BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara singkat, keterbatasan penelitian, hasil pengumpulan data, hasil analisa data, dan pembahasan hasil penelitian.
4.1 RSUP Fatmawati Jakarta Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta merupakan Badan Layanan Umum (BLU) berfungsi sebagai Pusat Rujukan bagi Wilayah Jakarta Selatan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Rumah sakit Fatmawati memiliki ruang rawat inap, salah satu ruang rawat inap yang ada adalah CEU (Cardiology Emergency Unit) dimana dipakai khusus untuk pasien yang menderita penyakit jantung, Pencatatan rekam medik untuk pasien yang dirawat di CEU disimpan di ruang rekam medis pusat bersama dengan status pasien dari berbagai ruang rawat. Dalam pengambilan data di RSUP Fatmawati peneliti menemui sedikit kendala terutama dengan kelengkapan data pasien yang tertulis di status pasien. Kendalanya berupa belum adanya data komputerisasi tentang data rekam medis pasien jantung koroner. Hal ini mengakibatkan peneliti harus menyeleksi semua status pasien jantung koroner dan memeriksa kelengkapan datanya karena subjek yang diteliti adalah pasien jantung koroner yang masuk rumah sakit karena serangan. Hal ini tentunya akan menghambat dari efisien waktu dan tenaga.
60 4.2 Keterbatasan Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder, sehingga data yang diperoleh merupakan data yang keakuratannya diragukan karena cara/ metode, alat, dan waktu pengukurannya tidak dikendalikan terlebih dahulu. Contoh: bila tekanan darah diukur dengan alat yang tidak tepat (manset tensi meter terlalu besar/ kecil) atau alatnya tidak sama antar pasien, maka hasilnya akan berbeda. Waktu pemeriksaan kadar CK dan CK-MB juga sangat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan, dimana kadar CK dan CK-MB meningkat dalam 4-6 jam setelah serangan infark miocard, mencapai puncaknya dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 3-4 hari (LeFever Kee, 1997). Pada penelitian ini tidak diketahui pada jam ke berapa setelah serangan kadar CK dan CKMB diperiksakan, sehingga data yang diperoleh sangat bervariasi. Penggunaan data sekunder dan keharusan penggunaan data kontinu pada penelitian ini juga menyebabkan beberapa variabel faktor risiko penyakit jantung koroner tidak dapat diteliti, yaitu: faktor stres, diet/ pola makan, obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan olah raga, dan faktor keturunan. Hal ini akan mempengaruhi derajat/ kekuatan hubungan antara variabel indikator faktor risiko dengan indikator penyakit jantung koroner. Faktor risiko tersebut tidak dapat diteliti karena belum adanya data hasil pemeriksaan spesifik terhadap indikator untuk variabel terkait.
4.3 Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan buku register CEU (Cardiology Emergency Unit) RSUP Fatmawati Jakarta diperoleh jumlah populasi pasien yang menderita penyakit jantung sejak Januari sampai dengan Juni 2007 adalah sebesar 412 pasien. Dari hasil perhitungan ukuran besar
61 sampel dengan menggunakan rumus n =
B2 Nσ 2 D = dengan nilai , dimana 4 (N − 1)D + σ 2
N=412, nilai ragam maksimum yang diambil dari 10 data sampel diperoleh σ 2 CK= 2289.833, dan nilai D = 25 , maka didapatkan jumlah sampel sebesar 76 pasien. Dan sesuai kriteria sampel yang ditetapkan maka sampel yang diambil adalah pasien yang menderita penyakit jantung koroner (PJK).
4.3.1
Gambaran karakteristik pasien PJK
Grafik 4.1 menunjukkan bahwa pasien laki-laki yang mengalami PJK adalah sebanyak 56 orang (74%), sedangkan pasien perempuan sebanyak 20 orang (26%). Hal ini berarti bahwa sebagian besar pasien yang mengalami PJK adalah laki-laki.
Proporsi Jenis Kelamin
Perempuan 26%
Laki-laki 74%
Grafik 4.1 Proporsi Jenis Kelamin Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
62 4.3.2 Gambaran indikator faktor risiko Gambaran indikator faktor risiko penyakit jantung yang dialami oleh pasien rawat inap CEU RSUP Fatmawati Jakarta sejak Januari sampai dengan Juni 2007, tergambar pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Variabel Indikator Faktor Risiko No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Variabel faktor risiko Sistolik Diastolik Kolesterol total LDL HDL Trigliseridaa Umur GDS Gula darah puasa Gula darah 2 jam PP
Nilai Normal < 140 < 90 < 200 < 130 > 45 < 150 < 180 < 126 < 180
Min Maks 90 – 230 50 – 149 79 – 327 36 – 396 13 – 139 21 – 436 34 – 80 58 – 581 54 – 289 97 – 376
Mean
Median
SD
142.88 84.71 192.21 130.36 48.46 137.01 54.43 169.12 117.36 155.70
142 83.5 186.5 120.5 44.5 112 54 132 107 142.5
28.53 18.69 46.85 65.79 20.17 80.31 10.32 112.12 44.13 53.69
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki tekanan darah sistolik normal adalah sebanyak 37 orang (49%), sedangkan pasien yang memiliki tekanan darah sistolik di atas normal adalah sebesar 39 orang (51%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hipertensi sistolik lebih banyak.
63 Proporsi TD Sistolik
normal 49% Hipertensi Sistolik 51%
Grafik 4.2 Proporsi TD Sistolik Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.3 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki tekanan darah diastolik normal adalah sebanyak 50 orang (66%), sedangkan pasien yang memiliki tekanan darah diastolik di atas normal adalah sebesar 26 orang (34%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hipertensi diastolik lebih sedikit.
Proporsi TD Diastolik
Hipertensi Diastolik 34%
normal 66%
Grafik 4.3 Proporsi TD Diastolik Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
64 Grafik 4.4 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar kolesterol total normal adalah sebanyak 47 orang (62%), sedangkan pasien yang memiliki kadar kolesterol total di atas normal adalah sebesar 29 orang (38%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hiperkolesterol lebih sedikit.
Proporsi Kadar Kolesterol Total
Hiperkolesterol 38%
normal 62%
Grafik 4.4 Proporsi Kadar Kolesterol Total Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.5 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar LDL normal adalah sebanyak 45 orang (59%), sedangkan pasien yang memiliki kadar LDL di atas normal adalah sebesar 31 orang (41%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar LDL di atas normal lebih sedikit.
65 Proporsi Kadar LDL
di atas normal 41%
normal 59%
Grafik 4.5 Proporsi Kadar LDL Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.6 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar HDL normal adalah sebanyak 38 orang (50%), sama banyaknya dengan pasien yang memiliki kadar HDL di atas normal (50%).
Proporsi Kadar HDL
di bawah normal 50%
normal 50%
Grafik 4.6 Proporsi Kadar HDL Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.7 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur < 50 tahun adalah sebanyak 19 orankg (73%), sedangkan pasien yang
66 memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur < 50 tahun di atas normal adalah sebesar 7 orang (27%). Hal ini berarti bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida di atas normal pada pasien PJK umur < 50 tahun lebih sedikit, sama halnya dengan pasien yang memiliki kadar trigliserida di atas normal pada pasien PJK umur > 50 tahun. Grafik 4.8 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur > 50 tahun adalah sebanyak 40 orang (80%), sedangkan pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur > 50 tahun di atas normal adalah sebesar 10 orang (20%)
Proporsi Kadar Trigliserid pada Pasien PJK Umur < 50 Tahun
di atas normal 27%
normal 73%
Grafik 4.7 Proporsi Kadar Trigliserida Pada Pasien PJK Umur < 50 Tahun di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
67 Proporsi Kadar Trigliserid pada Pasien PJK > 50 Tahun
tidak normal 20%
normal 80%
Grafik 4.8 Proporsi Kadar Trigliserida pada Pasien PJK Umur > 50 Tahun di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.9 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah sewaktu normal adalah sebanyak 60 orang (79%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah sewaktu di atas normal adalah sebesar 16 orang (21%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah sewaktu di atas normal lebih sedikit.
Proporsi Kadar Gula Darah Sewaktu
Di atas normal 21%
Normal 79%
Grafik 4.9 Proporsi Kadar Gula Darah Sewaktu Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
68 Grafik 4.10 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah puasa normal adalah sebanyak 53 orang (70%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah puasa di atas normal adalah sebesar 23 orang (30%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah puasa di atas normal lebih sedikit.
Proporsi Kadar Gula Darah Puasa
di atas normal 30%
normal 70%
Grafik 4.10 Proporsi Kadar Gula Darah Puasa Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.11 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah post prandial normal adalah sebanyak 60 orang (79%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah post prandial di atas normal adalah sebesar 16 orang (21%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah post prandial di atas normal lebih sedikit.
69 Proporsi Kadar Gula Darah Post Prandial
Di atas normal 21%
normal 79%
Grafik 4.11 Proporsi Kadar Gula Darah Post Prandial Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
4.3.3 Gambaran indikator penyakit jantung koroner Gambaran indikator penyakit jantung koroner yang dialami oleh pasien rawat inap CEU RSUP Fatmawati Jakarta sejak Januari sampai dengan Juni 2007, disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Karakteristik Indikator Penyakit Jantung Koroner (PJK) No 1 2 3 4 5 6
Variabel indikator PJK CK CK-MB Frekwensi nadi CTR BUN Kreatinin
Nilai Normal 10-55 7 - 25 60 - 100 < 50 6 - 20 0.5 - 1.5
Min Maks 22 - 4695 3 - 767 28 - 170 45 - 73 14 - 118 0.4 - 3.1
Mean
Median
SD
374.99 47.08 83.32 57.28 36.03 1.27
177 23 83 55 32 1.2
651.03 96.35 23.44 5.92 20.09 0.49
Grafik 4.12 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar CK normal adalah sebanyak 7 orang (9%), sedangkan pasien yang memiliki kadar CK tidak normal adalah
70 sebesar 69 orang (91%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar CK tidak normal lebih banyak.
Proporsi Kadar CK
Normal 9%
Tidak Normal 91%
Grafik 4.12 Proporsi Kadar CK Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.13 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar CK-MB normal adalah sebanyak 42 orang (55%), sedangkan pasien yang memiliki kadar CK-MB tidak normal adalah sebesar 34 orang (45%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar CK-MB tidak normal lebih sedikit.
71 Proporsi Kadar CK-MB
Tidak Normal 45% Normal 55%
Grafik 4.13 Proporsi Kadar CK-MB Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.14 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki frekwensi nadi normal adalah sebanyak 55 orang (73%), sedangkan pasien yang memiliki frekwensi nadi di atas normal adalah sebesar 14 orang (18%), dan pasien yang memiliki frekwensi nadi di bawah normal adalah sebesar 7 orang (9%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai frekwensi nadi tidak normal lebih sedikit.
Proporsi Frekwensi Nadi
Di Atas Normal 18% Di Bawah Normal 9%
Normal 73%
Grafik 4.14 Proporsi Frekwensi Nadi Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
72 Grafik 4.15 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki CTR normal adalah sebanyak 14 orang (18%), sedangkan pasien yang memiliki CTR tidak normal adalah sebesar 62 orang (82%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai CTR tidak normal lebih banyak.
Proporsi CTR
Normal 18%
Tidak Normal 82%
Grafik 4.15 Proporsi CTR Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.16 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar BUN normal adalah sebanyak 13 orang (17%), sedangkan pasien yang memiliki kadar BUN tidak normal adalah sebesar 63 orang (83%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar BUN tidak normal lebih banyak.
73 Proporsi Kadar BUN
Normal 17%
Tidak Normal 83%
Grafik 4.16 Proporsi Kadar BUN Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
Grafik 4.17 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki Kadar Kreatinin Serum normal adalah sebanyak 40 orang (53%), sedangkan pasien yang memiliki Kadar Kreatinin Serum tidak normal adalah sebesar 36 orang (47%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai Kadar Kreatinin Serum tidak normal lebih sedikit.
Proporsi Kadar Kreatinin Serum
Tidak Normal 47% Normal 53%
Grafik 4.17 Proporsi Kadar Kreatinin Serum Pasien PJK di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007
74 4.4 Hasil Analisis Data dan Pembahasan Berdasarkan diagram analisis data pada bab 3, setelah mengetahui karakteristik dan gambaran umum indikator faktor risiko dan indikator penyakit jantung koroner pasien PJK di RSUP Fatmawati Januari sampai dengan Juni 2007 melalui analisis deskriptif, maka dilakukan analisis lanjutan sebagai berikut.
4.4.1 Analisis korelasi Untuk mengetahui derajat hubungan pada setiap variabel indikator faktor risiko dan variabel indikator penyakit jantung digunakan korelasi Pearson. Secara relatif, makin besar koefisien korelasi, makin tinggi pula derajat hubungan antara kedua variabel. Sebaliknya, secara relatif makin kecil koefisien korelasi, makin rendah pula derajat hubungan antara kedua variabel.
Tabel 4.3 Korelasi antara Indikator Faktor Risiko pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trig 1.000 0.782 0.254 0.192 0.089 0.053 Sistol 1.000 0.252 0.136 0.002 0.024 Diastol 0.782 0.252 1.000 0.599 0.303 0.241 K.Tot 0.254 0.192 0.136 0.599 1.000 0.559 0.227 LDL 0.089 0.002 0.303 0.559 1.000 0.059 HDL 0.053 0.024 0.241 0.227 0.059 1.000 Trig Umur 0.117 -0.035 -0.199 -0.053 0.155 -0.113 GDS -0.082 -0.096 0.250 0.398 0.234 0.385 GDP -0.115 -0.090 0.235 0.176 -0.057 0.198 GDPP -0.109 -0.075 0.150 0.179 -0.099 0.185
Umur 0.117 -0.035 -0.199 -0.053 0.155 -0.113 1.000 0.186 0.059 0.000
GDS -0.082 -0.096 0.250 0.398 0.234 0.385 0.186 1.000 0.653 0.588
GDP -0.115 -0.090 0.235 0.176 -0.057 0.198 0.059 0.653 1.000 0.817
GDPP -0.109 -0.075 0.150 0.179 -0.099 0.185 0.000 0.588 0.817 1.000
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik mempunyai hubungan saling ketergantungan yang paling kuat di antara
75 hubungan variabel-variabel yang lain, dengan nilai derajat hubungan sebesar 0.782. Hubungan ini menunjukkan semakin besar tekanan darah sistolik semakin tinggi pula tekanan darah diastoliknya, begitu juga sebaliknya. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara umur dan kadar GDPP dengan nilai derajat hubungan sebesar 0.000, dimana artinya tidak ada keterkaitan di antara dua variabel tersebut.
Tabel 4.4 Korelasi antar Indikator Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007
CK CKMB Nadi CTR BUN Kreat
CK 1.000 0.943 0.051 -0.009 -0.006 -0.065
CKMB 0.943 1.000 0.026 -0.086 -0.046 -0.060
Nadi 0.051 0.026 1.000 0.350 0.141 -0.027
CTR -0.009 -0.086 0.350 1.000 0.349 0.315
BUN -0.006 -0.046 0.141 0.349 1.000 0.658
Kreat -0.065 -0.060 -0.027 0.315 0.658 1.000
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara kadar CK dan kadar CK-MB dengan nilai derajat hubungan sebesar 0.943. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara frekwensi nadi dan kadar CK-MB dengan nilai derajat hubungans sebesar 0.026.
76 Tabel 4.5 Korelasi antara Indikator Faktor Risiko dengan Indikator Penyakit Jantung Koroner pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 CK 0.111 0.293 0.101 0.012 0.071 -0.048 -0.002 0.001 0.023 0.012
Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trig Umur GDS GDP GDPP
CKMB Nadi CTR BUN 0.138 0.095 0.216 0.040 0.285 0.133 0.216 0.160 0.093 -0.157 -0.298 -0.237 0.010 -0.199 -0.213 -0.113 0.079 -0.303 -0.375 -0.241 -0.086 0.097 -0.092 -0.056 -0.014 0.040 0.206 0.164 -0.005 -0.104 -0.048 0.109 -0.008 0.005 0.005 0.148 0.001 0.069 0.090 0.143
Kreatinin 0.172 0.264 -0.169 -0.036 -0.144 0.035 -0.003 0.085 -0.002 -0.044
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada indikator faktor risiko yang berkorelasi cukup kuat dengan indikator penyakit jantung koroner.
4.4.2 Analisis regresi linear multivariate Dari hasil perhitungan menggunakan rumus analisis regresi multivariate, didapatkan persamaan regresi linear multivariate bentuknya sebagai berikut: CK
=
- 652 - 7.32 Sistolik + 19.1 Diastolik + 1.18 Kolesterol - 1.30 LDL + 4.83 HDL - 0.41 Trigliserida + 2.14 Umur - 0.01 GDS + 0.57 Puasa + 0.27 PP
CKMB
=
- 84 - 0.729 Sistolik + 2.38 Diastolik + 0.177 Kolesterol - 0.222 LDL + 0.731 HDL - 0.129 Trigliserida - 0.07 Umur + 0.051 GDS - 0.096 Puasa + 0.111 PP
77 Nadi
=
66.4 + 0.005 Sistolik + 0.190 Diastolik - 0.0577 Kolesterol - 0.0047 LDL - 0.274 HDL + 0.0560 Trigliserida + 0.258 Umur - 0.0358 GDS - 0.022 Puasa + 0.0770 PP
CTR
=
52.3 + 0.0355 Sistolik + 0.0496 Diastolik - 0.0374 Kolesterol + 0.0108 LDL - 0.117 HDL - 0.00343 Trigliserida + 0.110 Umur + 0.00296 GDS - 0.0157 Puasa + 0.0193 PP
BUN
=
28.9 - 0.128 Sistolik + 0.422 Diastolik - 0.140 Kolesterol + 0.0483 LDL - 0.260 HDL - 0.0134 Trigliserida + 0.279 Umur + 0.0241 GDS + 0.0646 Puasa - 0.0144 PP
Kreatinin
=
1.57 - 0.00017 Sistolik + 0.00943 Diastolik - 0.00383 Kolesterol + 0.00113 LDL - 0.00477 HDL - 0.000030 Trigliserida - 0.00418 Umur + 0.00133 GDS + 0.00131 Puasa - 0.00260 PP
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Wilks, dimana dari hasil perhitungan didapatkan nilai lamda Wilks sebesar 0,003028. Selanjutnya nilai lamda Wilks dibandingkan dengan tabel distribusi U. Dari tabel distribusi U dengan alpha sebesar 0.05, jumlah variabel tak bebas (p) = 6, derajat bebas regresi total (Vh) = 10 +1 = 11, derajat bebas galat (Ve) = 76-10-1=65 ~ 60, maka nilai dari tabel distribusi U, U 60,.1105, 60 , adalah 0.249. oleh karena nilai lamda Wilks sebesar 0,003028 lebih kecil
daripada nilai U 60,.1105, 60 =0.249, maka keputusannya adalah tolak H0 pada taraf nyata 0.05,
78 yang berarti B ≠ 0 ; terdapat hubungan linear di antara variabel-variabel bebas (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, nilai kolesterol total, nilai HDL, nilai LDL, nilai trigleserida, nilai gula darah sewaktu, nilai gula darah puasa, dan nilai gula darah dua jam setelah puasa/ post prandial) dengan variabel respons (CK, CKMB, denyut nadi, CTR, BUN, kreatinin) sebagaimana dispesifikasikan dalam model regresi multivariate di atas.
4.4.3 Analisis regresi baku Dari hasil perhitungan didapatkan enam persamaan regresi baku sebagai berikut. CK
= - 0.3207sistolik + 0.5476Diastolik + 0.0848K.Tot - 0.1318LDL (4.1) + 0.1496HDL - 0.0508Trigliserida + 0.0340Umur - 0.0018GDS + 0.0383GDP + 0.0223GDPP
CKMB
=
- 0.2158sistolik + 0.4609Diastolik + 0.0863K.Tot - 0.1513LDL (4.2) + 0.1531HDL - 0.1072Trigliserida - 0.0079Umur + 0.0595GDS - 0.0440GDP + 0.0618GDPP
Nadi
= 0.0064sistolik + 0.1514Diastolik - 0.1154K.Tot - 0.0132LDL - (4.3) 0.2355HDL + 0.1921Trigliserida + 0.1135Umur - 0.1711GDS 0.0417GDP + 0.1764GDPP
79 CTR
= 0.1711sistolik + 0.1567Diastolik - 0.2962K.Tot + 0.1198LDL - (4.4) 0.3970HDL - 0.0465Trigliserida + 0.1916Umur + 0.0560GDS 0.1168GDP + 0.1749GDPP
BUN
= - 0.1818sistolik + 0.3926Diastolik - 0.3254K.Tot + 0.1580LDL - (4.5) 0.2611HDL - 0.0536Trigliserida + 0.1434Umur + 0.1345GDS + 0.1418GDP - 0.0384GDPP
Kreatinin
= - 0.0098sistolik + 0.3590Diastolik - 0.3657K.Tot + 0.1510LDL - (4.6) 0.1960HDL - 0.0049Trigliserida - 0.0878Umur + 0.3043GDS + 0.1179GDP - 0.2847GDPP
Dari persamaan (4.1) tampak bahwa terdapat dua variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CK karena memiliki besaran koefisien regresi baku yang relatif besar yaitu variabel Diastolik dan variabel Sistolik. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons CK sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik kira-kira dua kali pengaruh sistolik dalam mempengaruhi kadar CK. Dari persamaan (4.2) variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CKMB adalah variabel Diastolik dan variabel Sistolik. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons CKMB sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dua kali pengaruh sistolik dalam mempengaruhi kadar CKMB. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons FrekwensiNadi adalah variabel Trigliserid dan variabel HDL, dapat dilihat pada persamaan (4.3). Variabel
80 Trigliserid berpengaruh positif terhadap respons FrekwensiNadi sedangkan variabel HDL berpengaruh negatif. Pengaruh HDL kira-kira satu setengah kali pengaruh trigliserida dalam mempengaruhi frekwensi nadi. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CTR adalah variabel KolesterolTotal dan variabel HDL, dapat dilihat pada persamaan (4.4). Variabel KolesterolTotal dan variabel Sistolik berpengaruh negatif terhadap respons CTR. Pengaruh HDL kira-kira satu setengah kali pengaruh kolesterol total dalam mempengaruhi hasil rasio toraks CTR. Dari persamaan (4.5) variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons BUN adalah variabel Diastolik dan variabel KolesterolTotal. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons BUN sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dan kolesterol total hampir sama dalam mempengaruhi kadar BUN. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons Kreatinin adalah variabel Diastolik dan variabel KolesterolTotal, dapat dilihat pada persamaan (4.6). Variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons Kreatinin sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dan kolesterol total sama dalam mempengaruhi kadar kreatinin.
4.4.4 Analisis regresi linear ganda Dari hasil analisis dengan menggunakan regresi linear multivariate didapatkan bahwa keputusannya adalah tolak H0. Oleh karena itu dilakukan analisis berikutnya, yaitu dengan menggunakan regresi linear ganda, dengan tujuan mengetahui regresi mana
81 yang bisa digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah variabel yang sedang dipelajari. Dengan bantuan software minitab, didapatkan pendugaan parameter dan ANOVAnya. Adapun variabel-variabel yang diuji adalah sebagai berikut:
4.4.4.1 CK dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CK dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Model Regresi Linear Ganda Variabel CK dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value -652.49 702.71 -0.929 0.357 intercept -7.318 4.450 -1.645 0.105 Sistol 19.08 6.597 2.891 0.005 Diastol 1.178 2.185 0.539 0.592 K.Tot -1.304 1.742 -0.749 0.457 LDL 4.828 4.838 0.998 0.322 HDL -0.412 1.050 -0.392 0.697 Trigli. 2.142 8.312 0.258 0.797 Umur -0.01 1.079 -0.0096 0.992 GDS 0.566 3.294 0.172 0.864 GDP 0.270 2.506 0.108 0.915 GD PP
Tabel 4.7 Tabel ANOVA Variabel CK Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 4644863 422260.3 1.112303 1.98 0.367 Residual 65 27143330 417589.7 Total 76 31788193
82 Hasil ANOVA pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.11 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, yang artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa kadar CK dengan 10 variabel bebas indikator faktor risiko. Namun dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.6) menunjukkan bahwa ada satu faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan CK yaitu tekanan darah diastolik.
4.4.4.2 CKMB dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CK-MB dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 Model Regresi Linear Ganda Variabel CK-MB dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko
intercept Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trigli. Umur GDS GDP GD PP
Coefficients -83.69 -0.729 2.375666 0.177479 -0.22154 0.731286 -0.12862 -0.07399 0.051134 -0.09602 0.110867
Standard Error 104.9924 0.66489 0.985694 0.32651 0.260205 0.722824 0.156943 1.241895 0.16116 0.492141 0.374435
t Stat -0.7971 -1.09619 2.410146 0.543563 -0.85139 1.011706 -0.81954 -0.05958 0.317288 -0.19511 0.296091
P-value 0.428292 0.277042 0.018785 0.588601 0.397679 0.31543 0.415471 0.952676 0.752042 0.845916 0.768105
83 Tabel 4.9 Tabel ANOVA Variabel CK-MB Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 90273.94 8206.722 0.968381 1.98 0.483767 Residual 65 605939.6 9322.147 Total 76 696213.5
Hasil ANOVA dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung= 0.97 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa kadar CK-MB dengan 10 variabel bebas indikato faktor risiko.Hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.8) menunjukkan bahwa ada satu faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan CK-MB yaitu tekanan darah diastolik.
4.4.4.3 Frekwensi denyut nadi dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya Frekwensi nadi dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:
84 Tabel 4.10 Model Regresi Linear Ganda Variabel Frekwensi Nadi dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error 66.40057 25.00369 intercept 0.005244 0.158342 Sistol 0.189811 0.234741 Diastol -0.05773 0.077758 K.Tot -0.0047 0.061967 LDL -0.27357 0.172139 HDL 0.056045 0.037375 Trigli. 0.257721 0.295754 Umur -0.03577 0.03838 GDS -0.02212 0.117202 GDP 0.077009 0.089171 GD PP
t Stat 2.65563 0.033119 0.808599 -0.7424 -0.07581 -1.58926 1.499513 0.871401 -0.9321 -0.18872 0.863617
P-value 0.009946 0.973681 0.421696 0.460518 0.939807 0.116855 0.138582 0.386742 0.354733 0.850897 0.390974
Tabel 4.11 Tabel ANOVA Variabel Frekwensi Nadi Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 6824.999 620.4544 1.290905 1.98 0.250209 Residual 65 34365.42 528.6988 Total 76 41190.42
Hasil ANOVA pada tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung = 1.29 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa frekwensi denyut nadi dengan 10 variabel bebas indikato faktor risiko. Hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.8) menunjukkan bahwa tidak ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan Frekwensi denyut nadi.
85 4.4.4.4 CTR dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CTR dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12 Model Regresi Linear Ganda Variabel CTR dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error 52.25313 5.625164 intercept 0.03551 0.035623 Sistol 0.049638 0.05281 Diastol -0.03744 0.017493 K.Tot 0.010779 0.013941 LDL -0.11652 0.038727 HDL -0.00343 0.008408 Trigli. 0.109969 0.066537 Umur 0.002959 0.008634 GDS -0.01566 0.026367 GDP 0.019291 0.020061 GD PP
t Stat 9.289175 0.996845 0.939925 -2.14008 0.773172 -3.00869 -0.40784 1.652756 0.342646 -0.59408 0.961609
P-value 1.54E-13 0.322536 0.350736 0.036106 0.442224 0.00373 0.684731 0.103203 0.73297 0.554521 0.33981
Tabel 4.13 Tabel ANOVA Variabel CTR Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko Df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 889.8604 80.8964 3.325458 1.98 0.00116 Residual 65 1739.337 26.75903 Total 76 2629.197
Hasil ANOVA pada tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung = 3.33 lebih besar dari nilai F tabel = 1.98, berarti tolak hipotesis nol, artinya variabel CTR dan variabel indikator faktor risiko saling berhubungan. Dari uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.12), dimana taraf nyata 0.05 terlihat bahwa ada faktor risiko yang nyata berhubungan dengan CTR yaitu kadar kadar kolesterol total dan kadar HDL.
86 4.4.4.5 BUN dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya BUN dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.14 Model Regresi Linear Ganda Variabel BUN dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error 28.92047 20.53411 intercept -0.128 0.130037 Sistol 0.422034 0.192779 Diastol -0.13957 0.063858 K.Tot 0.048256 0.05089 LDL -0.26004 0.141368 HDL -0.01341 0.030694 Trigli. 0.27931 0.242886 Umur 0.024107 0.031519 GDS 0.064578 0.096251 GDP -0.01436 0.073231 GD PP
t Stat 1.408411 -0.98433 2.18921 -2.18562 0.948236 -1.83946 -0.43686 1.149965 0.764834 0.67093 -0.19612
P-value 0.163775 0.328601 0.032178 0.032452 0.346522 0.070415 0.66366 0.254372 0.447138 0.504643 0.845129
Tabel 4.15 Tabel ANOVA Variabel BUN Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression 11 7098.209 645.2917 1.990661 1.98 0.043934 Residual 65 23177.41 356.5756 Total 76 30275.62
Hasil ANOVA pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.99 lebih besar dari nilai F tabel = 1.98, berarti tolak hipotesis nol, artinya ada hubungan antara variabel BUN dan variabel indikator faktor risiko. Dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.14) menunjukkan bahwa ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan BUN yaitu tekanan darah diastolik dan kadar kolesterol total.
87 4.4.4.6 Kreatinin dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya kreatinin dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.16 Model Regresi Linear Ganda Variabel Kreatinin Dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error 1.568907 0.507491 intercept -0.00017 0.003214 Sistol 0.009427 0.004764 Diastol -0.00383 0.001578 K.Tot 0.001126 0.001258 LDL -0.00477 0.003494 HDL -3E-05 0.000759 Trigli. -0.00418 0.006003 Umur 0.001332 0.000779 GDS 0.001312 0.002379 GDP -0,0026 0.00181 GD PP
t Stat 3.091496 -0.05225 1.978533 -2.4269 0.895136 -1.36443 -0.03976 -0.69564 1.709738 0.55134 -1.4378
P-value 0.002932 0.958488 0.052109 0.01801 0.374017 0.177137 0.968407 0.489133 0.092085 0.583291 0.155287
Tabel 4.17 Tabel ANOVA Variabel Kreatinin Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df Regression Residual Total
SS MS 11 3.902314 0.354756 65 14.15697 0.217799 76 18.05928
F 1.7917
F tabel Significance F 1.98 0.073948
Hasil ANOVA dari tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.7917 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara variabel kreatinin dengan variabel indikator faktor risiko. Dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.16) menunjukkan bahwa ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan kadar kreatinin yaitu kadar kolesterol total.