BAB 3 ANALISA NOVEL BALTHASAR’S ODYSSEY
3.1.
Novel Balthasar’s Odyssey
Novel Balthasar’s Odyssey merupakan novel fiksi sejarah (historical fiction) karangan Amin Maalouf pada tahun 2000. Draft aslinya berbahasa Prancis, dengan judul asli “Le Periple de Baldassare”, kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Novel Balthasar’s Odyssey dalam bahasa Inggris pertama kali diterbitkan di Inggris oleh Vintage, kemudian di Amerika Serikat novel ini diterbitkan oleh Arcade Publishing. Di Indonesia sendiri, novel Balthasar’s Odyssey baru diterbitkan pada bulan Oktober 2006 oleh PT Serambi Ilmu Semesta
yang diterjemahkan dari novel Balthasar’s Odyssey berbahasa
Inggris terbitan Vintage, London.
3.2.
Analisa Isi Novel Balthasar’s Odyssey
3.2.1. Sinopsis Berkisah pada pertengahan abad 17 dengan setting dunia mediterania, tentang kehidupan Balthasar Embriaco, seorang pedagang buku dan barang antik dari Gibelet, keturunan Genoa yang berubah drastis sejak seorang pria bernama Evdokim mendatangi tokonya dan mencari buku yang menyinggung tentang nama Tuhan Yang ke-100 lantaran tumbuhnya kabar bahwa pada tahun 1666 dunia ini akan kiamat. 17 tahun kemudian, tiba-tiba seorang lelaki tua miskin memberikannya buku Nama yang ke-100, namun seorang pelanggan penting langsung membeli buku itu dengan harga tinggi dan menuju Konstantinopel. Rasa bersalah dan desakan dari salah seorang keponakannya membuatnya melakukan perjalanan panjang mengejar buku tersebut dan di tengah perjalanan, rombongan Balthasar yang ditemani dua keponakan dan satu pegawainya, bertemu dengan berbagai petualangan dan seorang janda bernama Marta bergabung dengan mereka. Tetapi ternyata terjadi sebuah kecelakaan dan buku itu hilang. Putus asa, Balthasar dan rombongannya berlayar ke Smyrna, dan di sana ia mengetahui bahwa buku itu sedang menuju London. Karena konflik asmaranya dengan Marta, Balthasar diusir oleh aparat yang berwenang ke Genoa, tanah kelahiran nenek moyangnya. Di Genoa Balthasar bertemu dengan Gregorio yang segera mengundangnya dan menjodohkannya dengan putrinya. Balthasar berlayar menuju London untuk berpikir dan mengejar buku Nama yang ke-100. Dalam perjalanan ia mengalami berbagai kejadian bersejarah di beberapa Negara Eropa, salah satunya kebakaran besar London (The great fire of London) dan setelah akhirnya
19
berhasil mendapatkan buku itu, meskipun tidak bisa membaca isinya, ia kembali ke Genoa menghabiskan hari-hari terakhir di tahun 1666, yang juga membuktikan bahwa ramalan kiamat itu salah. Novel ini dituturkan dalam bentuk buku harian milik karakter utamanya sepanjang perjalanannya yang seluruhnya berjumlah 4 buah buku.
3.2.2. Elemen-Elemen Cerita a)
Plot
Plot dalam novel Balthasar’s Odyssey adalah plot yang terfokus pada karakter utama, yaitu Balthasar. Buku ini mengisahkan Kehidupan Balthasar sebagai pedagang buku dan barang antik yang berubah drastis karena desas-desus hari kiamat dan sebuah buku berisi nama Tuhan yang keseratus, yang mendorong Balthasar untuk melakukan perjalanan panjang mencari buku tersebut, dari gibelet, ke Tripoli, Konstantinopel, Smyrna, Genoa, London, serta negri-negri Eropa lainnya. Dalam perjalanannya Balthasar harus berhadapan dengan peristiwa-peristiwa bersejarah yang benar-benar terjadi pada pertengahan abad 17. Akhirnya Balthasar berhasil mendapatkan buku penting tersebut meskipun tidak mampu membaca isinya. b)
Karakter-Karakter dalam Novel Balthasar’s Odyssey 1. Abu Maher al Mazandarani : Pengarang buku Nama yang keseratus, seorang muslim dari Baghdad. 2. Abdessamad : Pedagang buku beragama Islam di Tripoli, teman Balthasar. 3. Abbas : Penjahit yang ditolong oleh rombongan Balthasar dari sekawanan perampok. 4. Abdellatif : Pegawai penjara kesultanan Ottoman di Smyrna. Seorang pegawai yang jujur dan baik hati, menolong Balthasar mencarikan informasi tentang keberadaan Sayyaf. 5. Ali Esfahani : Pangeran dari Persia yang berkenalan dengan Balthasar di kapal menuju London. 6. Angel : Pastor yang disewa Ali Esfahani sebagai penerjemah dalam perjalanannya. 7. Ansaldo Embriaco : Leluhur Balthasar yang membantu pembangunan sebuah benteng kota di Tripoli sehingga diberi kekuasaan atas wilayah Gibelet. 8. Balthasar Effendi/ Baldassare Embriaco : Pedagang buku dan barang antik dari Gibelet, keturunan Genoa. 9. Barinelli : Tuan rumah di Galata yang menampung rombongan Balthasar selama mereka di Konstantinopel. 10. Beauvoisin : Kapten kapal Le Grand Cesar yang mengangkut barang menuju Smyrna.
20
11. Bess : Wanita pemilik kedai bir dan penginapan di London. 12. Calvin : Salah satu pengikut si pendeta Inggris. 13. Catherine of Braganza : Ratu Portugis yang menikah dengan Charles II. 14. Centurione : Kapten kapal yang dinaiki Balthasar menuju London. Ia percaya bahwa burung-burung
adalah
iblis-iblis
yang
mengejarnya,
sehingga
mempengaruhi
kebijakannya menetapkan arah kapal berlayar. 15. Charles II : Raja Inggris yang berkuasa saat itu. 16. Chevalier Hugues de Marmontel : Utusan istana Prancis, seorang ahli sastra dan benda-benda seni Timur, pelanggan penting Balthasar. 17. Coenen : Pendeta Belanda, teman Cornelius Wheeler. 18. Cornelius Wheeler : Pedagang buku dan barang antik dari London. 19. Cristoforo Gabbiano : pengusaha kapal kaya raya di Lisbon, rekan bisnis Gregorio Mangiavacca yang berhutang padanya. 20. Domenico : Kapten kapal penyelundup damar wangi dari Smyrna ke Genoa. 21. Drago : Anak buah Sayyaf yang ditugaskan menipu Balthasar dan menggiring Marta ke rumah Sayyaf. 22. Edigio : Rahib dari Lerici, sepupu dekat Gregorio Mangiavacca. 23. Eliazar : Sepupu Maimoun Toleitli yang kaya raya dari hasil berbisnis minyak dan sabun. 24. Elvira : Mendiang istri Balthasar yang dijodohkan dengan Balthasar oleh ayahnya, seorang saudagar Genoa dari Siprus. 25. Evdokim Nikolaevitch : Peziarah dari Rusia yang mendatangi toko Balthasar, mencari Buku Nama yang keseratus dan membawa kabar tentang ramalan kiamat. 26. Ezekiel Moineau : Pemilik kedai makan Prancis di Smyrna. 27. Georg Caminarius : Pria Bavaria yang menjadi teman seperjalanan Balthasar dari London. 28. Giacominetta : Putri tertua Gregorio Mangiavacca yang dijodohkan dengan Balthasar oleh ayahnya. 29. Girolamo Durazzi : Pria Venesia teman seperjalanan Balthasar di kapal yang menuju London. 30. Gregorio Mangiavacca : Salah satu saudagar terkaya di Genoa dari hasil usaha gelapnya menyelundupkan damar wangi, teman sekaligus calon mertua Balthasar. 31. Habib : Keponakan Balthasar yang mata keranjang dan hobi keluyuran, adik Jaber. 32. Hatem : Pegawai Balthasar, pria jujur dan cerdas dari Siprus. 33. Idriss : Pria tua miskin yang memberikan buku Nama yang keseratus pada Balthasar, asal-usulnya tidak diketahui.
21
34. Jaber/ Boumeh : Keponakan Balthasar yang kutu buku, tekun, dan terobsesi dengan ramalan kiamat. Ia mendesak pamannya untuk melakukan perjalanan mencari buku Nama yang keseratus. 35. Jean Baptiste : Biarawan tua di biara Capuchin, Smyrna. 36. Liva : Pelayan dan kekasih Barinelli. 37. Marta Khanum : Wanita cantik yang dijuluki “si janda”, ia bergabung dengan rombongan Balthasar untuk mencari keterangan tentang suami yang telah lama meninggalkannya. 38. Maimoun Toleitli : Seorang Yahudi yang berpikir secara rasional menjadi sahabat Balthasar di rombongan kafilah menuju Konstantinopel, ia adalah pedagang perhiasan dari Aleppo. 39. Magnus : Salah seorang pengikut si pendeta Inggris. 40. Maurizio : Pelaut muda yang menipu Balthasar agar naik ke kapal kaptennya. 41. Melchione Baldi : Pedagang barang antik di Genoa yang sangat ingin berkelana. 42. Mircea : Pangeran dari Walachia yang telah meninggalkan kehidupan mewah demi menjadi kolektor buku. 43. Monsieur de la Haye : Duta besar Prancis di Konstantinopel. 44. Morched Agha : Pejabat tinggi di Damaskus yang menipu dan memeras Balthasar di Konstantinopel. 45. Orietina : Istri Gregorio Mangiavacca dan sekaligus calon mertua Balthasar. Wanita Genoa yang taat dan tidak menyukai Balthasar. 46. Pleasance : Kakak perempuan Balthasar, ibu Jaber dan Habib. 47. Rasmi : Saudara Sayyaf yang menguntit rombongan Balthasar sampai ke desa Anfe. 48. Roboly : Pedagang Prancis terkemuka. 49. Sabbatai Zevi : Ratu adil palsu Yahudi yang memimpin gerakan mesianik terbesar dalam sejarah Yahudi. 50. Sayyaf : Suami Marta, pria jahat yang meninggalkan istrinya, lalu tinggal di desa Katarraktis, Chios. 51. Sebastio Magalhaes : Pria Portugis tua yang menolak meninggalkan Tangier saat jatuh ke tangan Inggris. 52. Si Pendeta Inggris : Pendeta bekas pasukan Crommwell yang memberikan buku Nama yang keseratus pada Balthasar setelah London dilahap api. 53. Syekh Abdel Bassit : Imam masjid agung di Gibelet. Pria buta yang bijaksana. 54. Thomas : Pendeta di gereja Pera. 55. Vieira : Pastor yang mengabarkan tentang ramalan kiamat di Lisbon. Ia dituduh sesat dan dipenjara oleh inkuisisi.
22
c)
Konflik
Konflik yang dialami Balthasar dimulai dari konflik batin yang dialaminya dengan orang-orang disekitarnya akibat pengaruh ramalan mengenai hari kiamat. Kematian Idriss yang menimbulkan rasa bersalah, konflik harga diri dan asmara dengan Marta, Bess, dan masalah pemerasan dan penipuan oleh pihak-pihak berwenang yang dialami Balthasar selama perjalanannya. Disini ia juga menyaksikan konflik yang terjadi di masyarakat akibat benturan antar agama dan kepercayaan dan kurangnya toleransi. Namun konflik utamanya adalah sikap skeptis Balthasar terhadap ramalan hari kiamat dan tingkah orang-orang disekitarnya yang berperilaku seakan-akan kiamat akan datang. Di lain pihak, ia terobsesi untuk mendapatkan buku Nama yang keseratus dan mengejarnya sampai London. d)
Setting
Novel Balthasar’s Odyssey mengambil setting di beberapa kawasan Timur Tengah dan Eropa, disaat kejayaan kekuasaan kesultanan Ottoman pada pertengahan abad 17. Kota-kota utama dalam cerita ini adalah Gibelet, Tripoli, Konstantinopel, Smyrna, Chios, Lisbon, Amsterdam, Tangier, London, dan Genoa. e)
Tema
Tema novel ini adalah kisah perjalanan Balthasar mengejar buku Nama yang keseratus, memperjuangkan cintanya, menghadapi pihak-pihak yang melakukan pemerasan dan penipuan terhadapnya, menanggapi fenomena yang terjadi di masyarakat, dan menuju kehidupan baru yang ditawarkan dan meninggalkan kehidupan lamanya.
3.2.3. Teknik Penulisan a)
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama (first-person point of view). Teknik penulisan dengan sudut pandang orang pertama dinarasikan oleh satu karakter yang secara eksplisit merujuk pada dirinya sebagai orang pertama, dengan ciri penggunaan kata ‘aku’ atau ‘kami’. Penggunaan kata tunjuk ini dituturkan melalui buku harian Balthasar yang menceritakan petualangan dan hal-hal yang dialami dan dirasakannya.
23
b)
Gaya Penulisan
Novel Balthasar’s Odyssey menggunakan kata-kata cerdas, humoris, dan memaparkan faktafakta berbobot dengan lugas dan tak memihak. Amin Maalouf memaparkan adanya fakta dan gagasan,
lalu membiarkan pembacanya memutuskan sendiri. Gaya yang digunakan
memposisikan tokohnya sebagai penengah yang menjadi perantara antara fakta, gagasan, dan kejadian dalam cerita dengan pikiran dan ide dari pembacanya. Kisah Balthasar dituturkan dengan jujur, lugas, dan sederhana, sebagai seorang individu biasa yang mengalami kejadiankejadian yang besar dan bersejarah.
3.2.4. Analisa Visual Novel a)
Cover Buku
Gbr. 3.1. Cover Novel Balthasar’s Odyssey versi Serambi, Indonesia Cover novel Balthasar’s Odyssey terbitan Serambi menggambarkan rombongan Balthasar yang sedang berlayar diiringi para peniup terompet dan penabuh drum di lautan lepas yang
24
dipenuhi oleh makhluk-makhluk mitos dari dunia mediterania. Latar belakangnya adalah pegunungan kecoklatan dan langit yang memancarkan garis-garis sinar matahari terbit atau tenggelam yang berada di balik pegunungan tersebut. Judulnya dilatar belakangi oleh lembaran scroll tua kecoklatan dan di sisi kiri-kanannya terdapat makhluk mitos menyerupai naga eropa yang sedang terbang, tulisan judul diemboss dan dilapisi oleh lapisan spot UV, jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 35 point. Bagian cover belakangnya menggunakan elemen-elemen gambar yang sama dengan cover depan, namun dengan penyusunan yang berbeda. Sinopsis cerita diletakkan ditengah, dengan latar belakang warna coklat tua yang menyerupai kertas tua yang telah sobek-sobek. Secara keseluruhan, warna yang dominan adalah coklat, biru, merah, dan hijau. Warna lainnya adalah kuning, oranye, hitam, dan ungu. Teknis visualisasi menggunakan media digital dengan pewarnaan blocking.
b)
Ilustrasi Peta
Gbr. 3.2. Ilustrasi Peta dalam Novel Balthasar’s Odyssey versi Serambi, Indonesia Ilustrasi peta dalam novel Balthasar’s Odyssey menggambarkan lokasi dari kota-kota abad 17 di tiga benua yang dijelajahi oleh Balthasar dalam novel, beberapa kota yang dianggap
25
penting ditambahkan dengan ilustrasi bangunannya yang terkenal pada masa itu, misalnya kota Konstantinopel dengan gedung Hagia Sophianya. c)
Halaman Novel
Gbr. 3.3. Lay out awal bab Novel Balthasar’s Odyssey versi Serambi, Indonesia Novel Balthasar’s Odyssey terdiri dari 4 bab yang disebut dengan Buku Catatan 1-4, yaitu Nama yang Keseratus, Suara Sabbatai, Malam tak Berbintang, dan Godaan di Genoa. Tiap awal bab dalam novel memiliki format penyusunan seperti di atas, dengan ilustrasi kecil yang sama. Keempat bab ini dimaksudkan oleh pengarang sebagai keempat buku jurnal perjalanan Balthasar selama perjalanan panjangnya. Isinya hanya dipisahkan berdasarkan perbedaan tanggal dan lokasi saat Balthasar menuliskannya, seperti diary yang selalu diawali oleh lokasi dan tanggal penulisan pemiliknya. Teks menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12 point.
26
Gbr. 3.4. Lay out isi Novel Balthasar’s Odyssey versi Serambi, Indonesia
3.2.5. Analisa SWOT Novel a)
Strength
Novel Balthasar’s Odyssey merupakan bacaan cerdas dan berbobot dengan tema dan setting cerita yang tidak biasa (kota-kota di belahan dunia Mediterania, pada pertengahan abad 17, saat kesultanan Ottoman berkuasa) serta berhubungan dengan sejarah, seperti adanya tokohtokoh yang memang nyata dan berperan dalam sejarah pada abad 17, intrik dan permasalahan serta keadaan sosial budayanya juga ada di dunia nyata, sehingga novel ini sangatlah menarik bagi pembacanya.
27
b)
Weakness
Novel Balthasar’s Odyssey mempunyai terlalu banyak karakter kedua dan setting tempat yang banyak pula serta penggunaan alur cerita campuran (maju dan mundur) sehingga membingungkan dan kurang dapat dipahami. Penjelasan literal mengenai penggambaran berbagai hal (manusia, bangunan, atribut, setting, dll) kurang mendetail dan elemen-elemen grafis yang dapat membantu pembaca memahami isi, keadaan, dan merasakan nuansa unik novel sangat minim, atau dapat dikatakan hampir tidak ada. c)
Opportunity
Novel Balthasar’s Odyssey merupakan novel bergenre fiksi sejarah (historical fiction) dengan setting dunia mediterania pada abad 17yang belum banyak di pasaran, selain itu ide penyampaian cerita berupa jurnal perjalanan Balthasar juga menjadi daya tarik tersendiri, ditambah dengan nilai lebih dari nama pengarangnya, Amin Maalouf yang telah diakui dunia sebagai salah satu novelis terkemuka dunia saat ini. d)
Threat
Selain cukup tebal (memiliki 619 halaman), novel ini tergolong novel yang cukup berat dan rumit sebagai bacaan sehingga kurang disukai pembaca pada umumnya. Selain itu, daya tariknya hampir tidak ditonjolkan sehingga ‘tenggelam’ di antara novel-novel lain yang kebanyakan
telah
dilengkapi
dengan
elemen-elemen
grafis
yang
mendukung
dan
meningkatkan daya tarik.
3.2.6. Data Buku a)
Fisik Buku •
Amin Maalouf, cet. 1, Oktober 2006, cover + 619 hlm, 13,4 x 20,7 cm, ISBN 979-111237-1, Rp 56.000,-
•
Cover : Art paper, teknik cetak separasi, warna dominan coklat dan biru. Cover bergambar Kapal dengan penumpang-penumpangnya yang sedang berlayar di laut dengan ikan-ikan besar dan berlatar daratan dan pegunungan serta langit kecoklatan. Background judul terdapat gulungan perkamen yang direntangkan dengan dua makhluk mitos di kedua sisinya. Judul dilaminating glossy dan diemboss.
•
Isi : kertas buram 60 gram, teknik cetak satu warna hitam.
28
b)
Topik
Berkisah tentang petualangan panjang yang dialami Balthasar dalam mencari dan mengejar buku Nama yang keseratus yang merubah jalan hidupnya. c)
Perusahaan terkait
Novel Balthasar’s Odyssey diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris oleh Vintage, di Indonesia buku ini diterbitkan oleh PT Serambi Ilmu Semesta, anggota IKAPI. d)
Profil Penulis Amin Maalouf
Amin Maalouf lahir di Beirut pada tahun 1949 di antara komunitas Katolik taat, jurnalis, dan penulis. Pada tahun 1976 ia bermigrasi ke Prancis dan menetap disana hingga saat ini. Amin Maalouf melepaskan karier pertamanya sebagai pemimpin di surat kabar harian Lebanon, Annahar dan memfokuskan diri pada karier sebagai penulis. Ia telah mengarang banyak novel fiksi dan nonfiksi yang berlatar belakang Timur Tengah, Afrika, dan dunia Mediteran. Karya fiksinya bergenre fiksi sejarah, seperti Samarkand yang memenangkan penghargaan Prix des Maisons de la Presse, The Garden of Light, Ports of Call, dan Leo the African. Salah satu karyanya yang bergengsi adalah The Rock of Tanios yang memberinya penghargaan Prix Concourt pada 1993. Karya nonfiksi Amin Maalouf diantaranya adalah kumpulan esai On Identity dan The Crusades through Arab Eyes. Dalam buku-bukunya, ia membangun jembatan penghubung antara dunia Timur dan Barat, kedua sisi darimana ia berasal.
29
e)
Beberapa Cover Novel Balthasar’s Odyssey Dari Berbagai Negara.
Gbr. 3.5. Contoh Cover Novel Balthasar’s Odyssey dari berbagai negara
30