58
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Konsep Sistem Informasi
1. Sistem Suatu organisasi atau perusahaan menggantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuannya dalam berkompetisi. Untuk dapat mengelola informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan, maka diperlukan suatu sistem yang tepat. Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output Widjajanto, (2001:2). Dari pengertian tersebut, sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat ; a. Memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagian-bagian tersebut disebut subsistem. Agar berfungsi secara efisien dan efektif subsistem-subsistem tersebut harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. b.
Suatu sistem harus memiliki tiga unsur yaitu input, proses dan output. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan, output adalah hasil operasi, sedangkan proses adalah aktivitas yang mengubah input menjadi output. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan
(inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose) (Hall, 2007:6) Menurut Romney dan Steinbart (2004:2) sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang berintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Mulyadi (2008:5) menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan menurut Winarno
58
59
(2006:1.3) sistem adalah sekumpulan kompenen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Informasi Karakteristik informasi adalah sebagai berikut Mukhtar, (1999:4) ; a. Relevan. Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. b. Andal / dapat dipercaya. Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas dari organisasi c. Lengkap. Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang dikurnya d. Tepat waktu. Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan e. Dapat dipahami. Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas Sedangkan menurut Wilkinso (1993:3) informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan. Idealnya informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran. Informasi tidak sama dengan data. Data adalah fakta, angka, bahkan simbol mentah yang merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Menurut Krismiaji (2005:15) informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. Winarno (2006:1.6) menyatakan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk pembuatan keputusan. 3. Sistem Informasi Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi. Krismiaji (2005:16) menyatakan sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan mengolah dan menyimpan data, dan caracara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bodnar
59
60
dan Hopwood (2010:11) menyatakan bahwa fungsi sistem informasi bertanggung jawab untuk pengolahan data. Pengolahan data merupakan aplikasi sistem informas akuntansi yang paling mendasar dalam setiap organisasi. Sedangkan menurut Hall (2001:18) tujuan dari sistem informasi adalah : a. Mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk pada tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar b. Mendukung pengambilan keputusan manajemen Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang meraka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan c. Mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif
2.1.2
Konsep Sistem Informasi Akuntansi
1. Sistem Akuntansi Definisi sistem akuntansi yang dikemukakan oleh Narko (2007:8) “sistem akuntansi pada umumnya diartikan sebagai jaringan yang terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedurprosedur, alat-alat, dan sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan informasi pada suatu organisasi untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi pihak yang berkepentingan”. Sistem akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan informasi akuntansi. Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedurprosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilhasilnya Haryono, (2003:395) Sedangkan menurut Mulyadi (2008:3) “sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. 2. Sistem Informasi Akuntansi
60
61
Menurut Krismiaji (2005:5) sistem infomasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan. Menurut Winarno (2006:2.2) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood, (2010:3) sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk megubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. 3. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Fungsi penting yang dibentuk sistem informasi akuntansi pada sebuah organisasi antara lain (Romney dan Steinbart, 2004:3) : a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat alam berbagai aktivitas tersebut agar pihak manajemen, para pegawai dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi. b. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. c. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal. Sedang fungsi sistem informasi akuntansi menurut Soemarso (2004:4) antara lain : a. Mengidentifikasi dan mengukur data yang relevan untuk suatu pengambilan keputusan b. Memproses data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan c. Pengkomunikasian informasi kepada pemakaian laporan
61
62
4. Faktor yang mempengaruhi Desain Sistem Informasi Akuntansi Faktor-faktor yang mempengaruhi desain Sistem Informasi Akuntansi adalah : a. Perkembangan teknologi informasi b. Strategi organisasi c. Budaya Perusahaan
Budaya Organisasi
Strategi Organisasi SIA
Teknologi Informasi Gambar 1 Faktor yang mempengaruhi SIA Sumber : Romney dan Steinbart, Sistem Informasi Akuntansi (2004:6)
2.1.3
Sistem Pengendalian Intern Perusahaan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi dan
mencegah penyalahgunaan sistem. Menurut Mulyadi (2008:163) “Sistem pengendalian intern merupakan struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian yang dirancang dengan baik akan dapat mekindungi aktiva dengan mencegah pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran yang sering terjadi atas pengendalian intern adalah penggelapan oleh karyawan. Menurut Romney dan Steinbart (2007:229) pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang
62
63
akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. 1. Jenis Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2008:163), berdasarkan tujuannya sistem pengendalian intern dibagi menjadi 2 yaitu : a. Pengendalian Intern Akuntansi, yaitu bertujuan untuk menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan dan memeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi. Pengendalian akuntansi perlu dirancang sedemikian rupa, sehingga memberikan jaminan yang cukup beralasan dan meyakinkan terhadap : 1) Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan wewenang manajemen, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus 2) Transaksi-transaksi perlu dicatat untuk penyusunan laporan keuangan dan juga menjaga pertanggungjawaban atas kekayaan 3) Pemakaian harta kekayaan perusahaan hanya diijinkan bila ada wewenang dari manajemen 4) Bahwa harta kekayaan perusahaan menurut catatan sama besarnya dengan kekayaan riil
b. Pengendalian Intern Administratif Tujuan utamanya yaitu meningkatkan efisiensi operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijakan-kebijakan perusahaan. Pengendalian administratif mendukung pengendalian akuntansi yang berorientasi pada manajemen.Yang termasuk dalam pengendalian administratif adalah ; 1) Pengendalian perencanaan, yang terdiri dari anggaran penjualan (sales budget), perencanaan induk (master plan), perencanaan jaga-jaga (contingency plan), peramalan arus kas (cash flow forecast) dan pengendalian persediaan (inventory control) 2) Pengendalian personil, yang terdiri dari recruitment, pelatihan, evaluasi pekerjaan, administrasi gaji, promosi dan transfer
63
64
3) Pengendalian standar operasi, yang terdiri dari standar yang harus dikerjakan dan sistem untuk melaporkan penyimpangan 2. Unsur Sistem Pengendalian Intern Unsur pokok sistem pengendalian intern Mulyadi, (2008:164) adalah ; a. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
3. Elemen-elemen Pengendalian Intern Menurut (Hall, 2001:155) komponen pengendalian intern adalah : a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau konservatif), struktur organisasi (terpusat atau terdesentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian yang lain. b. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Semua organisasi memiliki resiko, yaitu resiko dalam aktivitas baik yang berkaitan dengan bisnis maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis dan dievaluasi
sehingga
dapat
diperkirakan
intensitas
dan
tindakan
yang
dapat
meminimalkannya. c. Prosedur Pengendalian (Control Procedure) Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan.
64
65
d. Pemantauan (Monitoring) Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. e. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi merupakan elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Mnajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal. 4. Keterbatasan Pengendalian Intern Beberapa keterbatasan dari pengendalian intern Jusup, (2001:254) antara lain ; a. Kesalahan dalam pertimbangan Seringkali terjadi, manajemen dan personil lainnya melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melakukan tugas-tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu atau penyebab lainnya. b. Kemacetan Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah mengerti dalam instruksi atau melakukan kesalahan karena kecerobohan, kebingungan atau kelelahan. Perpindahan personil sementara atau tetap, atau perubahan sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan.
c. Kolusi Kolusi atau persekongkolan yang dilakukan oleh seorang pegawai dengan pegawai lainnya, atau dengan pelanggan atau pemasok bisa terdeteksi oleh struktur pengendalian intern. Sebagai contoh, misalnya kolusi yang dilakukan oleh tiga pegawai perusahaan, masingmasing dari bagian personalia, produksi, dan bagian penggajian, untuk melakukan pembayaran gaji kepada pegawai fiktif. d. Pelanggaran oleh manajemen
65
66
Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur-prosedur untuk tujuan-tujuan tidak syah, seperti keuntungan pribadi atau membuat laporan keuangan menjadi nampak baik. e. Biaya dan manfaat Biaya penyelenggaraan suatu struktur pengendalian intern seharusnya tidak melebihi manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut.
2.1.4
Sistem Akuntansi pada Perusahaan Jasa Konstruksi Menurut Prianthara (2010:27) kerangka penyusunan standar laporan keuangan
perusahaan jasa konstruksi dibuat untuk mempermudah cara orang-orang dibagian akuntansi dalam menyusun laporan keuangan. Adapun sistem akuntansi dalam perusahaan jasa konstruksi adalah sebagai berikut : 1.
Sistem akuntansi penjualan Penjualan pada perusahaan konstruksi merupakan penjualan jasa dimana pihak konstruksi menerima pekerjaan dari pengguna jasa. Pekerjaan yang diperoleh dimulai dari suatu tender, setelah melewati tahap tender barulah dibuatkan kontrak. Adapun jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan jasa konstruksi adalah sebagai berikut : a. Prosedur tender b. Prosedur anwijzing / survei lapangan c. Prosedur penetapan RAB (Rencana Anggaran Biaya) d. Prosedur pencatatan piutang
2.
Sistem Akuntansi Pembelian Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu ; pembelian lokal dan pembelian impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Adapun fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah : a. Fungsi Gudang b. Fungsi Pembelian c. Fungsi Penerimaan d. Fungsi Akuntansi
3.
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
66
67
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap di perusahaan jasa konstruksi meliputi : a. Prosedur pembelian aktiva tetap b. Prosedur depresiasi aktiva tetap c. Prosedur permohonan penghentian aktiva tetap 4.
Sistem Akuntansi Kas Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga sering digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, adalam arti paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak lain selalu mempengaruhi kas. Dalam pengertian demikian, kas meliputi uang tunai dan instrumen / alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank
5.
Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah sebagai berikut : a. Fungsi Karyawan b. Fungsi pencatatan waktu c. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah d. Fungsi akuntansi e. Fungsi keuangan
2.1.5
Konsep Biaya Pemahaman mengenai biaya penting sekali karena biaya dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan ekonomi. Chariri dan Hozali (FASB, 2003: 197) menyatakan bahwa “ Biaya adalah aliran kas keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.” Menurut Sunarto (2002:4) biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. Sedangkan menurut Sugiri (2004:14) biaya merupakan pengukur pengorbanan sumber daya ekonomis untuk melakukan kegiatan tertentu. 1. Elemen-Elemen Biaya Elemen-elemen biaya menurut Prianthara, (2010:157) terdiri dari ;
67
68
a. Bahan baku. Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk selesai. Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan bagian integral dari produk tersebut sebagai contoh adalah kayu yang digunakan untuk membuat pintu dan jendela. b. Biaya Overhead. Biaya-biaya selain bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan produk disebut biaya overhead. Termasuk dalam klasifikasi biaya overhead adalah elemen-elemen biaya berikut. Bahan tak langsung, upah tak langsung, penyusunan mesinmesin dan peralatan, biaya pemeliharaan mesin-mesin, dan peralatan dan biaya listrik. c. Biaya Tenaga Kerja Bangun. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi. Pembuat pintu dan daun jendela merupakan contoh dari tenaga kerja langsung. 2. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya dapat ditelusurinya obyek biaya adalah sebagai berikut Prianthara, (2010:158) : a. Biaya Langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang dapat diidentifikasi untuk manfaat biaya objek biaya itu sendiri. b. Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk lebih dari satu objek biaya dan tidak dapat diidentifikasi ke salah satu objek biaya tertentu. Klasifikasi biaya berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan adalah sebagai berikut Prianthara, (2010:158) : 1) Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk satu periode tertentu. 2) Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proposional dengan variasi volume kegiatan.
3. Macam-macam Biaya Perusahaan Jasa Konstruksi Menurut Prianthara (2010:158) dalam perusahaan jasa konstruksi, macam-macam biayanya terdiri dari : a. Biaya Kontrak.
68
69
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri atas biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu, biaya yang dapat didistribusikan pada aktivitas kontrak yang pada umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut dan biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesuai isi kontrak. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak meliputi ; biaya pekerja lapangan, biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi, penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut, biaya pemindahan sarana, peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak, biaya penyewaan sarana dan peralatan, biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak tersebut, estimasi biaya pembetulan dan biaya-biaya lain yang mungkin timbul selama masa jaminan. b. Biaya Pemasangan 1) Biaya mekanikal elektrikal Biaya mekanikal antara lain ; a) biaya pemasangan alat penangkal petir b) biaya pemasangan / instalasi telepon c) biaya pemasangan sound system atau home theatre d) biaya pemasangan / instalasi CCTV e) biaya pembuatan plumbing atau biaya pemasangan pipa-pipa air dan pipa-pipa pembuangan f) biaya pemasangan air conditioner (AC) Sedang biaya elektrikal merupakan biaya yang berkaitan dengan instalasi listrik. Biaya ini mencakup semua biaya yang diperlukan untuk penginstalasian listrik seperti semua biaya pengadaan bahan utama (lampu, saklar, kabel, dan lain-lain), dan biaya tenaga kerja penginstalasian. 2) Biaya plumbing Biaya pumbling adalah biaya yang berkaitan dengan pemasangan dan penginstalasian air bersih, instalasi air kotor, dan penginstalasian hydrant. Semua ini berkaitan dengan pengeluaran biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan jasa konstruksi.
69
70
c. Biaya umum 1) Biaya tenaga kerja, satuan bahan dan upah Biaya tenaga kerja, satuan bahan dan upah mencakup biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. 2) Biaya pengerjaan struktur dan arsitektur Biaya struktur dan arsitektur adalah semua biaya yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pengerjaan, perhitungan, pengukuran, dan pembuatan laporan biaya pembuatan dan perbaikan struktur yang biasanya berbentuk pengerjaan struktur dan arsitektur, mesin-mesin, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang cukup rumit termasuk desain dalam pengerjaan proyek. d. Biaya sarana dan prasarana Elemen-elemen biaya yang termasuk dalam biaya sarana dan prasarana antara lain biaya bahan baku, biaya penyusutan aktiva tetap perusahaan dan biaya pemeliharaan aktiva tetap perusahaan. e. Biaya lain-lain Biaya-biaya yang timbul selama pelaksanaan kontrak yang tidak termasuk dalam biayabiaya yang telah disebutkan diatas digolongkan dalam biaya lain-lain. Misalnya biaya administrasi, biaya pengangkutan bahan. 4. Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Biaya Jasa Konstruksi Prianthara (2010:170) menyebutkan bahwa beberapa prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya usaha jasa konstruksi adalah ; a. Prosedur biaya konstruksi Dalam prosedur ini, fungsi pembiayaan terhadap produksi yang dialokasikan dengan menggunakan metode sistematis dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang mempunyai karakteristik yang sama. Alokasi tersebut didasarkan pada tingkat normal aktivitas konstruksi yang meliputi biaya overhead konstruksi. Biaya overhead konstruksi meliputi biaya-biaya seperti penyiapan dan pemrosesan gaji karyawan. Prosedur ini akan berkaitan langsung dengan sistem akuntansi penggajian.
70
71
b. Prosedur alokasi biaya (budget) Didalam prosedur ini, fungsi semua biaya yang diterima dari alokasi biaya departemen dapat diperlakukan sebagai elemen biaya yang dapat diidentifikasi langsung ke pusat biaya secara langsung. c. Prosedur pembiayaan pembelian Dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan pembiayaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian pada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalkan untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembiayaan dengan menggunakan surat biaya pembelian. d. Prosedur pencatatan utang Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (sistem pembayaran, dan pembiayaan dari pemberi jasa konstruksi ke customer) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsip dokumen sumber sebagai catatan utang.
2.2 Rerangka pemikiran Rencana yang tersusun dengan rapi dan baik merupakan sebuah keharusan, tetapi itu saja tentu belum cukup. Setiap tahapan dari kegiatan di proyek (bahan, upah, alat, subkontraktor, overhead) maka diperlukan adanya suatu sistem pengendalian dalam sistem informasi akuntansi yang dirancang khusus untuk perusahaan jasa konstruksi dengan tujuan utamanya sebagai “project cost control” dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sehingga menjadi sebuah alat bantu yang sangat power full untuk mengelola seluruh kegiatan perusahaan dan kegiatan proyek. Didalam menerapkan sistem informasi akuntansi perusahaan kontraktor, manajemen berfungsi untuk mengelola seluruh kegiatan pembiayaan proyek, mulai dari pengelolaan permintaan dari proyek, membuat order pembelian, pengiriman ke proyek, pembuatan jurnal hutang bahan dan pencatatan tagihan dari pemasok. Dengan adanya penerapan pengendalian
71
72
sistem informasi akuntansi biaya yang baik di dalam perusahaan, maka diharapkan pengendalian biaya proyek dapat terkontrol dengan baik. Pada penelitian ini mengevaluasi pengendalian dan penerapan dari sistem informasi akuntansi biaya proyek pada PT Citra Samudra Perkasa. Langkah yang akan dilakukan diawali dengan menganalisa keberadaan unsur-unsur sistem informasi akuntansi dan pengendalian yang seharusnya berlaku di dalam intern perusahaan dengan berdasar pada standar operasional perusahaan dan membandingkannya menurut teori kajian pustaka.
72
73
Skema Rerangka Pemikiran Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Proyek pada PT Citra Samudra Perkasa
Sistem Pengendalian Intern dalam praktik dan standar operasional yang berlaku dalam perusahaan
Sistem Pengendalian Intern berdasarkan teori
Evaluasi Struktur Sistem Pengendalian Intern dengan studi kasus
Analisa Kualitatif : Membandingkan teori dan praktik mengenai sistem pengendalian intern pada PT Citra Samudra Perkasa
Hasil Penelitian pada Gambar 2 PT Citra Samudra Perkasa Rerangka Pemikiran
73