17
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan mengenai variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian (populasi, sampel, dan metodologi pengambilan sampel), desain dari penelitian, alat ukur dan prosedur yang dilakukan saat penelitian.
3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
1. Kesehatan Jiwa (Dependent Variable)
Secara konseptual kesehatan jiwa merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Sumiati, 2009).
Kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasan sehat, sejahtera dan bahagia ( well being ), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi tantangan hidup seharihari (Prianto, 2007).
18
Secara operasional kesehatan jiwa diukur dengan melihat skor total dari skala Mental Health Inventory 83 (MHI-38) dan Psychology well being scale.
(Department of Health and Ageing, 2003).
2. Pemanfaatan Ruang Terbuka Pubik (Independent Variable)
Secara konseptual
ruang terbuka publik adalah ruang tidak
terbangun dalam kota yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan kesejahteraan warganya (Carr, 1992).
Pemanfaatan Ruang Terbuka
Publik
adalah kebebasan
atau
kemampuan seseorang untuk mengakses ruang terbuka publik dan mencapai kebutuhan dasar mereka untuk mempertahankan kualitas hidup mereka (Lau dan Chiu, 2003). Bartolini menyatakan bahwa ruang publik dapat diakses, dengan demikian salah satu dimana banyak orang yang berbeda dapat melakukan banyak hal berbeda juga: ia adalah sebuah titik yang dapat diakses, namun juga tempat yang mudah terjangkau (Bartolini, 1999: Bartolini dan Djist, 2003).
Secara operasional pemanfaatan ruang terbuka publik diukur dengan melihat skor total dari skala G-PubS/V-ALPs (Green Psychology in Public Spaces/Psychologie Verte Appliquée aux Lieux Publics) (Halim, 2011).
3. Kohesi Sosial (Mediating Variable)
Kohesi sosial digunakan untuk menggambarkan proses yang lebih dari kondisi atau keadaan akhir, itu dipandang sebagai rasa yang melibatkan komitmen, dan keinginan atau kemampuan untuk hidup bersama dalam harmoni. (Jane, 1998).
19
Secara operasional kohesi sosial diukur dengan melihat skor total dari skala Perceived Cohesion in Groups dari Bolleh dan Hoyle (1990, dalam Rajulton, 2001).
3.1.2 Hipotesis H1 : Terdapat hubungan antara kohesi sosial dengan kesehatan jiwa.
H2 : Terdapat hubungan antara pemanfaatan ruang terbuka publik
dengan kohesi sosial.
H3 : Terdapat hubungan tak langsung antara pemanfaatan ruang terbuka publik dengan kesehatan jiwa, yakni melalui kohesi sosial.
H0 : - Tidak terdapat hubungan antara kohesi sosial dengan kesehatan jiwa.
- Tidak terdapat hubungan antara pemanfaatan ruang terbuka publik dengan kohesi sosial.
- Tidak
Terdapat hubungan tak langsung antara pemanfaatan
ruang terbuka publik dengan kesehatan jiwa.
3.2 Subjek Penelitian & Tehnik Sampling 3.2.1 Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Jakarta. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 375 mahasiswa yang menempuh jenjang pendidikan Universitas di Jakarta. Dalam penelitian ini subjek berasal
20
dari berbagai Universitas di Jakarta. Berikut adalah daftar Universitas yang menjadi subjek pada penelitian ini: Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas Borobudur, Universitas Budi Luhur, Universitas Bunda Mulia, Universitas Bung Karno, Universitas Gunadarma, Universitas Esa Unggul, Universitas Jayabaya, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Mercu Buana, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Nasional, Universitas Pancasila, Universitas Paramadina, Universitas Pelita Harapan, UPN Veteran Jakarta, Universitas Persada Indonesia, Universitas Prof Dr Moestopo, Universitas Tarumanagara, Universitas Trisakti.
3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan rentang usia 18 – 24 tahun dan berstatus mahasiswa Jakarta. Tidak ada kriteria khusus bahwa kuesioner hanya untuk mahasiswa yang sering menggunakan ruang terbuka publik, karena dalam kuesioner peneliti juga menggali seberapa baik mahasiswa dapat memanfaatkan ruang terbuka publik walaupun mahasiswa tidak sering menggunakan ruang terbuka publik tersebut. Jumlah subjek yang diharapkan pada penelitian ini berjumlah Partisipan penelitian ini adalah 375 mahasiswa Jakarta (182 laki-laki, 193 perempuan) untuk penelitian lapangan (field test). Rata-rata usia partisipan 20.86 tahun, dengan simpangan baku 1.424 tahun. Alasan memilih sampel penelitian mahasiswa adalah dalam laporan yang dilansir BBC secara eksklusif dalam Meinita (2011) RCP menyatakan, ekspansi dari kaum muda yang ingin kuliah memiliki dampak yang signifikan. Dibanding 20 tahun lalu, universitas masa kini mendidik mahasiswa dari
21
berbagai latar belakang. Perubahan kondisi masyarakat juga berdampak di kampus, di mana terjadi peningkatan dari keluarga yang kondisinya tidak harmonis. Sementara pada saat yang sama, biaya kuliah juga meningkat. Salah satu penulis laporan, John Callender menyatakan, banyak mahasiswa yang harus bekerja selama berjam-jam sambil menjalani kuliah. Banyak yang tidak didukung oleh keluarganya. “Alasan utama atas peningkatan ini adalah perceraian dan mahasiswa berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang lemah,” jelasnya. Laporan menyebutkan, selama menjalani kuliah di universitas, sebanyak empat persen mahasiswa akan beralih ke layanan konseling. Karena itu, penelitian terbaru ini menyarankan agar konseling di kampus meningkatkan layananannya. Hal ini dialami salah satu mahasiswa, Liam Bore. Menurutnya, berbicara dengan seseorang membuat perbedaan antara tetap di universitas atau dikeluarkan. Dengan dukungan dari layanan di University of Hertfordshire, Liam berhasil melakukan negosiasi agar masa studinya ditambah sehingga menyelesaikan tugas akhir (Meinita, 2011). Berbagai macam permasalahan atau kesulitan yang dapat dialami oleh mahasiswa dalam Poli Psikologi (2011), antara lain : •
Keluhan yang berhubungan dengan akademis, masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar, merasa salah memilih jurusan, kurang motifasi dan sulit berkonsentrasi.
•
Kesulitan dalam bersosialisasi, masalah pergaulan, penyesuaian diri, merasa tersisih, canggung dan kurang bisa berkomunikasi.
•
Permasalahan keluarga, hubungan yang kurang baik dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya.
22
•
Masalah pribadi, pengembangan diri, rendah diri, pemalu, kurang percaya diri, mudah putus asa, mudah marah, mudah tersinggung, mudah tegang dan kecemasan yang tinggi.
•
Masalah ekonomi dan masalah pemanfaatan waktu.
•
Masalah kesulitan dalam menghadapi tes psikologi & wawancara kerja.
•
Keraguan akan masa depan dan pekerjaan.
•
Masalah pacar dan seks, hubungan terlarang, ragu-ragu memilih pacar, ingin punya pacar, ingin melupakan mantan pacar, dan penyaluran dorongan seksual yang salah
•
Dan lain-lain
Berikut daftar kampus yang peneliti gunakan untuk pengambilan sampel yaitu Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas Borobudur, Universitas Budi Luhur, Universitas Bunda Mulia, Universitas Bung Karno, Universitas Gunadarma, Universitas Esa Unggul, Universitas Jayabaya, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Mercu Buana, Universitas
Muhammadiyah
Jakarta,
Universitas
Nasional,
Universitas
Pancasila, Universitas Paramadina, Universitas Pelita Harapan, UPN Veteran Jakarta, Universitas Persada Indonesia, Universitas Prof Dr Moestopo, Universitas Tarumanagara, Universitas Trisakti.
3.2.2 Teknik Sampling Penelitian
ini
menggunakan
teknik
pengambilan
sampel
nonprobability sampling, yaitu subjek yang dipilih adalah subjek yang berkaitan dengan topik penelitian. Penelitian ini mengambil subjek dengan kriteria dan menggunakan teknik incidental sampling (Neuman, 2003).
23
Dalam Incidental sampling faktor kesengajaan tidak menjadi pokok, faktor kebetulan justru yang paling menonjol (mencari-cari sampai secara “kebetulan” mendapatkan sampel yang dikehendaki) (Amirin, 2011).
Untuk meningkatan representativitas sampel, peneliti mengambil sampel dari berbagai kotamadya di Jakarta.
3.3 Desain Penelitian Penelitian
ini
mencoba
menjelaskan
hubungan
antara
dimensi
pemanfaatan ruang terbuka publik dan kohesi sosial dengan kesehatan jiwa. Desain penelitian ini adalah desain korelasional, non-eksperimental. Data variabel penelitian diperoleh tidak melalui manipulasi eksperimental, melainkan melalui instrumen berupa skala yang menggali data pengalaman yang sudah terjadi, dan peneliti tidak melakukan randomisasi maupun kontrol variabel. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi, yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam situasi alamiah, dan melihat kemampuan prediksi satu atau lebih variabel (variabel prediktor) terhadap variabel lainnya (variabel kriteria/dependen). Data penelitian diolah dengan analisis regresi linear sederhana sebanyak tiga kali, yakni: 1. Kesehatan Jiwa sebagai variabel tergantung, dan Kohesi Sosial sebagai prediktor. 2. Kohesi Sosial sebagai variabel tergantung, dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik sebagai prediktor.
24
3. Kesehatan Jiwa sebagai variabel tergantung, dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik sebagai prediktor.
Apabila hasil regresi adalah signifikan untuk nomor (1) dan (2), serta tidak signifikan untuk nomor (3), maka berarti Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik tidak dapat langsung meramalkan Kesehatan Jiwa mahasiswa Jakarta, melainkan harus melalui perantaraan Kohesi Sosial.
3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala psikologi. Alat ukur untuk kesehatan jiwa diadaptasi dari The Mental Health Inventory/MHI (Department of Health and Ageing, 2003), dan terdiri atas dua dimensi, yakni Psychological Distress (24 butir) dan Psychological Wellbeing (10 butir). Berdasarkan manualnya, dimensi psychological distress terdiri atas subskala, sebagai berikut: anxiety, loss of behavioral/emotional control, dan depression. Alat ukur untuk pemanfaatan ruang terbuka publik diadaptasi dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan butir-butir skala G-PubS/V-ALPs (Green Psychology in Public Spaces/Psychologie Verte Appliquée aux Lieux Publics) dari Halim (2011). Terdapat 28 butir skala yang peneliti ajukan kepada partisipan.
25
Alat ukur untuk kohesi sosial diadaptasi dari skala Perceived Cohesion in Groups dari Bolleh dan Hoyle (1990, dalam Rajulton, 2001), dan terdiri atas dua dimensi, yakni sense of belonging dan feelings of morale. 3.4.1.1 Instrumen Penelitian
Instrumen Kesehatan Jiwa. Instrumen ini diadaptasi dari The Mental Health Inventory/MHI (Department of Health and Ageing, 2003), dan terdiri atas dua dimensi, yakni Psychological Distress (24 butir) dan Psychological Well-being (11 butir). Berdasarkan manualnya, dimensi psychological distress terdiri atas subskala, sebagai berikut: anxiety, loss of behavioral/emotional control, dan depression. Contoh butir subskala anxiety adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Item Subskala Anxiety
Contoh Pernyataan Seberapa banyak waktu dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda merasa menjadi orang yang sangat gugup?
Seberapa sering dalam SATU BULAN TERAKHIR, tangan Anda bergetar ketika Anda sedang mencoba melakukan sesuatu?
Seberapa sering Anda terganggu oleh kegelisahan, atau kebingungan, selama satu bulan terakhir ini?
Pilihan Respon Tidak Pernah Sedikit Waktu Kadang – Kadang Cukup Banyak Waktu Sebagian Besar Waktu Setiap Waktu / Selalu Tidak Pernah Hampir Tidak Pernah Kadang – Kadang Cukup Sering Sangat Sering Selalu Sungguh Sangat Terganggu, Sampaisampai Saya Tidak Dapat Melakukan Apapun • Sangat Terganggu • Agak Terganggu • Kadang-kadang
• • • • • • • • • • • • •
Skor •6 •5 •4 •3 •2 •1 •6 •5 •4 •3 •2 •1 •1
•2 •3 •4
26
Terganggu, dan Cukup Menjadi Perhatian Saya • Terganggu Tetapi hanya Sedikit Saja • Tidak Terganggu Sama Sekali Oleh Hal Tersebut
•5 •6
Sumber: Diolah oleh Penulis
Contoh butir subskala loss of behavioral/emotional control adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Item Subskala loss of behavioral/emotional control
Contoh Pernyataan 1. Seberapa sering dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda merasa bahwa tidak ada hal yang Anda tuju atau nantikan? 2. Seberapa sering dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda merasa bahwa orang lain akan merasa lebih baik apabila Anda mati? 3. Seberapa sering dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda merasa sangat tak bahagia dan merasa bahwa tidak ada yang dapat menghibur Anda? Seberapa banyak waktu dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda merasa bahwa emosi Anda stabil?
Pilihan Respon
Skor
• Tidak Pernah
•6
• Hampir Tidak Pernah
•5
• Kadang – Kadang
•4
• Cukup Sering
•3
• Sangat Sering
•2
• Selalu
•1
• • • • • •
• • • • • •
Tidak Pernah Sedikit Waktu Kadang – Kadang Cukup Banyak Waktu Sebagian Besar Waktu Setiap Waktu / Selalu
1 2 3 4 5 6
Sumber: Diolah oleh Penulis
Contoh butir subskala depression adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Item Subskala Depression
Contoh Pernyataan Seberapa banyak waktu dalam SATU
Pilihan Respon • Tidak Pernah • Sedikit Waktu • Kadang – Kadang
Skor •6 •5 •4
27
BULAN TERAKHIR Anda merasa semangat Anda rendah atau sangat rendah?
• Cukup Banyak Waktu • Sebagian Besar Waktu • Setiap Waktu / Selalu
•3 •2 •1
Sumber: Diolah oleh Penulis
Dimensi psychological being terdiri atas subskala, sebagai berikut: life satisfaction, general positive affect, dan emotional ties.
Contoh butir subskala life satisfaction adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Item Subskala Life Satisfaction
Contoh Pernyataan • • Seberapa bahagia, puas, atau senangnya Anda dengan kehidupan pribadi Anda selama satu bulan terakhir ini?
• • • •
Pilihan Respon Sangat Bahagia, Tidak Pernah Sepuas atau Sesenang ini Sangat Bahagia Hampir Setiap Waktu Pada Umumnya Puas, Senang Kadang – kadang Cukup Puas, Kadang- kadang Cukup Tidak Bahagia Pada Umumnya Tidak Puas, Tidak Bahagia Sangat Tidak Puas, Merasa Tidak Bahagia Hampir Setiap Waktu
Skor •6 •5 •4 •3 •2 •1
Sumber: Diolah oleh Penulis
Contoh butir subskala general positive affect adalah sebagai berikut: Tabel 3.5. Item Subskala General Positive Affect
Contoh Pernyataan 1. Seberapa banyak waktu dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda merasa bahwa masa depan terlihat penuh harapan dan menjanjikan? 2. Seberapa banyak waktu dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda
Pilihan Respon
Skor
• Tidak Pernah
•1
• Sedikit Waktu
•2
• Kadang – Kadang
•3
• Cukup Banyak Waktu
•4
28
mengalami keseharian hidup Anda penuh dengan hal-hal yang menarik bagi Anda? 3. Seberapa banyak waktu dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda mengalami kehidupan Anda merupakan petualangan yang mengasyikkan?
• Sebagian Besar Waktu
•5
• Setiap Waktu / Selalu
•6
• • • • • • • • • •
• • • • • • • • • •
Tidak Pernah Sedikit Waktu Seberapa sering dalam SATU BULAN Kadang – Kadang TERAKHIR Anda mengalami bahwa Cukup Banyak Waktu setiap kali bangun pagi, Anda berharap Sebagian Besar Waktu memiliki hari yang menarik? Setiap Waktu atau Selalu Selalu, Setiap Hari Hampir Setiap Hari Kebanyakan Hari Kadang-kadang, tetapi Seberapa sering, dalam sebulan biasanya tidak terakhir, Anda bangun tidur dengan • Hampir Tidak Pernah merasakan kesegaran dan kebugaran? • Tidak Pernah Terbangun dengan Nyaman Sumber: Diolah oleh Penulis
1 2 3 4 5 6 6 5 4 3
•2 •1
Contoh butir subskala emotional ties adalah sebagai berikut: Tabel 3.6. Item Subskala Emotional Ties
Contoh Pernyataan Seberapa banyak waktu dalam SATU BULAN TERAKHIR Anda merasa dicintai dan diinginkan (dibutuhkan)?
• • • • • •
Pilihan Respon Tidak Pernah Sedikit Waktu Kadang – Kadang Cukup Banyak Waktu Sebagian Besar Waktu Setiap Waktu / Selalu
Skor •1 •2 •3 •4 •5 •6
Sumber: Diolah oleh Penulis
Total skor dari seluruh dimensi dan subskala instrumen di atas akan menghasilkan Indeks Kesehatan Jiwa (IKJ). Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa terdapat 34 butir instrumen yang valid dan reliabel, dengan indeks Cronbach’s Alpha 0.902 dan korelasi butir-total 0.301 sampai dengan 0.617.
29
Ditinjau dari dimensi-dimensinya, alat ukur Kesehatan Jiwa ini sesuai dengan
dimensi-dimensi
Subjective
Well
Being
(SWB).
Diener
(1984)
menyatakan bahwa SWB memiliki tiga komponen, yakni life satisfaction, positive affect, and negative affect. MHI memiliki dimensi dan subskala yang bersesuaian. Selanjutnya, Diener, Suh, Lucas, and Smith (1999) menambahkan satu dimensi lagi dalam SWB, yakni satisfaction in specific life domains atau domain satisfaction, yakni kepuasan terhadap ranah spesifik dalam kehidupannya. Sementara itu, Keyes (2005, 2006) menunjukkan bahwa ukuran-ukuran SWB dikembangkan untuk menilai (asses) kesehatan jiwa (“Measures of subjective well-being were developed to assess the mental health and well-being in terms of the presence of positive feelings toward one’s life and the level of functioning well in life”). Berdasarkan pernyataan dari Keyes dan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi dan Prof. Dr. M. Enoch Markum dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, peneliti selanjutnya menambahkan satu dimensi lagi ke dalam indeks kesehatan jiwa, yakni Kepuasan terhadap Ranah Kehidupan Sebagai Warga Kota Jakarta. Instrumen dimensi ini terdiri atas 16 butir. Contoh butirnya adalah: Tabel 3.7. Dimensi Ranah Kepuasan Contoh Pernyataan Pilihan Respon 1.
2.
3.
Seberapa puaskah Anda dengan keragaman penduduk Jakarta (suku, agama, tingkat ekonomi, dll)? Seberapa puaskah Anda dengan kepadatan penduduk kota Jakarta? Seberapa puaskah Anda dengan kondisi transportasi dan lalu lintas Jakarta?
Skor
• Sangat Tidak Puas
•1
• Tidak Puas
•2
• Agak Tidak Puas
•3
• Agak Puas
•4
30
4.
5.
Seberapa puaskah Anda dengan anonimitas (tidak saling kenal/sapa, cuek) antar penduduk Jakarta? Seberapa puaskah Anda dengan arsitektur dan atat kota Jakarta?
• Puas
•5
• Sangat Puas
•6
Sumber: Diolah oleh Penulis
Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa seluruh butir instrumen valid dan reliabel, dengan indeks Cronbach’s Alpha 0.848 dan korelasi butir-total 0.290 sampai dengan 0.632. Oleh karena itu, skor instrumen dimensi ini ditambahkan dengan total skor instrumen MHI untuk menghasilkan Indeks Kesehatan Jiwa.
Instrumen Tingkat Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik. Instrumen ini diadaptasi dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan butir-butir skala GPubS/V-ALPs (Green Psychology in Public Spaces/Psychologie Verte Appliquée aux Lieux Publics) dari Halim (2011). Terdapat 28 butir skala yang peneliti ajukan kepada partisipan uji coba instrumen. Pendahuluan instrumen ini berbunyi: "Pengertian Ruang Terbuka Publik adalah ruang di mana siapapun sebagai warga negara dapat bebas memasukinya dan berkegiatan di dalamnya, tanpa memandang status sosial ekonomi, suku, agama, dll." Pernyataan utamanya adalah : Tabel 3.8. Skala G-PubS/V-ALPs Contoh Pernyataan 1.
2.
Saya memanfaatkan ruang terbuka publik untuk saling mengenal dan saling berbagi dengan warga kota Jakarta yang lain. Saya memanfaatkan ruang
Pilihan Respon
Skor
• Sangat Tidak Sesuai
•1
• Tidak Sesuai
•2
• Agak Tidak Sesuai
•3
• Agak Sesuai
•4
31
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
terbuka publik untuk melihat kebudayaan yang beragam (pameran, pertunjukan seni, musik, tari, dll) Saya memanfaatkan ruang terbuka publik untuk mengenal diri saya sendiri dengan lebih baik. Saya memanfaatkan ruang terbuka publik untuk memperoleh perasaan setara (ekual) dengan warga kota Jakarta yang lain. Saya memanfaatkan ruang terbuka publik sebagai tempat kegiatan olahraga (senam, bersepeda, main skateboard, dll). Saya memanfaatkan ruang terbuka publik sebagai tempat berekreasi untuk memperbarui pikiran saya. Saya memanfaatkan ruang terbuka publik sebagai tempat kontemplasi (merenung) dan menikmati kedamaian. Saya memanfaatkan ruang terbuka publik untuk memperoleh perhatian dan pengakuan dari orang lain. Saya memanfaatkan ruang terbuka publik untuk memperoleh perhatian dan pengakuan dari orang lain
• Sesuai
•5
• Sangat Sesuai
•6
Sumber: Diolah oleh Penulis
Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa terdapat 20 butir yang valid dan reliabel, dengan indeks Cronbach’s Alpha 0.876 dan korelasi butir-total 0.302 sampai dengan 0.608. Peneliti juga menambahkan satu pertanyaan, yakni : Tabel 3.9. Pertanyaan Tambahan
Contoh Pernyataan
Pilihan Respon
Skor
32
Dalam 3 (tiga) bulan terakhir, saya berkunjung ke ruang terbuka publik ….
• Tidak Pernah • Kurang Dari 1 kali Tiap Bulan • Minimal 1 Kali Tiap Bulan • Minimal 1 Kali Tiap Bulan, Tetapi Kurang Dari 1 Kali Tiap Minggu • Minimal 1 Kali Tiap Minggu • Minimal 1 Kali Tiap Hari
•1 •2 •3 •4 •5 •6
Sumber: Diolah oleh Penulis
Instrumen Kohesi Sosial. Instrumen ini diadaptasi dari skala Perceived Cohesion in Groups dari Bolleh dan Hoyle (1990, dalam Rajulton, 2001), dan terdiri atas dua dimensi, yakni sense of belonging dan feelings of morale. Jumlah butir skala ini adalah 6 butir. Dimensi sense of belonging mengukur elemen kognitif dan afektif yang berkembang dalam diri partisipan melalui pengalaman bersama dengan kelompok (dalam hal ini adalah warga Jakarta yang lain). Contoh butir dimensi ini adalah: Tabel 3.10. Dimensi Sense of Belonging
Contoh Pernyataan 1. 2.
3.
Saya merasa menjadi bagian dari masyarakat Jakarta Saya memandang diri saya sebagai bagian dari masyarakat Jakarta Saya merasa bahwa saya bukan anggota dari masyarakat Jakarta (Unfavorable item)
Pilihan Respon • • • • •
Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Agak Tidak Sesuai Agak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai
Sumber: Diolah oleh Penulis
Skor • • • • • •
1 2 3 4 5 6
33
Dimensi feelings of morale mengukur respons afektif yang berasosiasi dengan kebersamaan (belonging) dengan warga Jakarta yang lain. Contoh butir dimensi ini adalah: Tabel 3.11. Dimensi Feelings of Morale
Contoh Pernyataan
Pilihan Respon
1. Saya bahagia menjadi bagian dari masyarakat Jakarta. 2. Masyarakat Jakarta merupakan salah satu masyarakat terbaik di seluruh dunia yang pernah saya ketahui. 3. Saya tidak puas menjadi bagian dari Jakarta masyarakat Jakarta" (unfavorable item).
• • • • • •
Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Agak Tidak Sesuai Agak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai
Skor • • • • • •
1 2 3 4 5 6
Sumber: Diolah oleh Penulis
Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa seluruh butir valid dan reliabel, dengan indeks Cronbach’s Alpha 0.871 dengan korelasi butir-total 0.438 sampai dengan 0.803. 3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Partisipan uji coba alat ukur adalah 140 mahasiswa (69 laki-laki, 71 perempuan). Rata-rata usia partisipan uji coba instrumen 21.37 tahun, dengan simpangan baku 0.99 tahun. Data uji coba diambil dari berbagai universitas dan program studi di Jakarta, yakni Universitas Muhammadiyah Jakarta (Fak. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fak. Ekonomi), Universitas Indonesia (Teknik Arsitektur, Kedokteran), Universitas Trisakti (Arsitektur, Kedokteran),
Universitas
Persada YAI (Arsitektur).
Kristen Indonesia
(Kedokteran),
Universitas
34
Pengukuran validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan baik pada uji coba maupun pada pengambilan data lapangan. Reliabilitas yang digunakan adalah Internal konsistensi dengan metode cronbach’s alpha.
Sementara untuk menguji validitas, dilakukan uji validitas konten atau isi. Validitas konten didasarkan pada sejauh mana suatu pengukuran mencerminkan maksud spesifik domain isi. Validitas isi ini mengukur apakah ada kecocokan antara isi alat ukur itu sendiri dengan isi sasaran yang ingin diukur. Untuk mengujinya, peneliti melakukan expert judgment dosen pembimbing Bapak Juneman pada 11 April 2012
kepada
untuk melihat
kesesuaian antara item dengan indikator. Selain itu akurasi dalam alat ukur juga dapat diketahui melalui nilai koefisien korelasi item – total yang dalam fungsinya sebagai pengungkap perbedaan antara orang yang mempunyai sifat yang kita ukur atau tidak. Menurut Sugiyono (2004, dalam Sujianto, 2009) bila korelasi tiap item positif dan besarnya 0,30 keatas, maka item tersebut merupakan konstruk yang kuat. Dengan demikian item yang mencapai nilai korelasi item-total mencapai 0,30 dianggap memuaskan dan dipertahankan, sementara item yang mendapat nilai dibawah itu sebaiknya dibuang atau direvisi.
3.4.2.1 Nilai korelasi item-total & Reliabilitas Alat Ukur Kesehatan Jiwa Pada alat ukur The Mental Health Inventory/MHI (Department of Health and Ageing, 2003), dan terdiri atas dua dimensi, yakni Psychological Distress (24 butir) dan Psychological Well-being (11 butir). Partisipan uji coba alat ukur adalah 140 mahasiswa (69 laki-laki, 71
35
perempuan). Total skor dari seluruh dimensi dan subskala instrumen di atas akan menghasilkan Indeks Kesehatan Jiwa (IKJ). Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa terdapat 34 butir instrumen yang valid dan reliabel, dengan indeks Cronbach’s Alpha 0.902 dan korelasi butir-total 0.301 sampai dengan 0.617. (Hasil SPSS Lihat di Lampiran 1) 3.4.2.2 Nilai korelasi item-total & Reliabilitas Alat Ukur Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik
Pada alat ukur skala G-PubS/V-ALPs (Green Psychology in Public Spaces/Psychologie Verte Appliquée aux Lieux Publics) dari Halim (2011). Terdapat 28 butir skala yang peneliti ajukan kepada partisipan uji coba instrumen. Partisipan uji coba alat ukur adalah 140 mahasiswa (69 laki-laki, 71 perempuan), Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa terdapat 20 butir yang valid dan reliabel, dengan indeks Cronbach’s Alpha 0.876 dan korelasi butir-total 0.302 sampai dengan 0.608. (Hasil SPSS Lihat di Lampiran 1) 3.4.2.2 Nilai korelasi item-total & Reliabilitas Alat Ukur Kohesi Sosial
Pada alat ukur skala Perceived Cohesion in Groups dari Bolleh dan Hoyle (1990, dalam Rajulton, 2001), dan terdiri atas dua dimensi, yakni sense of belonging dan feelings of morale. Jumlah butir skala ini adalah 6 butir. Partisipan uji coba alat ukur adalah 140 mahasiswa (69 laki-laki, 71 perempuan), Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa seluruh butir valid dan reliabel, dengan indeks Cronbach’s Alpha 0.871 dengan korelasi butir-total 0.438 sampai dengan 0.803.
36
3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian
Tahap persiapan dilakukan sejak Januari 2012, dimana peneliti mulai mencari jurnal dan bertemu dosen pembimbing untuk membicarakan topik penelitian. Tanggal 13 Februari 2012 peneliti mulai membuat rumusan masalah dengan di konsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah memutuskan untuk meneliti mengenai pemanfaatan ruang terbuka publik, kohesi sosial, dan kesehatan jiwa mahasiswa Jakarta peneliti kembali mencari literatur untuk mendalami topik tersebut. Berdasarkan referensi dari jurnal dan buku , peneliti menentukan fokus masalah, yaitu mengenai kohesi sosial sebagai mediator hubungan antara tingkat pemanfaatan ruang terbuak publik dengan kesehatan jiwa mahasiswa Jakarta. Berdasarkan literatur tersebut, peneliti membuat serta mengajukan proposal penelitian. Selanjutnya peneliti mencari alat ukur yang sesuai untuk masing-masing variabel pada mahasiswa. Peneliti menggunakan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara menyebar kuesioner secara langsung kepada mahasiswa di Jakarta. Penyebaran kuesioner ini dilakukan tes pilot, dengan jumlah sample 140 mahasiswa di Jakarta. Tahap uji coba alat ukur dilakukan selama 1 Maret 2012 sampai dengan 7 Mei 2012 dengan menyebarkan kuesioner secara langsung. Setelah uji coba dan mendapat nilai internal konsistensi dan skor korelasi item-total mencukupi, maka pengambilan data lapangan dilakukan
37
selama periode 15 Mei 2012 hingga 20 Juni 2012 dengan menyebarkan 375 kuesioner dalam bentuk hard copy kepada responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data. Kuesioner ini dibagikan kepada responden. Kuesioner ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu bagian mengenai kesehatan jiwa, bagian mengenai pemanfaatan ruang terbuka publik, bagian kohesi sosial dan bagian data responden. Di bagian data responden, peneliti ingin mengetahui jenis kelamin, usia, fakultas, tempat tinggal, dan etnis. Sementara dalam bagian pernyataan, responden diminta untuk memilih item yang menggambarkan dirinya dengan skala 6 Likert, yaitu Sangat Tidak Setuju sampai dengan Sangat Setuju tanpa menggunakan pilihan Netral karena penulis ingin menghindari pilihan Netral yang cenderung dipilih oleh sebagian besar mahasiswa sehingga data yang dihasilkan menjadi tidak valid. 3.5.3 Tehnik Pengolahan Data
Untuk menjawab permasalahan, peneliti melakukan pengujian statistik pada data yang telah terkumpul. Pengujian statistik tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS. Teknik statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel ialah analisis regresi linear berganda. Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.