BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Sampel Penelitian Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa
Psikologi Bina Nusantara angkatan 2015. Setelah peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil dari data kontrol yang didapatkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia No
Usia
1
18 tahun
14
17%
2
19 tahun
54
65%
3
20 tahun
9
11%
4
21 tahun
4
5%
5
22 tahun
2
2%
83
100%
Jumlah
Jumlah
%
Sumber: Data penelitian Pada tabel 4.1 dapat dilihat pada tabel di atas responden terbanyak pada usia 19 tahun sebanyak 54 responden (65%) dan responden terendah ada pada usia 22 tahun sebanyak 2 responden (2%) dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 83.
29
30
Tabel 4.2 Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
%
1
Laki – Laki
18
22%
2
Perempuan
65
78%
83
100%
Jumlah Sumber: Data penelitian
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden terbanyak pada jenis kelamin perempuan sebanyak 65 responden (78%) dan responden terendah ada pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 18 responden (22%) dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 83. 4.2
Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil analisis, data yang peneliti peroleh adalah termasuk data
normal. Menurut Priyatno (2011) Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak, dan data yang dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansinya >0,05. Pada data yang telah diperoleh oleh peneliti signifikannya sebesar 0,200 seperti yang tergambar pada tabel di berikut :
31 Tabel 4.3 Tests of Normality Interpersonal Communication and IPK Kolmogorov-Smirnova Statistic Komunikasi
Shapiro-Wilk Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.059
83
.200*
.975
83 .111
.070
83
.200*
.977
83 .132
Interpersonal (y) IPK (x)
Sumber: Pengolahan data SPSS 20.0
Berdasarkan hasil uji normalitas Komunikasi Interpersonal dan IPK di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,200. Karena signifikansi dari variabel tersebut lebih besar dari 0,05 maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Setelah uji normalitas, peneliti melakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis korelasi Pearson. Menurut Priyatno (2011) analisa korelasi Pearson digunakan untuk mengukur hubungan antara 2 variabel secara linier dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi yaitu jika korelasi >0,5 maka dinyatakan bahwa hubungan kuat, dan jika kurang dari 0,5 maka hubungannya lemah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
32 Tabel 4.4 Pearson’s Correlation
IPK Pearson correlation
Sig
0,238
0,030
Efektifitas Komunikasi Interpersonal Sumber: Pengolahan Data SPSS 20.0 Dari hasil tabel diatas dapat dilihat hasil (r) = 0,238 dan signifikannya adalah 0,030, hal tersebut bermakna bahwa ada hubungan antara efektifitas komunikasi interpersonal dengan prestasi akademik, namun hubungannya adalah sangat lemah seperti yang dikemukakan oleh Sarwono (2006, dalam Sarwono, 2012) sebagai berikut :
0 : Tidak ada korelasi antara dua variable >0-0,25 : korelasi sangat lemah >0,25-0,5 : korelasi cukup >0,5-0,75 : Korelasi kuat >0,75-0,99 : Korelasi sangat kuat 4.2.1
Efektifitas Komunikasi Interpersonal Keseluruhan skor efektifitas komunikasi interpersonal dikelompokkan
menjadi 2 kelas yaitu rendah dan tinggi. Pembagian kelas tersebut berdasarkan norma kelompok sebagai berikut :
33 Tabel 4.5 Norma Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Peringkat
Skor
Jumlah
Rendah
48 – 59
38
Tinggi
60 – 77
45
Jumlah
83
Sumber: Pengolahan data Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah terbanyak adalah pada peringkat sedang dengan range 40-59 dengan jumlah responden sebanyak 45 responden dari 83 responden. 4.2.2
Prestasi Akademik dengan IPK Peringkat tertinggi yang diperoleh dari sampel penelitian adalah
sebanyak 41 responden dengan skor prestasi IPK ≥ 3 sedangkan peringkat terendah
adalah
sebanyak
5
responden
dengan
prestasi
sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut di bawah ini : Tabel 4.6 Norma Skor Prestasi Akademik (IPK) Peringkat
Skor Prestasi
Jumlah
Akademik Sangat Baik
IPK ≥ 3
41
Baik
IPK 2,50 – 2,99
21
Cukup
IPK 2,00 – 2,49
16
Kurang
IPK < 2,00
5
Jumlah
83
Sumber: Data IPK Mahasiswa Universitas Bina Nusantara
IPK<
2,00,
34 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah terbanyak adalah pada peringkat IPK
≥ 3 dengan jumlah responden sebanyak 41 responden dari 83
responden, dan jumlah responden terendah ada pada peringkat IPK < 2,00 yaitu sebanyak 5 responden. Dari kedua hasil pengolahan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas komunikasi interpersonal antara dosen dan mahasiswa dengan prestasi akademik mahasiswa, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan prestasi akademik pada mahasiswa dan hal tersebut didukung oleh pernyataan Sardiman (dalam Ernawati dan Tjallal, 2011) yang mengungkapkan bahwa hasil belajar yang optimal banyak dipengarui oleh berbagai komponen belajar mengajar, diantaranya adalah hubungan dosen dengan mahasiswa.