BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang biasa dikenal antara lain yaitu: Neraca atau Laporan Laba-Rugi, atau disebut juga hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan. Laporan tersebut pada dasarnya ingin melaporkan kegiatankegiatan perusahaan antara lain: kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional sekaligus mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pihak – pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dan hasil – hasil yang telah dicapai perusahaan sangat perlu untuk
mengetahui
kondisi
keuangan
perusahaan.
Kondisi
keuangan
perusahaan dapat di ketahui dari keuangan dapat di artikan sebagai berikut: Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:76) pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak - pihak yang berkepentingan dengan data – data atau aktivitas tersebut. Sedangkan pendapat lain dari Baridwan (2000:17)
5
6
menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian lain laporan keuangan menurut Munawir (2002:19) adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang mana dari proses akuntansi itu dihasilkan tiga laporan umum yang terdiri dari neraca, laba rugi, dan laoran arus kas. Definisi lain laporan keuangan menurut Hardjito, (2001:51), adalah kondisii keuangan perusahaan yang melibatakan neraca dan laporan laba rugi, dimana neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta) kewajibn (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada period tertentu. Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan atau daftar yang berisi laporan utama yang memuat posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdiri dari neraca laporan rugi-laba, dan laporan perubahan posisi keuangan yang selama periode tertentu.
2. Tujuan Laporan Keuangan Pada dasarnya tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum tujuan laporan keuangn menurut Munawir (2002:20) bahwa laporan keuangn harus memberikan informasi: a. Yang bermanfaat bagi investor maupun calon investor dan kreditur dalml
7
lmengambil keputusan investor dan keputusan kredit yang rasiional. b. Yang menyeluruh kepada mereka yang mempunyai pemahamn yang memadai. c. Tentang bisnis maupun aktivitas ekonomi suatu envitas bagi yang menginginkan intuk mempelajari informasi tersebut. d. Tentang kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode. e. Tentang sumber daya ekkonomi milik perusahaan, asal sumber daya tersebut, serta pengambilan transaksii atas kejadian yang merubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut. f. Untuk membantu pemakaian laporan keuangan dalam mengakses jumlah, waktu dan ketidakpastian penerima kas dari deviden atau bunga dan penerimaan dari penjualkan atau penarikan kembali surat berharga atau pemimjam. Menurut Prastowo (2002:5) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut possisi keuangan, kinerja perusahaan dan perubahan posisi keuangan suatu poerusahaan yang bermanfaat bagi sjumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekkonomi. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Baridwan (2000:21) yang dinyatakan pada Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1984 dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan kualitatif, tujuan tersebut adalah: a. Tujuan Umum Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut:
8
1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitasaktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba. 3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
didalam
mengestimasi
potensi
perusahaan
dalam
menghasilkan laba. 4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman. 5) Untuk
mengungkapkan
sejauh
mungkin
informasi
lain
yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. b. Tujuan Kualitatif Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ke 7 kualitas sebagai berikut: 1) Relevan Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para
9
pengambil keputusan, informasi demikian tidak ada gunanya, betapa pun kualitas terpenuhi. 2) Dapat dimengerti Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah-istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai mengenai aktivitas. Aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan dan istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan oleh para pemakainya. 3) Daya uji Pengukuran dan penyajian informasi tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapat yang subyektif atau berlandaskan realita obyek semata. Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. 4) Netral Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai keputusan yang berlawanan. 5) Tepat Waktu Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan dasar untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk
10
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. 6) Daya Banding Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan
dengan
laporan
keuangan
perusahaan-perusahaan
lainnya pada periode yang sama. 7) Lengkap Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya lima tujuan diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standart pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan menurut SAK dalam Sawir (2003:2-3) adalah sebagai berikut: 1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. 3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan, semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
11
ekonomi secara umum. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dari transaksi atau kejadian masa lalu.
3. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Harahap (2001:17) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kedadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. c. Proses penyusunan laporan keuangan luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materiil, demikian pula penerapan
prinsip akuntansi, terhadap suatuu fakta atau pos tertentu
mungkin tidal dilaksanakan jjika hal inii tidak menimbulkan pengarauh yang materiill terhadap kelayakan laporan keuangan. e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penelitian suatu pos, maka lkazimnya dipilih alternatif-alternatif yang menghasilakan laba bersih atau nilai aktiva yang poaling kecil. f. Laporan keuangan lebih menekankan ada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi dari pihak pada bentuk hukumnya (formalitasnya).
12
g. Laporan keuangan disusun dengan mengguanakan istilah-istilah teknis,l dan pemakaian laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan . h. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekkonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. i. Informasi
yang
bersifat
kualitatif
dan
fakta
yang
tidak
dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
4. Pemakai Laporan Keuangan Laporan keuangan mengandung informasi untuk berbagai pihak. Adapaun berbagai pihak pemakai laporan keuangan dan kebutuhan informasinya secara terperinci dijelaskan sebagai berikut (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004:09): a. Investor Penanaman modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan, mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun
13
dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman Pemberi
pinjaman
tertarik
dengan
informasi
keuangan
yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan. f. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional. g. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, misalnya
perusahaan
dapat
memberikan
kontribusi
berarti
pada
perekonomian nasioal, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
14
5. Jenis Laporan Keuangan Secara umum jenis laporan keuangan menurut Prastowo (2002:16) bahwa laporan keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk kjuga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Dua jenis laporan keuangan utama yang umum dibuat dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi (dan biasanya di lengkapi dengan laporan perubahan modal), yang masing-masing dapat dijelasakan sebagai berikut: a. Neraca Pengertian neraca atau balance shee tmanurut Munawir, (2002:39) adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aktiva, kewajiban-kewajibannya atau hutang dan hak para pemililk perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau modal para pemilik pada suatu saat tertentu.Neraca harus di susun secara sistematis sehingga dapat
memberikan
gambaran
mengenai
posisi
keuangan
perusahaan. Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Insonesia dalam bukunya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2002:12) pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa: “… unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas…”.
15
Dari pernyataan diaatas dapat di simpulkan neraca adalah suatu laporan yang memberikan laporan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan ekuitas. b. Laporan Laba Rugi Menurut Munawir (2002:41) pada dasarnya lapoean laba rugi berisikan dua elemen, yaitu: 1) Melaporkan jumlah aliran masuk aktiva kas atau piutang yang merupakan hasil dari penjualan barang ataujasa kepada pelanggan, jumlah tersebut dinamakan “pendapatan”. Jadi pengertian pendapatan adalah aliran masuk (kenaikan) aktiva suatu perusahaan atau penurunan utangnya atau kmbinasi keduanya dalam periode tertentu dari penyerahan barang dagang , hasil produksi, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha pokok atau (entral operations) perusahaan tersebut. 2) Melaporkan jumlah aliran keluar (consumtion) sumber daya ekonomik yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan, jumlah tersebut dinamakan biaya (expense), jika pendapatan lebih besar daripada biaya yang berasal dari central operation dinamakan laba operasi bersih (operating net income, net earning), sebaliknya kalau pendapatan lebih kecil disebut rugi (net oprating loss). Pendapatan lain menurut Baridwan (2000:30) laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukan pendapatan-pendapatan dan biaya dari suatu unit usaha untuk satu periode tertentu. Selisih antara pandapatan-
16
pendapatan dan biaya-biaya disebut lkaba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. 3) Hubungan antar kedua laporan tersebutMeskippun neraca dan laporan laba rugi merupakan dua dokumen yang terpisah, akan tetapi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling terkait, serta merupakan suatu siklus antara neraca dan laporan laba rugi sering di hubungkan dengan satu laporan yang disebut laporan perubahan modal. (laba ditahan), yang memberikan inforamsi mengenai perubahan modal (laba ditahan) selama periode tertentu, (Prastowo, 2002:16)
6. Teknik Analisis Laporan Keuangan Agar dari laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat diperoleh informasi yang lebih dahulu. Secara umum metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu Horisontal dan Vertikal. (Prastowo 2002:59) a. Metode Analisis Horisontal Adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungan yang disebut metode analisis horisontal karena analisis ini membandingkan pos-pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode).
17
b. Metode Analisis Vertikal (statis) Adalah, metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun yang sama. Disebut metode vertikal karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain pada laporan keuangan yang sama. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun yang sama. Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut Riyanto (2001:329) adalah sebagai berikut: 1) Analisis perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara perbandingan laporan keuangan untuk dua periode. Metode perbandingan yang dapat digunakan dalam analisis adalah: a) Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (ratio histories) atau dengan rasio-rasio yang dapat diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. b) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan ( company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri atau rasio rata-rata atau rasio standart).
18
2) Trend / tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun. 3) Laporan dengan prosentase perkomponen atau commonsize statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya dan juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi per-ongkos yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan. 4) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja pada periode tertentu. 5) Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal pada periode tertentu. 6) Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7) Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk mengenai sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain.
19
8) Analisa Break Even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis horisontal, sebab dengan menggunakan metode ini diharapkan akan dapat diketahui perkembangan perusahaan selama beberapa tahun yaitu mulai tahun 2006-2010, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah teknik Analisis Rasio. Rasio tersebut akan diuji berdasarkan rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio provibilitas dan rasio solvabilitas.
2.1.2 Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam dalam analisa laporan keuangan dengan ketentuan lain diantaranya adalah alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan, sehingga dapat diketahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan tersebut. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan, rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainya. (Harahap, 2001:297)
20
Pengertian analisis rasio keuangan menurut Sundjaja dan Barlian (2003:128) adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status sauatu perusahaan. Dari pendapat beberapa para ahlli diatas dapat disimpulan bahwa analisa laporan keuangan adalah suatu kegiatan untuk melakukan analisa dan memberikan penilaian terhadap keadaan dan perkembangan keuangan suatu perusahaan
melalui
laporan
keuangan
perusahaan
tersebut
dengan
mempelajari angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dan mencari hubungan sebab-akibat. 2. Macam-Macam Rasio Menurut Sartono (2003:114) terdapat empat kelompok rasio keuangan yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengelola operasi perusahaan setiap hari dan memperoleh laba yang kompetitif. Adapun kelompok rasio keuangan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Rasio likuiditas Menurut Prastowo (2002:56-57) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan jangka pendeknya. Likuidits perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur. Analisis rasio yang digunakan dalalm rasio likuiditas terdiri dari: 1) Current ratio / rasio lancer Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
21
kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (kewajiban perusahaan). Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam rasio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan hutang lancar. Current Ratio =
Aktiva Lancar x 100 % Hutang Lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan di asumsikan semua aktiva benar-benar digunakan untuk membayar sedangkan hutang lancar menggambarkan yang harus dibayar dan siasumsikan semua hutang lancar benar-benar dibayar. Semakin tinggi current rasio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, akan tetapi current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan kas. “Rasio atau pedoman yang baik adalah 2 : 1 atau 200%”.. Yang termasuk aktiva lancar yaitu: kas, piutang, surat berharga, persediaan (Sartono, 2003:120), 2) Quick Ratio Rasio cepat adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi oleh aktiva lancar yang lebih likuid (Quick Asset). Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih diteliti ditemukan pada angka ratio atau quick ratio, pos persediaan dan persekot biaya dikeluarkan dan total aktiva lancar dan hanya menyisakan pos-pos aktiva lancar yang likuid saja yang akan dibagikan dengan hutang lancar.
22
Quick Ratio =
Aktiva Lancar - Persediaan x 100 % Hutang Lancar
Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak mampu membayar hutang-hutangnya di masa depan pada waktunya terutama bila karena perubahan keadaan ada faktor-faktor yang menghambat penagihan-penagihan. Sebaliknya rasio yang tinggi mungkin menunjukkan kegagalan usaha untuk mempergunakan sumber-sumber dana yang tersedia secara efisien”. Rasio ini dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid dan unsur aktiva tersebut seringkali merupakan kerugian jika terjadi likuiditas. Oleh karena itu, rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan. “Rasio atau pedoman yang baik adalah 1 :1 atau 100%” b. Rasio Laverage/solvabillitas Rasio laverage/solvabilitas menurut Sawir (2003:13) adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada itu dilikuidasi. Rasio-rasio laverage yang digunakan adalah: 1) Debt ratio (rasio hutang) Adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjakan dengan hutang atau berupa bagian di aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Rasio ini
23
memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Debt Ratio =
Total Hutang x 100 % Total Aktiva
Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi. Penggunaan utang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak, utang yang tinggi juga meningkatkan resiko. Jika penjualan tinggi maka perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi namun sebaliknya jika penjualan turun perusahaan terpaksa bisa mengalami kerugian karena adanya beban bunga yang harus dibayarkan ( Hanafi:2003;41). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi”. “Rasio atau pedoman yang baik adalah <100% (kurang dari 100%)”. 2) Total Debt Equity Ratio (Rasio Hutang Atas Modal) Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Debt to Equuity Ratio =
Total Hutang x 100 % Total Equity
Jika hasil yang didapatkan dari rumus diatas menunjukkan semakin tinggi angka rasio berarti semakin tinggi resiko yang dihadapi oleh para kreditor, karena angka rasio ini tinggi mengindikasikan makin tinggi utang yang dimiliki oleh perusahaan akibatnya perusahaan akan
24
kesulitan untuk meminjam dana dari kreditor (Ikhsan:2009;101). “Rasio atau pedoman yang baik adalah <100% (kurang dari 100%)”. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menurut Hanafi (2003:83) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal yang tertentu. Analisis yang digunakan meliputi: 1) Net Profit Margin: Net profit margin merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Net Profit Margin
=
Laba Bersih Setelah Pajak x 100 % Penjualan Bersih
Profit margin yang tinggi menunjukkan kemempuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu (Hanafi:2003;43). Secara umum rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisiensi manajemen (Hanafi:2003;42). Rasio ini untuk membandingkan antara keuntungan sesudah pajak dengan penjualan, sehingga dari perhitungan ini dapat diketahui berapa keuntungan per rupiah penjualan. Apabila gross profit margin selama suatu periode tidak berubah sedangkan net profit margin mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya meningkat relatif lebih besar daripada peningkatan penjualan. “Rasio atau pedoman yang baik adalah >5%
25
2) Return On Total Assets (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat assets yang tertentu, ROA juga sering disebut ROI (Return On Investmen). Return On Asset
=
Laba Bersih Setelah Pajak x 100 % Total Aktiva
Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan asset yang berarti semakin baik ( Hanafi:2003;42). Return on assets atau return on investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Analisa ROA bersifat menyeluruh dan digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Atau untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan, sehingga dapat menghasilkan keuntungan. “Rasio atau pedoman yang baik adalah >dari 5%”. 3) Return on equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan laba bersih berdasarkan modal saham tertentu, rasio ini merupakan ukuran profatibilitas dari sudut pandang pemegang saham. Return On Equity =
Laba Bersih Setelah Pajak x 100 % Modal Sendiri
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham perusahaan. Para pemegang saham
26
melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dilihat dari kacamata akuntansi (Brigham dan Houston:2006;110) Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. “Rasio atau pedoman yang baik adalah antara 20%-40%. d. Rasio Aktivitas Menurut Sutrisno (2001:251) rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Analisis rasio yang digunakan meliputi: 1) Perputaran total aktiva (total asset turnover) Perputaran aktiva merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Total asset turnover digunakan untuk mengukur antara penjualan dengan total aktiva yang menyetujui efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan Total Asset Turnover = Rasio
ini
Penjualan Total Aktiva
menunjukkan
bagaimana
efektivitas
perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Semakin cepat perputaran aktiva akan semakin baik bagi perusahaan sedangkan perputaran yang lamban dari aktiva
27
menunjukkan adanya hambatan. “Rasio atau pedoman yang baik adalah lebih dari 0,5 kali (>50%)”. 2) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan informasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan Inventory Turnover =
Penjualan Persediaan
Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu semakin tinggi berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan. Rasio atau pedoman yang baik adalah antara 150-300% atau 1,5-3 kali 3) Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang merupakan ukuran efektivitas pengeloklaan piutang, semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Rasio atau pedoman yang baik adalah antara 150-300% atau 1,5-3 kali Receivable Turnover =
Penjualan Rata - rata Piutang
4) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) Perputaran aktiva tetap atau fixed assets turnover merupakan perbandingan Antara penjualan dengan total aktiva tetap yang dimiliki
28
perusahaan. Fixed Asset Turnover =
Penjualan Aktiva Tetap
Rasio perputaran aktiva tetap menunjukan sejauh mana kemempuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan (Hanafi:2008;40). Semakin tinggi angka perputaran aktiva tetap, semakin efektif perusahaan mengelola asetnya. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. “Rasio atau pedoman yang baik adalah antara 150-300% atau 1,5-3 kali”.
3. Kegunaan Analisis rasio Keuangan Pengguna hasil analisa laporan keuangan merupakan individu maupun kelompok
individu
mereka
yang
berkepentingan
tersebut
dapat
dikelompokkan menjadi empat, (Sawir, 2003:17) yaitu: a. Manajemen perusahaan Bagi manajemen, hasil analisa laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana efisiensi operasi, profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang, serta penggunaan yang efektif atas modal, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya. Dengan dasar inilah pihak manajemnen dapat membuat suatu keputusan.
29
b. Pemilik (Para Pemegang Saham ) perusahaan Dengan melihat analisa laporan keuangan pemilik perusahaan akan dapat seberapa besar profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari investasi yang mereka tanamkan. Mereka biasanya mengharapkan laba atas modal (Capital Gains) dan deviden yang meningkat yang akan membawa pertumbuhan pada nilai ekonomi atas investasi mereka. c. Pemberi pinjaman dan kreditor Pemberi pinjaman dan kreditor perusahaan dapat berasal dari perbankan, para pemegang obligasi, maupun pihak lain seperti pemasok. Dengan melihat hasil analisa laporan keuangan, mereka dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman yang jatuh tempo, dan ketersediaan nilai aktiva residual tertentu yang memberikan margin perlindungan terhadap resiko yang mungkin terjadi. d. Pemerintah, tenaga kerja dan masyarakat Mereka mempunyai tujuan spesifik bagi mereka sendiri. Dengan hasil analisa laporan keuangan, mereka dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar pajak, kemampuan untuk membayar upah, stabilitas
dalam
memenuhi
kebutuhan
ketenagakerjaan
ataupun
kemampuan keuangan untuk memenuhi berbagai kewajiban sosial dan lingkungan. Dalam manajemen keuangan, hasil analisa laporan keuangan lebih banyak ditujukan, terutama bagi pihak manajemen, pemilik perusahaan dan pemberi pinjaman. Sedangkan kegunaan analisis keuangan menurut Yamit (2000:4) adalah: a. Bagi para bankir berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit
30
jangkan pendek, likuiditas, kemampuan memperoleh laba, tingkat efisiensi operasional dan solvabilitas. b. Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba dan tingkat efisiensi operasional. c. Bagi para manajemen sendiri tentu saja sangat berkepentingan dengan semua aspek analisis rasio keuangan. Karena ia harus membayar jangka pendek, mampu membayar hutang jangka panjang, mampu meningkatkan efisiensi perusahaan, mampu memaksimalkan nilai perusahaan dan mampu laba untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. 4. Keunggulan dan Kelemahan Rasio Keuangan a. Keunggulan Keunggulan analisis rasio menurut Harahap (2001:298) sebagai berikut: 1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah dibaca dan ditafsirkan. 2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang rinci. 3) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. 4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi modal-modal pengambilan keputusan dan modal prediksi. 5) menstandarisir ukuran perusahaan. 6) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik/time series.
31
7) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. b. Kelemahan Analisis Rasio Kelemahan analisis rasio menut Harahap (2001 :204) sebagai berikut : 1) Rasio ini diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat-sifat tersendiri yang harus diketahui dan memerlukan taksiran sendiri mengandung data akuntansi itu sendiri mengandung data manipulasi atau kesalahan-kesalahan lainnya. 2) Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk analisis harus hati-hati, turn over yang tinggi belum tentu baik. 3) Membandingkan dengan industri rasio (yang belum ada di Indonesia) harus hati-hati karena banyak trick-trick yang digunakan manajemen yang diperbaiki rasio. 4) Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisis tidak menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga belinya. Menurut Yamit (2000:5) rasio keuangan harus digunakan secara hati-hati karena: a. Rasio keuangan harus dihitung berdasarkan data akuntansi yang dapat memiliki berbagai penafsiran bahkan dapat dimanipulasi b. Perbedaan dan kesamaan dengan rata-rata industry harus dinilai secara hati-hati, perbedaan dengan rata-rata industry tidak berarti hal ini menunjukan kelemahan atau yang kuran beres didalam perusahaan tersebut. Seballiknya, kesamaan dengan rata-rata industry tidak menjamin
32
bahwa perusahaan berjalan dengan normal dan dikelola dengan baik. 2.1.3
Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang
dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan komulatif dan ekonomi dari keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komulatif. (Sawir 2003 :67). 1. Kinerja Non Keuangan Pengukuran
kinerja
non-keuangan
sering
diabaikan,
namun
kenyataannya pengukuran kinerja non-keuangan sangat penting karena kinerja yang buruk pada proses operasi tidak akan tampak secara langsung pada laporan kinerja keuangan (analisis varian). Indikator non-keuangan merupakan suatu alat pengendalian kinerja pada tingkat operasional. Seperti yang dikatakan oleh Hansen dan Mowen (2001:410) “Operasional measures concernphysical measures of activity performance”. Karena indikator nonkeuangan berhubungan dengan pengukuran kinerja fisik maka satuan pengukuran yang digunakan bukan dalam satuan mata uang namun satuan tersebut disesuaikan dengan aktivitas operasi yang dilaksanakan. Anthony dan Govindarajan
(2000 : 439) menyatakan bahwa indikator non-keungan
memberikan 2 manfaat utama yaitu : a. “…can be reported almost on daily basis”. b. “Corective action can be taken almost immediately”.
33
Penggunaan indikator non-keuangan dapat pula mendorong keterlibatan para karyawan bagian operasi untuk lebih mendukung upaya perbaikan kinerja secara berkesinambungan (cotinuous improvement). 2. Kinerja Keuangan Berdirinya suatu perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu, berhasil tidaknya tujuan tersebut tidak mudah untuk dilakukan karena menyangkut aspek manajemen dan lingkungan perusahaan secara makro. Salah satu cara penilaian tersebut adalah dengan mengukur kinerja keuangan perusahaan. Penilaian kinerja keuangan berbeda dengan penilaian kinerja keuangan yang dinilai adalah data yang diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Analisis kinerja perusahaan berdasarkan data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan tingkat prestasi atau hasil riil yang telah dicapai oleh perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tolak ukur kinerja perusahaan dengan analisa rasio yang membandingkan kinerja keuangan perusahaan pada waktu tertentu dengan rata-rata industri yang sejenis. Sudut utama yang diambil dalam melaksanakan analisis kinerja perusahaan adalah dari sudut pandang manajemen dari perusahaan yang bersangkutan, pemilik perusahaan dan pemberi pinjaman. Dari ukuran kinerja keuangan dilihat dari sudut pandang secara menyeluruh maka tujuan penilaian kinerja keuangan adalah untuk mengetahui
34
aspek yang berkaitan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan yang mana dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio-rasio tertentu yang dapat mewakili masing-masing aspek keuangan yaitu : Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, Solvabilitas.
3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Menurut Mulyadi (2001: 227) tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standart perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organisasi. Secara umum tujuan penilaian kinerja keuangan adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui likuiditas yaitu : kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan di perusahaan. b. Untuk memenuhi tingkat solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk mengetahui kewajiban keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu : kemampuan perusahaan dalam melakukan usahanya secara stabil yang diukur dalam mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga atas hutang-
35
hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya. Serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur pada para pemegang saham.
2.1.4
Hubungan Rasio Keuangan Dengan Kinerja Keuangan Dengan perhitungan analisis rasio keuangan dapat digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk menilai efisiensi dan profitabilitas operasi, serta menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan.Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan pola tersebut yang pada giliranya, dapat menunjukan kepada analis rasio dan peluang bagi perusahaan yang sedang di telaah. (Helfret,1997).
2.2 Rerangka pemikiran Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Kondisi keuangan akan dapat diketahui dari laporan keuangan yang bersangkutan terutama pada neraca dan laporan rugi laba. Dalam menganalisis laporan keuangan PT. Mayora Indah, Tbk penulis menggunakan analisis berupa rasio keuangan yang lazim digunakan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio produktivitas dan rasio aktifitas. Dengan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan perusahaan, diharapkan dapat lebih mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk menilai keberhasilan manajemen dan menjadi masukan dalam pengambilan
36
keputusan di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas maka rerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 1 Rerangka Pemikiran Bursa Efek Indonesia (BEI)
Laporan keuangan periode 2007-2011 (Neraca dan Laporan Laba Rugi)
PT. Mayora Indah, Tbk Rasio-rasio keuangan
Analisis Rasio Likuiditas
1. Current ratio 2. Quick Ratio
Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis Rasio Profitabilitas
1. Debt ratio 2. Debt Equity Ratio
1. ROA 2. ROE
Analisis Trend
Kinerja keuangan
PT. Mayora Indah, Tbk
Analisis Rasio Aktivitas
1. Perputaran total aktiva 2. Perputaran total persediaan
37
2.3
Hipotesis Penelitian ini menggambarkan rasio keuangan PT. Mayora Indah, Tbk.
sehingga penelitian ini tidak menggunakan hipotesis melainkan mendiskriptifkan informasi dan melakukan analisis sesuai dengan kondisi yang diteliti dan mengintepretsikan.