BAB 3 METODOLOGI
3.1
Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2004, p 47).
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian
19
20
Dalam kerangka pikir ini, penelitian diarahkan untuk mengukur pengaruh beberapa variabel bebas, yakni nilai wanita Indonesia yang meliputi: kebijaksanaan, kesetiakawanan, penuh semangat, dan daya saing terhadap keputusan menetap di apartemen.
Gambar 3.2 Kerangka Pikir Umum
21
Gambar 3.3 Kerangka Pikir Detil Berdasarkan latar belakang dan teori yang ada dan hasil survei awal, maka peneliti dapat me mbuat kerangka pikir seperti diatas dan dapat dijelaskan sebagai berikut: nilai dan karakteristik kepribadian diduga mempengaruhi pengambilan keputusan wanita Indonesia untuk menetap di apartemen.
22
Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut diatas, diduga pengambilan keputusan wanita Indonesia untuk menetap di apartemen terkait dengan beberapa dugaan sementara sebagai berikut: 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel- variabel nilai yang terdiri dari variabel kebijaksanaan (X1 ), kemandirian (X2 ), penuh semangat (X3 ), dan daya saing (X4 ) yang menjadi salah satu indikator penentu dalam tingkat pengambilan keputusan wanita Indonesia untuk menghuni apartemen. 2. Diduga
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
dari
variabel- variabel
karakteristik kepribadian yang terdiri dari kepribadian modern (X5 ) dan kepribadian pencetus (X6 ) yang menjadi salah satu indicator penentu dalam tingkat pengambilan keputusan wanita Indonesia untuk menghuni apartemen. 3. Diduga terdapat hubungan antara variabel nilai terhadap pengambilan keputusan wanita Indonesia untuk menghuni apartemen. 4. Diduga terdapat hubungan antara variabel karakteristik kepribadian terhadap pengambilan keputusan wanita Indonesia untuk menghuni apartemen.
23
3.2
Model dan Metode Analisis Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai dan karakteristik kepribadian
apa saja yang menjadi daya dorong bagi konsumen wanita Indonesia dalam membuat keputusan menetap di suatu apartemen (Martin Livette, 2006). Penelitian akan dilakukan dengan metode sampel dengan menggunakan teknik pengolahan data statistik dengan metode hipotesis dan metode regresi korelasi (Jasmine J.W.Tay; Linda Tay, 2007). Analisis regresi linear adalah prediksi hubungan linear suatu variabel terhadap variabel lain (Siegel, Andrew F, 2001, p419). Sebelum melakukan regresi terhadap variabel- variabel nilai, maka pengolahan hasil penelitian akan diawali dengan melakukan tes validitas dan reliabilitas kuesioner. Kuesioner yang menjadi sarana untuk mengukur variabel nilai wanita Indonesia disusun dengan cara mempertimbangkan variabel- variabel nilai wanita Indonesia yang terkait dengan penghunian apartemen, sedangkan kuesioner yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel karakteristik kepribadian wanita Indonesia disusun dengan mengacu pada karakter dari wanita modern dan wanita pencetus. Suatu alat ukur yang sudah terbukti valid tidaklah berlaku umum untuk semua tujuan ukur. Suatu alat ukur hanya menghasilkan ukuran yang valid bagi satu tujuan ukur tertentu saja (valid untuk apa dan bagi siapa). Cronbach menegaskan bahwa proses validasi sebenarnya adalah untuk mevalidasi interpretasi data yang diperoleh oleh prosedur tertentu.
24
Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Validitas dan reliabelitas dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yakni: 1. Repetitive measurement (pengukuran secara berulang) 2. One shot (sekali ukur) Pada penelitian ini akan digunakan metode sekali ukur untuk menentukan valid dan reliabelnya kuesioner yang akan digunakan untuk pengujian. Berbagai tipe umum dari pengukuran validitas adalah sebagai berikut: 1. Validitas isi Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Validit as isi terbagi menjadi 2 yakni: a. Face validity (validitas muka) Merupakan tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Jika isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi. b. Logical validity (validitas logis) Merupakan validitas yang menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur. Sering disebut juga dengan validitas sampling (sampling validity).
25
2. Validitas konstruk Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mengungkap suatu konstruk teoritis yang hendak diukurnya. 3. Validitas berdasarkan kriteria Pendekatan validitas berdasarkan kriteria menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor alat ukur. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor alat ukur. Ditinjau dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya maka validitas berdasarkan kriteria dibedakan menjadi dua yakni: a. Validitas prediktif (predictive validity) Validitas prediktif berfungsi sebagai prediktor bagi kinerja di masa yang akan datang. Prosedur validitas prediktif memerlukan waktu yang lama dan kemungkinan dengan biaya yang tidak sedikit, karena prosedur ini merupakan kontinuitas dalam proses pengembangan alat ukur. b. Validitas kongruen Apabila skor alat ukur dan skor kriterianya dapat diperoleh dalam waktu yang sama, maka korelasi antara kedua skor termaksud merupakan koefisien validitas kongruen. Validitas kongruen merupakan indikasi validitas yang memadai apabila alat ukur tidak digunakan sebagai suatu prediktor dan merupakan validitas yang sangat penting dalam situasi diagnostik. Pada penelitian ini akan dilakukan uji validitas isi, baik validitas muka maupun validitas logis. Validitas is i dilakukan saat pemilihan pertanyaan yang cocok
26
dengan variabel yang ingin diuji. Sedangkan validitas logis dilakukan dengan melakukan pre-test dan uji reliabilitas setiap variabel sebelum diolah lebih lanjut. Setelah kuesioner valid dan reliabel, pengujian dilanjutkan dengan menguji kesamaan dua kategori responden. Jika responden yang pernah/ sedang menetap apartemen identik dengan responden yang tidak pernah menetap di apartemen maka pengujian dilakukan dengan menggabungkan kedua kategori responden tersebut. Selanjutnya dilakukan pengujian normalitas data dengan menafsirkan plot data dan nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk terhadap setiap variabel. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan tingkat kesesuaian sampel dengan suatu distribusi tertentu seperti distribusi normal, uniform, poisson, atau eksponensial. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk adalah data harus merupakan data kuantitatif, dengan asumsi parameter uji ditentukan. Jika hasil dari pengujian memiliki nilai Asym.Sig (2-tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi maka data tersebut berdistribusi normal. Untuk mengetahui adanya kaitan antar variabel dalam populasi asal sampel dan untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel dilakukan analisis korelasi. Analisis korelasi terdiri dari 2 kategori utama yakni analisis korelasi bivariat dan korelasi parsial. Untuk analisis korelasi bivariat data yang menggunakan skala interval atau rasio dapat menggunakan metode moment Pearson, sedangkan untuk data yang menggunakan skala ordinal ataupun data non-parametrik dapat diuji korelasinya dengan metode korelasi peringkat Sperman dan Kendall (Santoso, Singgih, 2005, p315-316).
27
Setelah kuesioner valid dan data terbukti normal, maka dilakukan analisis regresi dari data responden. Analisis regresi merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mengekspresikan hubungan antara dua variabel dan memperkirakan nilai variabel bebas Y yang bergantung pada variabel tetap X. Analisis regresi disebut juga persamaan regresi (Mason, Robert, 1999, p435). Dalam analisis regresi terkadang dapat terjadi kesalahan, kesalahan ini dikategorikan menjadi kesalahan tipe 1, tipe 2, dan kesalahan tipe 3. Masalah tersebut bisa terjadi karena secara filosofis pembuktian bahwa sesuatu adalah penyebab sesuatu yang lainnya cukup rumit. Untuk tipe kesalahan 1 terjadi bilamana peneliti tidak menemukan bukti yang kuat terhadap kausalitas yang sudah dalam arah yang benar. Sedangkan untuk tipe kesalahan 2 terjadi bilamana peneliti berhasil menemukan adanya hubungan kausalitas sebuah model dengan arah yang salah. Kesalahan tipe 3 terjadi bilamana peneliti sudah menemukan bukti yang kuat terhadap model kausalitas dengan arah yang sudah benar dari sub-sampel yang ekstrim dan mengira hubungan tersebut juga demikian adanya pada kelompok sampel yang lain, padahal tidak demikian (Gudono, 2006). Untuk mendapatkan informasi lain di luar variabel uji, maka peneliti melakukan uji chi square dari seluruh variabel demo grafi dengan variabel keputusan menetap di apartemen yang telah dik lasifikasikan ulang. Dari uji chi square ini dapat diketahui apakah ada perbedaan perilaku responden dengan demografi tertentu terhadap keputusan menetap di apartemen, serta mengetahui kecenderungan demografi responden yang lebih suka menghuni apartemen. Uji chi square dilakukan
28
secara terpisah dari data demografi dan data variabel keputusan menetap di apartemen untuk dua kategori kuesioner.
3.3
Populasi dan Sampel Responden diambil dari popula si wanita yang tinggal di Jakarta dan wanita
yang fasih menggunakan internet baik yang tinggal di apartemen ataupun yang tidak tinggal di apartemen (Orsay Kucukemiroglu, 1997). Data dikumpulkan berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dibagikan secara acak ke responden (Martin Livette, 2006). Populasi adalah sekumpulan semua individu yang terkait, objek, atau pengukuran objek lainnya. Sedangkan sampel adalah sebuah bagian dari populasi yang diukur (Manson, Robert, 1999, p7). Jumlah sampel responden untuk penelitian ini, dibagi menjadi 2 bagian utama yakni yang tinggal di apartemen dan yang tinggal di perumahan. Untuk populasi sampel yang tinggal di apartemen dibagi menjadi 2 bagian yakni yang pernah tinggal di apartemen namun sekarang sudah tidak menetap di apartemen dan yang masih menetap di apartemen. Untuk setiap bagian utama responden direncanakan terdiri dari 30 orang responden yang dipilih secara acak. Sampel responden yang telah menetap di apartemen direncanakan diambil di beberapa apartemen seperti apartemen Taman Anggrek dan apartemen Mediterania Tanjung Duren. Sedangkan untuk pengambilan sampel responden yang tidak menetap di apartemen direncanakan dilakukan secara acak di beberapa tempat seperti BiNus
29
University, pusat perbelanjaan, melalui bantuan rekan-rekan, serta melalui mailing list dan website. Pengumpulan datanya direncanakan dengan membagikan kuesioner secara acak di berbagai tempat tersebut secara langsung, mengirimkan kuesioner ke mailing list yang dituju, up-load di website www.surveyz.com, maupun dengan menitipkan kuesioner ke beberapa rekan.
3.4
Penentuan Variabel Pada penentuan variabel, data demografi responden awal meliputi pembagian
umur sesuai dengan interval kematangan pribadi manusia (Marry Brown, Orsborn Carol, 2006, p18), pendapatan dan pendidikan yang diukur dengan menggunakan skala interval, status kepemilikan dan status sosial diukur dengan menggunakan skala nominal. Pertanyaan spesifik yang ditujukan bagi pengguna apartemen masih belum dikategorikan tersendiri. Cakupan penelitian dipersempit dengan hanya menguji nilai wanita Indonesia yang didasarkan pada hasil uji validitas dan reliabilitas pre-test dan merekonstruksi ulang kuesioner untuk karakteristik kepribadian. Selain itu, juga dilakukan revisi pada target responden dengan mengganti kata Bapak/ Ibu menjadi Ibu, yang sesuai dengan batasan penelitian yakni nilai wanita Indonesia terhadap penghunian apartemen. Judul kuesioner yang digunakan sebagai topik penelitian mengalami perubahan dari yang semula berjudul Life Style and Consumer Survey kemudian direvisi menjadi Survei Nilai Wanita Indonesia terhadap Penghunian Apartemen dan
30
Survei Karakteristik Kepribadian Wanita Indonesia terhadap Penghunian Apartemen. Judul kuesioner ini lebih cocok dengan tujuan penelitian yang ditujukan untuk memberikan gambaran umum dari kondisi nilai wanita Indonesia terhadap kepenghunian apartemen agar dapat dijadikan acuan untuk diterapkan di berbagai kategori apartemen yang berbeda.
3.5
Pengukuran dan Validasi Pengukuran variabel- variabel pertanyaan dilakukan dengan menggunakan
skala Likert Summated Rating (Jasmine. J.W.Tay; Linda Tay, 2007; Cooper; Schindler, 2006). Kuesioner Survei Nilai Wanita Indonesia terhadap Penghunian Apartemen dan Kuesioner Survei Karakteristik Kepribadian Wanita Indonesia terhadap Penghunian Apartemen menggunakan enam skala likert, untuk pilihan sangat tidak setuju diberikan bobot 1, tidak setuju berbobot 2, kurang setuju berbobot 3, agak setuju berbobot 4, setuju berbobot 5, dan sangat setuju berbobot 6. Pengukuran untuk pertanyaan yang bersifat demografi dilakukan dengan menggunakan skala interval dan skala nominal (Cooper; Schindler, 2006). Profil umur responden diklasifikasikan dengan skala interval < 25 tahun, 25 – 40 tahun, dan > 40 tahun. Profil pendapatan responden diklasifikasikan dengan skala interval < 5 juta, 5 – 20 juta, > 20 juta. Profil status pernikahan responden diklasifikasikan dengan skala nominal YA dan TIDAK, profil pendidikan responden diklasifikasikan skala interval D3/ S1, S2/ S3, LAIN-LAIN. Profil status penghunian apartemen diklasifikasikan dengan menggunakan skala nominal YA dan TIDAK.
31
Jika seorang responden menjawab YA pada pertanyaan kepenghunian apartemen maka pertanyaan selanjutnya digunakan untuk melihat loyalitas dari responden. Pertanyaan lama tinggal di apartemen diklasifikasikan dengan skala interval < 5 tahun, 5 – 10 tahun, > 10 tahun. Pertanyaan status kepenghunian apartemen saat ini diklasifikasikan dengan skala nominal YA dan TIDAK. Pertanyaan yang mengarah pada tingkat keseringan responden berpindah apartemen diklasifikasikan dengan skala interval TIDAK PERNAH, 1 – 3 kali, > 3 kali. Data yang terkumpul akan divalidasi dengan memisahkan data kuesioner yang lengkap dari yang kurang/ tidak lengkap dan memisahkan data berdasarkan kategori responden serta melakukan uji reliabilitas untuk setiap variabel survei. Untuk mengetahui reliabilitas dan validitas dari kuesioner yang hendak disebarkan, maka dilakukan pengujian awal terhadap kuesioner ke 21 orang responden wanita yang dipilih secara acak.
Tabel 3.1 Reliabilitas Data Pre-test Variabel Nilai Kenyamanan Aktualisasi Kebijaksanaan Kesetiakawanan Kemandirian Penuh Semangat Daya Saing Pengendalian Diri Variabel Karakteristik Kepribadian Modern Pencetus
Alpha -0.082 -0.142 0.714 0.538 0.805 0.706 0.815 0.694
0.682 0.477
32
Hasil dari uji validitas dan reliabilitas kuesioner diputuskan hanya menguji variabel nilai kebijaksanaan, nilai kemandirian, nilai penuh semangat, dan nilai daya saing. Hal ini disebabkan pertanyaan di dalam kuesioner untuk variabel nilai kenyamanan, nilai aktualisasi, nilai kesetiakawanan, nilai pengendalian diri, karakteristik kepribadian modern, dan karakteristik kepribadian pencetus tidak valid dan tidak reliabel untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu, kuesioner untuk variabel kepribadian modern dan kepribadian pencetus direkonstruksi ulang dengan menambah jumlah pertanyaannya menjadi 7 pertanyaan setiap variabel. Penambahan pertanyaan ini dikarenakan peneliti belum melakukan pre-test ulang dari pertanyaan tersebut, sehingga jika ditemukan ketidak- validan dari beberapa pertanyaan, diharapkan masih tersedia cukup instrumen untuk menguji hipotesis. Jumlah pertanyaan untuk setiap variabel nilai yang valid dan reliabel serta variabel keputusan menetap di apartemen diperbanyak dari 3 pertanyaan setiap variabel menjadi 6 pertanyaan setiap variabel. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keakuratan hasil penelitian. Variabel keputusan menetap di apartemen untuk kedua survei memiliki jumlah pertanyaan dan variasi pertanyaan yang sama. Hal ini dilakukan supaya peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh variabel nilai terhadap keputusan menetap di apartemen dan variabel nilai apa saja yang mempengaruhi wanita Indonesia memutuskan tinggal di apartemen, serta mengetahui karakteristik kepribadian apa yang berpengaruh terhadap keputusan wanita Indonesia menetap di apartemen dan berapa besar pengaruhnya.
33
Sedangkan jumlah pertanyaan untuk variabel karakteristik kepribadian modern dan karakteristik kepribadian pencetus direkonstruksi menjadi 7 pertanyaan setiap variabel. Penambahan pertanyaan ini dikarenakan peneliti belum melakukan pre-test ulang dari pertanyaan tersebut, sehingga jika ditemukan ketidak- validan dari beberapa pertanyaan, diharapkan masih tersedia cukup instrumen untuk menguji hipotesis. Variabel keputusan menetap di apartemen untuk kedua survei memiliki jumlah pertanyaan dan variasi pertanyaan yang sama. Hal ini dilakukan supaya peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh variabel nilai terhadap keputusan menetap di apartemen dan variabel nilai apa saja yang mempengaruhi wanita Indonesia memutuskan tinggal di apartemen, serta mengetahui karakteristik kepribadian apa yang berpengaruh terhadap keputusan wanita Indonesia menetap di apartemen dan berapa besar pengaruhnya. Tabel 3.2 Kolmogorov-Smirnov Pre-test Variable
34
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
VAR00031 21 Mean Std. Deviation
3.0476 1.28360
Absolute Positive
.199 .181
Negative
-.199 .914
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.373
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Keputusan Menetap di Apartemen Pengujian dengan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov ditujukan untuk membuktikan normalitas dari variabel keputusan menetap di apartemen yang akan diteliti lebih lanjut. Dari hasil pengujian ini terbukti bahwa variabel keputusan menetap di apartemen adalah data parametrik dan berdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan nilai Asym.Sig (2-tailed) yang lebih besar dari nilai signifikansi 5%. Setelah pre-test dilakukan, jumlah pertanyaan untuk variabel keputusan menetap di apartemen ditambah menjadi 6 pertanyaan. Hal ini dilakukan karena meskipun dari uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan layak untuk diuji dengan regresi, namun data variabel keputusan menetap di apartemen bersifat diskrit sedangkan distribusi normal adalah berlaku untuk data dengan sebaran kontinu. Oleh karena itu penambahan pertanyaan bertujuan untuk membuat data yang terkumpul menjadi bersebaran kontinu.