BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat. Sedangkan untuk waktu dari penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 – Juni 2017.
B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis studi kausal yaitu tipe penelitian karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Studi kausal dilakukan untuk menemukan penjelasan mengenai sebab terjadinya suatu kejadian atau gejala. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab-akibat. Penelitian ini akan menguji pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Pelayanan Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1. Definisi Variabel a) Kinerja Karyawan Kinerja karyawan dalam penelitian ini adalah hasil kerja seorang karyawan secara kualitas dan kuantitas dalam melaksana
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat. Kinerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator yang diadopsi dari Setiawan dan Kartika (2014:147) yaitu: 1) Ketepatan Penyelesaian Tugas Karyawan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat dapat menyelesaikan tugas dengan tepat dan cepat. 2) Kesesuaian Jam Kerja Karyawan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat bersedia mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan. 3) Tingkat Kehadiran Karyawan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat sanggup bekerja dalam waktu yang sudah ditentukan. 4) Kerjasama Antar Karyawan Karyawan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat dengan karyawan lain dalam menyelesaikan pekerjaan atau suatu tugas yang ditentukan oleh perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
b) Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk menaati segala peraturan organisasi yang didasari atas kesadaran diri dan sukarela untuk bekerja di perusahaan karena perusahaan telah memberikan pelatihan dan pendidikan untuk menjadikannya bentuk disiplin yang kuat. Indikator disiplin kerja menurut Hasibuan (2006:194) yaitu : 1) Tujuan dan Kemampuan Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. 2) Teladan Pimpinan Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. 3) Balas Jasa Balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. 4) Keadilan Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
5) Waskat Waskat (pengawasan melekat) berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. 6) Sanksi Hukuman Berat atau ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik atau buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. 7) Ketegasan Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi yang telah ditetapkan. 8) Hubungan Kemanusiaan Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan.
c) Motivasi Kerja Motivasi didefinisikan sebagai masalah yang sangat penting dalam setiap usaha dari kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Indikator motivasi kerja menurut MC Clelland dalam Mangkunegara (2007:97) yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
1) Kebutuhan prestasi (need for achievement), yaitu kemampuan karyawan untuk mencapai hubungan pada standar yang ditetapkan perusahaan. 2) Kebutuhan afiliasi (need for affiliation), yaitu kebutuhan yang membuat karyawan berprilaku wajar dalam melaksanakan tugasnya. 3) Kebutuhan kekuasaan (need for power), yaitu keinginan karyawan untuk saling bersahabat dan mengenal lebih jauh teman kerja dalam sebuah perusahaan.
2. Operasional Variabel Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Kinerja Karyawan (Setiawan dan Kartika, 2014)
Dimensi 1. Ketepatan Penyelesaian tugas
Indikator 1. 2. 3.
2. Kesesuaian jam kerja
1. 2. 3.
3. Tingkat kehadiran
1. 2. 3.
Saya menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat waktu. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan teliti. Saya selalu serius dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas Saya bekerja sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan. Jam kerja sesuai dengan peraturan pemerintah. Saya sering lembur atau bekerja diluar jam kerja. Saya jarang absen jika tidak benar-benar dalam keadaan mendesak. Saya datang tepat waktu dalam bekerja. Jarak tempat tinggal dan tempat kerja tidak mempengaruhi ketepatan waktu saya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Skala Pengukuran Likert
42
Tabel 3.1 (Lanjutan) 4.
Kerjasama antar karyawan
1. 2. 3.
Disiplin Kerja (Hasibuan, 2006)
1.
Tujuan dan kemampuan
1. 2. 3.
2.
Teladan pimpinan
1. 2. 3.
3. Balas jasa
1. 2. 3.
4.
Keadilan
1. 2. 3.
Saya bekerja sama dengan rekan kerja saya. Saya senang membantu rekan kerja yang kesulitan dalam bekerja. Saya merasa nyaman bekerja dengan rekan kerja yang solid sehingga dapat meningkatkan kinerja. Pekerjaan yang saya lakukan sudah sesuai dengan kemampuan saya. Saya bekerja sesuai dengan tujuan dan peraturan perusahaan. Pekerjaan yang saya kerjakan memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang saya miliki. Pimpinan sudah menerapkan sikap disiplin. Pimpinan selalu memberikan motivasi. Pimpinan sudah menjadi teladan yang baik bagi para pegawai. Fasilitas untuk para karyawan sudah dipenuhi. Gaji yang saya terima telah sesuai dengan pekerjaan saya. Pelatihan diselenggarakan untuk meningkatkan kinerja para karyawan. Pimpinan selalu bersikap adil terhadap semua karyawannya. Pimpinan selalu bijaksana dalam mengambil keputusan. Pimpinan selalu memberikan kesempatan dalam mendengarkan pendapat para karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Likert
43
Tabel 3.1 (Lanjutan) 5.
Waskat
1. 2. 3.
6.
Sanksi hukuman
1.
2. 3.
7.
Ketegasan
1. 2.
3.
8.
Hubungan kemanusiaan
1. 2.
3.
Tanpa pengawasan pun saya dapat bekerja sesuai aturan. Saya selalu melaksanakan tata tertib yang ada ditempat saya bekerja. Saya dapat bekerja tanpa harus disuruh terlebih dahulu oleh pimpinan Sanksi hukuman bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam organisasi. Sanksi hukuman yang diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dibuat. Sanksi hukuman sangat adil untuk setiap karyawan yang melanggar. Atasan akan memberikan teguran apabila pekerjaan tidak dapat diselesaikan. Atasan yang tegas akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Pimpinan bertindak tegas dalam mengambil keputusan mengenai pemberlakuan hukuman bagi karyawan yang melanggar peraturan perusahaan. Hubungan saya dengan karyawan lain sangat baik. Kerjasama yang saya lakukan dengan orang lain turut menentukan kedisiplinan saya. Hubungan antara bawahan dan atasan selama ini sudah baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
Tabel 3.1 (Lanjutan) Motivasi (MC Clelland dalam Mangkunegara, 2007)
1.
Kebutuhan prestasi
1.
2. 3.
2.
Kebutuhan afiliasi
1. 2. 3.
3. Kebutuhan kekuasaan
1.
2.
3.
Saya ingin tahu bagaimana kemajuan yang saya capai ketika sedang menyelasaikan tugas. Saya suka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan yang realistis. Saya mempunyai kebutuhan melakukan inovasi dan efisiensi.
Likert
Saya menikmati persaingan dan kemenangan. Saya menikmati tanggung jawab. Saya menikmati kerja sama dengan rekan kerja saya. Saya lebih menikmati bekerjasama dengan orang lain dari pada bekerja sendiri. Saya memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan pekerjaan. Saya mempunyai kebutuhan mempengaruhi orang lain melalui tindakan atau kata-kata.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Sugiyono (2009:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang berjumlah 39 orang pada kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Total seluruh tenaga kerja di kantor tersebut adalah 39 orang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
2. Sampel Sugiyono (2009:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini yaitu sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang berjumlah 39 orang.
Metode sampel nonprobabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Sampel yang menggunakan convenience sampling ini informasi akan dikumpulkan dari anggota populasi yang dapat ditemui dengan mudah untuk memberikan informasi tersebut. Pada penarikan sampel ini, peneliti mempunyai kebebasan untuk memilih siapapun yang peneliti temukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, peneliti melakukan teknik pengumpulan data yaitu dengan cara sebagai berikut: 1) Teknik wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada kepala bagian. Dalam hal ini data diperoleh dengan melakukan
wawancara
dengan
pihak
mendapatkan informasi yang diinginkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kepala
bagian
untuk
46
2) Teknik kuesioner, merupakan metode pengumpulan data melalui penyebaran daftar pertanyaan yang diajukan sehubungan dengan materi penelitian kepada responden. 3) Teknik pengumpulan data arsip, yaitu semua kegiatan yang berkaitan pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi. Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian.
F. Skala Pengukuran Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur pendapat responden. Menurut Sugiyono (2009:132) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam penelitian ini untuk keperluan mengelola data kuantitatif maka jawaban diberi skor sebagai berikut: Tabel 3.2 Skala Likert No 1. 2. 3. 4. 5.
Pernyataan Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Ragu-ragu (RG) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2009:134)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
G. Metode Analisis 1. Penelitian Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi
responden.
Ghozali
(2011:19)
Statistik
deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Priyatno (2010:12) menjelaskan bahwa analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, variasi, modus, dan lainlain.juga dilakukan pengukuran skewness dan kurtosis untuk menggambarkan distribusi data apakah normal atau tidak.
2. Uji Kualitas Data a) Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengukur apa yang ingin diukur atau alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Menurut Sugiyono (2009:455) menyatakan bahwa validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Pengujian
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
menggunakan dua sisi dengan taraf signfikan 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1) Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). 2) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen
atau
item-item
pertanyaan
tidak
berkolerasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). b) Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Ghozali (2011:106) reliabiltas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,70 yang berarti
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
bahwa
instrumen
tersebut
dapat
dipergunakan
sebagai
pengumpulan data yang handal yaitu hasil pengukuran relative koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi.
3. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Data Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. b) Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian multikolinearitas dilihat dai besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
nilai VIF = 1/Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. c) Uji Heteroskedastisitas Ghozali
(2011:139)
menjelaskan
bahwa
uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada saat mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan melihat grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang jelas, serat titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
4. Uji Hipotesis a) Uji Statistik t Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen yaitu disiplin kerja dan motivasi, maka nilai signifikan t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila sig t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Demikian pula sebaliknya jika sig t lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak. Bila Ho ditolak ini berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:101). b) Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Metode yang digunakan peneliti adalah regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) dengan variabel dependen (Y). Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Model ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independen, yaitu disiplin kerja dan motivasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu kinerja karyawan, adapun rumus yang digunakan:
Y=a+b1X1+b2X2+e
Dimana ; Y
= Kinerja Karyawan
a
= Konstanta
b1b2 = Koefisien Regresi X1
= Disiplin Kerja
X2
= Motivasi
e
= error
5. Uji Kesesuaian Model a) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Pada pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai (Adjusted R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu disiplin kerja dan motivasi kerja serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Nilai (Adjusted R2) mempunyai interval antara 0 sampai 1, jika nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
53
Adjusted R2 bernilai besar (mendeteksi 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika (Adjusted R2) bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena
adanya
variasi
yang besar
antara
masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2011:97). b) Uji Statistik Fisher (F) Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan variabel independen, yaitu disiplin kerja dan motivasi. Ghozali (2011:98) Secara bebas dengan signifikan sebesar 0,05, dapat disimpulkan: 1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima Ho ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z