BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional 3.1.1.1
Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sarwono, 2012). Jika terjadi perubahan pada variabel bebas, maka respon pada variabel terikat akan berubah juga. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterlambatan (withdrawal behavior). Definisi operasional dari keterlambatan adalah tiba terlambat di tempat kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja berakhir (Koslowsky dalam Lishchinsky & Zohar,
2011).
Keterlambatan
seringkali
diperhitungkan
sebagai keinginan untuk menghabiskan waktu lebih sedikit di tempat kerja, meskipun kadang-kadang keterlambatan tidak dapat dihindari seperti pada saat ada masalah pada kendaraan atau harus berjuang melalui cuaca buruk. (Colquitt, LePine, & Wesson, 2012). 3.1.1.2
Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang memberikan perubahan kepada variabel terikat (Sarwono, 2012). Variabel bebas pada penelitian ini adalah kepuasan kerja.
Definisi operasional dari kepuasan kerja adalah variabel sikap yang mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang pekerjaan mereka secara keseluruhan serta tentang berbagai aspek pekerjaan (Spector, 2008). Kepuasan kerja bukan seberapa keras seseorang bekerja atau seberapa baik mereka bekerja, melainkan seberapa besar mereka menyukai suatu aktivitas atau jenis pekerjaan tertentu. Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap seseorang atau perasaan tentang pekerjaan itu sendiri, bayaran, kesempatan promosi atau pendidikan, pengawasan, rekan kerja, beban kerja, dan sebagainya (Hughes, Ginnet & Curphy, 2009).
3.1.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012). Adapun hipotesis dari penilitian ini yaitu: Ha : Ada hubungan kepuasan kerja dengan keterlambatan pada anggota di organisasi non-profit “X”. Ho : Tidak ada hubungan kepuasan kerja dengan keterlambatan pada anggota di organisasi non-profit “X”.
3.2
Subjek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi non-profit ”X”. Kriteria subjek yang akan dijadikan populasi adalah yang masih berstatus anggota dan bekerja di kantor organisasi non-profit ”X”.
3.2.2 Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah random sampling. Teknik samping ini memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota dari suatu populasi untuk menjadi anggota dari sampel penelitian (Gul , 2011). Jadi semua anggota di organisasi non-profit ”X” memiliki peluang yang sama untuk menjadi subjek penelitian.
3.3
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto. Karena tidak adanya manipulasi pada variabel yang diteliti, atau disebut juga penelitian non-eskperimental (Seniati dkk, 2005).
3.4
Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner kepuasan kerja. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Pengukuran ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala untuk
mengukur sikap responden dalam memberikan respon terhadap item-item yang ada (Sarwono, 2012). Skala Likert yang digunakan adalah modifikasi Skala Likert, yaitu dari 1-4 (SP: Sangat Puas, P: Puas, TP: Tidak Puas dan STP: Sangat Tidak Puas). Alat ukur kepuasan kerja ini diadaptasi dari alat ukur kepuasan kerja MSQ atau Minnesota Satisfaction Questionnaire (short form) yang dikonstruk oleh Weiss, Dawis, England, & Lofquist pada tahun 1967 berdasarkan pada Theory of Work Adjustment.
3.4.2 Alat Ukur Kepuasan Kerja Penelitian ini mengadaptasi alat ukur kepuasan kerja MSQ atau Minnesota Satisfaction Questionnaire yang memiliki 100 item yang dikonstruk oleh Weiss, Dawis, England, & Lofquist pada tahun 1967 berdasarkan pada Theory of Work Adjustment. Alat ukur ini terdiri dari satu bagian yang mencakup tiga dimensi kepuasan kerja, yaitu intrinsik, ekstrinsik dan general satisfaction. Dimensi intrinsik memiliki 12 indikator dengan jumlah 36 item, dimensi ekstrinsik memiliki 6 indikator dengan jumlah 18 item, dan dimensi general satisfaction memiliki 2 indikator dengan jumlah 6 item. Total item pada alat ukur ini berjumlah 60 item. Pemilihan 60 item dari total 100 item pada alat ukur MSQ tersebut dikarenakan oleh pertimbangan jika item yang diberikan pada responden terlalu banyak, maka responden akan cenderung menjawab dengan jawaban yang sama pada setiap itemnya.
Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Kepuasan Kerja Variabel
Dimensi
Indikator
Jumlah Item
Intrinsik
Social Service
3 item
Creativity
3 item
Moral Values
3 item
Independence
3 item
Variety
3 item
Authority
3 item
Ability Utilization
3 item
Social Status
3 item
Security
3 item
Responsibility
3 item
Achievement
3 item
Activity
3 item
Company Policies
3 item
Kepuasan Kerja Ekstrinsik
and Practices Supervision –
3 item
Human Relations Compensation
3 item
Advancement
3 item
Supervision - Technical
3 item
Recognition
3 item
General
Working Conditions
3 item
Satisfaction
Co-workers
3 item
Total
60 item
Sumber: Diolah oleh Peneliti
3.4.3 Alat Ukur Keterlambatan Alat ukur dari keterlambatan ini menggunakan data keterlambatan dari organisasi non-profit “X”. Dari 40 sampel, masing-masing sampel diberikan angka untuk dihitung menggunakan program aplikasi statistik SPSS
16.0 yaitu, pada sampel yang hadir tepar waktu diberikan angka 1, dan pada sampel yang hadir terlambat diberikan angka 2. 3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Kepuasan Kerja Penelitian ini menggunakan content validity, yaitu berkaitan dengan seberapa memadainya isi alat ukur (pertanyaan atau item) dapat mewakili keseluruhan perilaku yang ingin diukur (Bordens & Abbott, 2008). Validitas ini berupa expert judgment oleh seorang dosen psikologi yang memiliki latar belakang PIO sekaligus sebagai dosen pembimbing. Untuk pengujian butir item, dilakukan dengan menggunakan metode Corrected item-total correlation. Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya > 0,3 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat (Sugiyono, 2012). Ini berarti item-item yang memiliki validitas > 0.3 dan positif memiliki validitas yang baik. Dan untuk pengujian reliabilitas, dilakukan dengan internal consistency yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen satu kali saja (Sugiyono, 2012). Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan tehnik Cronbach’s Alpha untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Suatu instrumen dinyatakan reliable bila koefisien reliabilitas minimal 0,6 (Sugiyono, 2012).
3.4.4.1 Nilai korelasi item-total dan reliabilitas Alat Ukur Kepuasan Kerja Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 60 item, didapat 8 item yang memiliki nilai korelasi item total < 0.3 dan 1 item yang nilainya minus dan < 0.3. Sedangkan untuk nilai
Cronbach’s Alpha didapat nilai sebesar 0.949. Kemudian peneliti menghapus 9 item yang memiliki nilai korelasi item total < 0.3 dan minus, setelah itu didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.953. Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas serta tabel item sebelum dihapus dan sesudah dihapus:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Item Alat Ukur Kepuasan Kerja Keterangan
Nilai Reliabilitas Item
Jumlah Item
Sebelum item dihapus
0.949
60
Setelah item dihapus
0.953
51
Sumber : Pengolahan data SPSS 16.0
Tabel 3.3 Gambaran Jumlah Item Alat Ukur Kepuasan Kerja Sebelum dan Sesudah Dihapus Item Sebelum
Item Setelah
Dihapus
Dihapus
Item Favorable
Item Favorable
Social Service
1, 21, 41
1, 21, 41
3
Creativity
2, 22, 42
2, 22, 42
3
Moral Values
3, 23, 43
3, 23, 43
3
Independence
4, 24, 44
4, 44
2
Variety
5, 25, 45
5, 25
2
Indikator
Jumlah Item
Authority
6, 26, 46
6, 26, 46
3
Ability Utilization
7, 27, 47
7, 27, 47
3
Social Status
8, 28, 48
8, 28, 48
3
Company Policies
9, 29, 49
9, 29, 49
3
10, 30, 50
10, 30, 50
3
Security
11, 31, 51
11, 31
2
Compensation
12, 32, 52
12, 32, 52
3
Working
13, 33, 53
53
1
Advancement
14, 34, 54
34, 54
2
Supervision -
15, 35, 55
15, 35, 55
3
Co-workers
16, 36, 56
16, 36, 56
3
Responsibility
17, 37, 57
17, 37
2
Recognition
18, 38, 58
18, 38, 58
3
Achievement
19, 39, 59
19, 39, 59
3
Activity
20, 40, 60
20
1
and Practices Supervision – Human Relations
Conditions
Technical
Total Item Sumber: Diolah oleh Peneliti
51
3.5
Prosedur 3.5.1 Prosedur Penelitian Prosedur
penelitian
yang
dilakukan
peneliti
adalah
dengan
menentukan topik, menentukan desain penelitian, menentukan responden penelitian, dan menentukan instrumen penelitian. Penentuan topik dilakukan dengan mencari fenomena / masalah yang terjadi di tempat penelitian dan juga dengan mencari literatur yang mendukung penelitian ini. Setelah itu peneliti menentukan desain penelitian dan menyiapkan alat ukur kepuasan kerja yang diadaptasi dari alat ukur MSQ atau Minnesota Satisfaction Questionnaire yang dikonstruk oleh Weiss, Dawis, England, & Lofquist pada tahun 1967 berdasarkan pada Theory of Work Adjustment. Setelah itu peneliti melakukan expert judgement dan kemudian menyebarkan kuesioner tersebut kepada responden penelitian.
3.5.2
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu organisasi non-profit di Jakarta.
Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada tanggal 10-19 Juli 2013 kepada anggota di organisasi non-profit tersebut. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk peneliti menyebarkan kuesioner ini, maka kuesioner ini dititipkan kepada bagian HRD di organisasi tersebut, yang kemudian disebarkan oleh staff HRD tersebut.
3.5.3
Tehnik Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program Microsoft Excel 2007 dan program aplikasi statistik, SPSS 16.0.
Diawali dengan memeriksa kuesioner-kuesioner yang sudah terkumpul, kemudian memberikan skor pada masing-masing jawaban sesuai dengan skala yang sudah ditentukan, dan setelah itu mengolah data tersebut dengan program aplikasi statistik SPSS 16.0 Tehnik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik pengolahan data statistik dengan melakukan uji korelasi dengan Spearman. Menurut Priyatno (2013), analisis korelasi Spearman digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel berdasar ranking atau peringkat dan data yang digunakan lebih cocok berskala ordinal.