BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Strategi (Strategy) Menurut Byrne (2010) strategi adalah sebagai sebuah pola yang mendasar dari sasaran yang berjalan dan yang direncanakan, penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan. Marrus dalam Widhiyanti (2012) mengatakan bahwa strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi adalah rencana komprehensif yang didefinisikan dalam batas-batas tujuan perusahaan, manfaat, dan faktor lingkungan yang membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya ketika dibangun dan dijalankan dengan cara yang benar. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa yang akan datang. Ukuran keberhasilan dalam menerapkan strategi adalah mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggan.
9
Universitas Sumatera Utara
Jadi, semakin banyak produk atau jasa yang ditawarkan, maka strategi pun dianggap berhasil. 2.1.1.1 Jenis Strategi Jenis strategi alternatif menurut David (2010) adalah: 1. Strategi Integrasi (Integration Strategy) a. Strategi Integrasi ke Depan (Forward Integration Strategy) Strategi
ini
menghendaki
agar
perusahaan
mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para
distributor
atau
pengecer,
bila
perlu
dengan
memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasanya, sehingga mengganggu pendistribusian tersebut dengan sumberdaya yang dimiliki. b. Strategi Integrasi ke Belakang (Backward Integration Strategy) Strategi ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi
para
pemasok
sudah
dinilai
tidak
lagi
menguntungkan perusahaan. 2. Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration Strategy) Strategi
ini
dimaksudkan
agar
perusahaan
meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan
10
Universitas Sumatera Utara
walaupun harus dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisimonopoli seizin pemerintah, bersaing di industri yang berkembang, skala ekonomi meningkat, serta modal dan sumberdaya yang dimiliki mampu melakukan ekspansi. 3. Strategi Intensif (Intensif Strategy) a. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy) Strategi ini bertujuan
untuk memperkenalkan
produk atau jasa yang ada sekarang kedaerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru atau dengan kata lain untuk memperbesar pangsa pasar. b. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) Strategi ini bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang atau dengan kata lain memperbaiki dan/atau mengembangkan produk yang ada. c. Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy) Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Tujuan dari strategi ini untuk
11
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal. 4. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy) a. Diversifikasi Konsentrik (Concentric Difersification Strategy) Strategi ini dapat dilaksanakan
dengan
cara
menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih berhubungan. Tujuan strategi ini untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama. b. Diversifikasi
Konglomerat
(Conglomerate
Diversification Strategy) Strategi ini menambahkan produk atau jasa yang tidak saling berhubungan. Tujuan strategi ini untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda. c. Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy) Strategi ini dilakukan dengan menambahkan produk dan jasa yang baru, tetapi tidak saling berhubungan untuk ditawarkan kepada konsumen yang ada sekarang. Selain strategi integratif, intensif, dan diversifikasi, bisnis juga dapat melakukan beberapa strategi sebagai berikut: 1. Strategi Defensif (Defensif Strategy)
12
Universitas Sumatera Utara
a. Rasionalisasi biaya (Retrenchment Strategy) Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Retrenchment disebut juga turnaround yang dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar persaingannya. b. Divestasi (Divestiture Strategy) Strategi ini merupakan strategi menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan.Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. c. Likuidasi (Liquidation Strategy) Strategi ini merupakan strategi menjual seluruh asset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Strategi ini bertujuan untuk menghentikan operasi perusahaan atau menutup perusahaan daripada meneruskan tetapi rugi. Ada empat pendekatan pilihan strategi daya saing menurut Miles dan Snow (2006), yaitu sebagai berikut: 1. Strategi Prospektor (Prospector) Strategi ini mengutamakan pada keberhasilan bisnis dalam berinovasi, selalu menciptakan produk baru, dan kesempatan pasar yang baru. Kekuatannya terletak pada kemampuan bisnis dalam
13
Universitas Sumatera Utara
untuk dapat melihat kondisi, trend dan situasi lingkungan bisnis yang berubah-ubah. 2. Strategi Bertahan (Defender) Bisnis dengan strategi in biasanya mementingkan stabilitas pasar yang menjadi targetnya yang umumnya hanya memiliki sedikit lini produk dengan segmen pasar yang jiga sempit. Dengan lingkup pasar yang kecil, bisnis akan merasa lebih fokus untuk bisa mempertahankan pasarnya dari serangan luar. 3. Strategi Penganalisis (Analyzer) Strategi ini adalah strategi analisis dan imitasi. Bisnis yang menggunakan strategi ini akan menganalisis ide bisnis baru sebelum memasuki bisnis tersebut. Para penganalisis akan memperhatikan dan meniru ide yang dilakukan pesaingnya yang berhasil dalam menjalankan bisnis tersebut, lalu terjun ke dalam bisnis tersebut. 4. Strategi Reaktor Bisnis bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan membuat suatu perubahan hanya apabila terdapat tekanan dari lingkungannya yang memaksa bisnis tersebut untuk berubah. Akibatnya, tidak jarang terjadi pembisnis tidak dapat memenuhi tuntutan untuk beradaptasi dikarenakan ketidakpastian pembisnis itu sendiri.
14
Universitas Sumatera Utara
Strategi yang memungkinkan suatu bisnis memperoleh keunggulan daya saing dari tiga landasan yang berbeda yang dinamakan Porter (2010) sebagai strategi generik (generic strategy), yaitu sebagai berikut: 1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy) Sejumlah kegiatan yang terintegrasi, yang dirancang untuk menghasilkan produk dengan harga yang paling rendah secara relatif, dibandingkan dengan pesaingnya, dengan kriteria produk yang dapat diterima oleh pelanggannya. Cara yang digunakan adalah memproduksi pada tingkatan biaya yg paling rendah, pengendalian biaya yang ketat, dan meminimalisasi biaya untuk area pelayanan, minimalisasi biaya tenaga penjualan, minimalisasi biaya penelitian dan pengembangan. 2. Strategi Diferensiasi (Differentiation Strategy) Sejumlah
kegiatan
terpadu
yang
dirancang
untuk
memproduksi barang yang dirasakan oleh konsumen berbeda dalam hal-hal tertentu. Keunikan produk dapat dilihat dari ciri khasnya seperti tanggap atau tidaknya pelayanan, kecepatan penemuan produk baru, kepemimpinan dalam pemanfaatan teknologi, selera yang beda, ketepatan antara rancangan dan kinerja produk.
15
Universitas Sumatera Utara
3. Strategi Fokus (Focus Strategy) Sejumlah kegiatan yang terintegrasi yang dirancang untuk memproduksi produk-produk yang melayani kebutuhan dari sebuah segmen tertentu yang spesifik. Sebuah bisnis dapat memperoleh keunggulan bersaing dalam segmen yang menjadi target, meskipun tidak memiliki area yang luas dalam industri
2.1.2
Daya Saing (Competitive Edge) Prakosa (2005:51) menjelaskan bahwa daya saing suatu produk
merupakan salah satu penentu faktor dari kesuksesan produk baru (hingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibanding produk lain yang sejenis). Keunggulan daya saing tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan sehingga akan mempunyai keunggulan di pasar yang selanjutnya akan menang dalam persaingan. Sitohang (2006:293), mengemukakan bahwa salah satu untuk meningkatkan daya saing adalah perusahaan harus berorientasi pada kreativitas yang tepat. Perusahaan yang berorientasi pada kreativitas akan mendorong perusahaan
menjadi pemimpin
pasar karena mampu
menciptakan produk-produk baru. Artinya setiap pelaku bisnis berlombalomba untuk melakukan strategi kompetisi dengan fokus pada penciptaan sesuatu yang berbeda dan unik. Menurut Porter dalam penelitian Surachman (2007:4), daya saing adalah kemampuan atau keunggulan yang dipergunakan untuk bersaing
16
Universitas Sumatera Utara
pada pasar tertentu. Daya saing ini diciptakan melalui pengembangan terus-menerus disemua lini dalam organisasi utamanya disektor produksi. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan terus menerus akan mampu meningkatkan kinerja. Menurut Porter (2008:419) daya saing sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Oleh karena itu untuk menghadapi persaingan yang dari hari ke hari semakin ketat maka setiap bisnis harus mampu membaca peluang keunggulan bersaing yang dimilikinya. Sumiharjo (2008), mengemukakan bahwa daya saing meliputi: 1. Kemampuan memperkokoh posisi pasarnya 2. Kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya 3. Kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti 4. Kemampuan menegakkna posisi yang menguntungkan Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa daya saing merupakan efisiensi dan efektivitas yang memiliki sasaran yang tepat dalam menentukan arah dan hasil sasaran yang ingin dicapai yang meliputi tujuan akhir dan proses pencapaian akhir dalam menghadapi persaingan agar perusahaan memiliki keunggulan dalam mengadaptasi perubahan lingkungan dan perilaku konsumen yang akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Daya saing (kemampuan atau strategi untuk bersaing) dari suatu produk, perusahaan, atau industri bukan hanya dilihat dari sisi produksi
17
Universitas Sumatera Utara
(kemampuan untuk menghasilkan produk yang murah) tetap merupakan kombinasi dari hasil akhir (tujuan atau misi) dengan upaya (kebijakan) untuk mencapainya.Upaya ini (yang digambarkan sebagai roda strategi bersaing), bukan hanya upaya produksi saja (manufakturing, lini produk serta penelitian dan pengembangan), tetapi melibatkan keuangan, pemasaran dan target pasar, penjualan, distribusi, pengadaan dan pembelian barang serta tenaga kerja. Porter mengembangkan lima kekuatan dalam analisis struktur industri daya saing, yaitu sebagai berikut: 1. intensitas persaingan dalam industri 2. tantangan pendatang baru 3. tekanan produk substitusi 4. daya tawar pembeli 5. daya tawar pemasok. Menurut Muhardi (2007:53), meningkatkan daya saing dalam lingkungan persaingan yang semakin kompetitif dan adanya situasi pasar yang dinamis, membuat setiap perusahaan tidak mungkin lagi untuk menghindari persaingan, tetapi yang harus dilakukan adalah menghadapi tingkat persaingan tersebut dengan cara yang sebaik-baiknya, yaitu secara optimal dan berkesinambungan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi di masa yang akan datang.
18
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.1 Dimensi dan Indikator Daya Saing Dimensi daya saing menurut Muhardi (2007:40) adalah: 1. Biaya Biaya adalah dimensi daya saing operasi yang meliputi empat indikator yaitu biaya produksi, produktifitas tenaga kerja, penggunaan kapasitas produksi dan persediaan. Unsur daya saing yang terdiri dari biaya merupakan modal yang mutlak dimiliki oleh suatu perusahaan yang mencakup pembiayaan produksinya, produktifitas tenaga kerjanya, pemanfaatan kapasitas produksi perusahaan dan adanya cadangan produksi (persediaan) yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk menunjang kelancaran perusahaan tersebut. 2. Kualitas Kualitas merupakan dimensi daya saing yang juga sangat penting, yaitu meliputi berbagai indikator diantaranya tampilan produk, jangka waktu penerimaan produk, daya tahan produk, kecepatan penyelesaian keluhan konsumen, dan kesesuaian produk terhadap spesifikasi desain. Tampilan produk dapat tercermin dari desain produk atau layanannya, tampilan produk yang baik adalah yang memiliki desain sederhana namun mempunyai nilai yang tinggi. Jangka waktu penerimaan produk dimaksudkan dengan lamanya umur produk dapat diterima oleh pasar, semakin lama umur produk di pasar menunjukkan kualitas produk tersebut
19
Universitas Sumatera Utara
semakin baik. Adapun daya tahan produk dapat diukur dari umur ekonomis penggunaan produk . 3. Waktu penyampaian Waktu penyampaian merupakan dimensi daya saing yang meliputi berbagai indikator diantaranya ketepatan waktu produksi, pengurangan waktu tunggu produksi, dan ketepatan waktu penyampaian
produk.
Ketiga
indikator
tersebut
berkaitan,
ketepatan waktu penyampaian produk dapat dipengaruhi oleh ketepatan waktu produksi dan lamanya waktu tunggu produksi. 4. Fleksibilitas Fleksibilitas merupakan dimensi daya saing operasi yang meliputi berbagai indikator diantaranya macam produk yang dihasilkan,
kecepatan
menyesuaikan
dengan
kepentingan
lingkungan. Adapun indikator daya saing menurutPorter(2008:419)adalah sebagai sebagai berikut: 1.
Harga bersaing
2.
Kualitas produk
3.
Keunggulan produk
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing adalah :
20
Universitas Sumatera Utara
1. Lokasi Memperhatikan lokasi usaha sangat penting untuk kemudahan pembeli dan menjadi faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi usaha yang strategis akan menarik perhatian pembeli. Menurut Frans (2003:439) : letak atau lokasi akan menjadi sangat penting untuk memenuhi kemudahan pelanggan dalam berkunjung, konsumen tentu akan mencari jarak tempuh terpendek. Walau tidak menutup kemungkinan konsumen dari jarak jauh juga akan membeli, tapi persentasenya kecil. 2. Harga Menurut Sunarto (2004:206), harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga menentukan apakah sebuah perusahaan atau bisnis banyak dikunjungi konsumen atau tidak. Faktor harga juga berpengaruh pada seorang pembeli untuk mengambil keputusan. 3. Promosi Promosi bisa dilakukan melalui berbagai iklan baik di media cetak, elektronik, maupun media lain. Sunarto (2004:298) mengatakan bahwa promosi penjualan terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa, yang mana promosi penjualan ini mencakup suatu variasi
21
Universitas Sumatera Utara
yang luas dari alat-alat promosi yang didesain untuk merangsang respons pasar yang lebih cepat, atau yang lebih kuat. Adapun faktor-faktor utama untuk mengimbangi daya saing pasar adalah sebagai berikut: 1.
Ancaman pesaing baru
2.
Ancaman produk atau jasa substitusi
3.
Tingginya persaingan diantara produk yang ada
4.
Kekuatan tawar-menawar antar pemasok bahan baku dan produk
5.
Kekuatan tawar-menawar antara pembeli atau pelanggan
6.
Daya tarik dan kemampulabaan pasar target
2.1.3 Keunggulan Daya Saing Keunggulan daya saing saing merupakan kumpulan strategi untuk menentukan
keunggulan
suatu
perusahaan
dari
persaingan
diantara
perusahaan lain. Ketika dua perusahaan bersaing (pada pasar dan pelanggan yang sama), satu perusahaan memiliki keunggulan bersaing atas perusahaan lainnya terjadi ketika perusahaan tersebut mendapatkan tingkat keuntungan dan memiliki potensi mendapatkan laba lebih tinggi.
Perusahaan yang tidak mempunyai keunggulan daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan, dan tidak unggul berarti tidak ada alasan bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya saing berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu 22
Universitas Sumatera Utara
organisasi di pasar persaingan, dibandingkan dengan organisasi lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama atau sejenis. Terdapat dua sisi yang ditimbulkan oleh persaingan, yaitu sisi kesuksesan karena mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih dinamis dan bersaing dalam menghasilkan produk serta memberikan layanan terbaik bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya sebagai peluang yang
memotivasi.
Sisi
lainnya
adalah
kegagalan
karena
akan
memperlemah perusahaan-perusahaanyang bersifat statis, takut akan persaingan dan tidak mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas, sehingga persaingan merupakan ancaman bagi perusahaannya.
2.1.3.1 Dasar untuk Membangun Keunggulan Daya Saing Seorang wirausahawan harus mampu mengenali berbagai unsur dasar untuk membangun keunggulan daya saing sebagai berikut: Keistimewaan Layanan yang Unik
Harga atau Nilai Keunggulan
Atribut Produk/Jasa yang dapat Dicapai
Pengalaman Konsumen
Menyenangkan Konsumen
Gambar 2.1Dasar untuk Mencapai Keunggulan Daya Saing Sumber: Saiman, Leonardus (2010)
1. Harga atau nilai
23
Universitas Sumatera Utara
Seorang pengusaha harus mampu menghasilkan produk atau jasa rendah biaya, sehingga strategi dalam menetapkan harga (tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan produk atau jasa pasa pesaing 2. Menyenangkan konsumen Diupayakan agar para kompetitor mampu menyenangkan konsumen dari berbagai aspek, seperti kualitas produk atau jasa yang bermutu dan memberi kepuasan kepada konsumen. 3. Pengalaman konsumen Pengalaman baik atau buruk yang disampaikan dan yang dialami oleh seorang konsumen, umumnya akan menjadi catatan penting (sering kali melekat seumur hidup). 4. Atribut produk yang dicatat Seluruh atribut produk/jasa dapat dikenalkan tidak hanya kepada konsumen, namun juga kepada seluruh pegawai sehingga tidak ada yang dirahasiakan agar konsumen tidak merasa tertipu, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. 5. Keistimewaan layanan yang unik Memberikan
layanan
yang
unik
dibandingkan
dibandingkan pesaing terdekat, sehingga pada akhirnya konsumen akan menjadi konsumen yang loyal dengan bisnis anda.
24
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Tahap-Tahap untuk Mencapai Keunggulan Daya Saing Tahap- tahap mencapai keunggulan daya saing, yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Penilaian lingkungan (internal dan eksternal), dilakukan dengan analisis SWOT terhadap usaha suatu bisnis.
2.
Penilaian suatu bisnis, apakah secara organisator, suatu bisnis mampu menciptakan keunggulan daya saing
3.
Strategi berbasis biaya, mengupayakan agar setiap produk atau jasa dapat diprediksi dengan biaya seefisien mungkin, sehingga dalam penetapan harga produk atau jasa dapat bersaing dengan produk para pesaing terdekat.
4.
Strategi berbasis diferensiasi, mengupayakan agar suatu bisnis mampu menghasilkan berbagai diferensiasi
5.
Mengaharapkan agar laba bisnis tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan, pangsa pasar meningkat, kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan, dan kelangsungan bisnis bisnis dapat berlanjut.
2.1.3.3 Analisis SWOT Analisis SWOT bertujuan untuk menentukan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan agar lebih berhati-hati dalam menyusun strategi.
25
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rangkuti (2006:19) analisis SWOT adalah suatu analisis yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
2.2 Penelitian Terdahulu Berikut ini daftar penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti yang mendukung dilakukannya penelitian ini. Untuk mempermudah dalam memajaminya maka disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No.
Peneliti
1.
Meike Supranoto (2010)
2.
Y. Sri Susilo (2011)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Strategi Menciptakan Keunggulan Beraing Produk Melalui Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi Kewirausahaan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pemasaran
Keunggulan bersaing dapat dicapai melalui orientasi pasar, inovasi, dan orientasi kewirausahaan, dimana keunggulan bersaing yang dihasilkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Penelitian ini memberikan beberapa keterbatasan penelitian serta agenda penelitian mendatang yang bisa dilakukan untuk melakukan penelitian selanjutanya kemudian hari. Strategi Meningkatkan Dengan implementasi Daya Saing UMKM dalam CAFTA dan MEA maka 26
Universitas Sumatera Utara
Menghadapi Implementasi CAFTA dan MEA
3.
Sari Nalurita (2014)
Analisis Daya Saing danStrategi Pengembangan Agribisnis Kopi Indonesia
4.
Tri Ernayanti (2015)
Strategi Peningkatan Daya Saing Pedagang Muslim Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Toko Busana Muslim Rabbani Semarang)
UMKM di Indonesia akan menghadapi tantangan dan sekaligus memperoleh peluang. Agar tetap mampu bertahan dan dapat memanfaatkan peluang maka UMKM harus meningkatkan daya saing perusahaan maupun daya saing produknya. Agar daya saing UMKM dapat meningkatkan maka kunci utamanya pada UMKMsendiri khususnya pengusaha UMKM dengan dukungan pekerjanya. Secara komparatif kopi Indonesia memiliki daya saing di pasarinternasional. Berdasarkan analisis Berlian Porter, kopi Indonesia juga memiliki keunggulan secara komparatif yang didukung oleh kondisi faktor (sumber daya alam, modal, tenaga kerja, IPTEK), industri terkait dan pendukung, peran pemerintah dan kesempatan. Keberhasilan busana muslim Rabbani dalam berbisnis dalam hal pelayanan konsumen dan kualitas produk yang ditawarkan menyebabkan busana muslim Rabbani terus mengalami peningkatan. Namun demikian, untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, busana muslim 27
Universitas Sumatera Utara
5.
Hanna Silvia (2015)
Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Kentang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Rabbani dapat melakukan cara memperbenyak jenis variasi produk busana muslim/kerudung dan membuka beberapa outlet ke wilayah-wilayah potensial lainnya secara intensif. Terdapat enam struktur rantai pasok komoditas kentang di Kabupaten Karo, dan struktur rantai pasok yang dominan, dan efektif digunakan adalah struktur rantai pasok dua, yaitu aliran distribusi kentang dari petani ke pengumpul lalu ke pasar dalam negeri dan terhadap faktor internal daneksternal bagi komoditas kentang Kabupaten Karo sehingga diketahui bahwa perlu dilakukan pengembangan terhadap pengembangan produk, infrastruktur, dan sdm.
2.3 Kerangka Konseptual Analisis SWOT adalah salah satu langkah yang paling penting dalam memformulasikan strategi, dengan menggunakan misi organisasi sebagai konteks, perusahaan mampu mengukur kekuatan dan kelemahan internal demikian juga peluang dan ancaman eksternal. Penerapan strategi jangka panjang merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dantujuannya, strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing untuk periode jangka panjang. 28
Universitas Sumatera Utara
Keunggulan daya saing adalah kemampuan yang dimiliki sebuah bisnis untuk merumuskan strategi dan mengimplementasikannya pada suatu posisi yang tepat dengan menggunakan kemampuan karakteristik dengan segala sumber daya yang dimiliki bisnis tersebut untuk mencapai tujuannya.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka konseptual penelitian ini adalah: Analisis SWOT
Penerapan Strategi Jangka Panjang
Keunggulan Daya Saing
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2013), perumusan hipotesis merupakan langkah ketiga dalam penelitian setelah mengemukakan kerangka berpikir dan landasan teori. Hipotesis merupakan jawaban semetara dari permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salah dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Sehubungan dengan uraian diatas maka peneliti mengemukakan hipotesis penelitian ini adalah analisis SWOT digunakan untuk mengetahui
29
Universitas Sumatera Utara
strategi jangka panjang yang akan digunakan dalam mencapai keunggulan daya saing pada Percetakan Lorenzo Binjai.
30
Universitas Sumatera Utara