BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.Pengenalan Investasi
Pada dasarnya portofolio berawal dari permasalahan investasi. Untuk itu sebelum membahas portofolio, dasar-dasar investasi akan dibahas secara singkat yang mencakup apa itu definisi, apa tujuannya, bagaimana prosesnya, dan siapa pelakunya.
2.1.1. Definisi Investasi
Investasi adalah penanaman modal yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Sawidji Widoatmodjo, 2009). Investasi ini berupa aset riil misalnya tanah, emas, bangunan, mesin dan aset finansial berupa deposito, saham maupun obligasi. Aset finansial ini merupakan klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut.
Orang-orang yang melakukan investasi disebut juga investor. Investor ini ada 2 jenis yaitu investor individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan investasi sedangkan investor institusional terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan misalnya bank, lembaga simpan pinjam, dan lembaga dana pensiun. Ada beberapa peran investor yaitu: a.
Investor sebagai salah satu pelaku pasar modal, investor mempunyai tanggung jawab atas risiko yang terjadi.
b.
Dalam melakukan investasi, investor bisa meminta informasi dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
c.
Meskipun investor bisa mendapatkan informasi dari berbagai pihak, tetapi keputusan investasi tetap berada ditangan investor. Dengan demikian, investor harus menanggung risiko atas keputusan yang dibuatnya.
2.1.2. Tujuan Investasi
Setiap individu pasti menginginkan untuk hidup berkecukupan. Tapi banyak dari mereka yang merasa bahwa semua itu sulit untuk dicapai apalagi dalam situasi ekonomi Indonesia saat ini. Karena rasa sulit yang dirasa, maka kebanyakan dari mereka tidak melakukan perencanaan sama sekali. Hal inilah yang membuat kehidupan sebagian keluarga yang sudah sulit menjadi tambah sulit. Kekayaan dalam arti finansial sangat dipengaruhi oleh sebuah perencanaan jangka panjang yang dilaksanakan dengan berkesinambungan.
Investasi merupakan sarana terpenting dalam meningkatkan kemampuan untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Menentukan investasi yang tepat guna mencapai tujuan membutuhkan sebuah perencanaan yang sesuai.
Selain itu, investor juga memiliki beberapa faktor pertimbangan ketika mencari tempat yang tepat untuk menginvestasikan dananya. Faktor keamanan, tingkat keuntungan, dan apresiasi modal, adalah beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan berinvestasi dan juga pertimbangan usia, kondisi hidup, dan tingkat kesejahteraan. Dalam hal ini ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi yaitu:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengurangi risiko inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2.1.3. Proses Investasi
Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusankeputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor. Adapun langkah – langkah dalam proses investasi: a. Pengetahuan tentang pengembalian dan risiko investasi b. Mengetahui sikap investor terhadap risiko. Setiap investor harus mau menerima risiko investasi yang terkadang didalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan risiko yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum menerima risiko investasi, investor harus berada pada posisi finansial yang logis dan harus siap menggunakan alasan alasan yang masuk akal untuk proses pembuatan keputusan. c. Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe aset/ surat berharga tersebut. d. Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan resiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan kebutuhan dari investor tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Hal mendasar dalam proses keputusan ini adalah pemahaman hubungan antara return ekspektasi dan risiko suatu investasi. Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Hubungan ini yang menyebabkan tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan return yang paling tinggi karena investor juga perlu mempertimbangkan risiko yang harus ditanggung.
Dasar keputusan investasi yang diambil oleh investor yaitu: 1.
Return Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi perlu dibedakan antara return yang diharapkan dan return yang terjadi. Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan return yang telah diperoleh investor dimasa lalu. Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi.
2.
Risk Korelasi langsung antara pengembalian dengan resiko, yaitu semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi risiko. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan pengembalian yang seimbang.
Universitas Sumatera Utara
3.
The time faktor Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan risiko.
2.1.4. Instrumen Investasi
Pembagian komoditi (Sawidji Widoatmodjo, 2009) antara lain: 1. Instrumen Investasi Induk Instrumen Investasi Induk ini terdiri atas: a. Saham Biasa Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan sesorang atau badan dalam suatu perusahaan.
b. Saham Preferen Saham preferen merupakan gabungan antara obligasi dan saham biasa. Artinya, disamping memiliki karakteristik seperti obligasi ,saham preferen juga memiliki karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya, saham preferen bisa mendatangkan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Disebut memiliki karakteristik saham biasa, sebab tidak selamanya
memberikan
pengahasilan
seperti
yang
dikehendaki
investornya. Saham preferen ini juga pemegang sahamnya tidak mempunyai hak suara untuk memilih direksi atau manajemen perusahaan seperti layaknya saham biasa.
c. Obligasi Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk kontrak antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Jadi, surat berharga obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
Universitas Sumatera Utara
memberikan pinjaman kepada yang diberi pinjaman melalui sebuah kontrak dan akibat adanya kontrak tersebut, pemberi pinjaman memiliki hak untuk dibayar kembali pada waktu tertentu dan dengan jumlah tertentu pula.
2. Instrumen Investasi Derivatif Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis instrumen derivatif diantaranya: a. Obligasi Konversi Obligasi konversi memiliki keunikan yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Jadi investor memiliki kesempatan untuk menukar obligasi konversinya dengan saham biasa, jika dinilainya dengan menukarkan itu memberi keuntungan lebih besar dari pada hanya dipegang dalam bentuk obligasi biasa.
b. Right Issue Right issue merupakan hak bagi investor untuk membei saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya.
c. Opsi Pada prinsipnya opsi adalah pemberian hak kepada pemegangnya (pembelinya) untuk melakukan sesuatu pada waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam opsi tersebut. Hak ini bermacam-macam; bisa hak membeli, menjual, didahulukan pembelian atau penjualannya, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
d. Waran Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga sudah ditentukan. Waran ini biasanya dijual bersamaan dengan obligasi atau saham dan diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham yang menjadi jaminannya.
e. Reksadana Pada prinsipnya, investasi pada reksadana adlah melakukan investasi yang menyebar pada sekian instrumen investasi yang diperdagangkan dipasar modal seperti saham biasa, obligasi pemerintah, dan obligasi swasta. Namun demikian, investor tidak perlu membeli sekian banyak instrumen investasi tersebut. Investor cukup memiliki surat berharga, yang disebut sertifikat reksadana yang diterbikan oleh manajer investasi. Dengan demikian, investor dimungkinkan mendapatkan keuntungan yang sama dengan investasi pada berbagai berbagai surat berharga, tetapi risiko yang dihadapi tidak sebesar apabila investor melakukan investasi langsung pada surat-surat berharga tersebut.
Berikut adalah cara kerja reksadana : 1.
Manajer investasi mengumpulkan dana dari para investor.
2.
Setelah dana terkumpul, manajer investasi akan menginvestasikannya pada surat- surat berharga yang dianggap paling menguntungkan.
3.
Manajer investasi akan membagikan keuntungan yang didapatnya kepada para investor.
2.2. Definisi dan Penjelasan Portofolio
Portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry Markowitz yang berupa kumpulan saham atau surat berharga (sekuritas) lainnya yang dibentuk berdasarkan tingkat risiko dan tingkat ekspektasi. Dalam membentuk portofolio banyak kemungkinan terdapat portofolio yang jumlahnya tidak terbatas sehingga investor harus dapat menentukan portofolio mana yang akan dipilih. Untuk itu investor berusaha memaksimalkan return ekspektasi dengan tingkat risiko tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Risiko dapat diturunkan dengan cara mendiversifikasikan investasi. Jadi, investasi pada lebih dari satu istrumen investasi lebih rendah risikonya dibanding hanya melakukan investasi pada satu instrumen investasi. Semakin banyak instrumen investasi yang diinves, semakin rendah risikonya. Ada beberapa syarat agar menghasilkan portofolio yang ideal (Sawidji Widoatmodjo, 2009) yaitu: 1. Berkorelasi Negatif Yang dimaksud berkorelasi negatif adalah diantara instrumen investasi yang dipilih menjadi anggota portofolio haruslah memiliki hubungan yang berlawanan, misalnya kita membentuk portofolio yang terdiri atas dua saham yaitu saham A dan saham B. Kedua saham ini harus memiliki sifat yang berlawanan yaitu jika harga saham A naik, maka harga saham B harus turun agar memiliki kesempatan meraih keuntungan disalah satu dari harga saham tersebut.
2. Terdiversifikasi Pembentukan portofolio sebaiknya memang terdiversifikasi secara luas kalau hendak memenuhi syarat portofolio yang ideal. Kaidahnya, semakin terdiversifikasi, semakin baik karena semakin rendah risiko yang dihadapi.
3. Teralokasi Alokasi asset adalah pembagian dana investasi. Berbeda dengan diversifikasi, diversifikasi menyangkut pemilihan instrumen investasi. Sebagai syarat pembentukan portofolio yang ideal, syarat diversifikasi adalah diantara instrumen investasi yang menjadi anggota portofolio sebaiknya memiliki korelasi negatif. Dalam hal ini, menentukan dversifikasi dengan memilih saham A dan B. Anggap saja memiliki korelasi negatif. Setelah memilih instrumen investasi, selanjutnya membagi asset atau alokasi asset.
Untuk membentuk portofolio yang optimal berdasarkan model markowitz, ada beberapa asumsi dasar mengenai perilaku pemilihan sekuritas (Mujahiddien, 2008) yaitu: a. Diasumsikan hanya ada dua parameter yang mempengaruhi keputusan investor yaitu pengembalian yang diharapkan dan varians
Universitas Sumatera Utara
b. Diasumsikan investor cenderung menghindari risiko artinya jika menghadapi dua pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang sama, maka dipilih investasi dengan risiko yang lebih kecil. c. Diasumsikan investor akan memilih portofolio yang menawarkan pengembalian tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. d. Diasumsikan seluruh investor mamiliki pengharapan yang sama dalam hal pengembalian diharapkan, varians dan kovarians bagi aktiva berisiko. e. Diasumsikan bahwa seluruh investor memiliki periode waktu investasi yang sama
Selain dengan menggunakan metode Mean-Variance yang dikenalkan oleh Markowitz, Yamazaki mengenalkan metode Mean-Absolute Deviation (MAD) sebagai alternatif dari model yang dikenalkan oleh Markowitz. Model MAD ini menggunakan Absolute Deviation sebagai parameter untuk risiko. Berbeda dengan model Markowitz yang
merupakan
permasalahan
pemilihan
portofolio
berbentuk
Quadratik
Programming karena analisis yang dipakai melibatkan model varians, sehingga kompleksitas model akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya variabel keputusan yang dipakai dalam model tersebut sedangkan model MAD ini merupakan permasalahan pemilihan portofolio yang berbentuk Linier Programming. Artinya proses analisis data saham dilakukan dengan menganalisis data-data historis untuk masing-masing saham pembentuk portofolio pada rentang periode tertentu.
2.3. Return Ekpektasi dan Risiko dalam Pembentukan Portofolio
2.3.1. Return Portofolio
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sumber-sumber return investasi ini ada dua komponen utama yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen perolehan yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Misalnya jika berinvestasi pada sebuah obligasi, maka besar yield ditunjukkan dari
Universitas Sumatera Utara
bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula halnya pada saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return (perolehan) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (dapat berupa saham) yang dapat memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan kata lain, capital gain (loss) dapat juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas (Martha Subardiyah, 2004).
Dari kedua return diatas, maka bisa dihitung return total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain yang diperoleh dari investasi. Yield hanya berupa angka nol (0) dan positif (+), sedangkan capital gain (loss) dapat merupakan angka minus (-), nol (0), dan positif (+). Secara matematis return total suatu investasi dapat ditulis sebagai berikut:
Re turn Total yield capital gain (loss )
(2.1)
Return aktual portofolio merupakan rata - rata tertimbang dari return - return aktual masing–masing sekuritas tunggal didalam portofolio tersebut. Secara matematis, return aktual portofolio dapat ditulis sebagai berikut: n
R p ( wi .Ri )
(2.2)
i 1
Keterangan: R p return aktual portofolio
wi porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas portofolio Ri return aktual dari sekuritas ke i
n jumlah dari sekuritas tunggal (Di Asih I Marruddani, Ari Purbowati, 2008)
Sedangkan return ekspekasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal didalam portofolio. Return ekspektasi portofolio dapat dinyatakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
E R p wi .E Ri n
(2.3)
i 1
Keterangan : E R p return ekspektasi dari portofolio
wi
porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas diportofolio
E ( Ri ) return ekspektasi dari sekuritas ke i
n
jumlah dari sekuritas tunggal
2.3.2.Risiko Portofolio
Disamping memperhitungkan return, investor jg mempertimbangkan tingkat risko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Risiko merupakan tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan pada periode waktu tertentu.
Dalam
bidang
finansial,
risiko
sering
dihubungkan
volatilitas
atau
penyimpangan / deviasi dari hasil investasi yang akan diterima dengan keuntungan yang diharapkan. Semakin besar volatilitas aset, maka semakin besar kemungkinan mengalami keuntungan atau kerugian. Ada beberapa jenis risiko dalam berinvestasi (Sawidji Widoatmodjo, 2009) antara lain: 1. Risiko Sistematis Risiko ini sering disebut risiko pasar yaitu risiko yang timbul akibat dampak dari suatu kejadian terbaru yang sangat berpengaruh terhadap pasar. Misalnya inflasi, kenaikan suku bunga dan lain-lain sebagainya. Risiko pasar ini tergolong sebagai risiko yang tidak bisa dihindari, tetapi hanya bisa diturunkan, salah satu cara menurunkannya adalah dengan menunda pembelian bagi investor.
Universitas Sumatera Utara
2. Risiko Tidak Sistematis Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dampaknya hanya dirasakan oleh perusahaan tertentu yang berhubungan dengan risiko tersebut. Sebagai contoh, pemogokan pekerja pada industri tekstil hanya akan berpengaruh pada sahamsaham perusahaan tekstil. Risiko ini dapat dikendalikan dengan cara menghindarinya. Artinya, tidak melakukan investasi pada instrumen investasi yang mengandung risiko tetapi mencari ganti instrumen investasi lain yang tidak memiliki risiko yang tidak diinginkan.
3. Risiko Inflasi Risiko inflasi menyebabkan penurunan daya beli atas penghasilan yang diperoleh investor.
4. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga merupakan risiko yang tergolong sistematis ini timbul akibat adanya perubahan suku bunga secara umum. Misalnya suku bunga deposito. Yang memiliki otoritas mengubah suku bunga secara umum ini adalah Bank Indonesia. Biasanya Bank Indonesia akan mengubah suku bunga untuk menanggapi perubahan inflasi. Jika inflasi tinggi atau nilai tukar rupiah merosot, biasanya Bank Indonesia menaikkan suku bunga agar masyarakat bersedia tetap menabung di bank.
5. Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar timbul sebagai akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Sebagai contoh, bila melakukan investasi di bursa efek Singapura, tentu saja menggunakan mata uang negara tersebut, yaitu dolar Singapura. Dolar Singapura ini tentu saja mempunyai nilai tukar tertentu dengan rupiah.
6. Risiko Negara Risiko negara muncul akibat perubahan yang terjadi
pada negara dimana
investor melakukan investasi. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bisa menimbulkan penurunan penghasilan. Misalnya, terjadi penurunan
Universitas Sumatera Utara
pendapatan perkapita.Risiko ini tidak bisa dihindari, namun bisa diturunkan dengan cara memilih melakukan investasi di negara-negara yang sudah mapan sehingga kalaupun terjadi perubahan, tidak terlalu drastis.
7. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan dalam membeli atau menjual instrumen investasi. Risiko ini termasuk kedalam kelompok risiko yang dapat dihindari.
8. Risiko Gagal Bayar Yang termasuk risiko ini adalah adanya kemungkinan emiten (penerbit surat berharga) tidak bisa membayar bunga yang telah menjanjikan atau membayar pokok pinjaman sesuai jatuh tempo. Risiko ini dapat dihindari dengan cara memilih instrumen investasi utang yang emitennya sudah pasti membayar.
9. Risiko Gagal Eksekusi Yang dimaksud risiko gagal eksekusi adalah bila investor tidak bisa melakukan eksekusi pada waktu yang telah ditentukan.
2.3.3. Keuntungan Satu Sekuritas
Sekuritas adalah bukti legal dari hal untuk menerima keuntungan pada masa depan dengan kondisi tertentu.
Keuntungan satu sekuritas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
k
E (rs ) pi .ri
(2.4)
i 1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : pi probabiliti tingkat keuntungan ri tingkat keuntungan i
k jumlah tingkat keuntungan yang mungkin (Iban Sofyan, 2002)
2.3.4. Risiko dan Sekuritas
Keuntungan yang Diharapkan
Portofolio dengan Dua
Dimisalkan ada dua sekuritas pada portofolio yaitu sekuritas A dan sekuritas B. Maka return realisasi dari portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang return-return sekuritas A dan B adalah: R p wb .R A wa .R B
(2.5)
Keterangan : Rp
Return realisasi dari portofolio
wa
Porsi sekuritas A
wb 1 wa Porsi sekuritasB
RA
Return realisasi sekuritas A
RB
Return realisasi sekuritas
Return portofolio ekspektasi adalah : E ( R p ) E ( wa .R A ) E ( wb .R B )
(2.6)
Nilai ekspektasi suatu variabel dikalikan dengan suatu konstanta sama dengan niai konstantanya dikalikan dengan nilai ekspektasi variabelnya, yaitu E ( wa .R A ) adalah sama dengan wa .E ( R A ) dan E ( wb .R B ) adalah sama dengan wb .E ( R B ) , maka:
Universitas Sumatera Utara
E ( R p ) wa .E ( R A ) wb .E ( R B )
Risiko diukur dari seberapa besar nilai tiap-tiap item yang menyimpang dari rataratanya dan risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada didalamnya. Dengan demikian varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat dituliskan sebagai berikut:
Var ( R p ) p2 E[ R p E ( R p )]2
(2.7)
Substitusikan return portofolio ( R p ) dengan return portofolio ekspektasi kedalam persamaan diatas, sehingga menjadi:
Var ( R p ) E[(wa .R A wb .RB ) E ( wa .R A wb .RB )]2 E[ wa .R A wb .R B E ( wa .R A ) E ( wb .R B )] 2 E[ wa .R A wb .R B wa .E ( R A ) wb .E ( R B )] 2 E[( wa .R A wa .E ( R A )) ( wb .R B wb .E ( R B ))] 2 E[( wa .( R A wa .E ( R A )) ( wb .( R B wb .E ( R B ))] 2 E[( wa2 .( R A wa .E ( R A )) 2 ( wb2 .( R B wb .E ( R B )) 2
2wa .wb ( R A wa .E ( R A )).( RB wb .E ( RB ))] wa2 .E[ R A E ( R A )] 2 wb2 .E[ R B E ( R B )] 2
2 wa .wb .E[ R A E ( R A )).( R B E ( RB ))]
VAr ( R p ) p2 wa2 .Var ( R A ) wb2 .Var ( RB ) 2.wa .wb .Cov( R A .RB )
(2.8)
Kovarian antara return saham A dan B yang ditulis sebagai Cov( R A , RB ) , menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return sekuritas A dan B. Nilai kovarian yang positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang sama yaitu jika satu meningkat maka yang lainnya juga meningkat atau jika satu menurun maka yang lainnya juga menurun. Nilai kovarian yang negatif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang berlawanan, yaitu jika satu meningkat maka yang
Universitas Sumatera Utara
lainnya menurun, demikian sebaliknya. Nilai kovarian yang nol menunjukkan nilainilai dari dua variabel independen, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan pergerakan variabel lainnya. Kovarian yang didasarkan pada return-return ekspektasi dari sekuritas A dan B dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Cov ( R A , R B ) RA, RB n
[ R Ai E ( R A )].[ R Bi E ( R B )]. i i 1
Keterangan:
Cov( R A , RB ) kovarian return antara saham A dan saham B R Ai
return masa depan saham A kondisi ke-i
R Bi
return masa depan saham B kondisi ke-i
E(RA )
return ekspektasi saham A
E ( RB )
return ekspektasi saham B
i
probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke-i
n
jumlah dari kondisi masa depan dari i 1, ... , n
Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing-masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi antara variabel A dan B (rAB AB ) dapat dihitung dengan membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabelnya:
rAB AB
cov(Ra , RB ) A . B
Universitas Sumatera Utara
Koefisien itu berada pada 1 rAB 1 . Jika nilai koefisien korelasi -1 menunjukkan korelasi negatif sempurna dan korelasi +1 menunjukkan korelasi positif sempurna sedangkan nilai koefisien korelasi 0 menunjukkan tidak ada korelasi.
a. Korelasi Positif Sempurna
Jika dua aset mempunyai korelasi positif sempurna yaitu +1, maka varians yang diharapkan untuk portofolio tersebut adalah:
E ( p2 ) x A2 A2 x B2 B2 2 x A x B AB A B E ( p ) ( x A . A x B . B )
(Ahmad Rodoni dan Othman Yong, 2002)
b. Korelasi Negatif Sempurna
Jika dua aset mempunyai korelasi negatif sempurna yaitu -1, maka varians yang diharapkan untuk portofolio tersebut adalah:
E ( p2 ) ( x A A x B B ) 2 E ( p ) ( x A . A x B . B )
(Ahmad Rodoni dan Othman Yong, 2002)
c. Korelasi Nol
Jika dua aset mempunyai korelasi nol yaitu 0, maka varians yang diharapkan untuk portofolio tersebut adalah:
E ( p2 ) x A2 A2 x B2 B2 E ( p ) [ x A2 . A2 x B2 . B2 ]
1
2
(Ahmad Rodoni dan Othman Yong, 2002)
Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well diversified disebut dengan risiko yang dapat di-diversifikasi atau risiko perusahaan atau risiko spesifik atau risiko unik atau risiko yang tidak sistematik.
Universitas Sumatera Utara
Karena risiko ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal yang baik terjadi diperusahaan lain, maka risiko ini dapat didiversifikasi didalam portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian yang tidak berhasil dan sebagainya.
Sebaliknya, risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan nondiversifiable risk atau risiko pasar (market risk) atau risiko umum (general risk) atau risiko sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi karena kejadian- kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi. Risiko total merupakan penjumlahan dari diversifiable dan nondiversifiable risk sebagai berikut: Risiko Total Risiko dapat di-diversifikasi Risiko tak dapat di-diversifikasi
Risiko perusahaan Risiko pasar Risiko tidak sistematik Risiko sistemati Risiko spesifik (unik) Risiko umum Berikut gambar yang menunjukkan risiko total dan komponennya yang berupa risiko yang dapat di-diversifikasi dan risiko yang tidak dapat di-diversifikasi.
Risiko Portofolio
Risiko dapat di-diversifikasi
Risiko Total Risiko yang tidak dapat di-diversifikasi
Jumlahsaham Gambar 2.1.Risiko total, risiko yang dapat di-diversifikasi dan yang tidak dapat di-diversifikasi
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Diversifikasi
Diversifikasi berkaitan dengan pembentukan portofolio yaitu proses investasi dana kedalam beberapa aset. Diversifikasi sangat penting bagi investor karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Risiko yang dapat di-diversifikasikan adalah risiko yang tidak sistematik yaitu bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio. Investor juga dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, misalnya dengan membentuk portofolio berisi banyak sekuritas, membentuk portofolio secara random atau diversifikasi secara metode Markowitz dan Yamazaki.
2.3.6. Diversifikasi Portofolio Markowitz
Untuk menurunkan risiko portofolio, investor perlu melakukan diversifikasi. Investor membentuk portofolio hingga risiko dapat diminimalkan. Dengan memperhitungkan karakteristik asset seperti tingkat perolehan yang diharapkan serta klasifikasi industri industri sutu aset, akan menjadi selektif dalam memilih aset-aset yang mampu memberi manfaat diversifikasi yang optimal. Nasihat Markowitz yang sangat penting dalam diversifikasi portofolio adalah janganlah menaruh telur kedalam satu keranjang karena kalau keranjang itu jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah.
Dalam
konteks
investasi,
ajaran
tersebut
dapat
diartikan”Janganlah
menginvestasikan semua dana yang dimiliki hanya pada satu asset saja, karena jika asset tersebut gagal, maka semua dana yang telah diinvestsikan akan lenyap”. Misalnya, ada dua pilihan investasi yaitu saham A dan saham B, keduanya memberikan total penghasilan yang sama katakan 18 %. Jika investor mengalokasikan seluruh (100%) modal pada saham A, maka jika berhasil, investor akan mendapat penghasilan 18 %. Tetapi kalau gagal, investor tidak dapat apa – apa atau penghasilan sama dengan nol. Inilah risiko yang harus ditanggung. Oleh karena itu, investor harus mengkombinasikan kedua instrumen investasi tersebut agar risiko yang ditanggung semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Pada pembahasan sebelumnya diketahui bahwa risiko yang dapat didiversifikasikan adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan (lihat Gambar 2.1). Diversifikasi ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima.
Mean Variance sebagai parameter dalam model ini secara sistematis diformulasikan sebagai berikut:
s
2
x
i
x
2
; dimana varians merupakan kuadrat dari deviasi (Sudjana, 2002).
n 1
2.3.7.Diversifikasi Yamazaki
Parameter risiko yang digunakan dalam model adalah Mean Absolute Deviation (MAD). Secara matematis MAD diformulasikan sebagai berikut:
MAD
x
i
x ; dimana nilai MAD ditentukan oleh nilai mutlak dari deviasi.
n
Apabila: T
ri Eri
r i 1
T
it
1 T rit T i 1
n n Minimumkan E ri .wi E ri .wi i 1 i 1
Maka persamaan MAD diatas dapat diubah menjadi: n n 1 T n E ri .wi E ri .wi ri ri .wi T i 1 i 1 i 1 i 1
(2.9)
Universitas Sumatera Utara
Apabila dinotasikan:
rit ri ait , i 1,......., n t 1,......, n
Maka formula MAD diatas menjadi : n
T
t 1
a i 1
it
.wi
T
1 T n ait .wi T t 1 i 1
(2.10)
Keterangan : ri = rata-rata return saham i
wi = bobot saham i
T = periode waktu
2.4. Menentukan Portofolio Efisien dan Optimal
Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimumkan return yang diharapakan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu. Dengan kata lain, portofolio yang dibentuk dapat memberikan tingkat risiko terendah dengan return ekspektasi tertentu. Portofolio yang dapat mencapai tujuan tersebut dikenal dengan portofolio yang efisien. Dalam pembentukan portofolio efisien, perilaku investor yang wajar terjadi dalam keputusan investasi adalah investor yang cenderung menghindari risiko. Investor yang menghindari risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan return ekspektasi yang sama dan risiko berbeda, maka akan dipilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Jika investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang optimal yang akan dipilih.
Portofolio yang optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien. Portofolio ini juga digunakan pada model Markowitz dan Yamazaki.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Value at Risk
Value at Risk (VaR) merupakan salah satu bentuk pengukuran risiko ynag cukup populer. Hal ini mengingat kesederhanaan
dari konsep VaR sendiri namun juga
memiliki kemampuan implementasi berbagai metodologi statistika yang beragam dan mutakhir.
VaR didefinisikan sebagai estimasi kerugian maksimum yang akan didapat selama periode waktu tertentu dalam kondisi pasar normal pada tingkat kepercayaan tertentu.Dalam hal ini, ada tiga variabel penting yaitu besar kerugian, periode waktu dan besar tingkat kepercayaan. Value at Risk juga dapat dimanfaatkan untuk: a. Mengoptimasikan potensial kerugian portofolio yang dikelola bank. b. Monitoring risiko portofolio. c. Sebagai alat informasi kepada manjemen. d. Menentukan modal yang harus disediakan untuk meng-cover risiko pasar
Pada portofolio, VaR diartikan sebagai estimasi kerugian maksimum yang akan dialami suatu portofolio pada periode waktu tertentu dengan tingkat kepercayaan tertentu. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa suatu kerugian yang akan diderita oleh portofolio selama periode kepemilikan akan lebih rendah dibandingkan limit yang dibentuk dengan VaR. Terdapat kemungkinan bahwa kerugian sebenarnya mungkin dapat lebih buruk sehingga keterbatasan dari VaR adalah tidak dapat menyatakan apapun tentang seberapa besar kerugian yang benar-benar terjadi dan secara definitif tidak menegaskan kemungkinan kerugian yang paling buruk. VaR hanya menyatakan kerugian yang mungkin akan diderita pada hari-hari buruk yang cukup buruk. Akan tetapi, investor dapat menggunakan nilai VaR sebagai salah satu tolak ukur dapat menetapkan seberapa besar target risiko.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1. Ukuran (Parameter) VaR
1. Jumlah Data
Historikal data merupakan salah satu faktor yang memegang peranan dalam pengukuran VaR.
2. Posisi
Besarnya posisi masing-masing instrumen adalah sebesar nilai pasar dari setiap instrumen yang berisiko di pasar.
3. Distribusi individual Faktor Pasar
Data historis yang digunakan dalam pengukuran risiko akar terdistribusi dalam bentuk suatu kurva. Dalam pengukuran VaR, maka data historis tersebut diasumsikan berdistribusi normal.
4. Periode Waktu
Periode waktu yang digunakan dalam mengukur tingkat risio yang dihadapi sangat tergantung pada jenis bisnis yang dikerjakan oleh suatu perusahaan. Semakin dinamis pergerakan faktor-faktor pasar untuk suatu jenis bisnis tertentu, semakin singkat periode yang digunakan dalam mengukur tingkat risiko yang dihadapi.
5. Tingkat kepercayaan / keyakinan
Menentukan tingkat kepercayaan dalam perhitungan VaR tergantung pada penggunaan VaR. Tingkat kepercayaan yaitu probabilitas diman nilai VaR tidak akan melebihi kerugian maksimum. Penentuan tingkat kepercayaan sangat berperan penting karena dapat menggambarkan seberapa besar perusahaan mampu mengambil suatu risiko dan harga kerugian yang melebihi VaR. Semakin besar tingkat kepercayaan yang diambil, semakin besar pula risiko dan alokasi modal untuk menutupi kerugian yang diambil.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Metode pengukuran VaR
a. Pengukuran VaR dengan metode simulasi historis
Metode ini menggunakan sekumpulan data historis aktual dari faktor pasar selama jangka waktu terentu untuk menentukan aktual distribusi perubahan nilai portofolio. Nilai aktual portofolio akan menghasilkan nilai positif (gain) atau negatif (loss) sesuai perubahan aktual data yang digunakan. Selanjutnya nilai aktual tersebut diurutkan dari positif terbesar sampai negatif terbesar. Sesuai dengan tingkat keyakinan yang dipilih, maka akan diperoleh nilai VaR.
b. Pengukuran VaR dengan Analytical Method
Analytical method merupakan metode pengukuran VaR yang melibatkan volalitas dan korelasi diantara aset yang ada dalam portofolio. Disamping itu, metode ini juga menggunakan model matriks dan aset varian dan kovarian.
c. Pengukuran VaR dengan Metode Varian - Kovarian
Model varian-kovarian VaR dimulai dari asumsi bahwa persentase perubahan harga didalam pasar keuangan memiliki distribusi yang normal. Dengan adanya asumsi ini, maka volatilitas dapat dinyatakan dalam bentuk standar deviasi.
Rumus perhitungan nilai VaR dengan metode varian-kovarian adalah: VaR iW
(2.11)
Keterangan:
standard normal deviasi standar deviasi dari asset individual W nilai dari asset tersebut
Universitas Sumatera Utara