BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai variabel penelitian, definisi operasional, hipotesis, subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, validitas & reliabilitas alat ukur, dan prosedur penelitian.
3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Independent Variable (IV) yaitu Dukungan sosial teman sebaya Definisi operasional dari dukungan sosial teman sebaya adalah persepsi yang dimiliki subjek mengenai dukungan teman sebaya yang ia rasakan, baik yang berupa bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan kuesioner dukungan sosial teman sebaya. b. Dependent Variable (DV) yaitu kecemasan menghadapi ujian nasional Definisi operasional dari kecemasan menghadapi Ujian Nasional adalah pengalaman subjektif dari emosi/perasaan tidak menyenangkan yang dimiliki subjek terhadap ujian nasional. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan kuesioner kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional.
3.1.2
Hipotesis
Hipotesis Nol (Ho)
:Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dukungan
48
sosial
teman
sebaya
terhadap
49
kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMA X di Jakarta Barat. Hipotesis Alternatif (Ha)
:Ada
pengaruh
dukungan
sosial
yang
signifikan
teman
sebaya
antara terhadap
kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMA X di Jakarta Barat.
3.2 Subjek Penelitian dan Teknik Sampling 3.2.1
Karakteristik Subjek Penelitian Subjek populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII sekolah X di
Jakarta Barat. Sedangkan sampel penelitian ini yaitu beberapa siswa-siswi kelas XII sekolah X di Jakarta Barat. Adapun karakteristik subjek pada penelitian ini antara lain adalah siswa-siswi sekolah X, siswa-siswi kelas XII SMA yang akan menghadapi Ujian Nasional pada 16-19 April 2012, dan jurusan IPA (Science) maupun IPS (Social). 3.2.2
Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Cluster Sampling. Cluster Sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil atau cluster. Unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen (Nazir, 2003). Pada penelitian ini, populasi adalah siswa kelas XII SMA sekolah X di Jakarta Barat yang berjumlah 270 siswa. Peneliti membagi dua grup berdasarkan jurusan mereka yaitu kelas IPA (Science) dan kelas IPS (Social)
50
Populasi (270 siswa kelas XII)
120 siswa IPS (Social)
150 siswa IPA (Science)
Sampel : 92 siswa kelas IPS
Sampel : 108 siswa kelas IPA
Gambar 3.1 Teknik sampling Sumber: Noor (2011).
Jumlah sampel peneliti berjumlah 200 siswa. Dari dua grup di atas peneliti menentukan sampel secara acak/random. Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin (Krejcie & Morgan dalam Noor, 2011) dengan error level sebesar 5% atau 0,05.
3.3
Desain Penelitian Menurut Kumar (dalam Seniati, Yulianto, dan Setiadi, 2009), penelitian dapat
dikelompokkan berdasarkan 3 perspektif, yaitu berdasarkan aplikasi dari hasil suatu penelitian, berdasarkan tujuan yang akan dicapai dari suatu penelitian, dan berdasarkan tipe informasi yang diperoleh dari suatu penelitian. Berdasarkan perspektif tipe informasi, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dengan metode Non-eksperimental. Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
51
serta hubungan-hubungannya (Kumar, dalam Seniati, dkk, 2009). Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan akan diolah dengan statistik. Berdasarkan perspektif aplikatif, penelitian ini termasuk dalam penelitian aplikasi atau penelitian terapan. Penelitian aplikasi bertujuan agar hasil penelitian dapat digunakan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini termasuk penelitian aplikasi karena hasilnya dapat diaplikasikan secara langsung. Penelitian terapan (applied research, Practical Research) adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Tujuan dari application research adalah untuk meningkatkan hidup seseorang dengan intervensi. Memilih mana yang terbaik dan mendapatkan solusi terhadap permasalahan (Nazir, 2003). Penelitian ini termasuk dalam penelitian aplikasi karena hasilnya dapat diaplikasikan secara langsung sesuai dengan manfaat penelitian. Berdasarkan perspektif tujuan, penelitian ini termasuk jenis penelitian eksplanatori. Penelitian eksplanatori bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara 1 variabel dengan variabel yang lain serta untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian eksplanatori atau penelitian penjelasan adalah untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara 2 variabel atau lebih (Kumar, dalam Seniati, dkk, 2009). Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional pada kelas XII SMA X.
52
3.4 Alat Ukur Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 alat ukur yaitu kuesioner dukungan sosial teman sebaya (variabel 1) dan kuesioner kecemasan (variabel 2).
3.4.1 Alat Ukur Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya Peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Social Provision Scale (SPS) yang disusun oleh Russel dan Cutrona pada tahun 1986 dan telah dimodifikasi oleh peneliti. Alat ini dibuat berdasarkan 6 fungsi sosial (social provisions) sebagaimana dikemukakan oleh Robert Weiss. 6 fungsi sosial tersebut adalah skala keterikatan, skala integrasi sosial, skala penghargaan, skala hubungan yang dapat diandalkan, skala bimbingan, dan skala kesempatan untuk mengasuh. Peneliti menggunakan alat ukur ini karena dianggap tepat untuk mengukur persepsi bahwa ada sejumlah orang yang cukup yang dapat diandalkan individu saat dibutuhkan dan mencakup aspek yang luas dari dukungan sosial. Aspek ini terkait dengan kuantitas dukungan yang diterima individu. SPS (Social Provisions Scale) mengukur seberapa jauh individu dengan orang lain yang memberikan 6 jenis fungsi sosial. Dalam penelitian ini, peneliti memodifikasi item-item social provisions scale sesuai dengan kondisi yang ada. Jumlah item pada kuesioner uji coba ini berjumlah 32 item yang terdiri dari item favorable (item yang sejalan dengan pernyataan / item positif) dan item unfavorable (item yang tidak sejalan dengan pernyataan / item negatif).
Tabel 3.1 Rincian Item Pernyataan Kuesioner Dukungan Sosial Teman Sebaya
53
Dimensi
Nomor Item
Nomor Item
Positif (+)
Negatif (-)
1,3
7,5
4 item
25,31,29,27
17,21,23,19
8 item
16,14
9,11
4 item
8,6
2,4
4 item
12,10
15,13
4 item
18,22,20,24
28,32,30,26
8 item
Keterikatan Integrasi Sosial Penghargaan Hubungan yang dapat diandalkan Bimbingan Kesempatan untuk mengasuh
Total Item
Jumlah
32 Item
Sumber : Dioleh oleh peneliti. Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan bahwa Item nomor 1,7,9,14,17, dan 20 digugurkan karena memiliki nilai corrected item-total correlation dibawah 0,3. Menurut Sugiyono dan Wibowo (2004), ketentuan validitas instrumen sahih apabila r hitung lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Dengan demikian tersisa 26 item untuk pengambilan data lapangan. Secara keseluruhan dimensi, nilai cronbach’s alpha pada variabel dukungan sosial teman sebaya adalah sebesar 0,892 untuk 32 item. Skala respon yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala likert dengan 4 alternatif pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Pemberian skor pada item yang bersifat favorable adalah 1 untuk “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk “setuju”, dan 4 untuk “sangat setuju”. Sementara pada item yang bersifat unfavorable, pemberian skor dibalik yaitu 4 untuk “sangat tidak setuju”, 3 untuk “tidak setuju”, 2 untuk “setuju”, dan 1 untuk “sangat setuju”. Berdasarkan nilai minimal (6) dan nilai maksimal (24) skor yang mungkin didapat dari alat ukur, maka dibuatlah rentang tingkatan untuk dukungan sosial teman sebaya.
54
Tabel 3.2 Tingkat Dukungan Sosial Teman Sebaya
Tingkat
Klasifikasi
Keterangan Mempersepsikan bahwa
6 – 10,5
Rendah
individu memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah Mempersepsikan bahwa
10,6 – 19,5
Sedang
individu memiliki tingkat dukungan sosial yang sedang Mempersepsikan bahwa
19,6 – 24
Tinggi
individu memiliki tingkat dukungan sosial yang tinggi
Sumber: Diolah oleh peneliti.
3.4.2 Alat Ukur Variabel Kecemasan Variabel kecemasan dalam menghadapi ujian nasional diukur dengan kuesioner kecemasan yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori kecemasan dari David Sue, Derald Wing Sue, dan Stanley Sue (dalam Haber dan Runyon, 1984). Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 4 dimensi yaitu dimensi motorik, dimensi somatis, dimensi afektif, dan dimensi kognitif dimana masing-masing dimensi terdiri dari item favorable (item yang sejalan dengan pernyataan) dan item unfavorable (item yang tidak sejalan dengan pernyataan). Jumlah item yang dibuat berjumlah 84 item.
55
Tabel 3.3 Rincian Item Pernyataan Kuesioner Kecemasan
Dimensi
Motorik
Somatis
Afektif
Kognitif
Indikator perilaku
Nomor item
Nomor Item
Jumlah
Positif (+)
Negatif (-)
item
•
Jari-jari dan tangan gemetar
39,45,22
14,8,29
6 item
•
Tidak dapat duduk diam
24,74,9
35,2,65
6 item
•
Mengembangkan TIC
16,52,47
33,40,10
6 Item
•
Kepala mulai sakit/pusing
54,56,82
75,63,48
6 item
•
Otot menjadi tegang/kaku
66,11,72
17,57,77
6 item
•
Perut terganggu
80,76,58
67,73,42
6 item
•
Jantung berdebar
3,34,49
12,4,59
6 item
•
Tubuh/tangan berkeringat
5,78,43
25,81,55
6 item
•
Mulut menjadi kering
30,18,26
50,79,83
6 item
•
Merasa tidak pasti
60,51,13
44,36,84
6 item
•
Menjadi tidak enak/ gelisah
68,64,32
61,21,71
6 item
•
Menjadi gugup/nervous
1,37,20
69,23,7
6 item
•
Sulit tidur di malam hari
70,62,15
46,53,27
6 item
•
Mudah bingung dan lupa
28,41,6
31,19,38
6 item
Total Item
84 Item
Sumber: Diolah oleh penulis Dari
hasil
perhitungan
SPSS
didapatkan
bahwa
Item
nomor
2,31,50,61,79,dan 83 digugurkan karena memiliki nilai corrected item-total correlation dibawah 0,3. Menurut Sugiyono dan Wibowo (2004), ketentuan validitas instrumen sahih apabila r hitung lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Dengan demikian tersisa 78 item untuk pengambilan data lapangan. Didapatkan bahwa nilai
56
cronbach’s alpha kecemasan adalah sebesar 0,970 untuk 84 item pada saat tahap uji coba alat ukur. Skala respon yang digunakan adalah skala likert dengan 4 alternatif pilihan jawaban yaitu tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Pemberian skor pada item yang bersifat favorable adalah 1 untuk “tidak pernah”, 2 untuk “jarang”, 3 untuk “sering”, dan 4 untuk “selalu”. Sementara pada item yang bersifat unfavorable, pemberian skor dibalik yaitu 4 untuk “tidak pernah”, 3 untuk “jarang”, 2 untuk “sering”, dan 1 untuk “selalu”. Berdasarkan nilai minimal (4) dan nilai maksimal (16) skor yang mungkin didapat dari alat ukur, maka dibuatlah rentang tingkatan untuk kecemasan dalam menghadapi ujian nasional.
Tabel 3.4 Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional Tingkat
Klasifikasi
Keterangan Memiliki tingkat kecemasan yang
4–7
Rendah
rendah dalam menghadapi Ujian Nasional Memiliki tingkat kecemasan yang
7,1 – 13
Sedang
sedang dalam menghadapi Ujian Nasional Memiliki tingkat kecemasan yang
13,1 – 16
Tinggi
tinggi dalam menghadapi Ujian Nasional.
Sumber: Diolah Oleh Peneliti
3.4.3 Validitas Alat ukur a. Validitas Alat Ukur Dukungan Sosial Teman Sebaya
57
Pengukuran validitas alat ukur penelitian dilakukan pada saat uji coba alat ukur kepada 50 responden siswa kelas XII SMA. Untuk menguji validitas, peneliti melalukan content validity dan construct validity. Uji content validity dilakukan untuk mengukur apakah ada kecocokan antara isi alat ukur tersebut dengan isi sasaran yang ingin diukur. Untuk mengujinya, peneliti melakukan Expert Judgment kepada Bpk. Raymond Godwin, S.Psi., M.si selaku dosen pembimbing. Dari hasil expert judgement tidak ada item yang digugurkan. Perubahan pada item hanya berupa revisi kalimat atau redaksional dan revisi pada instruksi pengisian kuesioner. Contohnya setiap item ditambahkan kata “merasa” agar kalimatnya menjadi jelas sesuai sasaran yang ingin diukur. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan (face validity) kepada 3 orang untuk mengevaluasi kuesioner yang sudah dibuat oleh peneliti. Evaluasi ini meliputi penggunaan bahasa dan struktur bahasa yang digunakan dalam kuesioner tersebut. Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa responden merasa jenuh saat mengisi kuesioner karena jumlah item ada 116 item (kuesioner 1 berjumlah 32 item dan kuesioner 2 berjumlah 84 item) dianggap terlalu banyak bagi mereka. Selain itu ada beberapa kesalahan pengetikan dan ejaan. Misalnya kata “drurat” yang seharusnya “darurat”. Saran yang diberikan oleh responden yaitu bahasanya mudah dipahami, instruksi yang diberikan sudah jelas, terstruktur, dan ukuran font serta size dalam soal mudah terbaca dengan jelas. Dalam uji construct validity, menurut Sugiyono (dalam Sujianto, 2009) bila korelasi tiap item positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka item tersebut merupakan konstruk yang kuat. Dengan demikian item yang mencapai nilai korelasi item-total mencapai 0,3 dianggap memuaskan dan dipertahankan, sementara item yang mendapat nilai dibawah itu sebaiknya dibuang atau direvisi. Sugiyono dan Wibowo
58
(2004), ketentuan validitas instrumen sahih apabila r hitung lebih besar dari r standar (0,3). Item pernyataan dinyatakan valid jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Pada alat ukur dukungan sosial teman sebaya ini, ada 6 item yang memiliki nilai corrected item-total correlation dibawah 0,3 yaitu item nomor 1, 7, 9, 14, 17, dan 20 sehingga ke 6 item ini digugurkan. Dengan demikian jumlah item variabel dukungan sosial adalah sebanyak 26 item.
Tabel 3.5 Rincian Item Dukungan Sosial Teman Sebaya
Dimensi
Nomor Item
Nomor Item
Positif (+)
Negatif (-)
2
4
2 item
19, 25, 23, 21
15, 17, 14
7 item
Penghargaan
12
8
2 item
Hubungan yang dapat diandalkan
6, 5
1, 3
4 item
Bimbingan
9,7
11,10
4 item
13, 16, 18
22, 26, 24, 20
7 item
Keterikatan Integrasi Sosial
Kesempatan untuk mengasuh Total Item
Jumlah
26 Item
Sumber : Dioleh oleh peneliti.
b. Validitas Alat Ukur Kecemasan
59
Pengukuran validitas alat ukur penelitian dilakukan pada saat uji coba alat ukur kepada 50 responden siswa kelas XII SMA. Untuk menguji validitas, peneliti melalukan content validity dan construct validity. Uji content validity, dilakukan untuk mengukur apakah ada kecocokan antara isi alat ukur tersebut dengan isi sasaran yang ingin diukur. Untuk mengujinya, peneliti melakukan Expert Judgment kepada Bpk. Raymond Godwin, S.Psi., M.si selaku dosen pembimbing. Dari hasil expert judgement tidak ada item yang digugurkan. Perubahan pada item hanya berupa revisi kalimat atau redaksional dan revisi pada instruksi pengisian kuesioner. Contohnya pada setiap akhir item ditambahkan kata “ujian nasional” supaya lebih spesifik. Selain itu, peneliti melakukan uji keterbacaan (face validity) kepada 3 orang untuk mengevaluasi kuesioner yang sudah dibuat oleh peneliti. Evaluasi ini meliputi penggunaan bahasa dan struktur bahasa yang digunakan dalam kuesioner tersebut. Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa responden merasa jenuh saat mengisi kuesioner karena jumlah item ada 116 item (kuesioner 1 berjumlah 32 item dan kuesioner 2 berjumlah 84 item) dianggap terlalu banyak bagi mereka. Selain itu ada beberapa kesalahan pengetikan dan ejaan. Misalnya kata “knsentrasi” yang seharusnya “konsentrasi”. Saran yang diberikan oleh responden yaitu bahasanya mudah dipahami, instruksi yang diberikan sudah jelas, terstruktur, dan ukuran font serta size dalam soal mudah terbaca dengan jelas. Dalam uji construct validity, menurut Sugiyono (dalam Sujianto, 2009) bila korelasi tiap item positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka item tersebut merupakan konstruk yang kuat. Dengan demikian item yang mencapai nilai korelasi item-total mencapai 0,3 dianggap memuaskan dan dipertahankan, sementara item yang mendapat nilai dibawah itu sebaiknya dibuang atau direvisi. Sugiyono dan Wibowo (2004), ketentuan validitas instrumen sahih apabila r hitung lebih besar dari r standar
60
(0,3). Item pernyataan dinyatakan valid jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Pada alat ukur kecemasan ini, ada 6 item yang memiliki nilai corrected item-total correlation di bawah 0,3 yaitu item nomor 2, 31, 50, 61, 79, dan 83 sehingga ke 6 item ini digugurkan. Dengan demikian, jumlah item variabel kecemasan menghadapi ujian nasional adalah 78 item.
Tabel 3.6 Rincian Item Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional Dimensi
Motorik
Indikator perilaku
•
Nomor item
Nomor Item
Jumlah
Positif (+)
Negatif (-)
item
37,43,21
13,7,28
6 item
Jari-jari dan tangan gemetar
Somatis
Afektif
Kognitif
•
Tidak dapat duduk diam
23,70,8
33,61
5 item
•
Mengembangkan TIC
15,49,45
31,38,9
6 Item
•
Kepala mulai sakit/pusing
51,53,77
71,59,46
6 item
•
Otot menjadi tegang/kaku
62,10,68
16,54,73
6 item
•
Perut terganggu
75,72,55
63,69,40
6 item
•
Jantung berdebar
2,32,47
11,3,56
6 item
•
Tubuh/tangan berkeringat
4,74,41
24,76,52
6 item
•
Mulut menjadi kering
29,17,25
-
3 item
•
Merasa tidak pasti
57,48,12
42,34,78
6 item
•
Menjadi tidak enak/ gelisah
64,60,30
20,67
5 item
•
Menjadi gugup/nervous
1,35,19
65,22,6
6 item
•
Sulit tidur di malam hari
66,58,14
44,50,26
6 item
•
Mudah bingung dan lupa
27,39,5
18,36
5 item
Total Item
Sumber : Diolah oleh Peneliti
78 Item
61
3.4.4 Reliabilitas Alat Ukur Menurut Sujianto (2009), reliabilitas alat ukur adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas alat ukur diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran (konsistensi). Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach’s. Pengukuran reliabilitas alat ukur penelitian dilakukan pada saat uji coba alat ukur kepada 50 responden siswa kelas XII SMA. Uji reliabilitas yang digunakan adalah
internal
konsistensi
dengan
metode
Alpha
Cronbach’s.
Peneliti
menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas alat ukur menurut Triton (dalam Sujianto, 2009).
Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Alat Ukur Nilai Alpha Cronbach’s
Klasifikasi
0,00 s.d. 0,20
Berarti Kurang Reliabel
0,21 s.d. 0,40
Berarti Agak Reliabel
0,41 s.d. 0,60
Berarti Cukup Reliabel
0,61 s.d. 0,80
Berarti Reliabel
0,81 s.d. 1,00
Berarti Sangat Reliabel
Sumber: Sujianto (2009). Berdasarkan hasil uji coba alat ukur dan setelah beberapa item dibuang, maka untuk alat ukur dukungan sosial teman sebaya terdapat 26 item. Sedangkan untuk alat ukur kecemasan dalam menghadapi ujian nasional terdapat 78 item. Reliabilitas masing-masing alat ukur dilihat dari koefisien cronbach’s alphanya.
62
Tabel 3.8 Nilai Reliabilitas keseluruhan Alat Ukur
Cronbach’s Alpha
N
Dukungan Sosial Teman Sebaya
0,904
26
Kecemasan Sumber: Pengolahan data SPSS.
0,973
78
Berdasarkan dari tabel diatas, didapatkan nilai cronbach’s alpha variabel dukungan sosial teman sebaya adalah sebesar 0,904. Menurut koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai 0,904 memiliki arti sangat reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alat ukur ini memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang sangat baik. Sedangkan nilai cronbach’s alpha variabel kecemasan dalam menghadapi ujian nasional yaitu sebesar 0,973. Menurut koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai 0,973 memiliki arti sangat reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alat ukur kecemasan ini memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang sangat baik.
Tabel 3.9 Nilai Cronbach’s Alpha Dimensi Dukungan Sosial Teman Sebaya Dimensi Dukungan Sosial
Cronbach’s Alpha
N
Attachment
0,601
2
Social Integration
0,741
7
Reanssurance of Worth
0,739
2
Reliable Alliance
0,745
4
Guidance
0,696
4
Opportunity for Nurturance
0,805
7
Total
26 Item
Sumber: Pengolahan data SPSS. Tabel diatas merupakan nilai cronbach’s Alpha per dimensi dari dukungan sosial teman sebaya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
63
a. Nilai cronbach’s alpha pada dimensi Attachment adalah sebesar 0,601. Berdasarkan koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,601 berarti cukup reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dimensi attachment ini memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang cukup baik. b. Nilai cronbach’s alpha pada dimensi social integration adalah sebesar 0,741. Berdasarkan koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai cronbach alpha sebesar 0,741 berarti reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
dimensi
social
integration
memiliki
keajegan
dan
taraf
kepercayaan yang baik. c. Nilai cronbach’s alpha pada dimensi reanssurance of worth adalah sebesar 0,739. Berdasarkan koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai cronbach’s alpha sebesar 0,739 berarti reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dimensi reanssurance of worth ini memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang baik. d. Nilai cronbach’s alpha pada dimensi reliable alliance adalah sebesar 0,745. Berdasarkan koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai cronbach’s alpha sebesar 0,745 berarti reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dimensi reliable alliance ini memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang baik. e. Nilai cronbach’s alpha pada dimensi guidance adalah sebesar 0,696. Berdasarkan koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai cronbach’s alpha sebesar 0,696 berarti reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dimensi guidance ini memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang baik.
64
f.
Nilai cronbach’s alpha pada dimensi opportunity for nurturance adalah sebesar 0,805. Berdasarkan koefisien reliabilitas Triton (2006), nilai cronbach’s alpha sebesar 0,805 berarti sangat reliabel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dimensi opportunity for Nurturance ini memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang sangat baik.
3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Pada tahap awal, peneliti mulai mencari topik serta fenomena-fenomena yang penting untuk diangkat. Selanjutnya peneliti mulai menyusun rencana penelitian secara garis besar agar alur serta prosesnya menjadi terstruktur dan jelas. Kemudian peneliti menetapkan responden yang hendak dijadikan sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data. Oleh karena itu, peneliti harus dapat membuat kuesioner dengan baik. Sebagai persiapan selanjutnya, peneliti mencari alat ukur yang dianggap mampu mengukur variabel yang diteliti dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 alat ukur yaitu kuesioner dukungan sosial teman sebaya dan kuesioner kecemasan menghadapi ujian nasional. Pada alat ukur dukungan sosial, peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Social Provision Scale (SPS) yang disusun oleh Russel dan Cutrona pada tahun 1986. Alat ukut ini dibuat berdasarkan 6 fungsi sosial sebagaimana dikemukakan oleh Robert Weiss. Peneliti mengadaptasi alat ukur ini yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasil dari terjemahan ini kemudian didiskusikan bersama dosen pembimbing yang juga
sebagai expert judgement
65
untuk melihat face validity dan kesesuaian makna. Hampir semua item direvisi baik makna dan revisi redaksional agar sesuai dengan kondisi dan tujuan penelitian yang akan dijalankan (pada 22 Maret 2012). Setelah semua item dinyatakan sesuai, maka kuesioner dukungan sosial teman sebaya dengan 32 item siap untuk di uji coba kepada 50 responden siswa kelas XII SMA. Alat ukur yang kedua adalah kuesioner kecemasan. Pada alat ukur ini, peneliti mengkonstruk item-itemnya dengan mengacu pada teori David Sue, Derald Wing Sue, dan Stanley Sue (dalam Haber dan Runyon, 1984). Ada 4 dimensi kecemasan yang diukur yaitu dimensi kognitif, dimensi motorik, dimensi somatis, dan dimensi afektif. Masing-masing dimensi ini memiliki indikator perilaku yang akan diukur. Setelah peneliti mengkonstruk item-item kecemasan, peneliti menyerahkan draft pernyataan yang sudah dibuat kepada dosen pembimbing yang juga selaku expert judgement untuk melihat kesesuaian makna dan ejaan (pada 26 Maret 2012). Hasil dari expert judgement yaitu ada beberapa item yang perlu ditambahkan kata “Ujian Nasional” agar lebih spesifik dan tepat sasaran. Setelah semua item dinyatakan sesuai, maka kuesioner kecemasan dengan 84 item siap untuk di uji coba kepada 50 responden siswa kelas XII SMA. Setelah kedua kuesioner ini siap, peneliti terlebih dahulu melakukan uji keterbacaan kedua alat ukur ini kepada 3 orang siswa kelas XII SMA jurusan IPA dan IPS (pada 28 Maret 2012). Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa responden merasa jenuh saat mengisi kuesioner karena jumlah item ada 116 item (kuesioner 1 berjumlah 32 item dan kuesioner 2 berjumlah 84 item) dianggap terlalu banyak bagi mereka. Selain itu ada beberapa kesalahan pengetikan dan ejaan. Saran yang diberikan oleh responden yaitu instruksi yang diberikan sudah jelas dan terstruktur serta ukuran font dalam soal mudah terbaca dengan jelas. Setelah
66
dilakukan beberapa perubahan sesuai dengan kritik dan saran yang diberikan, maka kedua alat ukur ini siap untuk di uji coba.
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap uji coba alat ukur dan pengambilan data lapangan (sampel). Tahap uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 29 Maret 2012 di salah satu sekolah swasta di Tangerang dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk hard copy. Uji coba alat ukur dilakukan terhadap 50 siswa kelas XII SMA di Tangerang. Uji coba alat ukur dilakukan guna mengetahui nilai internal konsistensi (reliabilitas) dan skor korelasi item-total dari alat ukur yang digunakan dengan bantuan IBM SPSS Statistics 20. Setelah dilakukan uji coba dan mendapat nilai reliabilitas serta skor korelasi item-total mencukupi, maka dilakukan pengambilan data lapangan / pengambilan sampel. Pengambilan data lapangan dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 9 April 2012 dan pada tanggal 11 April 2012 dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk hard copy kepada responden. Data ini diambil pada salah satu sekolah swasta di Jakarta Barat. Kuesioner yang disebarkan yaitu sebanyak 200 buah hard copy (sesuai perhitungan sampel yang sudah ditentukan). Setelah itu, 200 kuesioner ini akan diolah untuk dilakukan analisa dengan bantuan IBM SPSS Statistics 20. Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti menghubungi pihak-pihak yang terkait untuk perijinan misalnya kepala sekolah dan guru-guru. Teknik sampling yang digunakan yaitu Cluster Sampling.
3.5.3 Teknik Pengolahan Data
67
Dalam mengolah data penelitian ini, dilakukan uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas data menjadi prasyarat pokok dalam analisis parametrik, karena datadata yang akan dianalisis parametrik harus terdistribusi normal. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel secara signifikan mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Untuk mendapatkan gambaran pengaruh, peneliti menggunakan metode uji analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software IBM Statistics versi 20.0.