BAB 4 KONSEP DESAIN
Landasan Teori
4.1.1 Teori Kampanye Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kampanye adalah suatu usaha yang dilakukan serentak untuk melakukan gerakan. Dan Glossary Grafis menyatakan bahwa kampanye dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian iklan yang berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan suatu ide penjualan maupun jasa. Kampanye Waspada Flu Burung bertujuan untuk mengajak masyarakat secara serentak melakukan tindakan-tindakan yang berguna untuk mencegah penyebaran virus flu burung dengan menampilkan informasi berupa pengetahuan mengenai virus flu burung dan langkah-langkah pencegahannya.
4.1.2 Teori Kampanye Layanan Masyarakat Berdasarkan pernyataan Courtland L. Bovee dan Arens, iklan layanan masyarakat memiliki tujuan umum untuk menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan masyarakat akan pesan dan gagasan yang diiklankan. Sebuah dewan periklanan yang mempelopori iklan layanan masyarakat di Amerika Serikat, Advertising Council menyatakan bahwa kriteria yang dipakai dalam merancang sebuah iklan layanan masyarakat adalah:
23
24
Non-komersial
Tidak bersifat keagamaan
Non-politik
Berwawasan nasional
Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat
Diajukan oleh sebuah organisasi yang telah diakui dan diterima
Dapat diiklankan
Mempunyai dampak dan kepentingan yang tinggi sehingga patut untuk mendapatkan dukungan local maupun nasional Kampanye Waspada Flu Burung menggunakan definisi di atas sebagai
landasan teori kampanye layanan masyarakat karena sudah sesuai dengan kriteria sebuah iklan layanan masyarakat yaitu : non-komersial, tidak bersifat keagamaan, berwawasan nasional dan mempunyai dampak dan kepentingan tinggi.
4.1.3 Teori Komunikasi Menurut Carl I. Hovland, komunikasi merupakan proses dimana suatu pihak mengirimkan stimuli atau rangsangan berupa lambing-lambang (biasanya bahasa) kepada pihak lain dengan tujuan mengubah prilakunya. Sedangkan Joseph A. Devito, seorang pakar komunikasi terkemuka menerangkan bahwa komunikasi didefinisikan sebagai kegiatan menyampaikan dan menerima pesan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih. Dimana dalam proses tersebut pesan terdistorsi oleh gangguan (noise) serta memiliki potensi untuk menimbulkan pengaruh, efek atau kesempatan untuk melakukan umpan balik.
25 Narold
Lasswell
dalam
karyanya
The
Structure
and
Function
of
Communication in Society mengungkapkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur yaitu:
Komunikator
Pesan
Media
Komunikan
Efek
Sedangkan menurut Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management, proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang/sejumlah orang
Encoding, yaitu proses pengalihan pikiran/ide/perasaan ke dalam bentuk lambang atau bahasa yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan
Message, yaitu pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna
Media, yaitu sesuatu yang menjadi saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan
Noise, yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi
Decoding, yaitu proses dimana komunikan menterjemahkan lambanglambang yang terkandung di dalam pesan ke dalam konteks pengertiannya
Receiver, yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator
26
Response, yaitu reaksi yang diberikan komunikan setelah menerima pesan
Feedback, yaitu tanggapan komunikan yang disampaikan setelah menerima pesan
Dalam berkomunikasi, seorang komunikator harus pandai-pandai memahami khalayak sasarannya dan tanggap seperti apa yang diinginkannya. Oleh sebab itu ia harus tampil untuk meng-encode pesan, memperhitungkan bagaimana kebiasaan komunikan meng-encode pesan dan memilah media yang efektif dan efisien untuk mencapai sasaran. Seorang ahli komunikasi ternama bernama Wilbur Schramm, melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal komunikan. Menurut Schramm dalam bukunya Communication Research in The United States, komunikasi akan berhasil jika komunikasi yang disampaikan oleh komunikator sesuai dengan kerangka acuan (frame of experience). Yaitu panduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meaning) yang pernah diperoleh komunikan.
4.1.4 Teori Komunikasi Periklanan Berdasarkan Kamus Istilah Periklanan Indonesia, periklanan (advertising) adalah pesan yang dibayar dan disampaikan melalui sarana media (pers, radio, televisi, bioskop dan lainnya) yang bertujuan membujuk konsumen untuk melakukan tindak membeli/merubah prilakunya. Dalam bukunya Contemporary Advertising, Courtland L. Bovee dan Paul N. Bloom, suatu pesan periklanan yang baik adalah pesan yang meliputi kaidah AIDA, yaitu:
27
Attention (perhatian) Iklan harus dapat menarik perhatian target audience. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang menunjang iklan menjadi lebih menarik, misalnya ukuran kertas, penggunaan warna, layout dan sebagainya. Dalam hal ini, melalui strategi perancangan komunikasi visual kampanye Waspada Flu Burung diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat.
Interest (minat) Setelah iklan berhasil menarik perhatian target audience, maka ditingkatkan menjadi tahap minat sehingga timbul rasa ingin tahu. Target audience harus bisa dirangsang untuk melihat pesan yang terdapat pada iklan tersebut.
Desire (keinginan) Selanjutnya iklan harus mampu membuat target audience berkeinginan untuk membeli, melakukan, menggunakan sesuatu setelah membaca isi pesan.
Action (tindakan) Setelah menimbulkan keinginan pada target audience, maka usaha terakhir adalah membujuk mereka untuk melakukan tindakan yang diharapkan.
28 4.1.5 Teori Komunikasi Massa Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology : An Introduction to The Study of Communication, secara tegas menyampaikan dua definisinya tentang komunikasi massa. Yaitu sebagai komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan melalui pemancar-pemancar audio visual. Menurutnya, komunikasi massa mungkin akan lebih mudah dan logis jika didefinisikan menurut bentuknya seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan sebagainya. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, fungsi komunikasi dan komunikasi massa dapat disederhanakan menjadi 4 fungsi :
Menyampaikan informasi (to inform)
Mendidik (to educate)
Menghibur (to entertain)
Mempengaruhi (to influence)
Dengan berdasar kepada teori komunikasi massa di atas, maka kampanye Waspada Flu Burung ditujukan kepada khalayak yang banyak dan memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi pembaca/target audience. Dalam garis besar, Lasswell membagi komunikasi menjadi unsur-unsur sebagai berikut :
Komunikator (sumber)
Komunike (pesan)
Komunikan (sasaran)
Media (alat penyalur)
29
Efek (umpan balik/akibat)
4.1.6 Teori Logo Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, logo adalah huruf atau lambang yang mengandung suatu makna, terdiri dari satu kata atau lebih, sebagai lambang atau nama perusahaan. Logo memiliki arti yang sangat penting, karena mengandung citra/image yang ingin disampaikan kepada audience. Baik dari bentuk maupun warna dari logo tersebut. Sebuah logo akan lebih mudah diingat apabila memiliki suatu keunikan tersendiri. Namun dibalik keunikan tersebut, sebuah logo tetap dituntut mampu mencerminkan identitas dan pesan yang ingin disampaikan. Berdasarkan pernyataan Lori Siebert dan Lisa Ballard, kriteria logo yang baik adalah sebagai berikut :
Memiliki suatu makna
Sesuai dengan objek, produk, perusahaan yang diidentitaskan tersebut
Dapat direproduksi dengan baik dalam berbagai ukuran
Logotype harusnya mudah terbaca dalam setiap ukuran
Logogram seharusnya mudah diartikan/dimengerti oleh setiap orang
Dapat diaplikasikan dalam format berwarna maupun hitam putih
Logo Kampanye Waspada Flu Burung akan dibuat sedemikian rupa, sehingga mengandung makna sesuai dengan tujuan kampanye yang memiliki keunikan tersendiri, mudah terbaca dalam berbagai ukuran, mudah diartikan dan mencerminkan pesan yang ingin disampaikan.
30 4.1.7 Teori Warna Buku Color Harmony 2 mendefinisikan warna sebagai suatu sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai akibat dari sentuhan gelombang-gelombang cahaya pada retina mata. Dan Johann Wolfgan van Goetche menyatakan bahwa warna mempunyai suatu keterkaitan dengan perasaan dan emosi. Menurut buku Color Harmony, warna mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Sebagai contoh, warna rumah yang bisa membuat rileks. Semua karena psikologi warna, dimana reaksi emosional terjadi ketika kita berhadapan dengan warna. Warna-warna yang dipakai dalam kampanye Waspada Flu Burung ini adalah warna-warna yang kontras dan hot seperti merah, kuning dan jingga. Mengingat tujuan dari kampanye ini adalah untuk memberikan informasi dan mempersuasi pembaca untuk menyadari bahaya penyakit ini, maka warna-warna yang dipakai harus mendukung pesan yang ingin disampaikan (dalam bentuk tulisan maupun gambar/ilustrasi) agar mudah terbaca dan tidak membingungkan. Menggunakan warna-warna yang hot sebagai background dan warna-warna yang kontras untuk elemen-elemen desain termasuk type, image dan ilustrasinya agar pesan yang disampaikan menjadi informative dan ilustratif.
4.1.8 Teori Tipografi Di dalam buku Advertising Procedure, ditulis bahwa tipografi merupakan suatu seni dalam merancang sebuah sistematika huruf, memilih atau menggabungkan huruf dari berbagai macam jenis huruf yang sudah ada sehingga membentuk suatu keharmonisan dan kesatuan yang menarik, mudah dibaca dan dipahami.
31 Tipografi yang baik mengarah pada tingkat keterbacaan yang baik dan menariknya sebuah rancangan atau desain daripada huruf tersebut. Hal inilah yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis huruf, mengatur ukuran, panjang, dan jarak huruf, spasi antar kata maupun ketebalan huruf. Sebuah rancangan/desain dari huruf dapat menciptakan sebuah gaya/style maupun sebuah karakter tertentu. Misalnya penggunaan untuk penulisan dengan gaya yang bersifat formal dapat diwakilkan oleh jenis huruf Times New Roman. Pada keadaan tertentu, huruf juga dapat mengartikan sesuatu secara emosional seperti rasa marah, perasaan seram dan takut, dan sebagainya. Dalam Kampanye Waspada Flu Burung, tipografinya mengarah kepada penulisan jenis huruf yang nonformal karena ingin menjangkau masyarakat menengah ke bawah yang lebih terbiasa dengan bahasa sehari-hari yang nonformal ,informatif dengan taget audience berusia 25 s/d 45 tahun, dimana informasi berupa huruf harus dapat terbaca dengan baik. Dalam sebuah komposisi desain, tipografi ikut berperan dalam mendukung tercapainya suatu keharmonisan dari desain tersebut. Dan untuk mencapai keharomonisan dalam sebuah komposisi desain, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
Appropriateness Yang berarti bahwa jenis huruf yang dipilih harus sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dari suatu desain
Harmony Appearance Dimana huruf harus sesuai dengan elemen-elemen lain yang berada pada sebuah komposisi desain
32
Emphasis Yaitu pembagian peranan huruf maupun kata dalam sebuah layout. Yang berarti mana huruf maupun kata yang ingin mendapatkan penekanan lebih atau yang ingin lebih ditonjolkan dalam sebuah layout
4.1.9 Teori Ilustrasi Menurut Drs. Soebhakto, kata ilustrasi berasal dari bahasa latin “illusrate” yang berarti menjelaskan/menerangkan. Dan fungsi ilustrasi sendiri adalah sebagai penjelas. Jadi sebuah harus mampu untuk membantu audience yang melihat, dalam menafsirkan dan menangkap pesan yang terkandung di dalamnya, audience tersebut menjadi tergugah perasaannya. Pada penerapannya pada kampanye Waspada Flu Burung, ilustrasi dapat berupa sebuah gambar yang mengandung suatu gagasan, cerita dan serangkaian peristiwa yang mendukung pesan yang akan disampaikan, yang berupa informasi mengenai virus flu burung, dimana gambar maupun ilustrasi tersebut harus seinformatif mungkin dan dapat menghibur.
33 Strategi Kreatif
4.2.1 Arah Komunikasi
Menjelaskan bahwa virus flu burung merupakan ancaman serius bagi kesehatan
Mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya membiasakan hidup sehat dan bersih sehingga kemungkinan terkena virus flu burung bisa berkurang
4.2.2 Target Audience
Gender : unisex (pria maupun wanita)
Usia : 25 s/d 45 tahun
Golongan sosial : tingkat ekonomi menengah dan menengah ke bawah
Geografis : tinggal di pinggiran kota Jakarta dan sekitarnya
Psikologis : aktif, pekerja
4.2.3 Positioning Kampanye Waspada Flu Burung merupakan sebuah kampanye sosial yang menyediakan informasi seputar virus flu burung bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
4.2.4 Tone and Manner Lucu, humoris, informatif, kartun.
34 4.2.5 Approach
Pesan 1. Penyampaian pesan yang akan dilakukan adalah dengan cara membuat sebuah slogan kampanye yang mudah diingat. Dimana slogan tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk mulai membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat untuk mengurangi resiko terkena virus flu burung 2. Penyampaian pesan dengan informasi yang jelas, singkat dan informatif
Visualisasi Menampilkan
gambar-gambar
yang
bergaya
kartun
untuk
mengilustrasikan suatu rangkaian ceria atau informasi mengenai virus flu burung beserta tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
Warna Warna-warna yang akan digunakan adalah warna –warna hot dan kontras seperti merah, jingga, kuning.
4.2.6 Perencanaan Media (item) Item-item di bawah ini dipilih berdasarkan detail target audience yang sudah dirincikan sebelumnya. Item-item yang menjadi media penyampaian informasi adalah sebagai berikut :
Logo Kampanye Waspada Flu Burung
Poster
35
Flyer
Bilboard
Item Peserta Kampanye (pin)
Souvenir (postcard, sticker)
Iklan majalah
Iklan Surat Kabar
Announcement card
PSA (TV)