume memiliki penilaian tertentu dan di kemudian hari membedakannya dengan restoran lain yang menjual menu sejenis. Restoran Bebek Bengal memposisikan dirinya sebagai restoran bebek yang menawarkan berbagai variasi menu masakan bebek dan cita rasa yang unik. Penggunaan gaya desain dengan pedekatan yang sederhana adalah salah satu jalan yang ditempuh dalam perwjujdan positioning yang dimaksud
4.1.7
Teori warna Warna adalah salah satu alat identitas visual terkuat untuk sebuah perusahaan.
Warna secara efektif dapat mengungkapkan pesan, ide, atau gagasan tanpa menggunakan penulisan atau bahasa. Menurut Adi Kusrianto dalam bukunya Pengantar Desain Komunikasi Visual (Penerbit Andi, 2007) menyatakan bahwa warna adalah pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pembuatnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, semangat, dst. Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya juga. Masing-masing warna diyakini mampu memberikan respons secara psikologis kepada yang melihatnya. Warna-warna pada desain yang minimalis dan sederhana berjumlah sedikit, atau dengan kata lain tidak menggunakan banyak warna. Namun bukan berarti desain menjadi tidak hidup. Tidak jarang terjadi penggunaan perpaduan yang kontras supaya karya lebih dapat menarik perhatian.
26 Dalam penyesuaian dengan style guidelines, untuk perusahaan dapat digunakan palet warna. Penggunaan palet warna dapat meminimalisasi pilihan warna, sekaligus menjadi alat identitas bagi perusahaan. Palet warna primer biasa adalah warna logo dan warna dominan bagi sebagian besar objek desain. Namun untuk fleksibilitas, dapat dibuat pula palet warna sekunder, dengan ketentuan yang tetap spesifik dan konsisten.
4.1.8
Typography Pemilihan typeface yang dipakai dalam pembuatan logo dan implementasi desain
lainnya sangatlah penting. Suatu jenis typeface dapat mengkomunikasikan identitas, karakter, atau sikap tertentu. Huruf atau aksara bukan hanya sekedar dibaca melainkan merupakan suatu fenomena visual yang dilihat sekaligus dapat dirasakan. Untuk menonjolkan kesan dinamis dan modern, jenis huruf yang dipakai adalah huruf yang dekoratif namun tetap memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Huruf yang dipakai adalah huruf dengan tipe san-serif, walau tidak tertutup kemungkinan juga menggunakan huruf serif yang memiliki bentuk yang dirasa sesuai.
4.1.9
Images (Gambar) Gambar adalah sebuah alat pengangkut gaya desain dan karakter yang amat kuat.
Gambar dapat berupa ilustrasi maupun fotografi, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dalam penyesuaian dengan gaya desain yang simpel dan modern, maka untuk desain pada identitas visual restoran Bebek Bengal yang baru, jenis gambar yang akan banyak digunakan adalah model ilustrasi digital. Ilustrasi dapat menggambarkan hal-hal yang tidak bisa diperoleh secara mudah oleh fotografi. Ilustrasi juga bisa menceritakan
27 hal-hal diluar kenyataan keseharian, baik dalam bentuk penyederhanaan, atau malah melebih-lebihkan dari kenyataan sebenarnya. Ilustrasi yang baik harus dapat menguraikan masalah yang diwakilinya sehingga orang yang melihatnya dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
4.2
Strategi Kreatif
4.2.1
Keywords
•
Unik
•
Dinamis
•
Surprise
•
Restoran bebek
•
Cita rasa khas
4.2.2
Moods
•
Santai
•
Tenang
•
Nyaman
•
Hangat
4.2.3 •
Keyfacts Restoran Bebek Bengal selain menyediakan berbagai menu bebek, juga menyediakan beberapa menu ayam dan bandeng.
28 •
Lokasi restoran Bebek Bengal tergolong strategis karena terletak di salah satu ruas jalan utama di kota Jakarta.
•
Restoran Bebek Bengal sedang dalam proses mengembangkan usahanya dengan cakupan wilayah jabodetabek.
•
Keunikan rasa bebek di restoran Bebek Bengal adalah rasa daging yang tidak bau, dan agak manis karena disesuaikan dengan lidah orang Indonesia, khususnya Jakarta.
4.2.4 •
Target Audience Target Primer 1. Demografi -
Golongan ekonomi kelas menengah dan menengah keatas yang kehidupannya sudah stabil dan mantap.
-
Pegawai kantor yang sedang makan siang atau pulang kerja.
-
Keluarga yang sedang berakhir pekan.
2. Geografi -
Tinggal dan beraktivitas di kota Jakarta.
3. Psikografi Keluarga yang berbahagia, penuh rasa ingin tahu, senang dengan suasana yang tenang dan santai, berkumpul bersenang-senang bersama temanteman, gaya hidup yang sederhana.
29
•
Target Sekunder Orang-orang yang sering bepergian di daerah jabodetabek, yang suka mencobacoba sesuatu yang baru, dan belum memiliki fanatisme akan suatu jenis masakan.
4.2.5
Benefit
4.2.5.1 Rational Benefit •
Restoran Bebek Bengal memiliki berbagai variasi menu bebek.
•
Harga yang relatif terjangkau untuk target audience restoran.
•
Restoran Bebek Bengal terletak di salah satu ruas jalan utama di kota Jakarta. Sehingga mudah untuk dikunjungi.
•
Restoran Bebek Bengal memiliki tempat yang nyaman dan santai dengan suasana yang relatif tenang.
•
Restoran Bebek Bengal menyediakan tempat parkir yang luas baik untuk mobil maupun motor.
4.2.5.2 Emotional Benefit •
Hidangan bebek di restoran Bebek Bengal memiliki cita rasa tersendiri yang khas.
30 •
Suasana restoran pada sore hari yang temaram, angin sepoi-sepoi yang sejuk dan suasana santai yang hangat memberikan sensasi pengalaman menikmati hidangan tersendiri bagi pengunjung restoran Bebek Bengal.
4.2.6
Positioning Restoran Bebek Bengal memposisikan dirinya sebagai restoran bebek yang
menampilkan berbagai variasi menu masakan bebek dan ayam dengan cita rasa yang unik dan khas dan didukung oleh kenyamanan lokasi restoran.
4.2.7
Unique Selling Preposition Yang membuat restoran Bebek Bengal menjadi istimewa adalah variasi menu
masakan bebek dan cita rasa masakannya yang telah disesuaikan dengan selera masyarakat Jakarta. Sehingga membuat sebagian besar pengunjung datang kembali lagi.
4.2.8
Creative Approach Dalam
penyesuaian
dengan
kekhasan
restoran
Bebek
Bengal
yang
menitikberatkan pada aspek keunikan cita rasa masakan, dan kenyamanan restoran, maka secara keseluruhan desain yang hendak dibuat sebagai identitas visual restoran Bebek Bengal ini dikemas dalam satu nafas yang sama yaitu dalam desain yang modern dan simpel. Gaya desain restoran Bebek Bengal dalam aplikasinya diharapkan dapat memberikan suatu karakter yang unik kepada restoran Bebek Bengal, sehingga
31 kedepannya diharapkan dapat menjadi suatu nilai tambah yang unik bagi perusahaan dan masyarakat memandang restoran Bebek Bengal dengan persepsi baru yang positif. Karena tujuan desain ini adalah untuk membentuk identitas visal yang berkarakter bagi restoran Bebek Bengal. Melalui gaya desain yang sederhana, simpel, dan modern, masyarakat diarahkan untuk menempatkan restoran Bebek bengal didalam pikirannya sebagai restoran yang berusaha menunjukkan jati dirinya, keunikannya melalui karakter yang ditampilkannya, sehingga restoran ini menjadi berbeda dengan restoran lain yang menjual menu sejenis.
4.2.9 Mood Visualisasi 4.2.9.1 Warna Digunakannya kombinasi pola warna yang modern dan dinamis seperti putih, orange, merah, dan kuning adalah untuk mencerminkan karakter dan keunikan restoran Bebek Bengal. Penggunaan warna-warna tersebut diyakini dapat menciptakan suasana yang hangat, penuh semangat, dan penuh sensasi.
Gambar 4.2
4.2.9.2 Tipografi
32 Huruf standar yang dipergunakan pada aplikasi restoran Bebek Bengal adalah huruf-huruf yang dekoratif namun tetap memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Huruf yang dipakai adalah huruf dengan tipe san-serif, walau tidak tertutup kemungkinan juga menggunakan huruf serif yang memiliki bentuk yang dirasa sesuai. Tidak tertutup digunakannya berbagai jenis huruf selama masih bercirikan gaya yang modern, dan dinamis.
4.2.9.3 Visual Visual banyak menggunakan ilustrasi yang digambar secara digital dengan bentuk-bentuk visual yang sederhana, dinamis, dan cenderung abstrak namun tetap terjaga kerapiannya. Namun tidak tertutup kemungkinan dilakukan perubahan pada sisi detail selama masih dalam garis besar gaya yang diambil.
4.3
Media Publikasi Media yang digunakan dalam publikasi akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan publikasi tersebut. Pemilihan media publikasi dtentukan berdasarkan pertimbangan karakteristik target, tujuan publikasi, karakteristik media, ciri khas budaya, dan lain-lain, sehingga item-item yang menjadi pendukung publikasi adalah: •
Kop surat
•
Amplop
•
Kartu nama
•
Kertas fax
•
Kertas nota
33 •
Buku menu
•
Nomor meja
•
Peralatan makan
•
Petunjuk didalam restoran
•
Petunjuk toilet
•
Kemasan Makanan
•
Perlengkapan karyawan
•
Kendaraan dinas
•
Pembatas buku
•
Pin
•
Sticker