BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik subjek penelitian serta tehnik sampling. Peneliti juga akan menjelaskan tentang alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini beserta validitas dan reliabilitasnya. Terakhir peneliti akan membahas prosedur penelitian yang akan dilakukan serta teknik pengolahan dan analisis data yang didapat. 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Penelitan & Definisi Operasional “Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau macam-macam nilai” (Nisfiannoor, 2009 : 7).Variabel dalam penelitian ini adalah disonansi kognitif 3.1.1.1 Disonansi Kognitif Disonansi kognitif adalah besar kecilnya ketidaksesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten yang menyebabkan ketidaknyamanan Psikologis serta memotivasi orang untuk berbuat sesuatu agar disonansi itu dapat dikurangi. Disonansi kognitif memiliki empat sumber, yaitu inkonsistensi logis, nilai-nilai budaya, pendapat umum, dan pengalaman masa lalu. Untuk mengurangi disonansi kognitif,
terdapat tiga cara, yaitu mengubah elemen kognitif tingkah laku, mengubah elemen kongnitif lingkungan, menambah elemen kognitif baru. 3.2 Subjek Penelitian & Tehnik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik subjek yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 1. Mahasiswa S1. Berdasarkan hasil penelitian dari Rothblum et al., 1986; Clark dan Hill, 1994; Day et al., 2000; O’Brien, 2002; Ozer, 2005 (dalam Sirin 2011) bahwa prokrastinasi akademik banyak terjadi di kalangan mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan S1 (undergraduate). Mahasiswa yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah mahasiswa Bina Nusantara, karena berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, mahasiswa Bina Nusantara juga banyak melakukan perilaku prokrastinasi akademik. 2. Mahasiswa aktif Universitas Bina Nusantara yang duduk di semester 1, 3, 5, dan 7 (angkatan 2013-2016), peneliti memilih subjek dari 4 semester yang berbeda ini karena di semester-semester inilah mahasiswa masih terhitung sebagai mahasiswa aktif. 3. Mahasiswa yang pernah melakukan prokrastinasi akademik. Peneliti melihat prokrastinasi akademik mahasiswa lewat data kontrol yang dicantumkan dalam kuesioner.
3.2.2 Teknik Sampling Teknik sampling disebut juga sebagai teknik pengambilan sampel yaitu suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Menurut Sugiyono (2012), teknik sampling di kelompokkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi, sedangkan nonprobability sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi (Sugiyono, 2011). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probobality berjenis purposive sampling yang merupakan tehnik sampling yang penentuan sampel dengan pertimbangan atau karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 orang, 20 orang untuk pilot study pertama, 30 org untuk pilot study kedua, dan 100 orang untuk sampel lapangan. 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berbentuk deskriptif dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2012) penelitian kuantitatif merupakan metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dan ditambah dengan metode wawancara untuk memperdalam data. Menurut Hadi (2006) penelitian dengan metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi tanpa bermaksud mengambil
kesimpulan yang berlaku secara umum. Kuantitatif deskriptif atau biasa disebut dengan statistic deskriptif secara singkat dapat didefinisikan sebagai statistic yang digunakan untuk menggambarkan karakter suatu kelompok, sample, atau data. Terdapat dua jenis penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012), yaitu penelitian kuantitatif eksperimental dan non-eksperimental. Penelitian noneksperimental yaitu penelitan yang dilakukan untuk menemukan penyebab yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa berdasar pada suatu kejadian yang sudah terjadi (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana gambaran disonansi kognitif terhadap perilaku menunda pada mahasiswa universitas Bina Nusantara. Peneliti juga menggunakan metode wawancara untuk mendapar gambaran dan informasi yang lebih dari mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik. 3.4 Alat Ukur Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur berupa angket/kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada subjek (Sugiyono, 2012). Alat ukur kuesioner juga menurut Sugiyono (2012) dianggap efisien dan cocok untuk digunakan pada jumlah subjek yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas dan sempit. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner yaitu kuesioner untuk mengukur disonansi kognitif, kuesioner untuk mengukur sumber disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi dan kuesioner cara mengurangi disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi
akademik mahasiswa. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yang merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial (Sugiyono, 2012). Skala Likert yang digunakan peneliti dalam analisa kuantitatif adalah skala 5 (SS: Sangat Setuju, S: Setuju, Ragu-Ragu: TS: Tidak Setuju dan STS: Sangat Tidak Setuju). Dalam kuesioner penelitian yang disebarkan terdapat beberapa data kontrol Data kontrol ini berguna dalam membantu peneliti untuk memastikan bahwa subjek yang mengisi kuesioner sesuai dengan karakteristik peneliti sekaligus juga dapat menambah informasi tambahan untuk peneliti. Data kontrol yang diperlukan untuk dilengkapi oleh subjek penelitian, antara lain :
1. Nama, bertujuan untuk mengetahui kosubjek 2. Jurusan, bertujuan untuk mengetahui subjek berasal dari jurusan Psikologi atau Non-Psikologi 3. Semester, bertujuan untuk mengetahui apakah subjek sesuai dengan karakteristik subjek yang peneliti cari yaitu mahasiswa aktif (semester 1,3,5,7). Selain tiga data kontrol diatas, peneliti juga mencantumkan tabel frekuensi prokrastinasi akademik.
Tabel 3.1 Data Kontrol Saya orang yang : Pernah menunda belajar untuk ujian Sering menunda belajar untuk ujian Tidak pernah menunda belajar untuk ujian Pernah menunda mengerjakan tugas perkuliahan individu Sering menunda mengerjakan tugas perkuliahan individu Tepat waktu dalam mengerjakan tugas individu Pernah menunda mengerjakan tugas kelompok Sering menunda mengerjakan tugas kelompok Tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok Sumber : Data Olahan Peneliti Tabel diatas bertujuan untuk melihat gambaran umum dari perilaku prokrastinasi akademik subjek dan sebagai data kontrol untuk menentukan apakah responden layak atau tidak dijadikan subjek penelitian. Responden yang mengisi tabel dengan jawaban pernah dan sering menunda akan dimasukkan sebagai subjek penelitian, sedangkan responden yang menjawab tidak pernah menunda di semua kategori (belajar untuk ujian, mengerjakan tugas kelompok, dan mengerjakan tugas individu) tidak akan dijadikan subjek penelitian. Peneliti mengembangkan sendiri tiga alat ukur disonansi kognitif yang terdiri dari alat ukur disonansi kognitif, alat ukur sumber disonansi kognitif terkait perilaku menunda, dan alat ukur cara mengurangi disonansi kognitif terhadap perilaku menunda berdasarkan teori dari Leon Festinger tahun 1957.
3.4.1 Alat Ukur Disonansi Kognitif Alat ukur disonansi kognitif menggunakan alat ukur yang peneliti konstruk sendiri berdasarkan teori disonansi kognitif dari Leon Festinger tahun
1957. Alat ukur ini terdiri dari dua dimensi disonansi kognitif yaitu dimensi emosional dan dimensi kognitif. Dimensi emosional untuk melihat muncul tidaknya rasa ketidaknyamanan Psikologis terkait perilaku prokrastinasi akademik, sedangkan dimensi kognitif digunakan untuk melihat ada tidaknya pikiran yang tidak membenarkan perilaku prokrastinasi akademik. Variabel disonansi kognitif ini awalnya dituangkan dalam bentuk skala disonansi kognitif dalam bentuk kuesioner. Alat ukur ini terdiri dari 27 item yang terbagi atas 18 item favorable dan 9 item unfavorable. Setelah item-item selesai dirancang, peneliti selanjutnya melakukan pilot study dengan memberikan kuesioner ini kepada 20 orang subjek penelitian, akan tetapi setelah melakukan pilot study, didapat reliabilitas alat ukur sebesar 0,116 yang bermakna bahwa alat ukur ini tidak reliable. Oleh karena itu, peneliti mengkonstruk kembali alat ukur disonansi kognitif dengan membagi alat ukur menjadi dua bagian yaitu bagian pertama berisi tentang perasaan dan persepsi individu terhadap prokrastinasi akademik sedangkan bagian kedua berisi tentang sumber dari disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi akademik itu sendiri kemudian peneliti kembali melakukan pilot study. Dimensi dan indikator dari alat ukur disonansi kognitif pada Pilot Study 2 dapat dilihat lampiran. Peneliti kembali melakukan uji coba alat ukur mempertimbangkan reliabilitas yang masih belum dapat diterima setelah melakukan dua kali uji coba alat ukur. Setelah uji coba alat ukur ketiga didapat alat ukur yang sudah baik dan dapat dilanjutkan ke penelitian lapangan. Dimensi dan indikator dari alat ukur disonansi kognitif pada penelitian lapangan / Field Study dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Disonansi Kognitif saat Field Study Variabel
Disonansi kognitif
Dimensi
Indikator
Emosional
Muncul perasaan tidak nyaman saat menunda belajar untuk ujian Muncul perasaan tidak nyaman saat menunda tugas individu Muncul perasaan tidak nyaman saat menunda tugas kelompok Ada pikiran yang tidak membenarkan perilaku menunda belajar untuk ujian Ada pikiran yang tidak membenarkan perilaku menunda tugas individu Ada pikiran yang tidak membenarkan perilaku menunda tugas kelompok
Kognitif
Total Sumber : Diolah oleh peneliti
Jumlah Item 1 item 4 item 4 item 1 item 4 item 4 item 18 item
3.4.2 Alat Ukur Sumber Disonansi Kognitif Alat ukur ini peneliti konstruk sendiri setelah melakukan pilot study pertama dengan hasil reliabilitas yang buruk. Alat ukur sumber disonansi kognitif ini untuk melihat sumber disonansi kognitif apa yang dialami mahasiswa ketika mereka melakukan prokrastinasi akademik. Dimensi dalam alat ukur ini terdiri dari empat dimensi, yaitu inkonsistensi logis, nilai-nilai budaya, pendapat umum dan pengalaman masa lalu. Jumlah item yang digunakan untuk uji coba alat ukur kedua sebanyak 17 item. Peneliti kemudian melakukan kembali uji coba alat ukur ketiga dengan item berjumlah 14 item. Penjabaran dimensi, indikator dan jumlah item saat Field Study dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Dimensi dan Indikator Sumber Disonansi Kognitif Field Study Variabel
Sumber disonansi kognitif
Dimensi
Indikator
Inkonsistensi Logis Nilai-nilai budaya
Perilaku tidak sesuai dengan keyakinan atau hal logis yang ada Perilaku dan keyakinan tidak sejalan dengan kebiasaan yang dianut orang banyak Pendapat pribadi dan perilaku tidak sesuai dengan pendapat yang dipercayai orang banyak Pengalaman dan pengetahuan masa lalu tidak konsisten dengan yang dimiliki sekarang
Pendapat umum Pengalaman masa lalu
Jumlah item 3 item 3 item
4 item
3 item
Total
14 item
3.4.3 Alat Ukur Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Alat ukur ini juga peneliti konstruk sendiri berdasarkan teori Disonansi Kognitif dari Festinger tahun 1957. Alat ukur ini terdiri dari 3 dimensi yaitu Mengubah Elemen Kognitif Perilaku, Mengubah Elemen Kognitif Lingkungan, dan Menambah Elemen Kognitif Baru. Jumlah item dalam alat ukur ini awalnya sebanyak 41 item. Setelah melakukan pilot study pertama didapatkan hasil reliabilitas sebesar 0,454 yang bermakna alat ukur ini berada pada kategori sedang sesuai dengan nilai reliabilitas Guilford. Berdasarkan hasil reliabilitas yang sedang tersebut peneliti memutuskan untuk mengkonstruk kembali alat ukur ini dengan cara mempersingkat kalimat tiap item dan mengurangi item menjadi 24 item saja, setelah item selesai diperbaiki, peneliti kembali melakukan pilot study kepada 30 orang responden. Peneliti kemudian melakukan uji coba alat ukur kembali. Penjabaran dimensi, indikator dan jumlah item saat Field Study dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.4 Dimensi dan Indikator Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Field Study Variabel
Cara Mengurangi Disonansi Kognitif
Dimensi Mengubah Elemen Kognitif Tingkah Laku Mengubah Elemen Kognitif Lingkungan Menambah Elemen Kognitif Baru
Indikator
Jumlah Item Mengubah perilaku prokrastinasi 5 item
Mengubah lingkungan agar sesuai dengan perilaku prokrastinasi Menambah informasi yang mendukung prokrastinasi
Total Sumber :Data Olahan Peneliti
6 item
6 item
17 item
3.4.4 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Pada penelitian ini, digunakan validitas isi (content validity) untuk mengukur validitas dari alat ukur disonansi kognitif, yaitu berupa uji keterbacaan dan expert judgment oleh dua dosen yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai. Dosen yang memberikan expert judgement pada tiga alat ukur dalam penelitian ini adalah Raymond Godwin, S.Psi., M.Si dan Juneman, S.Psi., M.Si. Pengujian pada butir item menggunakan metode Corrected item-total correlation. Metode ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi atau memiliki estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya (Priyatno, 2011).
3.4.3.1 Validitas Alat Ukur Disonansi Kognitif Alat ukur disonansi kognitif pada awalnya terdiri dari 27 item yang disediakan untuk uji coba. Setelah data uji coba sebanyak 20 kuesioner terkumpul, peneliti melakukan Corrected Item-Total Correlation kemudian terlihat hampir semua item yang hasilnya tidak valid (<0.2 dan minus). Menurut Nisfianoor (2009), item-item yang bernilai kurang dari 0.2 berarti tidak valid, sebaliknya bila angka korelasinya di atas 0.2 berarti dinyatakan valid. Berdasarkan hasil validitas alat ukur disonansi kognitif yang buruk tersebut, peneliti melakukan kembali uji coba alat ukur dengan mengumpulkan 30 data kuesioner. Alat ukur disonansi kognitif pada pilot study kedua ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat ukur disonansi kognitif dan alat ukur sumber disonansi kognitif. Hasil uji coba alat ukur kedua ini (rincian dapat dilihat di lampiran) terdapat 6 pasangan atau 12 item yang tidak valid. Nomor item yang tidak valid tersebut dihapus untuk meningkatkan nilai reliabilitas alat ukur. Peneliti kembali melakukan uji coba alat ukur karena setelah melakukan uji coba kedua, masih ada beberapa item yang tidak valid. Di bawah ini, adalah rincian item-item dalam alat ukur disonansi kognitif, beserta dengan perubahannya ketika uji coba alat ukur ketiga.
Tabel 3.5 Gambaran Jumlah Item Disonansi Kognitif Saat Pilot Study 3 dan Field Study
Indikator Emosional
Item Favorable 1, 2, 3, 17
Item Jumlah Item Unvaforable 5, 6, 7, 8, 18 9
Uji lapangan Kognitif 4, 10, 11,12, 13 Jumlah total item Sumber : Data Olahan Peneliti
9, 14, 15, 16
9 18
Tabel 3.6 Gambaran Pasangan Item DK Saat Pilot Study 3 dan Field Study Indikator
Pasangan
Emosional 1&14; 2&15; 3&16; 5&13; 6&12; Uji 7&11; 8&10; 17&9; 18&4 Lapangan & Kognitif Sumber : Data Olahan Peneliti
Jumlah Pasangan 9
3.4.3.2 Validitas Item Alat Ukur Sumber Disonansi Kognitif Alat ukur Sumber Disonansi Kognitif pada terdiri dari 17 item yang disediakan untuk uji coba kedua. Namun setelah data uji coba terkumpul, peneliti melakukan Corrected Item-Total Correlation kemudian terlihat ada 8 item yang hasilnya tidak valid (<0.2 dan minus). Menurut Nisfianoor (2009), item-item yang bernilai kurang dari 0.2 berarti tidak valid, sebaliknya bila angka korelasinya di atas (>0,2) berarti dinyatakan valid. Pada alat ukur sumber disonansi kognitif 8 item yang dibawah standar dihapus untuk meningkatkan nilai reliabilitas alat ukur. Setelah peneliti menghapus 8 item tersebut maka tersisa 9 item. Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing, peneliti menambah 6 item sehingga
total menjadi 14 item baru untuk digunakan saat pilot study ketiga dan penelitian lapangan. Di bawah ini, adalah rincian item-item dalam alat ukur sumber disonansi kognitif, beserta dengan perubahannya. Tabel 3.7 Gambaran Jumlah Item Sumber Disonansi Kognitif Pilot Study 3 Indikator Perilaku tidak sesuai dengan keyakinan dan hal logis yang ada Perilaku dan keyakinan tidak Uji sejalan dengan kebiasaan yang lapa dianut orang banyak ngan Pendapat pribadi dan perilaku tidak sesuai dengan pendapat yang dipercayai orang banyak Pengalaman dan pengetahuan masa lalu tidak konsisten dengan yang dimiliki sekarang Jumlah total item Sumber: Data Olahan Peneliti
Item Item Favorable Unvaforable 1 14, 13
Jumlah Item 3
2, 12
4, 6
4
3
5, 11
3
9,10
7,8
4
14
Tabel 3.8 Gambaran Item SDK yang Dihapus No. Item
Item yang Dihapus
Indikator Keyakinan tidak sesuai dengan perilaku Perilaku dan keyakinan tidak sejalan dengan kebiasaan yang dianut orang banyak Pendapat pribadi dan perilaku tidak sesuai dengan pendapat yang dipercayai orang banyak Pengalaman dan pengetahuan masa lalu tidak konsisten dengan yang dimiliki sekarang
Total Sumber : Data Olahan Peneliti
-
Jumlah Item 0
-
0
-
0
10
1
1
Tabel 3.9 Gambaran Jumlah Item Sumber Disonansi Kognitif Field Study
Indikator Perilaku tidak sesuai dengan keyakinan dan hal logis yang ada Perilaku tidak sejalan dengan kebiasaan yang dianut orang banyak Pendapat pribadi dan perilaku tidak sesuai dengan pendapat yang dipercayai orang banyak Pengalaman dan pengetahuan masa lalu tidak konsisten dengan yang dimiliki sekarang Jumlah total item
Uji coba
Item Item Favorable Unvaforable 1 12, 13
Jumlah Item 3
2, 11
4, 6
4
3
5, 10
3
9
7, 8
3
13
3.4.3.3 Validitas Item Alat Ukur Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Alat ukur Sumber Disonansi Kognitif terdiri dari item yang disediakan untuk uji coba. Namun setelah data uji coba terkumpul, peneliti melakukan
Corrected Item-Total Correlation kemudian terlihat ada 7 item yang hasilnya tidak valid (<0.2 dan minus). Menurut Nisfianoor (2009), item-item yang
bernilai kurang dari 0.2 berarti tidak valid, sebaliknya bila angka korelasinya di atas (>0,2) berarti dinyatakan valid. Pada alat ukur cara mengurangi disonansi kognitif 7 item yang dibawah standar dihapus untuk meningkatkan nilai reliabilitas alat ukur. Setelah peneliti menghapus 7 item tersebut maka tersisa 17 item Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing, peneliti menambah 3 item baru sehingga total item baru menjadi 20 item untuk digunakan pada pilot ketiga. Di bawah ini, adalah rincian item-item dalam
alat ukur sumber disonansi kognitif, beserta dengan perubahannya ketika uji coba penelitian 3 dan penelitian lapangan. Tabel 3.10 Gambaran Jumlah Item Cara Mengurangi Disonansi Kognitif saat Pilot Study 3 Uji lapang an
Indikator
Item Favorable
Mengubah perilaku prokrastinasi
1, 3, 6, 9, 11, 16
Item Unvafo rable -
Jumlah Item 6
Mengubah lingkungan agar sesuai dengan perilaku prokrastinasi
2, 4, 7, 12, 14, 17, 19
-
7
Menambah informasi yang mendukung prokrastinasi
5, 8, 10, 13, 15, 18, 20
-
7
Total item Sumber : Data Olahan Peneliti
20
Tabel 3.11 Gambaran Item CMDK yang Dihapus Item yang Dihapus
Indikator
No. Item
Mengubah perilaku prokrastinasi Mengubah lingkungan agar sesuai dengan perilaku prokrastinasi Menambah informasi yang mendukung prokrastinasi
11 4
Jumlah Item 1 1
10
1
Total Sumber : Data Olahan Peneliti
3
Tabel 3.12 Gambaran Jumlah Item Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Penelitian lapangan
Uji Coba
Indikator
Item Favorable
Mengubah perilaku prokrastinasi
1,3, 5, 8, 12
Item Unvafor able -
Jumla h Item 5
Mengubah lingkungan agar sesuai dengan perilaku prokrastinasi
2, 6, 9, 11, 14, 16
-
6
Menambah informasi yang mendukung prokrastinasi
4, 7, 10, 12, 15, 17
-
6
Total item Sumber : Data Olahan Peneliti
17
3.4.3.4 Reliabilitas Alat Ukur Disonansi Kognitif, Sumber Disonansi Kognitif, Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur adalah menggunakan uji reliabilitas yang terdiri dari uji konsistensi butir (internal) multi bagian dengan menggunakan Tehnik Cronbach’s Alpha, dikarenakan instrumen kedua alat ukur berbentuk skala Likert (Nisfiannoor, 2009). Berikut adalah
reliabilitas dari ketiga alat ukur. Perlu diketahui sebelumnya bahwa dalam penelitian ini peneliti melakukan tiga kali uji coba alat ukur dikarenakan reliabilitas alat ukur yang masih belum dapat diterima setelah melakukan uji coba sebanyak dua kali. Karena itu, peneliti memutuskan untuk melakukan uji coba alat ukur ketiga dimana pada uji coba ini dilakukan metode try-out terpakai karena mempertimbangkan keterbatasan waktu dalam pengambilan data. Jumlah subjek dalam uji coba alat ukur ketiga ini sebanyak 100 orang, setelah mengetahui item-item yang valid dan gugur karena menggunakan metode try-out terpakai maka item-item yang valid dihitung lagi dan digunakan untuk penelitian. Nilai reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan nilai klasifikasi reliabilitas dari Guilford (1978). Berikut ini adalah klasifikasi reliabilitas dari Guilford beserta nilai reliabilitas alat ukur stres kerja dan kepuasan kerja: Tabel 3.13 Nilai Reliabilitas Guilford Nilai
Keterangan
0.00-0.19
Nilai reliabilitas sangat rendah
0.20-0.39
Nilai reliabilitas rendah
0.40-0.69
Nilai reliabilitas sedang
0.70-0.89
Nilai reliabilitas tinggi
0.90-1.00
Nilai reliabilitas sangat tinggi
Sumber : Diolah Oleh Peneliti Berdasarkan Guilford, J. P. (1978)
Pada alat ukur disonansi kognitif, setelah peneliti melakukan pilot study kedua kepada 30 orang subjek penelitian, diperolah nilai reliabilitas sebesar 0,578 dengan jumlah 30 buah item dan termasuk dalam nilai reliabilitas yang tergolong sedang. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung indeks alat ukur disonansi kognitif. Indeks dihitung dengan membuat pasangan / counterpart dari setiap dimensi emosional dan kognitif. Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas pilot study 2 terdapat 6 pasangan yang harus dihapus (12 item). Jumlah item setelah dihapus menjadi 18 item (9 pasangan), kemudian dilakukan lagi uji coba alat ukur ketiga dengan menggunakan metode try-out terpakai pada 100 subjek dikarenakan reliabilitas yang masih rendah (0,578). Berikut gambaran hasil uji reliabilitas alat ukur disonansi kognitif
Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Disonansi Kognitif
Uji Coba 3 Setelah hapus
Alat Ukur Disonansi Kognitif Nilai Reliabilitas 0.817 0,817
Jumlah Item 18 18
Sumber : Pengolahan Data SPSS 19.0
Setelah melakukan uji coba alat ukur ketiga dengan menggunakan metode try-out terpakai didapatkan reliabilitas sebesar 0,817. Dalam uji coba ketiga ini tidak ada lagi pasangan item yang perlu dihapus, sehingga hasil korelasi kedua antara skor item dengan skor total dan nilai
cronbach’s alpha atau reliabilitas alat ukur saat penelitian lapangan juga sebesar 0,817.
Pada alat ukur sumber disonansi pilot study kedua diperolah nilai reliabilitas sebesar 0,493 dengan jumlah 17 buah item dan termasuk dalam nilai reliabilitas yang tergolong sedang. Setelah peneliti melakukan penghapusan 8 item yang tidak valid, maka tersisa 9 item. Item-item yang tidak valid tersebut ada yang dihapus dan direvisi sehingga jumlah item kemudian menjadi 14 item. Peneliti memutuskan untuk kembali melakukan uji coba alat ukur ketiga / pilot study 3 dengan menggunakan metode try-out terpakai karena reliabilitas alat ukur ini yang masih rendah (0,493) kepada 100 orang subjek penelitian. Berikut gambaran hasil uji reliabilitas alat ukur sumber disonansi kognitif. Tabel 3.15 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Sumber Disonansi Kognitif
Uji Coba 3 Setelah hapus
Alat Ukur Disonansi Kognitif Nilai Reliabilitas 0.810 0,818
Jumlah Item 14 13
Sumber : Pengolahan Data SPSS 19.0 Setelah melakukan uji coba alat ukur ketiga dengan menggunakan metode try-out terpakai didapatkan reliabilitas sebesar 0,810. Dalam uji coba ketiga ini diperoleh 13 item yang valid setelah pengurangan 1 item yang tidak valid. Hasil korelasi kedua antara skor item dengan skor total
dan nilai cronbach’s alpha setelah penghapusan item yang tidak valid sebesar 0,818. Pada alat ukur cara mengurangi disonansi kognitif, setelah peneliti melakukan pilot study kedua kepada 30 orang subjek penelitian, diperolah nilai reliabilitas sebesar 0,779 dengan jumlah 24 buah item dan termasuk dalam nilai reliabilitas yang tergolong tinggi. Setelah peneliti melakukan penghapusan 7 item yang tidak valid, maka tersisa 17 item. Item-item yang dihapus berasal dari dimensi beberapa dimensi. Peneliti memutuskan untuk merevisi 3 dari 7 item yang tidak valid sehingga jumlah item menjadi 20 item. Pada alat ukur ini juga dilakukan uji coba alat ukur ketiga / pilot study 3 dengan menggunakan metode try-out terpakai. Berikut gambaran hasil uji reliabilitas alat ukur cara mengurangi disonansi kognitif.
Tabel 3.16 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Cara Mengurangi Disonansi Kognitif
Uji Coba 3 Setelah hapus
Alat Ukur Disonansi Kognitif Nilai Reliabilitas 0.765 0.788
Jumlah Item 20 17
Sumber : Pengolahan Data SPSS 19.0 Setelah melakukan uji coba alat ukur ketiga dengan menggunakan metode try-out terpakai didapatkan reliabilitas sebesar 0,765. Dalam uji coba ketiga ini diperoleh 16 item yang valid setelah pengurangan 3 item
yang tidak valid. Hasil korelasi kedua antara skor item dengan skor total dan nilai cronbach’s alpha setelah penghapusan item yang tidak valid sebesar 0,788. 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Langkah pertama peneliti membuat rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Kemudian peneliti melakukan studi pendahuluan atau preeliminary study kepada 25 Mahasiswa Psikologi Universitas Bina Nusantara untuk menggali fakta-fakta empiris agar diketahui masalah utama dari penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan studi literatur terhadap topik dan variabel yang diteliti melalui buku, jurnal online, e-book, dan berbagai literatur lain di internet. Hal ini dilakukan untuk mendapat informasi yang dapat mendukung penelitian. Setelah studi literatur selesai dilakukan, peneliti membuat metodologi penelitian yang terdiri dari cara pengambilan sampel, penetapan sampel, instrumen penelitian, alat pengukuran yang digunakan serta metode analisis yang akan digunakan. Langkah selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian. Peneliti mengkonstruk sendiri alat ukur disonansi kognitif, sumber disonansi kognitif, cara mengurangi disonansi kognitif berdasarkan teori dari Leon Festinger (1957). Setelah membuat item-item pernyataan sesuai dimensi, peneliti melakukan expert judgement dengan dua orang dosen yang ahli dalam bidang Psikologi sosial. Proses expert judgement dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Setelah item dinyatakan lolos dari penilaian expert judgement, peneliti melakukan pilot study dengan menyebarkan kuesioner kepada 20 orang mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Setelah pilot study selesai, didapatkan hasil perhitungan reliabilitas alat ukur berada pada kategori rendah. Selanjutnya peneliti memperbaiki item-item alat ukur, kemudian melakukan uji keterbacaan pada 3 subjek yang sesuai dengan kriteria, dan selanjutnya melakukan pilot study kedua. Hasil reliabilitas dari pilot study kedua mengalami peningkatan yang pesat berarti alat ukur sudah dinyatakan valid dan reliable sehingga peneliti sudah dapat melanjutkan proses penelitian ke tahap pengambilan data lapangan. Pengambilan data lapangan dilakukan mulai tanggal 21-24 January 2012. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 112 orang mahasiswa Universitas Bina Nusantara dari jurusan Psikologi dan Non-Psikologi.
3.5.3 Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data dari 150 subjek, 100 subjek untuk penelitian lapangan dan 20 subjek untuk uji coba alat ukur pertama, 30 subjek untuk uji coba alat ukur kedua, dan 100 subjek untuk uji coba ketiga dan penelitian lapangan. Tehnik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan melakukan perhitungan indeks dengan terlebih dahulu membuat pasangan/counterpart dari dimensi kognitif dan dimensi emosional untuk alat ukur disonansi kognitif. Kemudian untuk melihat sumber disonansi dan cara mengurangi disonansi kognitif menggunakan perhitungan modus secara manual.
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan program aplikasi Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 19.0. Menurut Supardi (2007), pengolahan data terdiri dari tahap editing yaitu melakukan pemeriksaan satu per-satu item jawaban kuesioner yang sudah terkumpul dan tahap tabulating, yaitu tahapan ini peneliti memeriksa kuesioner yang memiliki isian jawaban yang lengkap yang kemudian diberikan skor sesuai dengan skala yang sudah ditentukan. Setelah memberikan skor untuk tiap-tiap kuesioner, data yang sudah ada dikelompokkan dalam tabel indikatornya dengan menggunakan program Microsoft Excel. Kemudian data tersebut ditransfer ke dalam program statistik SPSS 19.0 untuk mendapat gambaran sampel secara keseluruhan dari sisi jenis kelamin dan jurusan.