BAB 4 ANALISIS HASIL
Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisa data yang terdiri atas tiga bagian yaitu profil responden, hasil penelitian dan analisa tambahan.
4.1 Profil Responden 4.1.1 Usia Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Usia Responden Usia Responden 21
Jumlah
Persentase
31
36%
22
40
47%
23
10
12%
24
3
4%
25
1
1%
Total
85
100%
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang berusia 21 tahun sebanyak 31 orang dengan persentase 36%, responden yang berusia 22 tahun sebanyak 40 orang dengan persentase 47%, responden yang berusia 23 tahun sebanyak 10 orang dengan persentase 12%, responden yang berusia 24 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 4% dan responden yang berusia 25 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 1%.
4.1.2 Jenis kelamin Deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin akan dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Responden
Jumlah
Persentase
Pria
34
40%
Wanita
51
60%
Total
85
100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden pria berjumlah 34 orang dengan persentase 40% dan responden wanita berjumlah 51 orang dengan persentase 60%.
4.1.3 Semester Kategori semester ini dilakukan untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang ikut serta menjadi sample serta dikategorikan berdasarkan semester. Berikut dara responden berdasarkan semester dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Semester Responden Semester Responden
Jumlah
Persentase
8
69
81%
10
11
13%
12
5
6%
Total
85
100%
Berdasarkan data tabel di atas, menunjukkan bahwa sebanyak 69 mahasiswa berasal dari semester 8 dengan persentase 81%, kemudian 11 mahasiswa berasal dari semester 10 dengan persentase 13%, dan 5 mahasiswa berasal dari semester 12 dengan persentase 6%.
4.1.4 Mata kuliah skripsi Kategori ini dilakukan untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang sedang menjalani skripsi dan yang sedang tidak menjalani skripsi. Deskripsi data responden berdasarkan mata kuliah skripsi dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Mata Kuliah Skripsi Menjalani Skripsi
Jumlah
Persentase
Ya
50
59%
Tidak
35
41%
Total
85
100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 50 mahasiswa atau 59% mahasiswa tingkat akhir sedang menjalankan skripsi dan 35 mahasiswa lainnya atau 41% mahasiswa tingkat akhir belum menjalankan skripsi.
4.1.5 Uang saku Deskripsi data responden berdasarkan uang saku per-bulan yang dimiliki mahasiswa dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Uang Saku Responden Uang Saku Responden
Jumlah
Persentase
< Rp500ribu
6
7%
Rp.500ribu – Rp.1 Juta
25
29%
>Rp. 1 Juta
54
64%
Total
85
100%
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki uang saku < Rp.500.000/bulan sebanyak 6 orang atau sebanyak 7%, mahasiswa yang memiliki uang saku Rp.500.000 – Rp. 1 Juta/bulan sebanyak 25 orang atau sebanyak
29%, dan mahasiswa yang memiliki uang saku > Rp. 1Juta/bulan sebanyak 54 orang atau sebanyak 64%.
4.1.6 Pekerjaan yang diminati Deskripsi data responden berdasarkan pekerjaan yang diminati oleh mahasiswa dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Pekerjaan Yang Diminati Responden Pekerjaan yang diminati
Jumlah
Persentase
Human Resource Development (HRD)
22
26%
Psikolog
8
9%
Psikolog Anak
4
5%
Psikolog Forensik
4
5%
Psikolog Klinis Dewasa
1
1%
Konselor
5
6%
Psikiater
1
1%
Wiraswasta
9
11%
Guru
3
4%
Dosen
4
5%
Designer
6
7%
Seniman
2
2%
Pegawai Negri Sipil (PNS)
2
2%
Public Relations
3
4%
Chef
4
5%
Bisnis
2
2%
Manager
1
1%
Penulis
1
1%
Abdi Negara
1
1%
Social Worker
1
1%
Pramugari
1
1%
85
100%
Total
Berdasarkan tabel diatas dapat menunjukkan mahasiswa tingkat akhir Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara yang memilih pekerjaan pada ranah psikologi dengan jumlah total 53%, sedangkan 47% mahasiswa lainnya memilih pekerjaan yang lebih meluas diluar ranah psikologi.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Uji normalitas Uji normalitas merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Klomogrov-Smirnov. Sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai tingkat signifikansi > 0,05, namun apabila nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal (Priyanto, 2008). Dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 22, didapatkan hasil uji normalitas masing-masing alat ukur sebagai berikut :
Tabel 4.7 Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. Kematangan Karir
,072
Shapiro-Wilk Statistic df Sig.
85
,200
,984
85
,394
Motivasi ,135 85 Berprestasi Sumber : Pengolahan Data SPSS 22
,001
,969
85
,039
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada variabel kematangan karir memiliki data berdistribusi normal dengan nilai Sig. 0,200, sedangkan untuk variabel motivasi berprestasi memiliki data berdistribusi tidak normal dengan nilai Sig. 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel kematangan karir memiliki data berdistribusi normal karena nilai Sig. > 0,05 dan variabel motivasi berprestasi memiliki
data berdistribusi tidak normal karena memiliki nilai Sig. < 0,05, dengan kata lain penelitian ini memiliki distribusi tidak normal.
4.2.2 Uji Korelasi Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan,didapatkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Dengan demikian untuk menguji korelasi tidak menggunakan uji Korelasi Pearson melainkan uji Korelasi Spearman. Untuk pengujian statistic maka dilakukan perumusan hipotesa statistik, yaitu : 1. Ha : Sig. < 0,05. Artinya ada hubungan antara kematangan karir dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa tingkat akhir Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. 2. H0 : Sig. > 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara kematangan karir dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa tingkat akhir Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Berdasarkan dari hasil perhitungan korelasi menggunakan software IBM SPSS Statictics 22 didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8 Uji Korelasi Correlations
Spearman's rho Kematangan Correlation Coefficient Karir
Sig. (2-tailed) N
Motivasi Berprestasi
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kematangan Karir 1,000
Motivasi Berprestasi ,369**
.
,001
85
85
,369**
1,000
,001
.
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Pengolahan Data SPSS 22
Berdasarkan hasil analisa korelasi dari tabel diatas, didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,369 dan nilai Sig. sebesar 0,001. Maka dengan kata lain, penelitian
ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ada, dapat diindikasikan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara Kematangan Karir dengan Motivasi Berprestasi pada mahasiswa tingkat akhir Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Untuk melihat tingkat korelasi pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.9 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Nilai Korelasi (r)
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
0,20 – 0,399
Lemah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Berdasarkan tabel tingkat korelasi dan kekuatan hubungan (Siregar, 2013) diatas dapat dilihat bahwa tingkat korelasi antara Kematangan Karir dengan Motivasi Berprestasi termasuk dalam kategori korelasi yang lemah yaitu dengan skor 0,369. Hasil ini menunjukkan hubungan yang positif antara variabel, yaitu apabila dalam diri individu terdapat kematangan karir yang tinggi, maka motivasi berprestasi juga tinggi. Begitupula sebaliknya, jika dalam diri individu terdapat kematangan karir yang rendah, maka motivasi berprestasi yang dimiliki juga rendah.
4.3 Analisa Skor 4.3.1 Analisa Skor Kematangan Karir
Tabel 4.10 Analisa Deskriptif Kematangan Karir Kematangan Karir N
85
Mean
85,69
Median
85,00
Std. Deviation
10,768
Range
50
Minimum
64
Maximum
114
Percentiles 1
64,00
Percentiles 50
85,00
Percentiles 100
114,00
Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 22 Berdasarkan pada tabel diatas, data tersebut menunjukkan bahwa skor bergerak dari nilai terendah (minimum) sebesar 64 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 114 dengan rata-rata (mean) yaitu sebesar 85,69 serta simpangan baku (std. deviation) sebesar 10,768. Skoring pada setiap item dilakukan dengan memberikan nilai dari 1 sampai 4. Untuk menentukan tinggi atau rendahnya kematangan karir pada mahasiswa, maka dibuatlah dua kategori, yaitu Rendah dan Tinggi. Berikut kategori berdasarkan acuan data yang telah didapat sebagai berikut :
Tabel 4.11 Kategori Skor Kematangan Karir Skor 64 – 84
Kategori Rendah
85– 114
Tinggi
Melalui perhitungan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 22, maka didapatkan hasil frekuensi responden dengan kategori skor rendah sebanyak 36 mahasiswa (42,3 %) dan kategori skor tinggi sebanyak 49 mahasiswa (57,7 %). Berikut perhitungan frekuensi kategori kematangan karir pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.12 Hasil Frekuensi Kematangan Karir Kategori
Frekuensi
Persentase
Rendah
36
42,3
Tinggi
49
57,7
Total
85
100
Dengan demikian, berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa skor kematangan karir paling banyak pada penelitian ini adalah pada kategori kematangan karir yang tinggi yaitu sebanyak 49 mahasiswa atau 57,7%.
4.3.2 Analisa Skor Motivasi Berprestasi
Tabel 4.13 Analisa Skor Motivasi Berprestasi Motivasi Berprestasi N
85
Mean
43,78
Median
44,00
Std. Deviation
4,371
Range
22
Minimum
31
Maximum
53
Percentiles 1
31,00
Percentiles 50
44,00
Percentiles 100
53,00
Sumber : Pengolahan Data SPSS 22 Berdasarkan pada tabel diatas, data tersebut menunjukkan bahwa skor bergerak dari nilai terendah (minimum) sebesar 31 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 53 dengan rata-rata (mean) yaitu sebesar 43,78 serta simpangan baku (std. deviation) sebesar 4,371. Skoring pada setiap item dilakukan dengan memberikan nilai dari 1 sampai 4. Untuk menentukan tinggi atau rendahnya motivasi berprestasi pada mahasiswa, maka dibuatlah dua kategori, yaitu Rendah dan Tinggi. Berikut kategori berdasarkan acuan data yang telah didapat sebagai berikut :
Tabel 4.14 Kategori Skor Motivasi Berprestasi Skor
Kategori
31 - 43
Rendah
44 - 53
Tinggi
Melalui perhitungan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 22, maka didapatkan hasil frekuensi responden dengan kategori skor sangat rendah sebanyak 36 mahasiswa (42,3%) dan kategori tinggi sebanyak 49 mahasiswa (57,7 %). Berikut perhitungan frekuensi kategori motivasi berprestasi pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15 Frekuensi Motivasi Berprestasi Kategori Rendah
Frekuensi 36
Persentase 42,3
Tinggi
49
57,7
Total
85
100
Dengan demikian, berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa skor motivasi berprestasi paling banyak pada penelitian ini adalah pada kategori motivasi berprestasi yang tinggi yaitu sebanyak 49 mahasiswa atau 57,7%.
4.4 Gambaran Tambahan 4.4.1 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Usia
Tabel 4.16 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Usia Usia
Rendah
Tinggi
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Jumlah
21
10
32,2%
21
67,8%
31
22
21
52,5%
19
47,5%
40
23
3
30%
7
70%
10
24
2
66,7%
1
33,3%
3
25
0
0%
1
100%
1
Total
85
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang berusia 21 tahun lebih banyak yang memiliki kematangan karir rendah yaitu sebesar 32,2% dan
kematangan karir tinggi sebesar 67,8%. Pada mahasiswa yang berusia 22 tahun, yang memiliki kematangan karir rendah sebesar 52,5% dan kematangan karir tinggi sebesar 47,5%. Pada mahasiswa yang berusia 23 tahun, lebih banyak yang memiliki kematangan karir tinggi yaitu sebesar 70% dan kematangan karir rendah sebesar 30%. Pada mahasiswa yang berusia 24 tahun, yang memiliki kematangan karir rendah sebesar 66,7% dan kematangan karir tinggi sebesar 33,3%. Dan pada mahasiswa yang berusia 25 tahun hanya terdapat satu responden dengan kematangan karir tinggi yaitu sebesar 100%.
4.4.2 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Jenis Kelamin
Tabel 4.17 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 13 38,2% 21 61,8% 23
45,1%
28
54,9%
Jumlah 34 51 85
Total
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden pria memiliki persentase kematangan karir rendah sebesar 38,2% dan kematangan karir tinggi sebesar 61,8%. Dan pada responden wanita, terdapat kematangan karir rendah sebesar 45,1% dan kematangan karir tinggi sebesar 54,9%.
4.4.3 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Semester
Tabel 4.18 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Semester Semester 8 >8
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 31 44,9% 38 55,1% 5
31,2% Total
11
68,8%
Jumlah 69 16 85
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang berada pada semester 8 memiliki kematangan karir rendah sebesar 44,9% dan kematangan karir tinggi sebesar 55,1%. Dan mahasiswa yang berada pada semester > 8 memiliki kematangan karir rendah sebesar 31,2% dan kematangan karir tinggi sebesar 68,8%.
4.4.4 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Mata Kuliah Skripsi
Tabel 4.19 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Mata Kuliah Skripsi Skripsi Ya Tidak
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 21 42% 29 58% 15
42,8%
20
Jumlah
57,2%
Total
50 35 85
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang sedang dan belum menjalankan skripsi sama-sama memiliki kematangan karir yang tinggi, yaitu pada mahasiswa yang sedang menjalankan skripsi memiliki kematangan karir rendah sebesar 42% dan kematangan karir tinggi sebesar 58%. Kemudian mahasiswa yang belum menjalankan skripsi memiliki kematangan karir rendah sebesar 42,8% dan kematangan karir tinggi sebesar 57,2%.
4.4.5 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Uang Saku
Tabel 4.20 Gambaran antara Kematangan Karir dengan Data Kontrol Uang Saku Uang Saku < 500
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 4 66,7% 2 33,3%
Jumlah 6
500 - 1 juta
7
28%
18
72%
25
> 1 juta
25
46,3%
29
53,7%
54
Total
85
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki uang saku perbulan < Rp.500 memiliki kematangan karir yang rendah sebesar 66,7% dan kematangan karir tinggi sebesar 33,3%, sedangkan uang saku Rp.500 ribu – Rp. 1 juta memiliki kematangan karir rendah sebesar 28% dengan kematangan karir tinggi sebesar 72% dan mahasiswa yang memiliki uang saku perbulan > Rp. 1juta memiliki kematangan karir rendah sebesar 46,3% dan kematangan karir tinggi sebesar 53,7%.
4.4.6 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Usia
Tabel 4.21 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Usia Usia 21
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 16 52% 15 48%
Jumlah 31
22
17
42,5%
23
57,5%
40
23
2
20%
8
80%
10
24
1
33%
2
67%
3
25
0
0%
1
100%
1
Total
85
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang berusia 21 tahun lebih banyak yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah yaitu sebesar 52% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 48%. Pada mahasiswa yang berusia 22 tahun, lebih banyak yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu sebesar 57,5% dan motivasi berprestasi rendah sebesar 42,5%. Pada mahasiswa yang berusia 23 tahun, lebih banyak yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu sebesar 80% dan motivasi berprestasi rendah sebesar 20%. Pada mahasiswa yang berusia 24 tahun, lebih banyak yang memiliki motivasi berprestasi rendah yaitu sebesar 67%% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 33%. Dan pada mahasiswa yang berusia 22 tahun hanya terdapat satu responden dengan motivasi berprestasi tinggi yaitu sebesar 100%.
4.4.7 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Jenis Kelamin
Tabel 4.22 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 15 44% 19 56% 21
41%
30
59%
Total
Jumlah 34 51 85
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa responden pria memiliki motivasi berprestasi rendah sebesar 44% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 56%. Sedangkan pada responden wanita memiliki motivasi berprestasi rendah sebesar 41% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 59%.
4.4.8 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Semester
Tabel 4.23 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Semester Semester 8 >8
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 31 45% 38 55% 5
31% Total
11
69%
Jumlah 69 16 85
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang berada pada semester 8 memiliki motivasi berprestasi rendah sebesar 45% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 55%. Sedangkan mahasiswa yang berada pada semester > 8 memiliki motivasi berprestasi rendah sebesar 31% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 69%.
4.4.9 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Mata Kuliah Skripsi
Tabel 4.24 Gambaran antara Motivasi Berprestasi dengan Data Kontrol Mata Kuliah Skripsi Skripsi Ya Tidak
Rendah
Tinggi
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 22 44% 28 56% 14
40% Total
21
60%
Jumlah 50 35 85
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang sedang dan belum menjalankan skripsi sama-sama memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu pada mahasiswa yang sedang menjalankan skripsi memiliki motivasi berprestasi rendah sebesar 44% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 56%. Kemudian mahasiswa yang belum menjalankan skripsi memiliki motivasi berprestasi rendah sebesar 40% dan motivasi berprestasi tinggi sebesar 60%.