BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan metode korelasional. Hubungan antara variabel bisa berbentuk saling berhubungan atau hubungan sebab akibat. Hubungan sebab akibat menunjukkan pengaruh antara suatu variabel terhadap variabel lainnya (Syaodih, 2007: 195). Didalam hubungan sebab akibat yang menunjukkan pengaruh, terdapat variabel yang menjadi sebab atau variabel bebas dan terdapat variabel akibat atau variabel terikat.
B. Wilayah Penelitian Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dan kelas yang diobservasi, maka lokasi penelitian ditetapkan di TK Asiatic Persada Bajubang Tahun Pelajaran 2014/2015, yang beralamatkan di Sei. Kandang Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi. Penelitian ini difokuskan pada kelas B1, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
34
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan lagkah yang strategis dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi dan dokumentasi. a.
Teknik Observasi (Pengamatan)
Marshall (1995) dalam Sugiono (2006: 254) menyatakan bahwa “ through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Sejalan dengan itu Nasution, 1988 dalam Sugiono (2006: 254) juga menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan observasi ini bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, media dan alat permainan edukatif yang digunakan oleh guru dll, tetapi disini lebih memperhatikan metode yang digunakan oleh guru dalam melaksakan proses pembelajaran.
b. Teknik Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data dan fakta dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang didapat oleh peneliti baik dari guru maupun dari anak, baik berupa dokumen tertulis, buku-buku, arsip, dokumen berupa gambar / photo, ataupun video.
35
D. Populasi dan Sampel a.
Populasi
Menurut Sugiono (2011:61) pupulasi ada wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi adalah seluruh subyek penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dari populai tersebut.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan maka populasi dalam penelitian ini adalah jenis populasi kelas, dimana populasi dalam penelitian ini ada 51 orang anak yang dibagi ke dalam 3 kelas, yaitu kelas B1, B2, dan B3. Peneliti mengambil populasi seluruh anak kelas B TK Asiatic Persada Bajubang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 51 anak.
b. Sampel Menurut Sugiono (2006: 90) bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas B1 TK Asiatic Perasda Bajubang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 orang anak.
c. Teknik Pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu purposive sampling atau pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam purposive sampling ini sampel diambil tidak secara acak, melainkan ditentukan sendiri oleh peneliti.
36
Alasan kenapa peneliti memilih teknik purposive sampling, yaitu selain karena jumlah anggota kelasnya yang lebih banyak, peneliti juga mempertimbangkan guru kelas yang bukan berlatar belakang pendidikan anak usia dini.
E. Definisi Variabel Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas, didalam poin ini akan dijelaskan mnengenai definisi konseptual variabel dan definisi operasional variabel.
a.
Definisi Konseptual Variabel Metode Make a Match
Metode make a match adalah metode pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya.
Penerapan metode ini selain mengasah kemampuan kognitif anak dimana anak dituntut untuk berpikir cepat agar menemukan pasangan kartu yang dipegang, metode ini juga mengutamakan penanaman sosial anak didik.
b. Definisi Konseptual Variabel Kemampuan Berhitung Permulaan kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut juga sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5-6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus.
Kemampuan berhitung harus dikembangkan sejak dini karena anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan yang sangat cepat
37
dan
fundamental
bagi
kehidupan
selanjutnya,
dalam
mengembangkan
kemampuannya maka anak perlu diberikan stimulus agar kemampuan anak dapat berkembang secara optimal.
c.
Definisi Operasional Variabel Metode Make a Match
Metode make a match merupakan suatu model pembelajaran yang penerapan metodenya menggunakan dua kelompok kartu, kelompok kartu pertama adalah kelompok kartu pertanyaan, dan kelompok kartu yang kedua adalah kelompok kartu jawaban. Penerapan metode make a match ini dilihat dari 1) Keaktifan anak saat membuat kartu lambang bilangan dan bilangan, 2) Keaktifan anak saat menggunting lambang bilangan dan bilangan, 3) Keaktifan anak saat menempel lambang bilangan dan bilangan, 4) Keaktifan anak saat mencari pasangan
d. Definisi Operasional Variabel Kemampuan Berhitung Permulaan Secara operasional berhitung permulaan pada anak kelompok B berkenaan dengan aspek 1) Menunjuk lambang bilangan, 2) Membuat urutan lambang bilangan dengan bilangan 1-10 dengan kartu angka, 3) Membuat urutan lambang bilangan 1-20 dengan media kartu, 4) Mencocokkan lambang bilangan dengan bilangan 120, 5) Membandingkan dua kumpulan benda melalui konsep lebih banyak, lebih sedikit serta sama atau tidak sama jumlahnya.
F. Instrumen Penilaian Menurut Sugiono (2006:114) “instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.”
38
Instrumen penilaian pada penelitian ini menggunakan penilaian dengan bentuk rating scale. Skala rating merupakan skala yang menggambarkan satu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan. Pada variabel X yaitu pengaruh aktivitas penerapan metode make a match diukur dengan rentang skor 14 yang diperoleh dari setiap aktivitas kegiatan. Kategorinya adalah sangat aktif (SA), aktif (A), cukup aktif (CA) dan kurang aktif (KA). Sangat aktif mendapatkan skor 4, aktif diberikan skor 3, mulai aktif diberikan skor 2, dan kurang aktif diberikan skor 1.
Selanjutnya pada variabel Y yaitu kemampuan berhitung permulaan diukur dengan rentang skor 0-100% yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan katagori BSB: Berkembang Sangat Baik diberi skor 4, BSH: Berkembang Sesuai Harapan diberi skor 3, MB: Mulai Berkembang diberi skor 2, BB: Belum Berkembang diberi skor 1. Kriteria penilaian berhitung permulaan terdapat pada rubrik penilaian proses. Tabel kisi-kisi instrumen penilaian variabel X dan Y dilihat pada halaman lampiran. Tabel 1. Pedoman Observasi Kemampuan Berhitung Permulaan NO
NAMA ANAK
ASPEK YANG DINILAI Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator SKO R 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 ... ... 22 JUMLAH RATA-RATA
39
NIL AI
KET
Keterangan: Indikator 1 Indikator 2
= Menunjuk lambang bilangan = Membuat urutan lambang bilangan dengan bilangan 1-10 dengan kartu angka Indikator 3 = Membuat urutan lambang bilangan 1-20 dengan media kartu Indikator 4 = Mencocokkan lambang bilangan dengan bilangan 1-20 Indikator 5 = Membandingkan dua kumpulan benda melalui konsep lebih banyak, lebih sedikit serta sama atau tidak sama jumlahnya. Untuk mendapatkan nilai peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai =
x 100%
G. Analisis Data Setelah penelitian dilakukan dan data terkumpulkan, kemudian data yang diperoleh dianalisis untuk memprediksi besarnya kemampuan berhitung permulaan anak usia 5-6 tahun. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan, yaitu untuk menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval, rumus interval adalah sebagai berikut:
=
(
)
Gambar 2. Rumus Interval Keterangan: NT
= Nilai tertinggi
NR
= Nilai terendah
K
= Katagori
40
Adapun pengelompokkan dalam penskoran untuk variabel X yaitu Sangat Aktif (SA) diberi skor 4, Aktif (A) diberi skor 3, Cukup Aktif (CA) diberi skor 2, dan Kurang Aktif (KA) diberi skor 1. Penskoran untuk variabel Y yaitu Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4, Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3, Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2, dan Belum Berkembang (BB) diberi skor 1. Kemudia data yang sudah dikelompokkan disajikan kedalam tabel frekuensi distribusi.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis assosiatif diuji dengan menggunakan regresi linier sederhana, regresi linier sederhana ini digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (Sugiyono, 2014: 188).
Ŷ = a + bX Gambar 3. Persamaan Regresi Keterangan: Ŷ = nilai yang diprediksi a = konstanta atau bila harga X = 0 b = koefisien regresi X = nilai variabel independen
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b. Cara menghitung harga a dan b yaitu:
41
Mencari nilai Konstanta
=
n ∑XY − (∑X)(∑Y) n ∑ X − (∑X)
Gambar 4. Rumus mencari nilai konstanta b
Mencari nilai Konstanta
=
(∑ )(∑ ) − (∑ )(∑ ∑ − (∑ )
)
Gambar 5. Rumus mencari nilai konstanta a
H. Uji Validitas Instrumen Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur (Syaodih, 2007: 228). Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji content validity (validitas isi), untuk pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini rancangan yang telah ditetapkan yaitu terdapat pada Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang tertuang dalam UU No. 58 tahun 2009 lingkup perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun.
42