BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain studi cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan wawancara. Variabel independent (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap dan dukungan suamisedangkan variabel dependent (variabel terikat) adalah tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Alasan pemilihan tempat penelitian karena : a. Cakupan imunisasi dasar yang masih rendah di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkatsebesar 48,14% dan belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 (93%). b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. 44 Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Pada saat survei pendahuluan diketahui jumlah populasi sebanyak 253 orang. 3.3.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis data proporsi satu populasi (Hidayat, 2011) adalah sebagai berikut: n=
{Z 1−α / 2 P 0(1 − P 0 + Z 1− β
Pa (1 − Pa ) }2
( Pa − P 0) 2
Keterangan: n
: Besar sampel minimal
Z 1−α / 2 : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada α = 5% sebesar 1,96 Z1− β / 2 : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada β = 20% sebesar 0,842 P0
: Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 56,2 % =0,562 (Hartono, 2009)
Universitas Sumatera Utara
Pa
: Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap sebesar 0,662~0,7
Pa-P0 :Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi sebesar 10%. Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut: n=
{1,96 0,562(1 − 0,562) + 0,842 0,7(1 − 0,7) }2 (0,7 − 0,562)
n=
(0,970 + 0,385) 2 (0,7 − 0,562) 2
n = 95,78 ~ 100 orang
Berdasarkan perhitungan besar sampel di atas, didapatkan besar sampel yang diteliti sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode systematic random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan jumlah populasi 253 orang, dengan sampel yang diinginkan sebanyak 100 orang, berarti k = 253 : 96 = 2,6 ~ 3. Unsur pertama dapat dipilih secara random dari nomor 1-3. Sampel yang terpilih nomor 3 maka sampel berikutnya adalah (3+3)= 6, (3+6) = 9, (3+9) = 12, (3+12) = 19, dan seterusnya sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 orang (Singarimbun, 2011). Ada5 Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat yang memiliki bayi berusia 9-12 bulan yaitu terdiri dari Desa Bukit Jengkol terdapat 45 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 15 orang, di Desa Alur Cempedak terdapat 63 orang yang mempunyai bayi usia 9-12
Universitas Sumatera Utara
bulan dan diambil sampel sebanyak 21 orang, di Desa Sei Meran terdapat 34 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 12 orang, di Desa Pulau Sembilan terdapat 40 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan siambil sampel 14 orangkemudian di Desa Pangkalan Siata terdapat 71 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel sebanyak 38 orang. Adapun kriteria Inklusidan Eksklusi di dalam proposal penelitian ini adalah: 1. Kriteria Inklusi a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. b. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria Eksklusi a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) namun tidak pernah membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat b. Tidak bersedia menjadi responden.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Sumber Data 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung pada subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). 2. Data sekunder Data sekunder diambil dari data rekam medik di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. 3.4.2. Pengolahan data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : a. Editing (pemeriksaan data) Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan wawancara dan observasi kembali kepada responden. b. Coding (pemberian kode) Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan computer c. Entry (pemasukan data ke komputer) Data yang telah terkumpul dan tersusun secara tepat dimasukkan ke program komputer untuk dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
d. Cleaning data Pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan.
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar variabel dengan melihat nilai corrected item total corelation, dengan ketentuan bila nilai r hitung > nilai r tabel maka dinyatakan pertanyaan tersebut valid dan sedangkan uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan sebelum penelitian. Uji coba kuesioner akan dilakukan kepada ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kabupaten Langkat sebanyak 30 responden dengan karakteristik yang relatif sama dengan penduduk di lokasi penelitian. uji validitas instrumen (kuesioner) pada df = 28, α = 0,05 sebesar 0,361. Item pertanyaan dikatakan valid apabila nilai Item-Total Correlation > 0,361 dan dinyatakan tidak valid apabila nilai Item-Total Correlation < 0,361. Teknik untuk menghitung
indeks
reliabilitas
alat
ukur
menggunakan
Cronbach
Alpha.
Ketentuannya adalah apabila nilai ’Cronbach’s Alpha’> rtabel (0,600) maka butir kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel atau handal, dan jika nilai yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
3.6. Defenisi Operasional 3.6.1. Variabel Dependent Tindakan adalah perilaku ibu yang membawa bayinya untuk memperoleh imunisasi dasar di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara. 3.6.2. Variabel Independen 1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah ditamatkan oleh ibu bayi. 2. Pengetahuan adalah pemahaman ibu tentang imunisasi apa saja yang termasuk kedalam imunisasi dasar, manfaat, dan efek samping dari imunisasi itu terhadap bayi. 3. Sikap adalahrespon ibu tentang pemahaman terhadap imunisasi, manfaat, dan efek sampingdari imunisasi dasar terhadap bayi. 4. Dukungan emosional adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk rasa kasih sayang, cinta kasih terhadap ibu dalam membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi dasar. 5. Dukungan penghargaan adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk memberikan nasihat atau bimbingan dan dukungan serta perhatian kepada si ibu seputar tentang imunisasi dasar bayinya. 6. Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan suamidalam bentuk memberikan informasi kepada si ibu seputar imunisasi dasar. 7. Dukungan instrumental adalah dukungan yang diberikan keluargasuamidalam bentuk tenaga, waktu, dan biaya untuk membawa bayinya berimunisasi dasar.
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Imunisasi Dasar Imunisasi dasar adalah bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara keseluruhan yang termasuk dalam imunisasi dasar yaitu: HB0; BCG; Polio 1, 2, 3 dan 4; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3 serta Campak di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.
3.7. Pengukuran Variable dan Metode Pengukuran 3.7.1. Pengukuran Variabel 3.7.1.1. Variabel Independent 1. Pengetahuan Variabel pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan pilihan bergandaapabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0, pilihan jawaban pengetahuan yang benar tercantum pada kunci jawaban. Skor maksimal pada variabel pengetahuan yaitu 10 dengan skor minimal 0. Skala pengukuran pengetahuan menggunakan skala ordinal dan untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan maka variabel pengetahuan akan diklasifikasikan menjadi 2 kategori menurut (Nursalam, 2011) : 0.
Baik, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor 7.6-10
1.
Tidak baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab <=75% dari skor total
yaitu skor 0-7.5
Universitas Sumatera Utara
2. Sikap Variabel sikap menggunakan skala likert dan juga menggunakan 20 pernyataan, yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif, dengan pilihan jawaban sebagai berikut: a.
Pernyataan Positif a. Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 1 b. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2 c. Setuju (S) diberi nilai 3 d. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4
2.
Pernyataan Negatif a. Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai 4 b. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3 c. Setuju (S) diberi nilai 2 d. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1
Dari 20 pernyataan pada variabel sikap pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 12, 17, 20. Sedangkan pernyataan negatif pada nomor 4, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19. Skor maksimal variabel sikap 80 dengan skor minimal 20. Variabel sikap dibagi menjadi dua kategori yaitu (Nursalam, 2011): 0.
Baik, responden dikategorikan memiliki sikap memengaruhi bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor 61-80
Universitas Sumatera Utara
1.
Tidak Baik, responden dikategorikan memiliki sikap tidak memengaruhi bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor 20-60
3.
Dukungan suami terdiri dari dukungan (instrumental, infomasional, penghargaan, dan emosional) masing-masing variabel dukungan menggunakan pilihan jawaban“Ada” dan “Tidak Ada”. Kategori Ada diberi nilai1 dan Tidak Ada diberi nilai0. Skor maksimal pada masing-masing dukungan yaitu 4 dan skor minimal 0. Kategori dukungan suami dibagi menjadi dua kategori yaitu (Nursalam, 2011): 0. Baik, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor total yaitu skor 4 1. Tidak Baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor 0-3
3.7.1.2.Variabel Dependent Skala pengukuran terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar menggunakan Skala Guttman yang dikelompokkan dalam 2 pilihan didalam Skala Ordinal yaitu Pemberian Lengkap diberi nilai 1 dan Pemberian Tidak Lengkap diberi nilai0. Variabel tindakan terdiri dari 10 pernyataan dengan skor maksimal 10 dan skor minimal 0. Kategori tindakan dibagi menjadi dua yaitu (Nursalam, 2011): 0. Pemberian lengkap, responden dikategorikan baik bila menjawab >75% dari skor totalyaitu skor 7.6-10 1. Pemberian tidak lengkap, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab <=75% dari skor total yaitu skor 0-7.5
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Metode Pengukuran Tabel 3.1 Metode Pengukuran No 1
Pengetahuan
Kuesioner
Jumlah Soal 10
2
Sikap
Kuesioner
20
3
Tindakan
Kuesioner
10
4
Dukungan Instrumental Dukungan Informasional Dukungan Penghargaan Dukungan Emosional
Kuesioner
4
Kuesioner
4
Kuesioner
4
Kuesioner
4
5
6 7
Variabel
Alat ukur
Kategori
Skor
0.Baik 1.Tidak Baik 0.Baik 1.Tidak Baik 0.Pemberian Lengkap 1.Pemberian tidak Lengkap
7.6-10 0 -7.5 61-80 20-60 7.6-10 0-7.5
Skala Ukur Ordinal Ordinal Ordinal
0.Baik 1.Tidak Baik 0.Baik 1.Tidak Baik
4 0-3 4 0-3
Ordinal
0.Baik 1.Tidak Baik 0.Baik 1.Tidak Baik
4 0-3 4 0-3
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Univariat Analisis pada seluruh variabel untuk mendeskripsikan tiap variabel yang akan diteliti seperti faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan, pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional). 3.8.2. Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu variabel bebas faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan, pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan
Universitas Sumatera Utara
informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) dengan variabel terikat (pemberian imunisasi dasar) dengan menggunakan uji Chi Square. uji Chi Square dapat digunakan untuk mengetahui apakah diantara variabel penelitian terdapat pengaruh/hubungan atau tidak (uji independensi) dengan tingkat kemaknaan p<0,05. 3.8.3. Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk menguji faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan, pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasarpada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat dengan menggunakan uji statistik Regresi Logistik. Analisis regresi logistik digunakan karena variabel independent faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu (pengetahuan,pendidikan, sikap) dan dukungan suami (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dan dukungan emosional) dan variabel dependent yaitu tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat mempunyai luas wilayah 112.38 km2 dengan 6 Desa/Kelurahan yang terdiri dari Bukit Jengkol, Alur Cempedak, Sei Meran, Pulau Sembilan, Pulau Kampai, dan Pangkalan Siata. Dari 6 Desa/Kelurahan tersebut terdapat 37 dusun. Jumlah penduduk pada tahun 2015 di Kecamatan Pangkalan Susu yaitu 23.587 orang dan jumlah rumah tangga 6.162. Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Dusun, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Pangkalan Susu No
Desa/ Kelurahan
1 Bukit Jengkol 2 Alur Cempedak 3 Sei Meran 4 Pulau Sembilan 5 Pulau Kampai 6 Pangkalan Siata Jumlah (Kecamatan)
Luas Wilayah (km2) 5,57 4,10 27,52 15,65 42,42 17,12 112,38
Jumlah Jumlah Dusun Penduduk 10 4 5 4 7 7 37
6.083 4.014 1.873 2.155 4.443 5.019 23.587
Jumlah Rumah Tangga 1.892 1.116 502 531 1.116 1.005 6.162
Rata-Rata Kepadatan Jiwa/Rumah Penduduk Tangga 3,22 1092,10 3,60 979,02 3,73 68,06 4,06 137,70 3,98 104,74 4,99 293,17 3,83 209,89
4.2 Analisis Univariat Analisis Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik pada responden yang menjadi kelompok pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Karakteristik Responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden, Umur Bayi, dan Pendidikan Variabel Umur Responden ≤ 29 tahun > 29 tahun Total Umur Bayi ≤ 10 bulan >10 bulan Total Pendidikan Pendidikan rendah Pendidikan tinggi Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
52 48 100
52 48 100
52 48 100
52 48 100
38 62 100
38 62 100
Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden berumur ≤29 tahun sebanyak 52 orang (52%), umur bayi ≤10 sebanyak 52 bayi (52%) dan pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%). 4.2.2 Pengetahuan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pertanyaan Pengertian imunisasi Tujuan imunisasi Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi Usia bayi untukdiberikanImunisasi BCG Berapa kali pemberian imunisasi DPT diberikan pada bayi Berapa kali imunisasi Polio diberikan pada bayi Berapa kali imunisasi Campak diberikan pada bayi Efek samping imunisasi BCG Efek samping imunisasi DPT Resiko bayi yang tidak mendapatkan imunisasi polio
Jawaban Salah n % 27 27 18 18 20 20 33 33 31 31
Jawaban Benar n % 73 73 82 82 80 80 67 67 69 69
48 25 56 18 19
52 75 44 82 81
48 25 56 18 19
52 75 44 82 81
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab benar paling banyak pada tujuan imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 82 orang (82%), Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 80 orang (80%), Efek samping imunisasi DPT sebanyak 82 orang (82%), dan resiko bayi yang tidak mendapatkan imunisasi polio sebanyak 81 orang (81%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Variabel Pengetahuan Baik Tidak baik Total
Frekuensi
Persentase (%)
37 63 100
37 63 100
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 63 orang (63%) memiliki pengetahun tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. 4.2.3 Sikap Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap
No. 1. 2.
3.
4.
5.
n 32
% 32
n 52
% 52
n 13
% 13
Sangat Tidak Setuju n % 3 3
29
29
55
55
14
14
2
30
30
56
56
12
12
2
2
3
43
43
43
43
11
11
28
41
41
2
2
Sangat setuju
Pernyataan Pemberian imunisasi pada bayi harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Pemberian imunisasi dasar pada bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun. Pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Alasan ibu tidak membawa bayi untuk imunisasi karena dapat menimbulkan sakit seperti demam. Jika bayi demam setelah diimunisasi harus tetap melanjutkan imunisasi selanjutnya.
3
29
29
setuju
28
Tidak Setuju
2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No. 6.
7.
8.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15
16.
17. 18.
19.
20.
Pernyataan Setiap ibu harus membawa bayinya ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Agar pelayanan imunisasi dapat menjangkau seluruh masyarakat maka pemberian imunisasi dapat dilakukan di posyandu terdekat. Imunisasi dasar lengkap yaitu TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Campak tidak boleh diberikan pada bayi yang belum berumur 6 bulan. Bayi tidak boleh diberikan imunisasi sesaat setelah lahir Imunisasi DPT diberikan pada bayi sebanyak 3 kali Pemberian imunisasi Hepatitis tidak harus dilakukan pada bayi usia 0-7 hari. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBC. Imunisasi polio diberikan sebanyak 1 kali. Pemberian imunisasi polio bukan untuk mencegah penyakit polio. Frekuensi (banyaknya) pemberian imunisasi dasar pada bayi adalah 13 kali. Pemberian imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap berbagai penyakit Imunisasi campak diberikan pada bayi sebanyak 2 kali. Imunisasi Dasar yang diwajibkan pemerintah hanya BCG, DPT, dan Hepatitis B. Agar Jadwal imunisasi teratur, tepat waktu, dan lengkap pada balita, maka kepada ibu tidak perlu diberikan kartu imunisasi yaitu Kartu Menuju Sehat (KMS) Jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap melanjutkan imunisasi.
n 21
% 21
n 44
% 44
n 32
% 32
Sangat Tidak Setuju n % 3 3
24
24
38
38
36
36
2
2
7
7
39
39
30
30
24
24
7
7
37
37
33
33
23
23
26
26
40
40
30
30
4
4
12
12
43
43
26
26
19
19
16
16
59
59
18
18
7
7
6
6
45
45
39
39
10
10
6
6
37
37
31
31
26
26
3
3
40
40
42
42
15
15
7
7
37
37
33
33
23
23
18
18
35
35
42
42
5
5
7
7
31
31
34
34
28
28
7
7
18
18
53
53
22
22
24
24
60
60
8
8
8
8
Sangat setuju
setuju
Tidak Setuju
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden setuju tentang sikap pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu sebanyak 56 orang (56%), pemberian imunisasi dasar pada bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun sebanyak 55 orang (55%), pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBCsebanyak 59 orang (59%), dan jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap melanjutkan imunisasi sebanyak 60 orang (60%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Variabel Sikap Baik Tidak Baik Total
Frekuensi
Persentase (%)
35 65 100
35 65 100
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 orang (65%) memiliki sikap tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. 4.2.4 Tindakan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pernyataan Bayi mendapatkan imunisasi HB0 pada waktu bayi Bayi mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi Bayi mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3 Bayi mendapatkan imunisasi Hep.B 1, 2, dan 3 pada waktu bayi Bayi mendapatkan imunisasi Polio 1, 2, 3 dan 4 pada waktu bayi Bayi mendapatkan imunisasi Campak pada waktu bayi Bayi mendapatkan keseluruhan 5 dasar imunisasi (HB0; BCG; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3; Polio 1, 2, 3, dan 4, serta Campak)
n 57 98 84 79
Ya % 57 98 84 79
Tidak n % 43 43 2 2 16 16 21 21
75
75
25
25
63 31
63 31
37 69
37 69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 (Lanjutan) No.
Pernyataan
8.
Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun bayi sedang demam Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari suami Ibu membawa bayi mendapatkan imunisasi jika ada dukungan dari suami
9.
10.
Ya n 50
% 50
Tidak n % 50 50
84
84
16
16
66
66
34
34
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat paling banyakresponden menjawab ya tentang bayi yang mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi sebanyak 98 orang (98%), bayi yang mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3 pada waktu bayi sebanyak 84 orang (84%), ibu akan tetap membawa bayi anda ke Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari suami mayoritas menjawab ya sebanyak 84 orang (84%). Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Tindakan Variabel Tindakan Pemberian Lengkap Pemberian Tidak Lengkap Total
Frekuensi
Persentase (%)
46 54 100
46 54 100
Dari Tabel 4.8 diketahui sebanyak 54 orang (54%) memiliki tindakan pemberian imunisasi dasar yang tidak lengkap.
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Dukungan Suami Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Dukungan Suami No.
Pernyataan
Dukungan Instrumental 1. Suami meluangkan waktu untuk menemani ibu memberikan imunisasi pada bayi 2. Suami memperhatikan jadwal kegiatan untuk pemberian imunisasi 3. Suami bersedia memberikan fasilitas untuk pemberian imunisasi 4. Suami berusaha untuk mencari sarana pelayanan kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi Dukungan Informasional 1. Suamimemberitahu tentang perlunya imunisasi bayi. 2. Suami memberitahu tentang manfaat imunisasi bayi 3. Suami memberitahu tentang dampak kalau tidak diimunisasi pada bayi 4. Suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi Dukungan Penghargaan 1. Suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu 2. Suami setuju dengan tindakan memberikan imunisasi pada bayi 3. Suami memberikan dukungan penuh terhadap tindakan pemberian imunisasi pada bayi 4. Suami memberikan pujian jika bayi ibu diberikan diimunisasi. Dukungan Emosional 1. Suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu diimunisasi 2. Suami memberikan perhatian terhadap kelengkapan 3. Suami mengucilkan ibu jika bayi ibu tidak diimunisasikan 4. Suami memberikan perhatian pada kelengkapan imunisasi bayi.
Ada
Tidak %
n
%
n
78
78
22
22
73
73
27
27
79
79
21
21
88
88
12
12
63 62 60
63 62 60
37 38 40
37 38 40
64
64
36
36
86 83
86 83
14 17
14 17
47
47
53
53
59
59
41
41
95
95
5
5
87 55
87 55
17 45
17 45
74
74
26
26
Berdasarakan Tabel 4.98 di atas, dapat diketahui pada dukungan instrumental paling banyak responden menyatakan suami berusaha untuk mencari sarana pelayanan kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi sebanyak 88 orang (88%). Pada
Universitas Sumatera Utara
dukungan informasional paling banyak respondenmenyatakan suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi sebanyak 64 orang (64%). Pada dukungan penghargaan paling banyak responden menyatakan suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu sebanyak 86 orang (86%). Pada dukungan emosional paling banyak responden menyatakan suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu diimunisasi sebanyak 95 orang (95%). Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga Variabel Dukungan Instrumental Baik Tidak Baik Total Dukungan Informasional Baik Tidak Baik Total Dukungan Penghargaan Baik Tidak Baik Total Dukungan Emosional Baik Tidak Baik Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
48 52 100
48 52 100
38 62 100
38 62 100
39 61 100
39 61 100
45 55 100
45 55 100
Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 52 orang (52%) memiliki dukungan instrumental tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Pada dukungan informasional sebanyak 62 orang (62%)memiliki dukungan informasional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Pada dukungan penghargaan sebanyak 61 orang (61%) memiliki dukungan penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi
Universitas Sumatera Utara
dasar.Pada dukungan emosional sebanyak 55 orang (55%) memiliki dukungan emosional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
4.3 Analisis Bivariat Chi-Square Tabel 4.11 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat
Variabel
Pendidikan Tinggi rendah Total Pengetahuan Baik Tidak baik Total Sikap Baik Tidak baik Total Dukungan Instrumental Baik Tidak baik Total Dukungan Informasional Baik Tidak baik Total Dukungan Penghargaan Baik Tidak baik Total Dukungan Emosional Baik Tidak baik Total
Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar pada Total Bayi (9-12) bulan Pemberian Pemberian Lengkap Tidak Lengkap n % n % n %
P
RP (95% CI)
36 10 46
58,1 26,3 46,0
26 28 54
41,9 73,7 54,0
62 38 100
100,0 100,0 100,0
0,002
2,206 (1,245-3,912)
29 17 46
78,4 27,0 46,0
8 46 54
21,6 73,0 54,0
37 63 100
100,0 100,0 100,0
0,0001
2,905 (1,871-4,510)
23 23 46
65,7 35,4 46,0
12 42 54
34,3 64,6 54,0
35 65 100
100,0 100,0 100,0
0,004
1,857 (1,237-2,788)
30 16 46
62,5 30,8 46,0
18 36 54
37,5 69,2 54,0
48 52 100
100,0 100,0 100,0
0,001
2,031 (1,279-3,227)
25 21 46
65,8 33,9 46,0
13 41 54
34,2 66,1 54,0
38 62 100
100,0 100,0 100,0
0,002
1,942 (1,281-2,946)
13 33 46
33,3 54,1 46,0
26 28 54
66,7 45,9 54,0
39 61 100
100,0 100,0 100,0
0,042
0.616 (0,374-1,016)
29 17 46
64,4 30,9 46,0
16 38 54
34,6 69,1 54,0
45 55 100
100,0 100,0 100,0
0,001
2,085 (1,328-3,273)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat ditemukan dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat 36 orang (58,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 38 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,002< 0,05, artinya ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,206 (95% CI = 1,2453,912), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi meempunyai hubungan 2,2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 37 orang ibu dengan pengetahuan kategori baik terdapat 29 orang (78,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 63 orang ibu dengan kategori tidak baik terdapat 17 orang (27,0%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,0001<0,05, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,905 (95% CI = 1,871-4,510), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik mempunyai hubungan 2,9 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 35 orang ibu dengan sikap kategori baik terdapat 23 orang (65,7%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 65 orang ibu dengan sikap kategori tidak
Universitas Sumatera Utara
baik terdapat 23 orang (35,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,004<0,05, artinya ada hubungan antara sikap dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,857 (95% CI = 1,237-2,788), artinya ibu yang termasuk dalam kategori sikap baik mempunyai hubungan 1,8 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 48 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori baik terdapat 30 orang (62,5%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 52 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori tidak baik terdapat 16 orang (30,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,001<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan instrumental dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,031 (95% CI =1,279-3,227), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan instrumental baik mempunyai hubungan 2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 38 orang ibu dengan dukungan informasional kategori baik terdapat 25 orang (65,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 62 orang ibu dengan dukungan informasional kategori tidak baik terdapat 21 orang (33,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,002<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan informasional dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,942 (95% CI =1,281-2,946), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan informasional
Universitas Sumatera Utara
baik mempunyai hubungan 1,9 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 39 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori baik terdapat 13 orang (33,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 61 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori tidak baik terdapat 33 orang (54,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,042<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan penghargaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 0,616 (95% CI = 0,374-1,016), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan penghargaan baik mempunyai hubungan 0,6 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Dari 45 orang ibu dengan dukungan emosional kategori baik terdapat 29 orang (64,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 55 orang ibu dengan dukungan emosional kategori tidak baik terdapat 17 orang (30,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,001<0,05, artinya ada hubungan antara dukungan emosional dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,085 (95% CI =1,3283,273), artinya ibu yang termasuk dalam kategori dukungan emosional baik mempunyai hubungan 2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar. Tabel 4.11 diatas menunjukkan hasil uji chi-square yang digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh (pengetahuan,
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Hasil uji menunjukkan semua variabel independen berhubungan secara signifikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dengan nilai p<0.05 dan semua variabel independen dapat masuk uji multivariat karena memiliki nilai p<0.25.
4.4 Analisis Multivariat Regresi Logistik 4.4.1 Uji Kelayakan Model Regresi Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat tahun 2016. Selengkapnya terdapat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.12 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Variabel
Coefficiant
Exp (B)
p
lower
B S.E Pendidikan 1,689 0,675 5,413 0,0120 1,442 Pengetahuan 2,246 0,674 9,446 0,0010 2,523 Sikap 2,045 0,706 7,728 0,0040 1,936 Dukungan Instrumental 1,864 0,668 6,450 0,0050 1,742 Dukungan Informasional 1,371 0,614 3,941 0,0260 1,182 Dukungan Penghargaan -0.893 0,692 0,409 0,1970 0,105 Dukungan Emosional 1,323 0,630 3,754 0,0360 1,091 Constant -5,724 1,181 0,0030 0,0001 Variable Dependen : Tindakan Pemberian Imunisasi pada bayi (9-12) bulan
Upper
20,314 35,363 30,850 23,884 13,317 1,590 12,913
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat hasil uji regresi logistik yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan (pendidikan, pengetahuan, sikap,dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan dan dukungan emosional) terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Variabel pendidikan mempunyai p value 0,0120 (p<0,05), pengetahuan mempunyai p value 0,0010 (p<0,05), sikap mempunyai p value 0,0040 (p<0,05), dukungan instrumental mempunyai p value 0,0050 (p<0,05),
dukungan
informasional mempunyai p value 0,0260 (p<0,05), dan dukungan emosional mempunyai p value 0,0360 (p<0,05) secara signifikan berhubungan terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dengan nilai p<0.05. Hasil uji regresi logistik menunjukkan yang paling dominan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) adalah variabel pengetahuan dengan nilai sig = 0,0010 dan nilai Exp (B) sebesar 9,446yang berarti responden yang memiliki dukungan pengetahuan yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 9,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang tidak baik. Variabel pendidikan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 5,413 yang berarti responden yang memiliki pendidikan tinggi dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 5,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan rendah. Variabel sikap mempunyai nilai
Universitas Sumatera Utara
Exp (B) sebesar 7,728 yang berarti responden yang memiliki sikap yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 7,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap tidak baik.Variabel dukungan instrumental mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,450 yang berarti responden yang memiliki dukungan instrumentall yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 6,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan instrumental tidak baik. Variabel dukungan informasional mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,941 yang berarti responden yang memiliki dukungan informasional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,9 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan informasional tidak baik. Variabel dukungan emosional mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,754 yang berarti responden yang memiliki dukungan emosional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan emosional tidak baik. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda sebagai berikut: F (Z) =
1
1+𝑒𝑒 −(−5,724 +1,689 Dik + 2,246 P + 2,045 S + 1,864 𝐷𝐷𝐷𝐷 + 1,371 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 +1,323 𝐷𝐷𝐷𝐷 )
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : F (Z) = Probabilitas tindakan pemberian imunisasi dasar e = 2.71828 Dik = Pendidikan P
= Pengetahuan
S
= Sikap
DI
= Dukungan Instrumental
DIF = Dukungan Informasional DE
= Dukungan Emosional Model persamaan regresi logistik yang terbentuk diatas dapat digunakan
untuk mengetahui nilai probabilitas responden untuk melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) berdasarkan pendidikan, pengetahuan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional. Dari persamaan diatas didapat nilai konstanta sebesar -5,724yang berarti bahwa jika responden memiliki pendidikan rendah, pengetahuan yang tidak baik, sikap yang tidak baik,dukungan instrumental yang tidak baik, dukungan informasional yang tidak baik, dan dukungan emosional yang tidak baik
maka responden tersebut
cenderung tidak akan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Hal ini dikarenakan nilai konstanta bertanda negatif. Nilai koefisien dari pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan dalam setiap variabel tersebut, maka kemungkinan responden
Universitas Sumatera Utara
akan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Hal ini dikarenakan nilai dari koefisien setiap variabel bertanda positif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016 dalam melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) dapat dilihat sebagai berikut.
5.1
Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Pendidikan
berarti
bimbingan
yang
diberikan
seseorang
terhadap
perkembangan orang lain menuju kea rah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal menunjuang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra dalam Dewi dan Wawan (2011) Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Dalam penelitian ini pendidikan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendidikan rendah (Tidak Sekolah, SD, SMP) dan pendidikan tinggi (SMA, Perguruan Tinggi). Hasil wawancara menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang termasuk
Universitas Sumatera Utara
dalam kategori pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%) dan 38 orang (38%) termasuk dalam pendidikan rendah. Hasil analisis uji chi square, pada variabel pendidikan dapat diketahui bahwa dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat 36 orang (58,1%) yang memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya dan dari 38 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya . Variabel
pendidikan
mempunyai
probabilitas
(p=0,002<0,05)
yang
menunjukkan bahwa variabel pendidikan ibu memiliki hubungan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar lengkap. Variabel pendidikan tersebut memiliki Exp (B) 5,413 (95% CI =1,442-20,314), berarti responden yang memiliki pendidikan tinggi dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 5,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan yang rendah. Hasil penelitian Aini (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak responden dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi (9-12 bulan). Oleh sebab itu, upaya yang dapat dilakukan yakni meningkatkan taraf pendidikan masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat karena perbedaan tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
5.2
Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui, panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan juga merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subyek penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan tidak baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 63 orang (63%) memiliki pengetahun tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 37 orang (37%) memiliki pengetahuan baik. Hasil analisis uji chi square, pada variabel pengetahuan dapat diketahui bahwa dari 63 orang ibu dengan kategori tidak baik terdapat 17 orang (27,0%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 37 orang ibu dengan pengetahuan kategori baik terdapat 29 orang (78,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel pengetahuan mempunyai nilai probabilitas sebesar (p=0.0001<0.05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki Exp (B) sebesar 9,446 (95% CI =2,523-35,363),
yang berarti responden yang
memiliki pengetahuan yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 9,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang tidak baik. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2014) menunjukkan bahwa pengetahuan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan status imunisasi dasar pada bayi. Kemudian Sejalan dengan penelitian Rahmawati (2013) yang juga menyatakan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan status imunisasi dasar, dengan hasil uji statistik p = 0,001. Pengetahuan tidak selalu didapat dari tingginya suatu tingkat pendidikan, karena pengetahuan juga dapat diperoleh dari media massa, pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan akan menentukan seseorang untuk berperilaku baik dalam memelihara kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan promosi kesehatan antara lain penyebarluasan informasi tentang imunisasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
5.3
Hubungan Sikap dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (Koentjaraningrat, 1983 dikutip Maulana, 2014). Dalam penelitian ini sikap dikategorikan menjadi dua yaitu sikap baik dan sikap tidak baik. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 65 orang (65%) memiliki sikap tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 35 orang (35%) memiliki sikap yang baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi. Hasil analisis uji chi square, dari 65 orang ibu dengan sikap kategori tidak baik terdapat 23 orang (35,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 35 orang ibu dengan sikap kategori baik terdapat 23 orang (65,7%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel Sikap mempunyai nilai probabilitas sebesar (p=0,004<0.05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan sikap terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Pada variabel pengetahuan memiliki Exp (B) sebesar 7,728 (95% CI =1,963-30,850), yang berarti responden yang memiliki siakp yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 7,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan penelitian Yanti (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita dengan p value <0.05. Peningkatan cakupan imunisasi melalui perubahan sikap orangtua telah menjadi program yang populer di berbagai negara. Strategi ini ini berasumsi bahwa anak-anak tidak akan di imunisasi secara benar disebabkan orangtua tidak mendapat karena memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi. Program imunisasi dapat berhasil jika ada usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada orang-orang yang memiliki sikap dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi. Jika suatu intervensi prefentif seperti imunisasi ingin dijalankan secara serius dalam menjawab perubahan pola penyakit dan persoalan pada anak. Faktor sikap merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu sendiri. Tidak membawa anak ketempat pelayanan kesehatan untuk diimunisasi dikarenakan sikap ibu yang buruk dan tidak memahami pentingnya imunisasi. Sebaliknya ibu yang membawa anaknya untuk diimunisasi didorong oleh sikap ibu yang baik dan memahami pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit, mengetahui efek samping badan anak panas setelah diimunisasi merupakan hal yang wajar, memiliki keyakinan vaksin yang disuntikan aman bagi anak dan mendukung program imunisasi yang diberikan petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5.4
Hubungan Dukungan Instrumental dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Menurut Caplan dalam Friedman (1998), keluarga merupakan sebuah sumber
pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya keteraturan menjalani terapi, kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan terhindarnya penderita dari kelelahan. Dukungan ini juga mencakup bantuan langsung, seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong pekerjaan pada saat penderita mengalami stres. Bentuk dukungan instrumental berupa penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol. Dalam penelitian ini, dukungan instrumental dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan instrumental baik dan dukungan instrumental tidak baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 52 orang (52%) memiliki dukungan instrumental tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 48 orang (48%) memiliki dukungan instrumental baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil analisis uji chi square, pada variabel dukungan instrumental dapat diketahui bahwa dari 52 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori tidak baik
Universitas Sumatera Utara
terdapat 16 orang (30,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 48 orang ibu dengan dukungan instrumental kategori baik terdapat 30 orang (62,5%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel dukungan instrumental mempunyai nilai probabilitas (p=0.001<0.05) menunjukkan bahwa pada variabel dukungan instrumental terdapat hubungan yang signifikan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Variabel dukungan instrumental dengan Exp (B) sebesar 6,450 (95% CI =1,74223,884), yang berarti responden yang memiliki dukungan instrumental yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 6,4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan instrumental yang tidak baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Irfani (2010) yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara dukungan instrumental ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap.
5.5
Hubungan Dukungan Informasional dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Dukungan informasional adalah suami dapat memberikan berbagai informasi
kepada ibu tentang pentingnya imunisasi dasar bagi kesehatan anaknya sehingga ibu dapat patuh melaksanakan imunisasi dasar pada anaknya. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam
Universitas Sumatera Utara
dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Misalnya untuk keluarga yang mempunyai bayi diberi informasi jadwal imunisasi yang ada di lingkungannya. Dalam penelitian ini, dukungan instrumental dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan informasional baik dan dukungan informasional tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada dukungan informasional sebanyak 62 orang (62%) memiliki dukungan informasional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 38 orang (38%) memiliki dukungan informasional baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil analisis uji chi square, pada variabel dukungan informasional dapat diketahui bahwa dari 62 orang ibu dengan dukungan informasional kategori tidak baik terdapat 21 orang (33,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 38 orang ibu dengan dukungan informasional kategori baik terdapat 25 orang (65,8%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel dukungan informasional yang mempunyai nilai probabilitas
(p=0.002<0.05)
menunjukkan
bahwa
pada
variabel
dukungan
informasional terdapat hubungan yang signifikan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Variabel dukungan informasional memiliki Exp (B) sebesar 3,941 (95% CI =1,182-13,317), yang berarti responden yang memiliki dukungan informasional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,9 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan informasional yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian Situmeang (2013) menunjukkan besarnya kemungkinan atau niilai Exp (B) sebesar 19,183, artinya bahwa kemungkinan (peluang) memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar pada ibu yang mempunyai dukungan keluarga secara informasional baik lebih besar 19 sampai 20 kali dibandingkan dengan ibu-ibu balita yang keluarganya tidak mendukung secara informasional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak informasi yang diperoleh tentang imunisasi, manfaatnya, jenis imunisasi serta dampak dari pemberian imunisasi akan semakin besar kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar. Hasil penelitian ini relevan dengan pendapat Sri Enda Sitepu (2012), yang menyatakan bahwa adanya dukungan keluarga (suami, orang tua, mertua maupun saudara lainnya) kepada ibu dalam bentuk mendapatkan informasi dari keluarga tentang imunisasi dasar pada anak. Ibu akan merasa bahwa imunisasi sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi nya. Kondisi ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian imunisasi yang diharapkan.
5.6
Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Suami bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah. Terjadi lewat ungkapan rasa hormat (penghargaan) serta sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga, diantaranya adalah memberikan penghargaan dan perhatian saat pasien menjalani rehabilitasi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini dukungan penghargaan dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan penghargaan baik dan dukungan penghargaan tidak baik. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 61 orang (61%) memiliki dukungan penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 39 orang (39%) memiliki dukungan penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil uji Chi-square dapat diketahui dari 61 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori tidak baik terdapat 33 orang (54,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 39 orang ibu dengan dukungan penghargaan kategori baik terdapat 13 orang (33,3%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel dukungan penghargaan mempunyai probabilitas (p=0,042<0,05,), artinya ada hubungan antara dukungan penghargaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Dukungan penghargaan mempunyai nilai Exp (B) 0,409 (95% CI =0,105 - 1,590). Pada dukungan penghargaan nilai Exp(B) kurang dari satu dikarenakan nilai probabilitas dari hasil uji regresi logistik dengan menggunakan metode Bacward LR (0,197 > 0,05). Kemudian pada kuesioner dukungan penghargaan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas. Misalnya pada pertanyaan nomor satu tentang suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu. Kebanyakan ibu menjawab tidak ada dukungan penghargaan pada pertanyaan nomor satu dikarenakan mereka berfikir bahwa dukungan penghargaan tersebut harus berupa benda seperti hadiah, uang dan lainnya. Sebenarnya dukungan penghargaan
Universitas Sumatera Utara
yang dimaksud yaitu suami memberi respon yang menyenangkan ketika ibu membawa anak diimunisasi dan ibu sering memberitahu suami ketika anak dibawa untuk diimunisasi. Dukungan penghargaan ini bertujuan bahwa dengan adanya penghargaan yang efektif yang diberikan dari suami dan anggota keluarga maka anak akan diimunisasi dasar lengkap. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ritonga (2014) yang menunjukkan hasil uji Chi-square yang signifikans (p.<0,005) p=0,000. Hal ini berarti ada hubungan dukungan penilaian terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak. Penlitian ini juga diperkuat oleh Maimunah (2013) Pengaruh dukungan penghargaan terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada analisis bivariat diperoleh hasil uji Chi Square yakni p value = 0,001. Nilai p value itu secara statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan informasional terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar.
5.7
Hubungan Dukungan Emosional dengan Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Tahun 2016 Menurut Safarino (1994) dukungan emosional adalah bentuk bantuan yang
dapat menumbuhkan perasaan nyaman, percaya diri, dan semangat. Sumber dukungan emosional yang sangat berperan penting dari orang yang memiliki kedekatan emosional, misalnya pasangan, sahabat, rekan kerja. Dukungan emosional berupa ekspresi empati dan perhatian. Dukungan emosional membuat sesorang merasa dimiliki dan dicintai pada saat stress. Dukungan sosial emosional dapat
Universitas Sumatera Utara
menurunkan tekanan psikologis yang dirasakan seperti kecemasan, gangguan umum dan depresi. Semakin banyak tekanan psikologis yang dirasakan semakin dibutuhkannya dukungan sosial emosional. Dalam penelitian ini dukungan emosional dibagi menjadi dua kategori yaitu dukungan emosional baik dan dukungan emosional tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada dukungan emosional sebanyak 55 orang (55%) memiliki dukungan emosional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dan 45 orang (45%) memiliki dukungan emosional baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil analisis uji chi square, dari 55 orang ibu dengan dukungan emosional kategori tidak baik terdapat 17 orang (30,9%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 45 orang ibu dengan dukungan emosional kategori baik terdapat 29 orang (64,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Variabel dukungan emosional memiliki nilai probabilitas yaitu (p=0.001<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa pada variabel dukungan emosional terdapat hubungan yang signifikan terhadap tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2016. Pada variabel dukungan emosional memiliki Exp (B) sebesar 3,754 (95% CI =1,091-12,913) yang berarti responden yang memiliki dukungan emosional yang baik dapat berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) sebesar 3,7 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan emosional yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Situmeang (2013) menyatakan analisis multivariat menunjukkan besarnya kemungkinan atau niilai Exp (B) sebesar 17,861, artinya bahwa kemungkinan (peluang) memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar pada ibu yang mempunyai dukungan keluarga secara emosional baik lebih besar 17 sampai 18 kali dibandingkan dengan ibu-ibu balita yang keluarganya tidak mendukung secara emosional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak rasa empati dan perhatian yang diberikan keluarga kepada ibu dan bayi dalam suatu keluarga maka akan semakin besar kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar. Penelitian ini diperkuat oleh penelitian Ritonga (2014) tentang Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak Di Desa Tigabolon Kecamatan
Sidamanik Kabupaten Simalungun
Tahun 2014 yang menunjukkan hasil uji Chi-square yang signifikans (p=0,009<0,05). Hal ini berarti ada hubungan dukungan emosional terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1.
Hasil uji metode regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat 6 variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional) yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu 2016.
2.
Hasil uji metode regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu 2016.
6.2 Saran 1.
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Sumatera Utara lebih meningkatkan pengetahuan melalui berbagai kegiatan seperti penyuluhan kesehatan tentang pengenalan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) oleh petugas kesehatan bersama-sama dengan tokoh masyarakat agar terjadi peningkatan dalam tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu 2016.
Universitas Sumatera Utara
2.
Petugas puskesmas perlu menggunakan sms reminder untuk mengingatkan jadwal imunisasi kepada responden. Kemudian rasio petugas kesehatan dengan masyarakat harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.
Kepada ibu hendaknya memperhatikan kelengkapan imunisasi dasar bayinya dengan mengikuti dan melaksakan jadwal imunisasi yang sudah diterapkan oleh petugas kesehatan untuk meningkatkan kesehatan anak.
4.
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar memperjelas pertanyaanpertanyaan yang ada di kuesioner supaya tidak terjadi pemikiran yang berbeda antara peneliti dan responden.
5. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar menambah jumlah variabel yang diteliti seperti faktor budaya dan agama.
Universitas Sumatera Utara