BAB 4 ANALISIS 4.1.
Penyajian Data
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh data-data yang diperlukan untuk melakukan kajian dan menganalisis sistem penentuan posisi ROV dan bagaimana aplikasinya dalam proses pemasangan pipa gas.
4.1.1. Data Kedalaman Berdasarkan proses perhitungan seperti yang telah dipaparkan pada bab 3, diperoleh data kedalaman ROV terhadap muka laut sesaat. Kedalaman ROV dapat diasumsikan terhadap muka laut sesaat karena koreksi draft kapal sudah diperhitungkan sehingga posisi hydrophone sudah sama dengan posisi muka laut sesaat. Dapat dilihat tampilan pada layar ROV seperti pada gambar 4.2.
Gambar 4.1 Indikator Layar ROV (Sumber: Rozi, Fakhrul. 2009.)
33
Gambar 4.2 Tampilan Pipa Gas Pada Layar ROV Seaeye 1255 Falcon (Sumber: Dokumentasi Djunarsjah, Eka 2006)
Gambar 4.1 dan gambar 4.2 menunjukkan tampilan video ROV pada monitor di ruang kendali. ROV sedang melakukan inspeksi pipa gas untuk mendeteksi bila terdapat kerusakan atau kebocoran. Data kedalaman dapat dilihat secara langsung pada layar tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, angka kedalaman yang tertera pada layar tersebut merupakan kedalaman ROV terhadap muka laut sesaat, bukan kedalaman terhadap Chart Datum. Untuk mendapatkan kedalaman terhadap Chart Datum biasanya dilakukan post-processing dengan data pengamatan pasut dan Chart Datum di wilayah lepas pantai Tanjung Priok. Data kedalaman ROV terekam pada tanggal 28 Mei 2006 pukul 22:18:28 WIB sampai pukul 22:23:45 WIB. Pada waktu tersebut yaitu pukul 22:00 WIB tanggal 28 Mei 2006 menurut data pengamatan pasut ketinggian muka laut sesaat adalah 235 cm terhadap nol palem dan Chart Datum setinggi 126 cm terhadap nol palem. Maka koreksi kedalaman ROV dapat dilakukan dengan mengurangi kedalaman ROV realtime dengan ketinggian kapal (muka laut sesaat) terhadap Chart Datum. Ketinggian kapal terhadap Chart Datum diperoleh dengan mengurangi pengamatan pasut pada saat survei yaitu 235 cm dengan nilai Chart Datum yaitu 126 cm. Pengurangan tersebut menghasilkan ketinggian kapal terhadap Chart Datum sebesar 109 cm. Maka dengan mengurangi 109 cm dengan data kedalaman ROV real-time akan diperoleh kedalaman ROV terhadap Chart Datum. 34
Pada kenyataan di lapangan, kedalaman ROV tidak perlu dikoreksi dengan koreksi pasut. Hal ini disebabkan karena kedalaman ROV tidak perlu memiliki ketelitian yang tinggi. Koreksi pasut tidak begitu mempengaruhi data kedalaman ROV dan dan dalam pengoperasiannya selama layar monitor ROV masih terlihat jelas. Perbedaan jarak kedalaman ROV dengan kenyataan dapat diatasi dengan data visual dari kamera ROV. Oleh karena itu, pada umumnya survei ROV tidak menggunakan koreksi pasut untuk menentukan kedalaman ROV. Walaupun pada umumnya koreksi pasut tidak digunakan, tidak menutup kemungkinan hal tersebut tidak terjadi. Bila memang dibutuhkan data kedalaman yang menuntut akurasi tinggi, maka diperlukan koreksi pasut. Akurasi tinggi untuk kedalaman diperlukan untuk memberikan informasi kedalaman terhadap suatu objek di dasar laut, contohnya pipa gas di dasar laut. Data yang dimiliki (yang diinformasikan oleh owner) hanya berupa data horisontal tanpa informasi kedalaman pipa gas tersebut. Dalam beberapa kasus pihak yang melakukan survei harus menentukan kedalaman pipa tersebut. Pendefinisian kedalaman pipa dapat dilakukan dengan menggunakan kedalaman ROV yang telah terkoreksi pasut pada saat wahana tersebut tepat menempel pada permukaan pipa. Objek tidak terbatas hanya pada pipa bawah laut tetapi bisa objek lain seperti bangkai kapal. Untuk keperluan seperti itu, koreksi pasut diperlukan untuk mendefinisikan kedalaman ROV.
4.1.2. Koordinat Definitif ROV Berikut akan ditampilkan data posisi definitif ROV setelah dilakukan skema penentuan posisi definitif ROV seperti yang dijelaskan pada bagan 3.1. Setelah dilakukan proses tersebut maka diperoleh data definitif ROV sebagai berikut: Tabel 4.1 Posisi Definitif ROV Jalur
Tanggal
Jam
CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP
28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006
22:18:25 22:18:25 22:18:30 22:18:35 22:18:40 22:18:45 22:18:50 22:18:55
X (meter) 699710 699710 699718 699725 699732 699739 699748 699756
Y (meter) 9341064 9341064 9341073 9341082 9341092 9341102 9341112 9341121
Kedalaman Sesaat (m) 24,90 24,90 24,90 25,00 25,10 25,20 25,40 25,40
Kedalaman CD (m) 23,81 23,81 23,81 23,91 24,01 24,11 24,31 24,31
35
CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP
28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006
22:19:00 22:19:05 22:19:10 22:19:15 22:19:20 22:19:25 22:19:30 22:19:35 22:19:40 22:19:45 22:19:50 22:19:55 22:20:00 22:20:05 22:20:10 22:20:15 22:20:20 22:20:25 22:20:30 22:20:35 22:20:40 22:20:45 22:20:50 22:20:55 22:21:00 22:21:05 22:21:10 22:21:15 22:21:20 22:21:25 22:21:30 22:21:35 22:21:40 22:21:45 22:21:50 22:21:55 22:22:00 22:22:05 22:22:10 22:22:15 22:22:20 22:22:25 22:22:30 22:22:35 22:22:40 22:22:45 22:22:50 22:22:55 22:23:00 22:23:05
699764 699772 699780 699788 699797 699805 699814 699822 699832 699841 699851 699859 699869 699878 699886 699896 699906 699914 699924 699932 699940 699949 699958 699965 699974 699982 699991 700000 700009 700016 700024 700032 700039 700047 700056 700064 700073 700081 700089 700098 700106 700115 700124 700133 700142 700151 700159 700169 700177 700186
9341131 9341141 9341150 9341160 9341170 9341178 9341188 9341196 9341204 9341213 9341222 9341230 9341239 9341248 9341255 9341264 9341272 9341280 9341289 9341299 9341307 9341316 9341326 9341335 9341344 9341352 9341361 9341370 9341379 9341388 9341398 9341408 9341417 9341426 9341435 9341443 9341452 9341461 9341470 9341479 9341488 9341497 9341505 9341513 9341522 9341530 9341539 9341548 9341557 9341566
25,00 24,90 25,30 25,50 25,40 25,40 25,40 25,40 25,20 25,30 25,40 25,40 25,40 25,20 25,40 25,40 25,50 25,60 25,20 25,30 25,50 25,40 25,40 25,50 25,60 25,70 25,80 25,70 25,90 25,80 25,80 25,80 25,80 Tidak diketahui 25,80 25,80 26,10 25,90 25,90 25,80 25,90 25,80 25,80 25,80 25,70 25,50 25,50 25,40 25,30 25,30
23,91 23,81 24,21 24,41 24,31 24,31 24,31 24,31 24,11 24,21 24,31 24,31 24,31 24,11 24,31 24,31 24,41 24,51 24,11 24,21 24,41 24,31 24,31 24,41 24,51 24,61 24,71 24,61 24,81 24,71 24,71 24,71 24,71 Tidak diketahui 24,71 24,71 25,01 24,81 24,81 24,71 24,81 24,71 24,71 24,71 24,61 24,41 24,41 24,31 24,21 24,21
36
CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP
28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006 28/05/2006
22:23:10 22:23:15 22:23:20 22:23:25 22:23:30 22:23:35 22:23:40 22:23:45
700195 700204 700213 700221 700229 700236 700243 700251
9341574 9341583 9341593 9341602 9341612 9341622 9341631 9341642
25,50 25,50 25,60 25,40 25,40 25,60 25,40 25,60
24,41 24,41 24,51 24,31 24,31 24,51 24,31 24,51
Tabel 4.1 menunjukkan posisi definitif dari ROV selama beroperasi. Data tersebut merupakan data posisi ROV yang diambil pada tanggal 28 Mei 2006 selama lima menit 20 detik dari pukul 22:18:25 WIB sampai dengan 22:23:45 WIB. Data tersebut merupakan posisi definitif ROV saat sedang melakukan inspeksi pipa gas di lepas pantai Tanjung Priok. Posisi horisontal ROV menggunakan sistem proyeksi UTM zona 48 M dengan datum WGS 1984 dan posisi kedalaman ROV merupakan kedalaman terhadap Chart Datum. Dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa data posisi ROV terekam setiap interval 5 detik. Hal ini mengindikasikan bahwa perlatan akustik yang digunakan yaitu kombinasi dari hydrophone dan beacon memancarkan gelombang akustik setiap 5 detik. Dengan adanya data yang ditunjukkan pada tabel 4.1, menunjukkan bahwa penggunaan metode USBL dengan cara data kedalaman dan sudut miring dapat dilakukan untuk mendapatkan posisi definitif dari ROV. Data posisi ROV tersebut pada akhirnya dapat digunakan untuk mengamati ROV selama wahana beroperasi, dan menentukan posisi objek yang diamati, dalam kasus ini adalah pipa gas di lepas pantai Tanjung Priok.
4.2.
Ketelitian Sistem Penentuan Posisi Metode USBL
Dalam keilmuan geodesi dan geomatika, ketelitian merupakan suatu hal yang sangat penting. Setiap pengukuran yang dilakukan baik di darat maupun di laut memerlukan suatu ketelitian tertentu untuk mengetahui rentang kesalahan yang dimiliki dalam suatu metode pengukuran tertentu.
37
Sistem penentuan posisi USBL juga tidak lepas dari pentingnya ketelitian. Data ketelitian USBL yang digunakan sebagai sistem penentuan posisi ROV diperlukan untuk mengetahui rentang kepercayaan terhadap posisi yang ditentukan oleh ROV. Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan oleh penulis, ketelitian penentuan posisi akustik tidak memiliki ketelitian setinggi pengukuran di darat. Dalam penentuan posisi akustik pun, USBL tidak lebih baik dari SBL, dan LBL. Ketelitian sistem penentuan posisi akustik akan menurun sejalan dengan bertambahnya kedalaman. Hal ini terpengaruh oleh faktor jarak jangkauan gelombang suara dalam sistem penentuan posisi akustik dan faktor lain seperti suhu, tekanan, kedalaman, dan refraksi. Menurut literatur IMCA (International Marine Contractors Association). 2011., disebutkan bahwa kesalahan pengukuran sistem penentuan posisi akustik metode USBL adalah kurang lebih sebesar 0,30 untuk sudut dan kurang lebih 0,2 cm untuk jarak. Dan untuk ketelitian sekitar 0,25% sampai dengan 0,5% dari kedalaman pengukuran yang berarti ketelitian USBL sekitar 2,5 m sampai dengan 5 m untuk kedalaman pengukuran 1.000 m. Berdasarkan data koordinat lokasi definitif ROV, kedalaman terendah adalah 23,81 m terhadap Chart Datum dan kedalaman tertinggi adalah 24,81 m terhadap Chart Datum. Maka ketelitian terbaik dalam studi kasus ini adalah 0,059525 m dan ketelitian terburuk adalah 0,12405 m. Ketelitian tersebut merupakan ketelitian yang digunakan untuk mendefinisikan koordinat lokasi pipa gas PT. BP. Rentang ketelitian tersebut digunakan sebagai rentang kepercayaan untuk mendefinisikan posisi ROV. Dengan rentang ketelitian antara 0,059525 m sampai dengan 0,12405 m, maka posisi pipa gas dapat dipastikan berada di dalam rentang kepercayaan tersebut. Koordinat pipa gas PT. BP berdasarkan koordinat ROV dengan sistem proyeksi UTM zona 48 M dengan datum WGS 1984 dan ketelitian setiap pengukuran sebagai berikut:
38
Tabel 4.2 Koordinat Lokasi Pipa Berdasarkan Lokasi ROV Jalur CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP
X_Pipa 699710 699710 699718 699725 699732 699739 699748 699756 699764 699772 699780 699788 699797 699805 699814 699822 699832 699841 699851 699859 699869 699878 699886 699896 699906 699914 699924 699932 699940 699949 699958 699965 699974 699982 699991 700000 700009 700016 700024 700032 700039 700047 700056
Y_Pipa 9341064 9341064 9341073 9341082 9341092 9341102 9341112 9341121 9341131 9341141 9341150 9341160 9341170 9341178 9341188 9341196 9341204 9341213 9341222 9341230 9341239 9341248 9341255 9341264 9341272 9341280 9341289 9341299 9341307 9341316 9341326 9341335 9341344 9341352 9341361 9341370 9341379 9341388 9341398 9341408 9341417 9341426 9341435
Kedalaman CD (m) 23,81 23,81 23,81 23,91 24,01 24,11 24,31 24,31 23,91 23,81 24,21 24,41 24,31 24,31 24,31 24,31 24,11 24,21 24,31 24,31 24,31 24,11 24,31 24,31 24,41 24,51 24,11 24,21 24,41 24,31 24,31 24,41 24,51 24,61 24,71 24,61 24,81 24,71 24,71 24,71 24,71 Tidak diketahui 24,71 39
CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP CL1SBP
700064 700073 700081 700089 700098 700106 700115 700124 700133 700142 700151 700159 700169 700177 700186 700195 700204 700213 700221 700229 700236 700243 700251
9341443 9341452 9341461 9341470 9341479 9341488 9341497 9341505 9341513 9341522 9341530 9341539 9341548 9341557 9341566 9341574 9341583 9341593 9341602 9341612 9341622 9341631 9341642
24,71 25,01 24,81 24,81 24,71 24,81 24,71 24,71 24,71 24,61 24,41 24,41 24,31 24,21 24,21 24,41 24,41 24,51 24,31 24,31 24,51 24,31 24,51
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa ketelitian USBL 0,25% sampai dengan 0,5% dari kedalaman pengukuran. Ketelitian setiap pengukuran sebagai berikut: (sumber: Guidance on Vessel USBL Systems for Use in Offshore Survey and Positioning Operations. IMCA. 2011) Tabel 4.3 Ketelitian Setiap Pengukuran X_Pipa 699710 699710 699718 699725 699732 699739 699748 699756 699764 699772 699780 699788
Y_Pipa 9341064 9341064 9341073 9341082 9341092 9341102 9341112 9341121 9341131 9341141 9341150 9341160
Ketelitian Terbaik (m) 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
Ketelitian Terburuk (m) 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 40
699797 699805 699814 699822 699832 699841 699851 699859 699869 699878 699886 699896 699906 699914 699924 699932 699940 699949 699958 699965 699974 699982 699991 700000 700009 700016 700024 700032 700039 700047 700056 700064 700073 700081 700089 700098 700106 700115 700124 700133 700142 700151 700159 700169 700177 700186
9341170 9341178 9341188 9341196 9341204 9341213 9341222 9341230 9341239 9341248 9341255 9341264 9341272 9341280 9341289 9341299 9341307 9341316 9341326 9341335 9341344 9341352 9341361 9341370 9341379 9341388 9341398 9341408 9341417 9341426 9341435 9341443 9341452 9341461 9341470 9341479 9341488 9341497 9341505 9341513 9341522 9341530 9341539 9341548 9341557 9341566
0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 Tidak diketahui 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Tidak diketahui 0,12 0,12 0,13 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 41
700195 700204 700213 700221 700229 700236 700243 700251
9341574 9341583 9341593 9341602 9341612 9341622 9341631 9341642
0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
Dapat dilihat pada koordinat (700047; 9341426) bahwa tidak terdapat data kedalaman pada posisi tersebut. Dengan tidak adanya data kedalaman pada posisi tersebut, maka ketelitian pengukuran titik tersebut tidak diketahui. Tidak adanya data pada titik tersebut dapat disebabkan adanya error pada software terkait yang digunakan untuk menghitung posisi ROV. Ketentuan ketelitian tersebut memiliki rentang 2,5% dari kedalaman pengukuran antara ketelitian terbaik dan terburuk. Rentang tersebut merupakan rentang kepercayaan dari sistem penentuan posisi USBL. Ketelitian USBL memiliki rentang dalam menentukan ketelitian karena terdapat banyak faktor
yang dapat
mempengaruhi ketelitian pengukuran. Ketelitian terbaik dapat dicapai bila faktorfaktor yang berpengaruh terhadap pengukuran seperti suhu, kedalaman, salinitas, dan tekanan sudah dipertimbangkan. Begitu juga sebaliknya, bila faktor-faktor tersebut diabaikan tentu ketelitian pengukuran akan semakin buruk. Selain faktor-faktor lingkungan seperti yang disebutkan sebelumnya, faktor-faktor dari perlengkapan dan peralatan juga mempengaruhi ketelitian dari pengukuran. Terlepas dari persamaan metode yang digunakan, perbedaan kombinasi peralatan akustik dan merek peralatan akustik yang digunakan juga memberi pengaruh terhadap ketelitian pengukuran. Setiap pabrikan pasti memiliki kualitas dan spesifikasi yang berbeda, hal ini menyebabkan pula perbedaan dalam ketelitian pengukuran.
4.3.
Aplikasi Penentuan Posisi ROV
Dalam bidang pipa bawah laut, terdapat 3 tahapan utama untuk proses pemasangan. Dalam setiap prosesnya di lapangan diperlukan peran dari wahana ROV. Peran ROV 42
semakin penting dengan sistem penentuan posisi yang dimiliki. Aplikasi penentuan posisi akustik ROV pada perencanaan rute pemasangan pipa gas sebagai berikut:
4.3.1. Pre-Lay Survey Pada tahap Pre-Lay Survey akan diperoleh data-data mengenai kondisi dasar laut melalui Side Scan Sonar, Sub-Bottom Profiler, Echosounder, dan Magnetometer. ROV bertugas menyisir wilayah rencana jalur pipa gas untuk melihat apakah ada objek yang dinilai berbahaya terhadap keamanan pipa gas berdasarkan data-data yang telah didapatkan. Jalur rencana pipa ditentukan berdasarkan tiga aspek yaitu aman, mudah, dan terpendek. Ketiga aspek tersebut saling melengkapi dan keputusan dibuat berdasarkan hasil terbaik dengan mempertimbangkan 3 aspek tersebut. Pengertian aman seperti yang telah ditekankan sebelumnya bahwa segala upaya dilakukan untuk menjamin keamanan pipa gas tersebut. Kondisi pipa gas tidak dalam kondisi aman bila terdapat free-span yang beresiko membuat pipa mendapat tekanan yang terlampau besar pada satu bagian tertentu. Keamanan juga memperhatikan faktor lain seperti ada atau tidaknya pipa lain di wilayah tersebut, apakah berada di wilayah lempeng gempa, atau adanya kemungkinan kapal menurunkan jangkar di wilayah tersebut. Keadaan dasar laut sangat mempengaruhi tingkat kesulitan pemasangan pipa, semakin landai maka semakin mudah untuk meletakkan pipa. Oleh karena itu faktor mudah sangat berpengaruh terhadap kondisi permukaan dasar laut. Bila tidak landai dan memiliki perbedaan ketinggian yang cukup tinggi maka dipertimbangkan untuk mengubah rencana jalur pipa. Aspek yang ketiga berupa terpendek erat kaitannya dengan efektivitas. Panjang jalur berbandung lurus dengan biaya yang dikeluarkan, SDM, dan waktu kerja. Untuk menjamin efektivitas dari jalur tersebut, dicari jalur terpendek yang aman bagi pipa dan mudah untuk pemasangannya.
43
ROV digunakan untuk memastikan ketiga aspek tersebut apakah sudah terpenuhi atau belum. Sistem penentuan posisi ROV digunakan untuk memastikan melalui data visual mengenai rencana jalur pipa dan memberikan informasi lokasi objek-objek yang dinilai tidak memenuhi ketiga aspek tersebut. Ketiga aspek tersebut merupakan pertimbangan dari keilmuan geodesi dan geomatika. Pada akhirnya, keputusan dibuat dengan mempertimbangkan aspek dari keilmuan lain seperti teknik kelautan tentang spesifikasi pipa, geologi kelautan dan geofisika yang mempertimbangkan jenis permukaan dasar laut dan sebagainya.
4.3.2. Pipeline Installation Pada tahap ini ROV beroperasi untuk memantau berjalannya pemasangan pipa. Aktivitas ini dilakukan di dasar laut yang berarti tidak terlihat secara langsung oleh operator pemasangan pipa. ROV di sini bertugas untuk mengatasi hal tersebut. ROV akan memantau secara langsung proses pemasangan pipa sehingga dapat dilihat secara langsung proses tersebut secara visual. Kesalahan teknik mungkin terjadi seperti melencengnya kapal yang memasang pipa akibat arus laut saat pemasangan yang mengakibatkan pipa keluar dari jalur, atau adanya free-span pada pipa. Dengan data visual dari ROV kesalahan seperti itu dapat dideteksi secara cepat untuk menentukan langkah apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi.
4.3.3. As Laid Survey Tahap ini dilakukan dengan menggunakan ROV untuk merekam data visual hasil dari pemasangan pipa. Posisi objek yang diamati dalam kasus ini dapat diketahui posisinya dengan sistem penentuan posisi yang dimiliki oleh ROV. Kedalaman pipa setelah dipasang juga dapat diperoleh dengan posisi kedalaman ROV saat menempel pada permukaan pipa gas. Segala data visual dari hasil rekaman sangat berguna karena dalam data tersebut terdapat data posisi yang dapat menjadi acuan bila akan dilakukan tindakan lebih lanjut.
44
Kegiatan inspeksi semacam ini dapat dilakukan tidak hanya setelah pemasangan pipa selesai. Kegiatan survei inspeksi dapat dilakukan secara berkala untuk memantau kondisi pipa secara rutin. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan yang mungkin diakibatkan oleh faktor usia pipa, bencana alam, jangkar kapal, dan lain sebagainya yang berpotensi menyebabkan kebocoran.
4.3.4. Menentukan Kedalaman Pipa Gas Berdasarkan data koordinat posisi pipa gas PT. BP (existing), hanya terdapat informasi posisi horisontal (x,y) dan tidak terdapat informasi mengenai kedalaman pipa gas (h). Dengan sistem penentuan posisi ROV menggunakan metode USBL, informasi kedalaman pipa gas dapat diperoleh saat survei berlangsung. Ketelitian kedalaman yang dapat diperoleh tergantung kebutuhan akan data itu sendiri. Pada kenyataan di lapangan dan aktivitas offshore, tidak diperlukan ketelitian yang tinggi. Biasanya kedalaman ROV yang tertera pada layar monitor di ruang kendali cukup untuk mendefinisikan objek di dasar laut dalam kasus ini adalah pipa gas. Kedalaman pada layar monitor menunjukkan kedalaman terhadap muka laut sesaat, dengan syarat sudah terkoreksi draft kapal. Perbedaan beberapa meter dapat diatasi dengan jangkauan kamera ROV. Selama tampilan visual dapat dilihat secara jelas, perbedaan beberapa meter tidak menjadi masalah. Akan tetapi bila memang dibutuhkan informasi kedalaman dengan ketelitian yang tinggi, data tersebut dapat diperoleh. Untuk memperoleh ketelitian tersebut diperlukan data tambahan koreksi pasut. Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bila diketahui informasi mengenai pengamatan pasut pada saat survei dilaksanakan dan Chart Datum di wilayah tempat survei dilaksanakan. Teknis pendefinisian kedalaman pipa gas adalah dengan memposisikan ROV tepat di atas pipa gas atau menyentuh pipa gas yang akan didefinisikan kedalamannya. Kedalaman ROV pada saat itu dapat digunakan untuk mendefinisikan kedalaman pipa gas tersebut.
45