BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Tipe penelitian ini adalah tipe eksplanatif yang berarti menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti. Periset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual, dan kerangka teori. Periset perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variabel satu dan lainnya. Variabel adalah konsep yang bisa diukur. Kegiatan berteori ini ada dalam kerangka teori.
Sering disebut pula sebagai jenis riset korelasional dan
komparatif. Kriyantono (2009:68)
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu promosi dan keputusan pembelian.
Dalam penelitian ini pula akan digunakan skala likert.
Skala likert
merupakan bentuk skala sikap yang paling populer karena mudah bagi para peneliti untuk mempersiapkan dan menafsirkan, dan mudah bagi konsumen untuk menjawab. Mereka menandai atau menuliskan nomor yang sesuai dengan tingkat “setuju” atau “ketidaksetujuan”
mereka terhadap setiap atau serangkaian pernyataan yang
menggambarkan sikap terhadap objek yang diteliti. Keuntungan skala likert yang utama adalah skala ini meberikan pilihan kepada peneliti untuk mempertimbangakan jawaban terhadap setiap pertanyaan secara terpisah, atau menggabungkan semua jawaban untuk menghasilkan angka keseluruhan yang dijumlahkan. Karena sifat ini, skala likert sering disebut skala yang dijumlahkan. (Schiffman;2008:26) 23
24
3.3 Jenis dan Sumber Data Sumber data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan.
Sumber data ini bisa responden atau subjek riset dari hasil
pengisian kuesioner, wawancara, atau observasi. Kriyantono (2009:41). Sumber data primer yang akan dipakai oleh penulis adalah saumber data dari hasil penyebaran kuesioner kepada orang tua murid Purwa Caraka Music Studio.
Sumber data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.
Data sekunder ditujukan untuk melengkapi data primer. Kriyantono
(2009:42).
Sumber data sekunder biasanya notulen rapat, sinopsis diskusi, debat,
laporan surat kabar, biografi, dan sejarah yang ditulis oleh sejarahwan lainnya. Sumber data sekunder yang akan penulis pakai adalah sumber data yang berasal dari websitewebsite Purwa Caraka Music Studio.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan dipakai penulis adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang diberikan. (Sulistyo-Basuki:2010:155) Kuesioner akan disebarkan kepada orangtua murid dari Purwa Caraka Music Studio.
25
3.5 Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini akan digunakan teknik Probability Sampling. Probability Sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiono;2007:63). Secara spesifik akan menggunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara ini hanya dapat dilakukan bila sifat anggota populasi adalah homogen atau memiliki karakter yang sama.
3.6 Teknik Pengolahan Sampel Dalam penelitian ini akan digunakan rumus untuk menghitung jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin. (Riduwan dan Kuncoro;2008:44) sebagai berikut:
N n = ------------------------N.d2 + 1
Penjelasan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d2 = presisi yang ditetapkan
26
Populasi yang ada di Purwa Caraka Music Studio adalah 150 n = -------------------(150).(0,1)2 + 1
n = 60 Jadi sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 60 orang
3.7 Metode Analisis 3.7.1 Uji Validitas, Reliabilitas, Normalitas
Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu menguku apa yang ingin diukur. Jadi dapat dikatakan, semakin tinggi validitas suatu instrumen maka instrumen tersebut makin mengenai sasarannya atau semakin mampu menunjukkan apa yang seharusnya diukur. (Santosa dan Ashari;2005:247) Untuk dapat mengetahui tingkat validitas instrumen maka dapat digunakan rumus berikut ini:
n∑x1y1 – (∑x1)(∑y1) r = ----------------------------------------------------√(nx12 – (∑x1)2)(n∑y12 – (∑y1)2)
27
r
= koefisien korelasi
x1
= variabel bebas yang ke-1
y1
= variabel terikat yang ke-1
n
= banyaknya pasangan data
Dasar pengambilan keputusan: •
Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid
•
Jika r hitung positif dan r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid
•
Jika r hitung > r tabel, tetapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid
Valid atau tidaknya butir adalah sama dengan fungsi yang dinyatakan oleh daya beda butir. Penggunaan patokan 0.2 untuk menyatakan bahwa butir telah valid dapat dilihat dari beberapa rujukan criteria empirik berikut yang telah dirangkum oleh Prof. Dali S Naga (2008:65) Penulis: Crocker and Algina (1986: 324)
: piA = 0.2
Nunnally (1970: 202)
: piA = 0.2
Aiken (1994: 65)
: piA = 0.2
Mehrens and Lehmans (1991: 167) : piA = 0.2 Henning (1987:53)
: piA = 0.25
28
Uji Reliabilitas Jika suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari data.
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan
konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Setelah kita melakukan pengujian validitas kuisioner, maka kuisioner tersebut kita uji reliabilitasnya.
Sebagaimana dikemukakan dimuka, reliabilitas adalah ukuran yang
menunjukkan kestabilan dalam mengukur.
Uji Normalitas Pengujian adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Uji ini
merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik parametrik. Penggunaan uji normalitas adalah karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki pada data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Untuk dapat mengetahui bentuk distribusi data dapat menggunakan grafik distribusi. Penggunaan grafik distribusi merupakan cara yang paling gampang dan sederhana. Cara ini dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal, dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng. (Santosa dan Ashari;2005:231)
3.7.2 Analisis Korelasi, Regresi Korelasi Pearson Korelasi Pearson atau sering disebut korelasi produk moment (KPM) merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan) dua
29
variabel bila datanya berskala interval atau rasio.
KPM dikembangkan oleh Karl
Pearson (Hasan;1999). KPM merupakan salah satu bentuk statistik parametris karena menguji data pada skala interval atau ratio.
Oleh karena itu, ada beberapa persyaratan untuk dapat
menggunakan KPM, yaitu: 1. Sampel diambil dengan teknik random (acak). 2. Data yang akan diuji harus homogen. 3. Data yang akan diuji juga harus berdistribusi normal. 4. Data yang akan diuji bersifat linier. Fungsi KPM sebagai salah satu statistik inverensia adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi) hasil penelitian.
Adapun syarat untuk bisa
menggunakan KPM selain syarat menggunakan statistik parametris, juga ada persyaratan lain, yaitu variabel independent (X) dan variabel dependent (Y) harus berada pada skala interval atau rasio. Nilai KPM disimbolkan dengan r (rho). Sama halnya dengan korelasi Tau Kendall, nilai KPM juga berada diantara -1 ≤ r ≤ 1. Bila nbilai r=0, berarti tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan dengan variabel independent dan dependent. Nilai r=+1 berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel independent dan dependent. Nilai r=-1 berarti terdapat hubungan yang negatif antara variabel independent dan dependent. Dengan kata lain, “+” dan “-“ menunjukkan araha hubungan di antara variabel yang sedang dioperasionalkan. Uji signifikansi KPM menggunakan uji t, sehingga t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel. Kekuatan hubungan antara variabel ditunjukkan melalui nilai korelasi. Berikut adalah tabel nilai korelasi beserta makna nilai tersebut:
30
Nilai
Makna
0,00-0,19
Sangat rendah / sangat lemah
0,20-0,39
Rendah / lemah
0,40-0,59
Sedang
0,60-0,79
Tinggi / kuat
0,80-1,00
Sangat tinggi / sangat kuat
Tabel 3.1 – tabel nilai korelasi
Rumus: N(∑xy)-(∑x)(∑y) rxy = -------------------------------------------------√(N.∑X2-(∑X)2)(N.∑y2-(∑y)2)
Sumber: Martono;2010:242
Regresi Linier Berganda Langkah-langkah untuk melakukan uji regresi berganda 2 variabel bebas adalah sebagai berikut: 1. merumuskan hipotesis (H1=0 dan H1≠0)
31
2. menyusun tabel penolong 3. menghitung a, b1, dan b2 dengan rumus:
(∑x22)(∑x1y)-(∑x1x2)(∑x2y) b1 = ----------------------------------------------------(∑x21)(∑X22)-(∑x1x2)2
Sumber: Martono;2010:271
3.8 Rumusan Uji Hipotesis Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun / mengarahkan penyelidikan selanjutnya.
Jika, yang dihipotesis adalah masalah statistik, hipotesis ini disebut
hipotesis statistik. Langkah-langkah penyelidikan hipotesis disebut dengan pengujian hipotesis. Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1. menulis hipotesis dan alternatifnya Jika yang akan dihipotesis adalah sebuah parameter Ө (yaitu µ, 0, atau P) akan didapat tiga bentuk untuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Misalkan untuk hipotesis µ, tiga bentuk tersebut yaitu: a. uji satu pihak, untuk pihak kiri, yaitu menguji hipotesis bahwa b.
µ1 < µ2
c. uji satu pihak, untuk pihak kanan, yaitu menguji hipotesis bahwa µ1 > µ2
32
d. uji dua pihak, yaitu menguji hipotesis yang tidak dapat ditentukan pihak kiri atau pihak kanan 2. Menentukan ciri statistik yang akan dipakai Dengan ketentuan yang berlaku, pilihlah distribusi statistik yang cocok dipakai misalnya distribusi normal, student t, fisher F, atau chi-kuadrat dengan taraf α yang tertentu. Untuk uji satu pihak, besar α tidak dibagi dua tetapi untuk yang dua pihak, besarnya dibagi dua. 3. Menentukan nilai statistik Selanjutnya, hitung nilai statistik berdasarkan data yang ada, juga nilai statistik berdasarkan tabel statistik yang dipakai dengan nilai α –nya. 4. Menentukan kriteria Setelah kedua nilai statistik didapat, tentukan apakah statistik hitung tersebut berada di daerah tolak H0 atau terima H0 (Umar;2005;283)