BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1.1 Profile Perusahaan
PERTAMINA adalah perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara, didirikan berdasarkan UU No.8 Tahun 1971 dan kepres No.11 Tahun 1990 dari sejarah perkembangannya sangat pesat.
Pada tahun 1961 dengan PP No.198. PT Pertamina dilebur menjadi perusahaan Negara Pertamina dengan direksi 1(satu) Orang direktur utama dan 2(dua) orang direktur untuk melaksanakan makna dari isi pada 33 UUD 1945. Dengan UU No.8 Tahun 1971. Pertamina telah memiliki dasar organisasi yang kokoh sebagai landasan operasionalnya dengan mempunyai tugas pokok yaitu :
1. Perusahaan migas untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi masyarakat 2. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi dalam negeri
Pengelolaan BBM merupakan suatu permasalahan yang rumit dan kompleks, hal ini disebabkan keberadaan BBM yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Setiap timbul permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan penyediaan dan penyaluran bahan BBM, semua sektor kehidupan dan perekonomian di masyarakat akan langsung terpengaruh.
Pertamina sebagai salah satu badan usaha milik Negara yang mengelola minyak dan gas bumi Negara serta hasil-hasilnya. Sesuai dengan landasan konstitusional UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2 dan 3 dan landasan operasional UU RI No. 8 Tahun 1971 dan Kepres Tahun 1990
42
43 2 dan 3 dan landasan operasional UU RI No. 8 Tahun 1971 dan Kepres Tahun 1990, dalam melaksanakan fungsinya Pertamina direktorat pembekalan dan pemasaran dalam negeri berkewajiban memenuhi kebutuhan konsumen, akan bahan bakar minyak yang memadai melalui unit-unit operasi daerah yang meliputi instalasi UPMS III yang berada di bawah wilayah kerja unit Pembekalan dan Pemasaran dalam negeri III.
Instalasi UPMS III sebagai salah satu Instalasi yang melayani kebutuhan konsumen daerah Jakarta dan sekitarnya, yang berkedudukan di Jl. Kramat Raya 59, Jakarta 10450. Pada pelaksanaanya diperlukan dukungan dalam pengadaan bahan bakar minyak yang memadai dan stabil dengan memperhitungkan kebutuhan sekarang maupun kebutuhan di masa yang akan datang.
Menghadapi era persaingan bisnis yang kian ketat, Pertamina yang berambisi menjadi perusahaan kelas dunia kini terus berbenah diri. Sejak diberlakukannya UU No. 22/2001 tentang migas, perlahan-perlahan migas akan diliberalisasi. Dengan diberlakukan UU Migas yang baru terjadi perubahan pada pasar di sektor hilir Migas dari pola yang monopolistik menjadi kegiatan yang terbuka melalui mekanisme pasar. Artinya, Pertamina harus melepaskan monopolinya perlahan-lahan.
4.1.2 Visi dan Misi Visi dan Misi menuju PERTAMINA Baru adalah : Visi •
Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected Leading
Company) Misi •
Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia.
•
Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan.
•
Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta
44 mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan PT.Pertamina UPMS III Setiap perusahaan pada umumnya terdiri dari sekelompok orang yang bergabung menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai
tujuan
tersebut
perusahaan
harus
mempunyai
struktur
organisasi
yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap kegiatan, tugas dan wewenang yang diberikan.
4.1.3.1 Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan salah satu bentuk hubungan formal di mana didalam struktur organisasi ditetapkan mengenai pembagian, pengelompokkan dan pengkoordinasian tugas yang dilakukan, pembatasan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing bagian dimana kesemuanya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Selain itu struktur organisasi berfungsi untuk menghindari kerancuan didalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Maksud dan tujuan dari struktur organisasi ini adalah : •
Struktur
organisasi
merupakan
sumber
informasi
bagi
bagian
atau
departemen yang bersangkutan mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan •
Tujuannya agar setiap bagian atau departemen dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing
Deputi Direktur Bid Pemasaran dan Niaga
General Manajer Unit Pemasaran III
Sekrertaris
Sekretariat
Kepala Penjualan
Kepala Adm Penjualan
Sales Engineering
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: I
Kepala Pengadaan
Kepala Laboratorium Pemap
Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : A
Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : B
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: II
Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : C
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: III
Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil: D
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: IV
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: V
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: VI
Kepala Distribusi
Kepala Teknik
Kepala Perenc & anggaran
Kpl perkapalan kebandaraan & komunikasi
Kepala LK-3
Asisten Rekayasa
Kepala Pabrikasi
Kepala Akutansi
Kepala PKP
Kepala Aviasi
Kepala POPP
Kepala Keuangan
Kepala Operasi Kepala Pemel Konstruksi
Kepala Inspeksi
Kepala Umum
Kepala Personalia
Kepala Anggaran
Kepala PMK
Kepala Kesehatan
Kepala ADM & Lat
Kepala Pembendah araan
Kepala KOMLEK
Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : E
Kepala terminal T.TG Gerem
Kepala Balongan Group Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : F
Wira Penjualan NBBM/PETRO Kimia Wil I
Sumber : PT.Pertamina UPMS III Jakarta
Sales Engineering
Kepala Humas
Wira Pnjln BBM/Retail
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: VI
Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: VI
Kepala Adm.Pnjln
Kepala Hukum & Pert
Kepala Adm.keuangan
Kepala MPD
Kepala Adm & Perso
Kepala O&T
Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : G
Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil: H
Kepala Distribusi & Teknik
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Pertamina
Kepala Kesehatan
Kepala Sandi
Kepala Operasi Pengamana
Penata Administrasi
Kepala Cab Bandung Kepala Ins Yg.Priok
Kepala Sekuriti
46
4.1.3.2 Uraian Pekerjaan Untuk mencapai sasaran atas suatu rencana yang telah ditetapkan sesuai dengan keinginan para pemegang saham dan perkembangan dari usaha yang telah dijalankan perusahaan tersebut diatas, maka telah dibentuk organisasi perusahaan dengan mengandalkan pendelegasian tugas atau pekerjaan kepada masing-masing unit atau orang yang dikoordinir secara baik, sehingga kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik dan lancar. Adapun uraian job Description yang berlaku antara lain sebagai berikut : 1. Bidang Administrasi dan Keuangan Dalam bidang administrasi dan keuangan, bertugas menyelenggarakan administrasi BBM, administrasi umum dan keuangan, administrasi BBM menyelenggarakan penyusunan data statistik penjualan bahan bakar minyak termasuk data penyebaran kebutuhan bahan bakar minyak perjenis produk dan mensortir PNBP (faktur nota bukti penyerahan), menerima, mentransfer kepada bagian yang berkepentingan untuk diketahui dan menfilenya serta menyelenggarakan administrasi personalia. Dalam bidang keuangan menyelenggarakan kebutuhan alat tulis-menulis kantor, inventarisasi dan pembelian material yang sifatnya urgensi dengan mempergunakan Petty, Cash, sesuai Batas otorisasi. 2. Bidang Distribusi Dalam bidang distribusi terbagi atas beberapa bagian antara lain -
Penerimaan dan Penimbunan Bahan Bakar Minyak Tugas bidang penerimaan dan penimbunan adalah terselenggaranya penerimaan bahan bakar minyak yang berasal dari kilang via kapal Tanker dan menimbunnya ke dalam tangki penimbunan sesuai dengan produk yang diterima.
-
Penyaluran Darat Via Mobil Tangki Penyaluran darat via mobil tangki bertugas melayani mobil tangki yang akan
47
mengambil/mengisi bahan bakar minyak untuk disalurkan ke konsumen baik SPBU, SPBA dan Industri sesuai dengan faktur/order yang dimiliki secara tepat dan cepat sampai ke tujuan. -
Penyaluran Darat Via Pipa (Pipanisasi) Demikian pula halnya dengan via pipa (pipanisasi), penyalurannya dengan menggunakan pipa ke konsumen.
-
Penyaluran Laut Via Tongkang dan Kapal Penyaluran laut via tongkang dan kapal yang berbobot 6.500 DWT dimaksudkan untuk konsinyasi ke daerah-daerah atau Depot dalam wilayah kerja Jakarta karena penyalurannya via kapal tanker tidak memungkinkan sebab sarana dan prasarana antara lain dermaga tambat untuk depot hanya berkapasitas 6.500 DWT serta kedalaman dermaga bervariasi yang tidak dapat disandari oleh kapal tanker yang berkapasitas 17.000 DWT.
-
Penerimaan dan Penimbunan Non Bahan Bakar Minyak Tugas bagian penerimaan dan penimbunan Non Bahan Bakar Minyak (Pelumas) bertugas menerima Minyak Pelumas dan menimbunnya, menjual dengan sistem FIFO
3. Bidang Teknik Dalam bidang teknik terbagi atas : -
Teknik Perencanaan dan Anggaran Sasaran kerja dari bidang perencanaan dan anggaran adalah membuat perencanaan kerja
pemeliharaan
sarana
dan
fasilitas
operasi,
merencanakan
pekerjaan
penggantian/penambahan asset dan sarana penunjang operasi dan membuat rencana kerja dan anggaran untuk tahun ke depan. -
Teknik Pemeliharaan Lapangan Sasaran kerja teknik pemeliharaan adalah melaksanakan pengawasan dan pemeliharaan
48
seluruh sarana operasi yang digunakan di Instalasi UPMS III dan merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk mengelola fasilitas operasi agar fasilitas operasi selalu siap dioperasikan dengan baik dan aman. Pemeliharaan perlu dilaksanakan secara berkala dan terpadu dalam suatu cara dan proses yang jelas. Jenis pemeliharaan fasilitas operasi perusahaan dibedakan menjadi : a. Predictive Maintenance b. Preventive Maintenance c.
Emergency Maintenance
d. Break Down Maintenance Maksud dan tujuan pemeliharaan secara garis besar ada 2 (dua) yaitu : 1. Secara teknis pemeliharaan adalah menjaga dan memelihara sarana dan fasilitas agar selalu dalam kondisi yang handal dan siap pakai dalam melaksanakan operasi perusahaan. 2. Secara ekonomis tujuannya adalah memperkecil nilai penyusutan dari pada sarana fasilitas tersebut, menekan biaya operasi serendah mungkin dan mengurangi timbulnya penyimpangan biaya di luar batas dalam kegiatan produksi. -
Administrasi Teknik dan Anggaran Administrasi teknik dan anggaran bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan bidang teknik, membuat realisasi anggaran yang berjalan serta menyusun kerja dan anggaran untuk tahun ke depan.
4. Bidang Lindung Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fungsi dari lindung lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja bertugas melaksanakan pengawasan atas kegiatan usaha lindung lingkungan dan pencegahan pencemaran dengan pemantauan akibat air buangan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat air buangan serta pengawasan tentang ketentuan peralatan keselamatan kerja pada semua inti usaha
49
yang ada di lokasi kerja areal Instalasi UPMS III meliputi penerapan peraturan dan ketentuan keselamatan kerja, penanggulangan bahaya kebakaran, baik yang bersifat perangkat lunak maupun perangkat keras agar dapat dicapai kondisi operasi yang aman untuk setiap pekerja pihak ketiga yang bekerja di lokasi Pertamina UPMS III, sebelum bekerja diberikan penyuluhan/perawatan norma-norma keselamatan kerja dengan sasaran tidak mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. 5. Bidang Security (Keamanan) Dalam bidang keamanan security bertugas untuk mengamankan seluruh asset perusahaan di wilayah kerja operasi kerja Instalasi UPMS III dari segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang timbul dari dalam maupun di luar. Untuk menjalankan tugasnya dalam mengamankan asset Pertamina dari gangguan orangorang yang tidak bertanggung jawab, maka tugas security selalu mengadakan pengawasan terus menerus selama 24 jam.
4.1.3.3 Analisis Struktur Organisasi dengan Lima Elemen Kekuatan Porter Setiap industri memiliki struktur yang mendasarinya, yaitu sekumpulan karakteristik ekonomis dan teknis, yang memunculkan kekuatan-kekuatan persaingan. Peneliti ingin lebih mengetahui posisi perusahaan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan industrinya atau mempengaruhi
lingkungan
tersebut
untuk
keuntungan
perusahaan.
Untuk
itu
peneliti
menggambarkan kekuatan PT. Pertamina UPMS III dengan Analisa Lima Elemen Kekuatan Porter. Adapun gambar lima elemen kekuatan Porter di bawah ini.
50
Pendatang Baru
Ancaman Pendatang Baru Kekuatan pertawaran Pemasok Penyedia Input : PT. Pertamina
Persaingan Dikalangan anggota Industri: -Shell -Petronas
Kekuatan pertawaran pembeli Pembeli : -SPBU
Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada Ancaman produk atau Jasa pengganti Barang Substitusi
Sumber : PT.Pertamina
Gambar 4.2 Lima Elemen Kekuatan Porter 1) Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar yang akan mengakibatkan kurangnya kemampuan laba suatu perusahaan. Berkaitan dengan pendatang baru, industri ini merupakan industri yang tidak mudah dimasuki karena hambatan untuk masuk ke dalam industri dibutuhkan modal besar serta skill dari SDM itu sendiri harus tinggi dan berkualitas, maka dari itu ancaman dari pendatang baru untuk masuk dalam industri ini kecil. 2) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pertamina selalu menjaga mutu produknya melalui penyeimbangan kualitas dan kuantitas bahan baku produksi yang ditawarkan oleh pertamina sebagai pemasok. Penawaran bahan baku produksi yang berkualitas buruk akan memberikan dampak negatif bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat menurunkan tingkat penjualan dan laba perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tidak dapat bersaing dengan baik di
51
dalam pasar industri yang ada. Pertamina selalu mengadakan upaya-upaya pengendalian daya tawar pemasok secara selektif meningkatkan pelayanan dan pengawasan pada agen sehingga tidak terjadi kecurangan para agen melayani konsumen. 3) Ancaman Produk Pengganti Dalam memperoleh produk yang diinginkan konsumen selalu mencari produk-produk yang dibutuhkannya mereka hanya mendapatkan produk pengganti seperti: barang subtitusi dari pesaing yang mempunyai produk yang sangat relatif serta harga yang bersaing Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan selalu mengawasi kinerja produktifitas perusahaan dan pengawasan kuantitas dan mutu produk, sehingga produk-produk yang dihasilkan bisa menjadi produk-produk yang kompetitif sesuai dengan konsumen di pasar industri. Meskipun barang subtitusi dari pesaing mempunyai harga yang bersaing pada produk jenis tertentu, namun disini produk umum, pangsa pasar masih tetap dikuasai oleh perusahaan, seperti penjualan premium, solar, harga yang ditawarkan perusahaan per liter, jauh lebih murah, harga menjadi bahan pertimbangan perusahaan yang sangat matang, mengingat harga standard dan kualitas yang ditawarkan oleh perusahaan semakin membaik, dari hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa barang subtitusi ikut ambil bagian mengancam perusahaan. 4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Daya tawar menawar pembeli berubah sejalan dengan perubahan trend dan teknologi dari tahun ke tahun. Hal ini dapat mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Untuk mengatasi resiko ini, PT. Pertamina UPMS III senantiasa melakukan penelitian dan mengembangkan mutu dan ragam produk agar selalu menyesuaikan produk-produk yang dihasilkan terhadap daya tawar konsumen.
52
PT. Pertamina UPMS III senantiasa memperhatikan pertambahan penduduk, kendaraan dan mesin-mesin yang memakai minyak pertamina, sehingga bila permintaan konsumen meningkat maka dapat diantisipasi / dilayani sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh konsumen. 5) Persaingan Antara Perusahaan yang Sejenis dalam Industri Persaingan dapat terjadi karena adanya pesaing dari perusahaan sejenis yang melihat peluang untuk memperbaiki posisi / bahkan merebut posisi yang ada. Persaingan di kalangan pesaing ada, guna mendapatkan posisi di pasar. Bentuk persaingan yang ada biasanya merupakan bentuk persaingan harga, introduksi produk, peningkatan pelayanan ataupun jaminan kepada para pelanggan. Persaingan diantara pesaing menjadi tinggi, karena pesaingnya tidak begitu banyak. Oleh karena itu PT. Pertamina UPMS III terus berusaha dan selalu menekankan pada peningkatan pelayanan dan jaminan kepuasan pelanggan serta harga yang terjangkau. Para pesaing diantara industri minyak itu sendiri antara lain : -
shell
-
petronas Karena biaya pengorbanan (switching cost) apabila konsumen berpindah ke perusahaan
pesaing adalah besar, serta hambatan untuk keluar dari perusahaan ini tinggi karena adanya hubungan konsumen dan perusahaan terjalin erat, maka dari itu kekuatan pesaing industri rendah karena umumnya masyarakat Indonesia yang masih bersifat idealis. Hasil dari analisis lima kekuatan porter di PT. Pertamina UPMS III adalah •
Ancaman dari pendatang baru untuk industri ini kecil
•
PT. Pertamina sebagai pemasok jadi tidak terdapat kekuatan tawar menawar pemasok
•
Barang subtitusi ikut ambil bagian mengancam perusahaan ini
•
Kekuatan tawar-menawar konsumen terhadap perusahaan ini adalah rendah
53
•
Kekuatan persaingan industri untuk menarik keluar dari perusahaan ini rendah.
4.2 Analisis Perusahaan 4.2.1 Aplikasi strategi PT.Pertamina saat ini 4.2.1.1 SCM (Supply Chain Management) Komponen Rantai Suplai PT. Pertamina (Persero), yaitu:
Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain PT. Pertamina
•
Direktorat Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) berfungsi sebagai sub-holding yang membawahi
seluruh
portofolio
usaha
Pertamina
di
sektor
energi
hulu.
PT.Pertamina Bertekad menjadi pelaku usaha hulu migas kelas dunia, Penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2007-2014, dengan target pada 2014 menjadi, "World Class Diversified Upstream Energy Enterprise". Kegiatan usaha hulu meliputi eksplorasi, produksi, transportasi, pengolahan serta pembangkitan energi dari berbagai jenis sumber daya, seperti minyak, gas dan panas bumi serta rumpun usaha terkait lainnya baik di dalam negeri maupun mancanegara. Teknologi Kegiatan Hulu dengan Kemampuan Teknologi Berkelas Dunia. Sebagai wujud dari visi adalah tercapainya standart kelas dunia untuk sistem manajemen informatika, kemampuan SDM, fasilitas pusat teknologi dan kapabilitas teknologi.
•
Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Proses
penyimpanan
barang
ke
gudang
yang
digunakan
dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi. manajemen produksi, pengendalian persediaan untuk mencegah kelangkaan produk.
54
•
Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment PT. Pertamina
1.Pengelolaan : Bisnis Pengolahan PERTAMINA memiliki dan mengoperasikan 6 (enam) buah unit Kilang dengan kapasitas total mencapai 1.046,70 Ribu Barrel.
2. Pemasaran dan Niaga : bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis eksporimpor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah dan BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni fungsi
reneval
niaga
(fungsi
yang
melakukan
perencanaan,
evaluasi,
pengembangan serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua fungsi unit usaha diatas yakni fungsi niaga minyak mentah dan BBM dan fungsi niaga non BBM).
4.2.1.2 ERP (Enterprise Resource Planning) Modul software ERP di aplikasikan untuk
menjembatani pengaturan distribusi produk-
produk bahan bakar kepada masyarakat seperti Premium, Pertamax, Avtur, Solar, biodiesel, minyak bakar, BBM untuk industri, dsb. Dimana akan disalurkan ke SPBU-SPBU di seluruh Indonesia melalui unit-unit pertamina yang terdapat di tiap pulau. Penjadwalan pengiriman, persediaan barang, perkiraan kebutuhan barang, delivery order, costumer service dicakupkan dalam penggunaan sistem SAP. Modul
ERP
(Enterprise
Resource
Planning)
di
Pertamina,
yaitu
:
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung
yakni
Financial
dan
Accounting
serta
Sumber
Daya
Manusia:
55
1. Modul Operasi • General Logistics : Di Pertamina ada optimalisasi usaha hilir melalui keputusan “Make or
buy” dan optimalisasi unit usaha • Sales & Distribution : pengelolaan brand management yang handal setingkat World Class
Marketing • Materials Management : membantu menjalankan proses pembelian • Quality Management : membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistic • Plant Maintenance : Fungsinya untuk Pertamina yaitu mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang berjalan. • Customer Service : memberikan fasilitas untuk mengintegrasikan dan menyimpan semua data komunikasi antara perusahaan dan konsumen, baik melalui telepon, e-mail, fax atau pesan web-based. • Production Planning : Pertamina sedang memperkuat jaringan niaga/trading minyak tanah, produk minyak dan produk lainnya yang kuat • Project System : Pertamina mengoptimalkan supply chain management mulai dari sumber (kilang/impor) sampai dengan depot dan retai distribution (low cost dan andal) yang telah memiliki dan akan dibangun di seluruh wilayah pemasaran.
2. Modul Financial dan Akuntansi • Financial Accounting : Modul FI juga mengukur kinerja keuangan Pertamina, berdasarkan pada data transaksi intenal maupun eksternal, menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan.
56
• Controlling
:
Dibagian
ini
menyediakan
dokumen
keuangan
yang
mampu
melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya. • Investment
Management
: Spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi
jangka panjang dan fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat keputusan. • Treasury : Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan cash
forecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan. • Competitor performance : Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur produksi, struktur biaya, financial accounting dan profitability analysis.
3. Modul Sumber Daya Manusia •
Personel Management : Displin kerja, profesionalitas dalam menjalankan tugas diperusahaan, menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha, membantu pribadi pegawai untuk sedapat mungkin mencapai tujuan pribadi bersamasama atau sejalan dengan tujuan perusahaan.
•
Personel Time Management : Memusatkan perhatian pada perencanaan dan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
•
Payroll : Penilaian hasil kerja yang selanjutnya dipakai untuk administrasi penggajian atau data-data yang berisi gaji yang diperoleh karyawan sesuai dengan tingkatan jabatan.
•
Training and Event Management : Mengadakan kebutuhan pelatihan yang dipusatkan pada identifikasi knowledge, skills dan attitude (KSA) yang diperlukan oleh pegawai di masa mendatang untuk menyambut perubahan pekerjaan, analisis pekerjaan (task
analysis) dengan membandingkan persyaratan jabatan (job requirements) dengan tingkat
57
KSA pemegang jabatan. Pengadaan event penting seperti pada saat ulang tahun PT.Pertamina dengan pemberian penghargaan bagi karyawan berprestasi dan pemberian bonus gaji bagi seluruh karyawan tetap PT. Pertamina. •
Organizational Management
: Pengenalan manajemen SDM kepada manajer di luar
lingkungan SDM, dengan harapan akan meningkatkan apresiasi, saling pengertian dan kerja sama yang baik antara fungsi SDM dengan manajemen lini pada PT. Pertamina. •
Travel Management : Mengadakan perjalanan dinas dan kursus-kursus untuk menambah wawasan para karyawan.
4.2.1.3 CRM (Customer Relationship Management) •
CRM yang dijalankan oleh PT.Pertamina saat ini yaitu : Melalui peningkatan pelayanan, menjalin strategi kemitraan, memperkenalkan program baru, SPBU Pertamina pasti pas sebagai wujud pelayanan Pertamina secara langsung terhadap masyarakat luas pengguna BBM, memberikan pelayanan terbaik memenuhi standart kelas dunia. Pelayanan yang ramah, fasilitas nyaman, serta kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat. Untuk menjamin ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan batas toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa, melakukan pengujian kualitas 3 kali lebih banyak, Konsumen akan selalu disambut oleh senyum, salam dan sapa. Operator, memastikan volume takaran yang akurat, operator akan menunjukkan mesin pompa berada pada angka nol sebelum memulai pengisian.
•
Berusaha mengenal lebih jelas apa yang disukai dan tidak disukai pembeli. ¾ Apa yang disukai pembeli, yaitu : -
Kejujuran
58
-
Tetap ramah walau tidak jadi membeli
-
Mengakui kesalahan
-
Terampil menangani persoalan
-
Bersifat teman dan professional
-
Dapat diandalkan
-
Pengetahuan mengenai produk
-
Kesiapan
-
Kesabaran
¾ Apa yang tidak disukai pembeli, yaitu : -
Sikap tahu segalanya
-
Berkeluh kesah
-
Tidak pernah membuat perjanjian
-
Pendengar yang buruk
-
Mementingkan diri sendiri
-
Tiada Follow Up
-
Tidak peduli terhadap kebutuhan calon pembeli
-
Kurang menguasai pengetahuan tentang produk
-
Membuang-buang waktu
-
Memaksa
4.2.2 Rantai nilai (Value Chain) Pada PT.Pertamina UPMS III : Aktivitas utama Lima kategori pada kegiatan utama terlihat pada Inbound Logistic, Operation, Outbond
Logistic, Marketing and Sales, Service. •
Logistik inbound
59
¾
Penerimaan
yang
mengandung
unsur
pengawasan
terhadap
ketepatan
material/barang serta performance rekanan, karena kesalahan dalam proses pemeriksaan untuk penerimaan material/barang ini dapat merugikan perusahaan karena material/barang yang diterima secara langsung tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasi, disamping hilangnya waktu untuk mengadakan pemesanan ulang. ¾
Proses pengurusan dan pengelolaan penyimpanan material/barang persediaaan termasuk barang-barang khusus atau special commodities seperti BBM yang mudah terbakar
¾
Perubahan pola pendistribusian BBM ke SPBU, yang tadinya harga minyak yang diangkut ke SPBU berdasarkan harga sewa cost per liter. Sekarang di ubah menjadi pola sewa mobil. Untuk meminimalkan biaya distribusi.
¾
Memanfaatkan masukan dalam proses konversi untuk memperoleh manfaat dari suatu kesisteman pergudangan dan penyaluran BBM yang dioperasikan sesuai dengan prosedur tetap yang memenuhi persyaratan kualitas dan keamanan.
•
Operation ¾
Pengoperasian BBM menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat. Untuk menjamin ketepatan takaran, melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan batas toleransi akurasi lebih ketat dari biasa. Dinas Metrologi akan melakukan kalibrasi ulang pompa yang telah melewati batas toleransi.
¾
Penerapan Sistem Quality Control untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keunggulan bersaing melalui penciptaan produk yang ramah lingkungan
¾
Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan
60
gas bumi serta energi lainnya yang fleksibel, lincah dan berdaya laba tinggi yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders. ¾
Qualifikasi kebutuhan BBM dan kelengkapan sistem operasi/peralatan depo untuk kegiatan distribusi BBM.
•
Outbound Logistik ¾ Penyaluran
darat via mobil tangki yang efektif untuk memberikan pelayan ke
konsumen baik SPBU, SPBA dan Industri secara cepat dan tepat (meminimalkan kerusakan). ¾ Penyaluran darat via pipa (pipanisasi), sangat selektif untuk mengurangi saluran distribusi yang tidak perlu dan merugi. ¾ Proses Penyaluran via tongkang dan kapal untuk konsiyansi ke daerah-daerah atau depot dalam wilayah kerja daerah. Karena penyaluran via kapal tanker hanya dapat disandari oleh kedalaman dermaga yang berkapasitas 17.000 DWT. ¾ Perlengkapan Penanganan material yang berkualitas, proses penjadwalan
untuk
meningkatkan penyelesaian order. ¾ Proses eksplorasi, produksi, transportasi, pengolahan serta pembangkitan energi dari berbagai jenis sumberdaya, seperti minyak, gas dan panas bumi, serta rumpun usaha terkait lainnya untuk produksi produk dan efisien. ¾ Terdistribusinya BBM sesuai kebutuhan masyarakat yang diwakili oleh kegiatan distribusi diwilayah UPMS III dengan memininumkan komplain. ¾ Organisasi yang memberikan fungsi penyaluran BBM ke hierarki distribusi yang lebih kecil hingga sampai ke pelanggan akhir.
61
•
Marketing and Sales ¾ Dalam meluncurkan sebuah produk baru, Unit Pelumas telah memperbaiki marketing
process mulai dari formula produk, packaging, pengujian, pricing strategy, saluran distribusi hingga kepada komunikasi pemasarannya ¾ Menggunakan media elektronik ataupun mengikuti event-event tertentu untuk mengirim pesan yang mudah dicerna kepada konsumen terhadap kualitas produk pertamina saat ini. Menimbang target market adalah segmen SES (Social Economic
Status) ¾ Membangun eksistensi brand
sebagai upaya yang lebih smart dan fokus kepada
pelanggan dalam meningkatkan pemasaran dan penjualan. ¾ Membangun kesadaran dan daya tarik pada pasar massal, penekanan pada perbedaan dan manfaat marketing sales pesaing. ¾ Teknik Menjual “Bebas Lepas”, dimana pelanggan tahu yang dibutuhkan dan produk yang baik “Bicara sendiri”.
•
Service ¾ Standar pelayanan program Pertamina ways baru dengan sertifikasi Pasti Pas mempunyai lima elemen, di antaranya pelayanan staf yang terlatih dan bermotivasi, jaminan kualitas dan kuantitas, peralatan yang terawat, format fisik yang konsisten serta penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang berimbas dalam peningkatan omset penjualan BBM menyongsong persaingan bebas di sektor retail BBM. Dengan slogannya 3S+Pas yakni 3S untuk Senyum, Salam, Sapa. Serta Pas untuk Pas takarannya, pas kembaliannya dan pas pelayanannya. ¾ Penampilan Dispencer dan Signane SPBU yang baru
62
Aktivitas Pendukung : •
Infrastruktur Perusahaan ¾ infrastruktur yang dimiliki oleh Pertamina, seperti kilang, depo dan terminal migas, pompa bensin dapat digunakan secara optimal untuk mendukung kinerja perusahaan dalam berkompetisi dengan pelaku usaha asing di sektor hilir tersebut. ¾ Letak perusahaan yang strategis, penampilan luar yang menarik, penampilan dalam perusahaan yang nyaman.
•
Manajemen sumber daya manusia ¾ Pertamina juga terus melakukan pembinaan kualitas SDM. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan training center serta pelatihan-pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri dan Pertamina pun terus berusaha memperbaiki kesejahteraan pekerjanya. ¾ Dari sisi pembinaan SDM, Pertamina telah mengoptimalkan training center dalam rangka meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri. Dari sisi kesejahteraan pekerja, Pertamina telah menerapkan sistem penggajian dan benefit yang lebih kompetitif, dimana apabila dibandingkan dengan perusahaan minyak yang ada di indonesia tidak terpaut jauh, namun jika dibandingkan dengan BUMN lain, maka sistem penggajian di Pertamina relatif lebih baik. Namun demikian, untuk masa mendatang Pertamina akan menerapkan sistem penggajian dan benefit yang lebih menghargai kinerja masing-masing individu. Dalam artian, pekerja yang berkontribusi lebih besar bagi perusahaan akan memperoleh imbalan yang lebih tinggi dan sebaliknya. Sebagai implementasi dari penghargaan kinerja tersebut, perusahan telah memberikan penghargaan kepada pekerja berupa
merit increase. ¾ Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten
63
sehingga para pekerja memiliki kompetensi, keterampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang tinggi. ¾ Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas di Indonesia dan peraturan yang berlaku. ¾ Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi.
•
Pengembangan teknologi ¾ Perbaikan depot dengan otomatisasinya, yaitu sistem pengisian BBM ke mobil tangki dengan sistem mesin, tanpa menggunakan tenaga kerja kontrak, selain menghemat upah pekerja juga merupakan teknologi baru yang sedang berjalan saat ini. ¾ Inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan eksplorasi dan produksi dengan menyediakan end-to-end EP technology solution yang andal, cepat dan tepat guna. ¾ Di Pertamina penerapan SAP, sebagai salah satu sistem Teknologi Informasi (TI), telah dilakukan secara bertahap di seluruh unit, kelebihan yang ditawarkan dengan menggunakan sistem SAP adalah lebih sistematis. Bahkan seorang manajer atau kepala fungsi bisa menggunakan role dari modul controlling untuk memonitor tugastugas di departemennya. Dengan menggunakan modul human resources dari SAP, mempermudah perusahaan dalam hal mengevaluasi dan menilai kinerja dari pekerja.
•
Pengadaan barang ¾ E-Procurement dilakukan sesuai dengan tuntutan transformasi dan menjadi tonggak sejarah baru dalam sistem pengadaan barang dan jasa di Pertamina. Implementasi e-
procurement ini sejalan dengan keinginan untuk melaksanakan kegiatan secara Good
64
Corporate Governance (GCG). Keinginan ini tertuang melalui breakthrough Pertamina seiring dengan jalannya transformasi Pertamina terus melakukan perubahanperubahan yang mendasar, salah satunya dengan menggunakan sistem e-
Procurement. Dengan menggunakan sistem ini, siapapun, di manapun dan kapanpun setiap rekanan dapat mengaksesnya. Hal lain yang memudahkan e-Procurement adalah proses pengadaan akan dapat berjalan dengan lebih transparan. Dengan e-
Procurement cakupan sistem pengadaan barang dan jasa menjadi jauh lebih luas dibandingkan sistem manual yang dijalankan selama ini. Hal ini juga sesuai dengan wilayah operasi perusahaan yang menjangkau dari sabang sampai merauke. implementasi e-Procurement sangat bagus dan sudah dapat diakomodir dengan baik oleh supplier dan mitra kerja Pertamina. Dengan menggunakan sistem ini, kemudahan dan efisiensi waktu dapat dicapai. Proses yang harusnya memakan waktu berhari-hari dapat dilakukan dengan beberapa jam saja. Sebab dalam beberapa tahapan vendor tidak perlu hadir di tempat, cukup meng-apply melalui internet. ¾
Pangadaan material/barang memperhatikan aturan-aturan baik dari pemerintah dalam negeri (nasional) maupun juga peraturan internasional.
¾
Pola pengadaan minyak mentah dan intermedia untuk kebutuhan kilang Pertamina dengan tetap mengedepankan kepuasan kepada para pihak terkait, memenuhi aspek
akuntabilitas serta transparansi menuju terlaksananya terapan terbaik (best practices).
Keterangan Hubungan Rantai Nilai untuk PT. Pertamina UPMS III : 1. Logistik ke Dalam Untuk logistik ke dalam aktivitas yang dilakukan PT.Pertamina UPMS III antara lain berupa penerimaan barang dari pemasok, penanganan barang, pengendalian persediaan,
65
serta pengecekan barang rusak dan retur pembelian. Rantai nilai logistik ke dalam untuk aktivitas pendukung yaitu : ¾ Pengembangan teknologi PT.Pertamina UPMS III telah memiliki sistem persediaan barang yang sudah terintegrasi dengan departemen produksi, purchase, accounting. ¾ Pembelian Difokuskan
terhadap
kegiatan
transportasi,
yang
dibutuhkan
dalam
proses
pengangkutan BBM. 2. Kegiatan Operasi Aktivitas yang dilakukan PT.Pertamina UPMS III dalam kegiatan operasi antara lain: Pengubahan input menjadi produk jadi, seperti pembuatan produk dengan mesin, pengepakan, perlengkapan, pengujian dan pengoperasian fasilitas operasi. Rantai kegiatan operasi untuk aktivitas pendukung yaitu : ¾ Manajemen Sumber Daya Manusia Didalam kegiatan operasi dibutuhkan sumber daya manusia yang berpengalaman dibidang migas dan pelatihan secara terus menerus untuk meningkatkan intelegence karyawan. ¾ Pengembangan Teknologi Di dalam kegiatan operasi, semua sistem internal yang telah terintegrasi memudahkan setiap departemen untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan juga membangun storage (tangki timbun). ¾ Pembelian Di dalam kegiatan operasi, pembelian di fokuskan terhadap pembelian perlengkapan atau peralatan kantor.
66
3. Logistik ke Luar Untuk logistik keluar, aktivitas yang dilakukan PT. Pertamina UPMS III antara lain berupa pembelian barang oleh konsumen, distribusi produk ke konsumen, proses pemesanan dan pengiriman. Rantai nilai logistik ke luar untuk aktivitas pendukung, yaitu : ¾ Pengembangan Teknologi Perlunya dilakukan pengembangan teknologi terhadap sistem yang sedang berjalan di PT. Pertamina UPMS III. ¾ Pembelian Difokuskan terhadap kegiatan pengangkutan dan pengiriman produk ke konsumen. 4. Pemasaran dan Penjualan Untuk kegiatan pemasaran dan penjualan, aktivitas yang dilakukan PT. Pertamina UPMS III antara lain melakukan penetapan harga produk berdasarkan harga pasar dan melakukan promosi melalui media cetak dan media elektronik. Rantai nilai pemasaran dan penjualan untuk aktivitas pendukung yaitu : ¾ Manajemen Sumber Daya Manusia Dibutuhkan sumber daya manusia yang berpengalaman dibidang pemasaran dan perlunya dilakukan pelatihan secara terus menerus untuk meningkatkan intelegence dan kompetensi karyawan. ¾ Pengembangan teknologi Perlunya dilakukan pengembangan website agar untuk lebih memudahkan konsumen untuk mendapatkan informasi maupun melakukan order pemesanan, pertukaran data yang cepat melalui Elektronik Data Intercharge (EDI) dan juga pengembangan sistem agar lebih efektif dan efisien. ¾ Pembelian Perlunya jasa biro iklan untuk memasarkan atau menyebarkan informasi ke masyarakat
67
luas dan mendirikan cabang-cabang di beberapa negara. 5. Pelayanan Untuk kegiatan pelayanan, PT. Pertamina UPMS III harus menyediakan customer service untuk memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada para konsumen. Rantai nilai kegiatan pelayanan untuk aktivitas pendukung, yaitu : ¾ Manajemen Sumber Daya Manusia Diperlukan sumber daya manusia yang berpangalaman dalam hal customer care, kecepatan dan ketepatan dalam memberikan solusi ¾ Pengembangan Teknologi Perlunya dikembangkan sistem melalui media elektronik untuk kemudahan pelayanan, pertukaran data melalui Elektronik Data Intercharge (EDI) antar perusahaan dan konsumen. ¾ Pembelian Di fokuskan untuk pembelian peralatan yang berkaitan, yaitu seperti komputer, telepon dan mesin fax. Kemudian perencanaan perjalanan dan akomodasi yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan evaluasi terhadap produk yang di gunakan perusahaan konsumen.
68
Tabel 4.1 Analisis Value Chain
PERUMUSAN UKURAN KEBERHASILAN
Kegiatan Utama
Faktor-Faktor yang diukur
Catatan
Meminimalkan kecacatan produk
Perencanaan/penyiapan/ pengembangan ruangruang penyimpanan
Memaksimalkan kapasitas pemeliharaan
Keandalan operasi
pengembangan
Indeks kepuasan pelanggan dan stakeholder
Manajemen logistik keluar
Keuangan
Tercapai
Mengembangkan teknologi baru
Logistik kedalam
Penyimpanan
Operasional
Proses
Logistik keluar
Pemasaran dan penjualan
Ukuran Keberhasilan
revenue
maksimal dan efisiensi Pelayanan
Sumber : PT. Pertamina
Kepuasan Pelanggan
Pertumbuhan jumlah pengguna depo
Mengurangi keluhan pelanggan
69
Tabel 4.2 Analisis Value Chain PERUMUSAN UKURAN KEBERHASILAN (Lanjutan)
Kegiatan Penunjang
Infrastruktur Perusahaan
Faktor-Faktor yang diukur
Asset
Perusahaan
Ukuran Keberhasilan Memaksimalkan kapasitas pemeliharaan
Manejemen Sumber Daya Manusia
pembinaan kualitas SDM
Meningkatkan Profesionalitas tenaga kerja
Pengembangan Teknologi
Menciptakan Teknologi yang memiliki Value
Pengembangan aplikasi teknologi baru sesuai dengan tuntutan perkembangan masalah BBM
Pengadaan barang
Terpenuhinya kebutuhan material atau barang
Sumber : PT.Pertamina
Tepat spesifikasi dan tepat tujuan
Catatan Penggunaaan seoptimal mungkin untuk mendukung kinerja perusahaan Mekanisme Perekrutan, Pelatihan, Pengembangan dan mempertahankan karyawan yang produktif
Pengembangan secara bertahap
Biaya yang dikeluarkan seekonomis mungkin
70
Infrastruktur Perusahaan Manajemen Sumber Daya manusia
Pengembangan Teknologi
Pembelian
Perbaikan system yang sudah terotomatisasi dan SAP Pembelian mobil tangki untuk menggurangi biaya sewa Penerimaan barang dari pemasok Pengecekan barang rusak dan retur pembelian
membangun storage ( tangki timbun ) Peralatan kantor dan
mesin
Pemeliharaan
Logistik ke dalam
pengembangan teknologi terhadap sistem yang sedang berjalan
Pengembangan website dan EDI
Pembelian mobil tangki untuk menggurangi biaya sewa
Jasa biro iklan agen
Pembelian oleh konsumen
Operasi Fasilitas
Distribusi produk ke konsumen
Prosedur monitoring
Proses pemesanan & pengiriman
Penanganan barang
Sumber : PT.Pertamina
Perekrutan & Pelatihan karyawan dan kompensasi
Perekrutan & Pelatihan karyawan
Operasi
Logistik ke luar
Penetapan harga
Perekrutan
Media elektronik EDI dan FAQ Komputer, telpon, mesin fax, perjalanan dan akomodasi Customer Service
Promosi melalui media cetak dan elektronik
Pemasaran & Penjualan
4.3 Rantai Nilai Generik Depo Pertamina di Lingkungan PT.Pertamina (persero)
Pelayanan
70
4.2.2.1 Profil Responden Diskripsi karakteristik dilakukan untuk mengetahui perilaku responden yang meliputi beberapa aspek. Responden yang dipakai untuk penelitian ini adalah Pegawai PT. Pertamina pada tingkat jajaran staff sesuai dengan divisinya masing-masing. Analisa dari hasil penelitian dengan variabel yang berbeda sesuai dengan tingkat aktivitas.
Disini
(komunikasi).
pegawai
berperan
sebagai
penerima
dan
pelaksana
informasi
71
4.2.2.2 Deskripsi Pegukuran Hasil Penelitian /Pengolahan Data Deskripsi data yang akan disajikan pada hasil penelitian ini adalah deskripsi data variabel penelitian yang terdiri dari variabel 1, 2. •
Variabel 1 merupakan tingkat kinerja aktivitas utama yang meliputi Inbound Logistic,
Operation, Outbond Logistic, Marketing and Sales, Service, yang memberikan kontribusi pada penciptaan fisik dari produk dan jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli • Variabel 2 merupakan tingkat kinerja yang di bagi dalam aktivitas pendukung yang meliputi Infrastruktur Perusahaan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengembangan teknologi dan Pengadaan Barang. Data kemudian diolah dengan perangkat lunak MSI (Method Of Successive Intervals) untuk mengukur analisis kepentingan dan kinerja. Dimensi variabel 1 meliputi : •
Dimensi (D1) : Inbound Logistic
•
Dimensi (D2) : Operation
•
Dimensi (D3) : Outbond Logistic
•
Dimensi (D4) : Marketing and Sales
•
Dimensi (D5) : Service
Dimensi variabel 2 meliputi : •
Dimensi (D1) : Infrastruktur Perusahaan
•
Dimensi (D2) : Manajemen Sumber Daya Manusia
•
Dimensi (D3) : Pengembangan teknologi
•
Dimensi (D4) : Pengadaan Barang
4.2.2.3 Penilaian Kemampuan Aktivitas Utama Menurut Pegawai
72
Persepsi pegawai terhadap aktivitas utama diharapkan merupakan representasi dari ekspektasi. Berdasarkan data yang diolah dengan perangkat lunak MSI (Method Of Successive
Intervals) dan diukur melalui LSR (likert’s summated ratings) Berikut ini disajikan hasil olahan data dari pengukuran Akitvitas Utama, Aktivitas Pendukung, berurutan dari skor terbesar ke skor terkecil seperti dibawah ini.
4.3Tabel Urutan Peringkat Menurut Aktivitas Utama
No 1 2 3 4 5
Dimen si D1 D3 D2 D4 D5
Persentase Main Activity Value 2.2016 1.7423 1.4161 1.3040 1.1417
28.2% 22.3 % 18.1% 16.7% 14.6% 100%
Sumber : Hasil Penelitian Penulis (2007)
Hasil peringkat ternyata dimensi yang memiliki kinerja tertinggi ke terendah adalah D1,D3,D2,D4,D5. Tabel berikut menujukkan hasil kegiatan aktivitas utama pada perusahaan.
73
Tabel 4.4 Pemeringkatan kegiatan aktivitas utama yang mengoptimalkan strategi
No
1
Urut
D1
Dimensi Logistik kedalam
Indikator
Main Activity Value 28.2 %
• • •
•
•
Efisiensi Efekstivitas Relevansi Produktivitas
•
•
•
• •
2
D3
Operasi
22.3 %
•
•
• •
3
D2
Outbound Logistik
18.1 %
•
•
Menjamin efisiensi melalui tata letak dan desain pergudangan dengan system kontrol inventaris yang baik Efektifitas penerimaan barang dari pemasok sesuai sasaran inbound logistic Adanya relevansi antara pengecekan barang dengan meminimalkan kecacatan produk Terdapat produtivitas sesuai sasaran inbound logistik
Menjamin efisiensi tercapainya otomatisasi sarana operasi
Pengefektifkan kapasitas pemeliharaan Adanya relevansi antara proses pemeliharaan dengan fasilitas operasi agar selalu siap dioperasikan dengan baik dan aman Terdapat produktivitas dari prosedur monitoring yang diterapkan pada operation perusahaan
Menjamin efisiensi distribusi produk kekonsumen Efektifitas pengapalan agar bisa memberikan pelayanan antar dan meminimalkan kerusakan Ada relevansi antar proses penyelesaian order dengan tingkat pembelian oleh konsumen
Terdapat produktivitas dari proses eksplorasi, produksi, transportasi dari proses
outbound logistik
74
4
Pemasaran & Penjualan
D4
•
Menjamin efisiensi tercapainya pemasaran dan penjualan melalui periklanan dan promosi yang inovatif
• •
Efektivitas dari penetapan strategi harga Ada relevansi setiap pemasaran dan penjualan sesuai produk baru yang diluncurkan Terdapat produktivitas sesuai markerting process perusahaan
16.7 %
•
• •
5
Pelayanan
D5
14.5 %
• •
Menjamin efisiensi tercapainya keterlaksanaan Merespon lebih cepat dan efektif yang terjadi pada lingkungan. Ada relevansi antar perusahaan ke karyawan dan antara karyawan ke konsumen sesuai dengan standar perusahaan migas di Indonesia Terdapat produktivitas pelayanan sesuai dengan tinggat kepuasan pelanggan
Asumsi penulis 20% = 100% dari total dimensi pertiap aktivitas. Apabila nilai dari tiap dimensi diatas (>) 20 % dikatakan telah menunjang kegiatan didalam aktivitas rantai nilai dan bila nilai dari tiap dimensi (<) 20% dikatakan kegiatan kurang memberikan kontribusi terhadap aktivitas dalam rantai nilai. Tabel 4.5 Urutan Peringkat Menurut Aktivitas Pendukung
No 1 2 3 4
Dimen si D2 D3 D4 D1
Persentase Support Activity Value 1.7530 1.6822 1.6128 1.5508
26.6 % 25.5 % 24.4 % 23.5 % 100%
Sumber : Hasil Penelitian Penulis (2007)
Hasil peringkat ternyata dimensi yang memiliki kinerja tertinggi ke terendah adalah D2,D3,D4,D1 Tabel berikut menujukkan hasil kegiatan aktivitas pendukung pada perusahaan.
75
Tabel 4.6 Pemeringkatan kegiatan aktivitas pendukung yang mengoptimalkan strategi
No
Urut
1
D2
Dimensi
Pengembangan Teknologi
Support Activity Value
26.6 %
Indikator •
Menjamin efisiensi perbaikan system yang sudah terotomatisasi.
•
Efektivitas setiap pergembangan aplikasi teknologi baru.
•
Relevansi Perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.
•
Penggunaan SAP untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
•
2
D3
Manajemen Sumber Daya
Menjamin efisiansi tercapainya kualitas sumber daya manusia yang kompeten.
•
Efektivitas sumber daya melalui Mekanisme perekrutan, pengembangan dan mempertahankan karyawan berprestasi
•
Sistem penghargaan dan insentif yang mampu memotivasi karyawan
•
Produktivitas melalui profesionalitas tenaga kerja
25.5 %
•
Menjamin efisiensi tercapainya kualitas, kecepatan pengadaan bahan baku yang optimal Efektivitas prosedur dalam menggunakan iklan dan media Ada relevansi antara pengembangan teknologi terhadap system yang sedang berjalan diantaranya SAP,EDI dan FAQ Terdapat produktivitas melaui terpenuhinya kebutuhan akan material atau barang
•
3
D4
Pengadaan Barang
24.4 %
• •
4
D1
Infrastruktur perusahaan
•
Menjamin efisiensi tercapainya Penggunaan infrastruktur perusahaaan seoptimal mungkin
•
Mengefektifitaskan tata letak dan lokasi infrastruktur dalam perusahaan,untuk mengantisipasi pengaruh lingkungan eksternal pesaing
•
Ada relevansi sesuai kapasitas pemeliharaan yang maksimal
•
Terdapat produkifitas melalui infrastruktur perusahaan
23.5 %
76
Asumsi penulis 25% = 100% dari total dimensi pertiap aktivitas. Apabila nilai dari tiap dimensi diatas (>) 25 % dikatakan telah menunjang kegiatan didalam aktivitas rantai nilai dan bila nilai dari tiap dimensi (<) 25 % dikatakan kegiatan kurang memberikan kontribusi terhadap aktivitas dalam rantai nilai. 4.2.3 Model RBV (Resource Based View) Kunci model RBV(resource based view) didasarkan atas identifikasi tiga sumber daya dasar yang merupakan fondasi utama dalam menemukan dan mengembangkan kompetensi inti. •
Aset yang terlihat (Tangible Assset) PT. Pertamina UPMS III adalah fasilitas produksi, bahan mentah, sumber daya finansial, estat real dan peralatan. Aset yang terlihat umumnya berupa aspek fisik dan finansial yang digunakan perusahaan untuk memberikan nilai kepada para konsumennya.
•
Aset tak terlihat (Intagible Asset) PT. Pertamina UPMS III adalah reputasi, moral organisasi, pengetahuan teknis, hak paten, merek dagang dan akumulasi pengalaman dari perusahaan.
•
Kapabilitas Organisasi PT. Pertamina UPMS III yaitu berupa Integritas yang mampu mewujudkan komitmen dalam tindakan nyata, pelayanan pelanggan, pembelian dan manajemen logistik, proses pengembangan produk, inovasi produk. Indikator atau Karakteristik RBV (Resource Based View) mekanisme isolasi, yang
membuat sumber daya menjadi berharga: 1. Superioritas kompetitif: Sumber daya yang ada pada PT. Pertamina dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibandingkan pesaingnya. Hal ini dapat dilihat dari produk dengan pilihan dan harga yang setara dengan pesaing, bahkan dapat dikatakan harga BBM Pertamina lebih murah di banding pesaing, selain itu SPBU milik Pertamina, memiliki lokasi yang strategis yang tentunya mudah dijangkau oleh konsumen yang berada disekitar lokasi tersebut, kemampuan perusahaaan dalam
77
menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. 2. Kelangkaan sumber daya : Pasokan sumber daya terbatas, tetapi hal ini hanya berapa persen dari total keseluruhan BBM yang diproduksi Pertamina. 3. Sukar ditiru : Selama semuanya berbentuk materi dan teknologi hal tersebut dapat saja ditiru, namun beberapa hal yang dimilki Pertamina yang tidak dimiliki pesaing, yakni berupa Kilang dan depo yang merupakan sumber daya alam yang besar, yang proses pemenuhannya langsung diolah dari alam, guna dapat menghasilkan variasi produk yang beragam. Model RBV mengidentifikasikan faktor-faktor yang membuat sumber daya sulit ditiru, yaitu: •
Keunikan fisik : Sumber daya alternatif yang ramah lingkungan, contohnya Biodiesel sebagai salah satu jenis bahan bakar hayati non fosil (biofuel). Bahan bakar ini secara bertahap akan mengurangi peran solar, harga yang sama untuk semua daerah.
•
Jalur (path) : ketergantungan sumber daya sukar untuk ditiru karena jalur sulit dibuat oleh perusahaan lain, mengingat Pertamina pernah memonopoli Industri BBM, maka keunggulan strategi distribusi melaui Kilang dan Depo, serta SPBU yang tersebar diberbagai kawasan di Indonesia, memudahkan Pertamina dalam Pendistribusian dan pemasaran BBM.
•
Ambiguitas kausal : Dimana situasi sulit dipahami oleh para pesaing secara tepat tentang bagaimana Pertamina menciptakan keuntungan yang telah dimilikinya. Misalnya : kapan dan bagaimana Pertamina akan melakukan hubungan Kerjasama dengan pesaing, melalui strategi kemitraan.
•
Economic Deterence : butuh investasi yang besar untuk meniru karena dalam hal ini Pertamina merupakan market leader di dalam negeri.
78
•
Loyalitas merek
•
Kepuasaan pekerja
4. Appropriability : Sumber daya dikembangkan dan dikendalikan oleh Pertamina, tanpa dibeli ataupun dipindah tangankan dari pesaing lain dan ke pesaing lain. 5. Tidak dapat ditiru : •
Hak paten
•
Aset khusus, misalnya Hak Pengusahaan Migas dalam negeri
6. Pemanfaatan
kondisi
eksternal
yang
dapat
memberikan
penghasilan
untuk
perusahaan. Dimana setiap tingkat pertumbuhan pengguna kendaraan, juga turut meningkatkan penjualan BBM. Pendekatan RBV mengkaitkan kapabilitas internal perusahaan dengan lingkungan eksternal apa yang diminta pasar dan apa yang ditawarkan pesaing sehingga menjadi strategi yang tepat bagi perusahaan dalam bersaing. Dengan melihat sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki PT. Pertamina UPMS III maka dapat disimpulkan pendekatan RBV telah menunjang strategi bersaing perusahaan. Tabel 4.7 Urutan Peringkat Menurut Resource Based View (RBV)
Dimen si
RBV Value
Persentas e
1
D6
0.8016
14.90%
2
D2
0.7877
14.70%
3
D3
0.7522
14.00%
4
D4
0.7211
13.40%
5
D1
0.6889
12.80%
6
D9
0.4177
7.79%
7
D5
0.4022
7.50%
8
D8
0.4021
7.50%
9
D7
0.3904
7.28%
N0
Sumber : Hasil Penelitian Penulis (2007)
79
Tabel 4.6 Pemeringkatan kegiatan Model RBV (Resource Based View) yang mengoptimalkan strategi No
Urut
Dimensi
D6
Sukar ditiru
2
D2
Asset tak
3
D3
Kapabilitas organisasi
1
4
D4
terlihat
Superioritas kompetitif
RBV Value
14.90 %
14.70 %
14.00 %
Indikator •
Efektivitas Jalur perusahaan lain
•
Ada relevansi antara Economic deterence (investasi yang besar untuk meniru) dengan pemenuhan sumber daya yang besar dari perusahaan
•
Menjamin efisiensi tercapainya melalui merek dagang perusahaan
sulit
dibuat
oleh
revenue
•
Ada relevansi antara akumulasi pengalaman dengan kinerja perusahaan
•
Efektivitas prosedur dalam pelayanan pelanggan Terdapat produktivitas melaui terpenuhinya kebutuhan akan material atau barang melalui inovasi produk
•
13.40 %
yang
•
Menjamin efisiensi pemenuhan kebutuhan pelanggan
•
Ada relevansi antara kemampuan penggunaan SDM secara optimum dengan berbagai kompetensi (SDA) yang dimiliki perusahaan
80
No
Urut
Dimensi
Asset yang
terlihat
RBV Value
D1
6
D9
Pemanfaatan kondisi eksternal
7
D5
Kelangkaan sumber daya
7.50 %
8
D8
Tidak dapat ditiru
7.50 %
Appropriability
7.28%
D7
Asumsi penulis
•
12.80 %
5
9
Indikator
•
7.79 %
•
Terdapat produktivitas melalui terpenuhinya fasilitas produksi (Aspek fisik) Menjamin efisiensi tercapainya investasi jangka panjang dan fixed assets (Aspek finansial)
Ada relevansi antara tingkat pertumbuhan pengguna kendaraan dengan tingkat penjualan BBM
•
•
Efektivitas dalam penggunaan sumber daya (ketersediaan pasokan BBM)
Ada relevansi antara hak pegusahaan migas dalam negeri dengan tingkat penguasaan
market share
•
Efektivitas prosedur dalam menggunakan sumber daya yang dikembangkan dan dikendalikan oleh perusahaan
11.1% = 100% dari total dimensi pertiap aktivitas. Apabila nilai dari tiap
dimensi diatas (>) 11.1 % dikatakan telah menunjang kegiatan didalam RBV dan bila nilai dari tiap dimensi (<) 11.1 % dikatakan kegiatan kurang memberikan kontribusi terhadap RBV.