BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A Pembina Jakarta yang berjumlah 20 orang remaja tuna netra. Berikut data kontrol berdasarkan usia, jenis kelamin, jenjang pendidikan SMP dan SMA, lingkungan sekolah. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil dari data kontrol yang didapatkan adalah sebagai berikut: 4.1.1 Usia Pada penelitian ini subyek merupakan remaja dengan rentang usia 11-23 tahun. Berdasarkan hasil pengumpulan data jumlah subyek yang berusia 11 tahun berjumlah 3 (15%) siswa, 13 tahun berjumlah 1 (5%) siswa, 14 tahun berjumlah 4 (20%) siswa, 15 tahun berjumlah 2 (10%) siswa, 17 tahun berjumlah 2 (10%) siswa, 19 tahun berjumlah 1 (5%) siswa, dan 23 tahun berjumlah 1 (5%) siswa. Jumlah usia subyek terbanyak adalah usia 18 tahun sebesar 6 siswa (30%). 4.1 Deskripsi sampel berdasarkan usia No
Usia
Jumlah
%
1
11 tahun
3
15%
2
13 tahun
1
5%
3
14 tahun
4
20%
4
15 tahun
2
10%
5
17 tahun
2
10%
6
18 tahun
6
30%
7
19 tahun
1
5%
8
23 tahun
1
5%
20
100%
Jumlah
4.1.2 Jenjang pendidikan Pada penelitian ini subyek yang berada pada jenjang pendidikan SMP berjumlah 11 (55%) siswa, dan SMA berjumlah 9 (45%) siswa. 4.2 Deskripsi sampel berdasarkan jenjang pendidikan No
Kelas
Jumlah
%
1
SMP
11
55%
2
SMA
9
45%
20
100%
Jumlah
Sumber: data penelitian 4.1.3 Jenis kelamin jumlah subyek pada penelitian ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 7 (35%) perempuan, dan 13 (65%)laki-laki. Mayoritas subyek dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Tabel 4.3 Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis
Jumlah
Presentase%
kelamin 1
Laki-Laki
13
65%
2
Perempuan
7
35%
20
100%
Jumlah
4.1.4 Keadaan Sekolah Berdasarkan observasi yang dilakukan, lingkungan sekolah Pembina Jakarta kurang baik. Perlengkapan sekolah tidak memadai. Dalam hal lingkungan fisik sekolah, sedikit kurang nyaman, masing-masing kelas tidak ada AC, lampu sebagai alat penerangan juga tidak berfungsi dengan baik dan terdapat beberapa ruangan dalam satu kelas dibagi dua dengan papan, untuk melakukan proses belajar mengajar untuk beberapa guru mengajar kelas yang berbeda dalam satu ruangan tersebut. 4.2
Analisa Frekuensi Analisa frekuensi digunakan untuk menghitung frekuensi data pada variabel dan
disajikan dalam bentuk tabel. Analisa frekuensi menggunakan percentile values (persentil 25, 50 dan 75). Percentile values akan menampilkan data-data secara berkelompok menjadi sebuah presentase (Priyatno, 2011). 4.2.1 Determinasi diri Skor tertinggi yang diperoleh sampel penelitian dengan menyebarkan skala determinasi diri sebesar 105 sedangkan skor terendahnya adalah 53 dan rata-rata skor 85. Keseluruhan skor skala determinasi diri dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pembagian kelas tersebut berdasarkan norma kelompok.
Tabel 4.4 Frekuensi Determinasi Diri
Skor determinasi Diri
Peringkat
Jumlah
%
Rendah
53– 70
5
25%
Sedang
71 – 95
10
50%
Tinggi
96 – 105
5
25%
20
100%
Jumlah Sumber: data penelitian
Sampel yang memiliki skor tinggi yaitu 96 – 105 sebanyak 5 siswa (25 %), sedangkan siswa yang memiliki skor rendah yaitu 53 - 70 sebanyak 5 orang siswa (25%) dan sebagian besar sampel mempunyai determinasi diri yang relatif sedang yaitu dengan skor 71 – 95 sebanyak 10 siswa (50 %). 4.2.2 Prestasi akademik Skor tertinggi yang diperoleh sampel penelitian berdasarkan data prestasi akademik yang diperoleh dari nilai muatan nasional sebesar 94 sedangkan skor terendahnya adalah 75 dan rata-rata skor adalah 85. Keseluruhan skor prestasi akademik dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pembagian kelas tersebut berdasarkan norma kelompok.
Tabel 4.5 Frekuensi Prestasi Akademik Skor Prestasi Akademik
RataRata Nilai
Jumlah
%
Rendah
60 – 68
5
25%
Sedang
69 – 73
11
55%
Tinggi
74 - 80
4
20%
20
100%
Jumlah Sumber: data penelitian
Sampel yang memiliki skor rendah yaitu 75 – 81 sebanyak 9 siswa (23,07%), sedangkan siswa yang memiliki skor tinggi yaitu 89 - 94 sebanyak 12 orang siswa (30,77%) dan sebagian besar sampel mempunyai skor prestasi belajar yang relatif sedang yaitu dengan skor 82 - 88 sebanyak 18 siswa (46,16%). 4.3 Bahasan hipotesis penelitian 4.3.1 Uji Asumsi 4.3.1.1 Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berada pada distribusi normal atau tidak. Data dapat dikatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sarwono, 2011). Uji normalitas yang dilakukan dengan bantuan program computer SPSS 20 menggunakan uji Kologorov– Smirnov satu sampel. Berikut adalah tabel hasil uji Kolmogorov– Sminorov satu sampel yang dilakukan maka data terdistribusi dengan normal. Taraf signifikansi 5% atau 0.05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian. Dengan demikian, data pada variabel X dan variabel Y terdistribusi normal karena Asym. Sig lebih besar dari 0.05. Table 4.6 Uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Determinasidiri N Normal Parametersa,b
20 85.1500 16.17430 .194 .110 -.194 .868 .439
Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Prestasi akademik 20 71.0000 4.29198 .121 .121 -.108 .539 .933
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.3.1.2 Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Uji linieritas antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y memanfaatkan SPSS, dan diperoleh data sebagai berikut: 4.7 tabel uji linieritas ANOVA Table
(Combine d)
Prestasi belajar * determinasi diri
Between
Linearity
Groups
Deviation
Sum of Squares
df Mean Square
332.833
16 20.802
177.767
1 177.767
155.066
15 10.338
Within Groups
17.167
3 5.722
Total
350.000
from
F
Sig.
3.635 .157 31.066 .011 1.807 .346
Linearity
19
Hasil analisa menunjukkan F sebesar 31.066 dengan signifikan linearity 0,002 dan menunjukkan hasil bahwa sig 0.011 < 0,05, berarti model regresi linier. Hal ini bisa dilihat dengan grafik linieritas berikut ini:
Sumber: SPPS 20
Pada grafik Normal P-Plot of Regression Standardized diatas, terlihat titik-titik (data) berada di sekitar garis lurus dan cenderung membentuk garis lurus (linier), sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan linieritas telah terpenuhi. Dengan demikian karena persyaratan linieritas telah dapat dipenuhi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja berdasarkan variabel bebasnya.
4.3.2 Uji Hipotesis 4.3.2.1 Uji regresi Linier
Model 1
R
Tabel 4.8 Model Summaryb R Square Adjusted R Square
.713a
.508
.481
Std. Error of the Estimate 3.09330
a. Predictors: (Constant), determinasidiri b. Dependent Variable: prestasibelajar
Persamaan regresinya adalah: Y = a + b X, dengan R = 0,713 (sig = 0,00), maka persamaan regresi Prestasi belajar = a+b determinasi diri diterima dan menunjukkan bahwa ada pengaruh determinasi diri terhadap prestasi akademik. Koefisien determinasi (R2= 0,48). Varian milik bersamanya 48%, artinya determinasi diri mampu menjelaskan variasi prestasi akademik sebesar 48%. Koefisien regresi (β) sebesar 0,713, Koefisien yang berkorelasi 0,713 dan positif sehingga jika jika determinasi diri diberikan intervensi 0, 713 maka prestasi akademik naik 0,713.
Tabel 4.9 Coefficientsa
D al Model A na lis
1
Unstandardized Coefficients B Std. Error
(Constant)
54.897
3.799
Determinasi diri
.189
.044
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
14.449 .000 .713
4.310
.000
a. Dependent Variable: prestasibelajar
a pengujian
koefisien
korelasi
sederhana
untuk
mengetahui
apakah
determinasi diri berpengaruh terhadap prestasi akademik. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah: H0: tidak ada pengaruh determinasi diri terhadap prestasi akademik remaja tuna netra SLB A Pembina Jakarta. H: ada pengaruh determinasi diri terhadap prestasi akademik remaja tuna netra SLB A Pembina Jakarta. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. Nilai ini diperoleh dengan melihat tabel t signifikan 0,05. thitung sebesar 4.310. Dengan signifikan 0,00 Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05. Maka H0 ditolak, artinya determinasi diri berpengaruh pada prestasi akademik remaja tuna netra SLB A Pembina Jakarta.
Tabel 4.10 UJI F ANOVA Model
1
Regression Residual
Sum of df Squares
Mean Square
177.767 1 177.767 172.233 18 9.568
F 18.578
Sig. .000b
Total 350.000 19 a. Dependent Variable: prestasibelajar b. Predictors: (Constant), determinasidiri Pengambilan keputusan: Jika Fhitung dengan probabilitas > 0,05 maka H0 diterima Jika Fhitung dengan probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Dari tabel diatas dapat dilihat nilai F hitung yaitu 18.578 dengan siginifikan 0,00. Berdasarkan nilai Signifikan, terlihat pada kolom sig yaitu 0,00 itu berarti probabilitas 0,00 lebih kecil dari daripada 0,05 maka H0 ditolak, maka
terdapat pengaruh determinasi diri terhadap prestasi akademik remaja tuna netra SLB A Pembina Jakarta.
4.4 Analisa tambahan Uji analisa data dilakukan untuk mengetahui apakah frekuensi determinasi diri memiliki perbedaan yang signifikan antara kategori rendah, sedang dan juga tinggi. Berikut hasil analisa data yang dilakukan untuk melihat signifikansi perbedaan kategori tersebut:
Between Groups Within Groups Total
Tabel 4.11 ANOVA Sum of df Mean Square F Squares 245.100 2 122.550 19.860 104.900 17 6.171 350.000 19
Sig. .000
Berdasarkan hasil uji analisa di atas terbukti bahwa perbedaan antara kategori rendah, sedang, dan juga tinggi terbukti signifikansi karena sig 0,00 < 0,05. Sehingga Perbedaan frekuensi determinasi diri pada anak-anak tuna netra di SLB A Pembina Jakarta memiliki perbedaan yang signifikan.
4.5 Pembahasan hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data menggunakan Regresi linier dengan SPSS 20.0 for Windows disimpulkan bahwa hipotesis alternative (H1) yang menyatakan bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan determinasi diri terhadap prestasi akademik remaja tuna netra SLB A Pembina Jakarta” diterima dengan nilai koefisien determinasi diri (R2) 48% dan signifikant 0,00 yang menunjukkan hasil tes determinasi diri dan prestasi akademik yang diberikan kepada subjek penelitian memiliki pengaruh dengan tingkat pengaruh yang cukup besar. Hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa determinasi diri berpengaruh terhadap prestasi akademik remaja tuna netra SLB A Pembina Jakarta. Dari penelitian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa pengaruh determinasi diri cukup besar yaitu 48%, dan 52% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut dari faktor internal dan juga faktor eksternal seperti kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis seperti perhatian, kematangan,
kecakapan, sikap, kebiasaan, minat, bakat, motivasi, disiplin, intelegensi serta faktor eksternal seperti dukungan orang tua dan status sosial ekonomi (Slameto, 2003). Berdasarkan Uji signifikansi frekuensi determinasi diri pada remaja tuna netra SLB A Pembina Jakarta, terlihat bahwa frekuensi kategori rendah, sedang dan juga tinggi memiliki tingkat signifikan. Ini berarti bahwa frekuensi determinasi diri remaja SLB A Pembina Jakarta antara kategori tinggi ke sedang memiliki perbedaan yang signifikant.