BAB 4 ANALISIS
Setelah dilakukan proses pengolahan data MBES dengan menggunakan perangkat lunak QINSy 8.0 dan juga QLOUD, akhirnya diperoleh gambaran penampang dasar laut di area survei yang nantinya direncanakan akan dipasang pipa gas bawah laut. Pipa bawah laut menurut rencana akan dipasang tepat di tengah area survei ini. Untuk selanjutnya dilakukan analisis mencakup gambaran hasil survei dan pengolahan data.
4.1
Analisis Hasil
Gambar 4.1 memperlihatkan keseluruhan tampilan area survei. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa kedalaman area survei bervariasi dengan angka kedalaman berkisar antara 50-90 m di bawah permukaan laut.
Gambar 4.1 Keseluruhan area survei Dapat dilihat dari gambar di selatan area survei terlihat relatif datar (smooth). Lebih ke utara pada area survei kedalaman terlihat mulai bervariasi. Dan jika dilihat lebih ke utara lagi, dapat dilihat pula pada gambar bahwa kedalaman bertambah secara 42
drastis (area bewarna biru tua). Kedalaman-kedalaman yang bervariasi dengan perbedaan yang cukup drastis ini merupakan suatu faktor utama yang harus diperhatikan saat dilakukannya penginstalasian pipa gas bawah laut pada tahap selanjutnya.
Gambar 4.2 Bagian selatan area survei
Pada Gambar 4.2 di atas, seperti telah dijelaskan sebelumnya area ini merupakan area yang relatif datar sehingga dapat dikatakan faktor kesulitan dalam tahapan penginstalasian pipa bawah laut relatif rendah. Namun patut diperhatikan pula, pada area yang relatif datar ini terdapat banyak faktor alam yang dapat membahayakan kegiatan perekayasaan bawah laut pada kaitannya dengan kegiatan penginstalasian pipa bawah laut (natural hazards) yaitu dalam hal ini adalah pockmark cluster (area yang ditandai dengan bulatan-bulatan hitam). Pockmark cluster adalah sebuah lubang atau kawah dengan diameter kurang dari 25 meter dan kedalaman kurang dari 1 meter serta biasanya terkandung gas di bawah lapisan tanahnya. Dengan adanya pockmark cluster ini, walaupun area relatif datar namun tetap harus diperhatikan untuk tahapan pemasangan pipa selanjutnya.
43
Gambar 4.3 Bagian tengah area survei
Pada Gambar 4.3, dapat dilihat area ini memiliki kedalaman yang sangat variatif. Kedalaman yang variatif ini disebabkan oleh banyaknya keberadaan terumbu karang. Dengan adanya terumbu-terumbu karang ini, untuk tahapan berikutnya yaitu pada saat akan dilakukan pemasangan pipa bawah laut sebelumnya harus dilakukan perencanaan mengenai jalur pipa itu sendiri.
Gambar 4.4 Bagian utara area survei 44
Pada Gambar 4.4, kedalaman bertambah secara drastis ditandai dengan area berwarna biru tua. Pada area ini juga masih terdapat kumpulan terumbu-terumbu karang. Selain hal di atas, dari hasil pengolahan data terlihat bahwa pada area ini juga ternyata telah terpasang pipa/kabel bawah laut (existing cable/pipeline) yang ditandai dengan garis-garis berwarna merah. Dengan adanya pipa bawah laut yang sudah terpasang sebelumnya, maka hal ini harus sangat diperhatikan mengingat pipa bawah laut selanjutnya akan dipasang di daerah yang tidak jauh dari keberadaan pipa yang sudah terpasang tersebut.
4.2
Analisis Data Dan Pengolahan Data
Dari Gambar 4.5, dapat dilihat dengan jelas pada potongan area survei tersebut terlihat area yang tidak rata yang ditandai dengan bulatan merah. Tidak ratanya area ini disebabkan karena tidak sempurnanya proses shifting yang dilakukan pada tahapan pengolahan data. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, proses shifting ini secara kasar dapat diartikan sebagai proses "menyamakan" kedalaman area survei akibat pengaruh dari pasang surut air laut. Proses ini dapat dilihat pada gambar 3.13 sampai gambar 3.15. Shifting ini harus dilakukan secara detail dan tidak boleh terlewat pada tiap jalur surveinya. Meskipun begitu, walaupun sudah dilakukan dengan sesempurna mungkin kesalahan akibat proses ini tetap muncul. Area dengan bulatan merah di bawah merupakan area pertemuan ke-7 jalur survei dengan jalur cross line.
Gambar 4.5 Kesalahan dalam proses shifting 1 45
Pada Gambar 4.6, tidak jauh berbeda dengan gambar sebelumnya, kesalahan akibat kurang sempurnanya proses shifting yang dilakukan oleh pengolah data juga terlihat di area yang ditandai dengan panah merah. Shifting ini pun telah dilakukan dengan sangat detail. Namun, dengan area yang relatif datar tersebut, kesalahan akibat proses shifting ini semakin jelas terlihat.
Gambar 4.6 Kesalahan dalam proses shifting 2
46