BAB 2 TINJAUAN DATA
2.1
Tinjauan Umum
2.1.1 Pengertian Playgroup
Play group adalah pendidikan anak-anak di usia 2 sampai 4 tahun, di play group ini anak-anak diperkenalkan tentang sekolah sejak dini, bagaimana berinteraksi dengan orang lain, cara mengenal warna, bentuk, binatang, dan sebagainya sebagai bentuk pengetahuan dasar (Maimunah, H, 2009). Menurut Muliawan (2009) dalam Maimunah (2009), playgroup adalah sebuah kelompok yang terdiri dari anak usia 2-4 tahun. Sesuai dengan namanya, maka play group & Tk harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas bermain anak dan suasana yang menyenangkan bagi anak. Sementara menurut Chugani (2007) dalam Maimunah (2009), playgroup atau kelompok bermain adalah suatu lembaga yang dikelolah untuk membantu menumbuh kembangkan semua aspek yang ada pada anak dini usia. Tempat ini biasanya menjadi alternative orangtua yang sibuk kerja atau tidak mempunyai waktu untuk mengasuh anaknya (sekitar 2-4 tahun). Di tempat ini mereka menitipkan anak-anaknya dengan berbagai harapan dapat membantu tumbuh kembangnya dengan baik. Akan tetapi dalam lapangan masih banyak sekali masalah dan kekurangan yang dihadapinya, terutama yang lembaga yang belum
professional.
Masalah-masalah
itu
antara
lain
masalah
tenaga
pendidik/pengasuh, dan orangtua. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa play group adalah kelompok bermain untuk anak usia pra sekolah (2-4 tahun) yang di dalamnya ada beberapa stimulasi untuk merangsang perkembangan anak, sedang dalam stimulasi pendidik menggunakan alat peraga atau alat permainan edukatif sehingga anak lebih aktif.
7
2.1.2 Sejarah Pendidikan Playgroup
Konsep playgroup mulai berkembang pada tahun 1950an, ketika para dokter
anak
dan
pengasuh
mulai
mendorong
para
orang
tua
untuk
mensosialisasikan anak- anak mereka sebelum mereka mulai menginjak bangku sekolah. Hanya ada sedikit, jika ada kesempatan bagi anak berumur dua dan empat tahun untuk berinteraksi dengan anak – anak lain selain saudara mereka. Selain itu, bertepatan dengan berkembangnya pergerakan para perempuan ( Women movement). Para ibu mulai menyuarakan kebutuhan mereka untuk berinteraksi diluar rumah tangga mereka. Taman kanak- kanak dan penitipan mulai bermunculan sebagai respon bagi para wanita yang memasuki dunia kerja tetapi kelompok bermain berkembang menjadi lebih dari sebuah bentuk kerja sama informal bagi para ibu dan anak-anak mereka untuk berkumpul secara teratur, biasanya di sebuah taman atau di rumah salah satu partisipan, untuk bermain dan besosialisasi. Kelompok bermain ( Playgroup ) telah berkembang menjadi suatu kebutuhan pokok bagi banyak para orangtua yang tinggal di rumah. Tidak hanya baik bagi interaksi anak, juga memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memperoleh teman, berbagi cerita tentag mengasuh anak, dan mendapat berbagai macam nasihat dari orang tua lainnya.
2.1.3
Tujuan dan Fungsi Playgroup
Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkaan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Ma’mur, 2009).Tujuan kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini adalah kerangka dasar yang dijadikan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan kurikulum (Ma’mur, 2009).Secara spesifiknya, tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini dibedakan menjadi tujuan utama dan tujuan penyerta.
8
Tujuan utama adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar dan dalam mengarungi kehidupan di masa dewasa. Sedangkan tujuan penyerta adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah (Ma’mur, 2009). Play group / kelompok bermain mempunyai tujuan umum, sebagai berikut: a. Membiasakan anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya agar mampu peduli dan berbagi dengan sesama. b. Menanamkan dasar-dasar leadership pada anak sejak usia dini agar memiliki kepekaan dan keingintahuan lebih dalam terhadap segala sesuatu yang dihadapinya. c. Membantu menstimulasi dan mengembangkan potensi efektif, kognitif dan psikomotor anak. d. Memperkenalkan suasana sekolah yang menyenangkan kepada anak sehingga memberikan image yang baik agar mempermudah orang tua dalam anak ke jenjang sekolah yang sesungguhnya. Menurut Harianti (2003) dalam Maimunah (2009), tujuan dari pendidikan playgroup ini diselenggarakan yaitu untuk membantu meletakkan dasar sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta diluar lingkungan keluarga bagi anak usia sebelum memasuki pendidikan dasar.Menurut Rahman (2005) dalam Maimunah (2009), tujuan program pendidikan anak playgroup adalah mengembangkan seluruh aspek fisik mental, emosi, social dan bahasa anak.
Fungsi Playgroup diantaranya : 1) mengembangkan dan mengasah keterampilan fisik lewat berbagai permainan. 2) Melatih anak agar dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungannya. 3) Melatih anak mengembangkan berbagai keterampilan dasar, termasuk (membaca, menulis dan menghitung)
9
2.1.4
Perbedaan Playgroup dan Presschool
Ada beberapa perbedaan tipis namun penting antara playgroup dan preschool. Playgroup cenderung memberikan peraturan yang tidak terlalu formal dibandingkan preschool, namun tetap mengikuti pedoman kuat menurut standart nasional. Ini berhubungan dengan kesesuaian sebagai penjaga anak-anak, keselamatan bangunan dan fasilitas, asuransi, dan pencatatan. Sertifikat pendaftaran dan asuransi kewajibaban masyarakat mereka harus selalu di tampilkan, dan laporan ofsted akan tersedia. Louise williams, manager preschool di rotherham, yokshire selatan, mengatakan sebuah preschool pada umumnya menawarkan para orang tua kemudahan dalam menempatkan anakanak mereka selama satu hari penuh. Playgroup cenderung buka selama setengah hari. Penyebutan presschool mungkin akan di salah artikan oleh beberapa orang. Beberapa pra sekolah mungkin memiliki keterkaitan atau hubungan dengan sekolah setempat dan beberapa bahkan berada pada lokasinya namun tidak berarti preschool tersebut mempunyai hubungan formal dengan sekolah tersebut. Miss william menyebutkan bahwa preschool hanya di peruntukan bagi anak-anak yang telah siap untuk melanjutkan kesekolah yang sebenarnya tapi satu hal yang paling penting adalah bahwa mereka bersenang-senang. Berkaitan dengan persiapan sekolah dan sehingga anak-anak sering berjalan dengan temanteman mereka. Pentunjuknya adalah sebuah preschool secara umumnya menawarkan lingkungan yang lebih terstruktur bagi anak-anak. Playgroup akan menerima anak – anak dari segala umur sedangkan preschool hanya menerima anak – anak dari umur 2 atau 3 tahun. Ada peraturan dalam rasio penempatan antara staff dan anak – anak. Ukuran bangunan akan mempengaruhi berapa banyak anak – anak pada playgroup dan preschool yang dapat di urus. Beberapa preschool telah terhubung dengan sekolah dasar setempat. Namun kebanyakan merupukan bangunan yang berdiri sendiri.
10
2.1.5
Jenis – jenis Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
Dibanding dengan perkembangan model dan jenis paud di berbagai negara maju dan berkembang lainnya, PAUD Indonesia memiliki keunikann khusus yang agak berbeda dengan di luar negeri. Karenna di luar negeri PAUD umumnya hanya di bedakan menjadi 2 ( Dua ) macam, yaitu Kindergarden atau playgroup dan day care,sedangkan di indonesia menjadi 4 macam, yaitu : •
Taman Kanak – kanak ( Kindergarten )
•
Kelompok Bermain ( Playgroup )
•
Taman Penitipan Anak ( Day Care )
•
PAUD sejenis ( similar with Play Group )
2.1.6
Jenis – jenis Pengelompokan Ruang
Pengelompokan ruang pada playgroup ini yaitu : a. Area Bermain b. Area membaca c. Area seni d. Area kantor e. Area service f. Area Multimedia g. Ruang pertunjukan
2.1.7
Aspek Perancangan
Aspek – aspek Perancangan pada interior playgroup ini di pengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu aspek pendidikan, aspek psokologi, dan aspek interior. Dengan aspek – aspek tersebut, maka dapat diketahui aktivitas apa saja yang di butuhkan. 11
2.1.8 Tinjauan Pemerintah Tentang Pendidikan Prasekolah
Menurut peraturan pemerintah no. 27 tahun 1990, yang dimaksud dengan pendidikan pra-sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau luar sekolah. Tujuan pendidikan pra-sekolah adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik, didalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Bentuk satuan pendidikan ini antara lain: 1. Taman kanak-kanak 2. Kelompok bermain 3. Penitipan anak
Anak didik Taman Kanak-kanak adalah anak yang berusia 4-6 tahun dengan lama waktu pendidikan adalah 1 atau 2 tahun. Adapun pendidikan yang di selenggarakan pada kelompok bermain hanya dapat diikuti oleh anak yang berusia sekurang-kurangnya 2 tahun. Isi program kegiatan belajar pendidikan di playgroup meliputi pengembangan :
1. Moral Pancasila 2. Agama 3. Disiplin 4. Kemampuan Berbahasa 5. Daya Pikir 6. Daya Cipta 7. Perasaan/Emosi 8. Kemampuan Bermasyarakat/Sosialisasi 9. Ketrampilan 10. Jasmani
12
Sarana standar pendidikan pra-sekolah? meliputi : 1. Gedung : a. Ruang Belajar (3 ruang) b. Ruang Penunjang (R. kepala sekolah, dan R. administrasi biasanya dirangkap) 2. Arena Bermain
Umumnya, kelas pra-sekolah menampung 15 sampai 20 anak, yaitu dipandu oleh 1 orang guru dan 1 asisten. Luas area kelas dianjurkan minimal 65,03 m, tidak termasuk area observasi dan kantor. Luas area optimal seluruhnya sebesar 92,9 m. Penatan ruang kelas hendaknya memperhatikan pemahaman anakanak mengenai ruang dan susunannya. Lingkungan ruang kelas yang bersih, dengan penataan perabot yang rapi, membantu anak memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan dan membantu memahami organisasi waktu dan ruang. Kebersihan justru merupakan hal kedua ( De Chiara, Time-Saver Standards for Building Types, 1990, NY). Kelas pra-sekolah harus terdiri dari area yang saling berhubungan dan jelas susunannya, termasuk area umum untuk aktivitas kelompok, ruang baca, ruang boneka, ruang perawatan, ruang mainan, ruang seni dan kotak-kotak almari yang digunakan anak untuk menyimpan barang-barangnya (loker). Ruang istirahat dan penyimpanan juga diperlukan. Kabin pengajaran terpisah lebih dianjurkan untuk memberikan lingkungan pembelajaran individual dan interaksi antara guru dan murid.
2.2
Tinjauan Khusus
2.2.1 Tinjauan Tentang Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun)
13
hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian
juga
halnya
perkembangan
kognitif
juga
mengalami
perkembangan yang tidak sama. Adakalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat dan juga adakalanya perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak. Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hamper sama dengan konsep diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi anak menangis.Salah satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimana anak lapar,tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku social pada anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai menunjukkan terbentuknya perilaku social yang seiring dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku social juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak. Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Lebih jauh, anak juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki pengalaman yang terbatas, yang memengaruhi pemahaman dan persepsi mereka mengenai dunia.
14
2.2.2
Peranan Psikologi terhadap Pendidikan anak usia dini
Kajian psikologi pendidikan
telah
melahirkan berbagai teori yang
mendasari sistem pembelajaran. terdapat sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori- teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) menyebutkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni : 1) Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan 2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain. 3) Orang
itu
harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan
berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya. 4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya. 5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan. 6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7) Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya. 8) Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. 9) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar- benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis. 10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain. 11) Belajar lebih
berhasil, apabila usaha itu
memberi sukses yang
menyenangkan. 12) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
15
13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
2.2.3
Tinjauan Tentang Pendidikan Anak
Pendidikan anak usia dini berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (usia pra sekolah) yang dilakukan pemberian rangsangan
pendidikan
untuk
melalui
membantu pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.Anak
usia pra sekolah
merupakan
fase
perkembangan individu sekitar 2-4 tahun, ketika anak mulai memilki kesadaran tentang dirinya. Pada tahap
ini ada beberapa perkembangan seperti yang
dikemukakan oleh Dr.H.Syamsu Yusuf dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2003,h. 163), yaitu : 1)Perkembangan fisik Anak mengembangkan ketrampilan terhadap
lingkungan tanpa bantuan
ditandai dengan
fisiknya dan dapat bereksplorasi
dari orangtuanya. Perkembangan
fisik
berkembangnya kemampuan motorik, yang dideskripsikan
sebagi berikut: usia
Kemampuan dasar motorik
Kemampuan motorik khusus
2 - 4 tahun
a. Naik turun tangga
a. Menggunakan krayon
b. Meloncat dengan 2 kaki
b. Menggunakan benda/ alat
c. Melempar bola
c. Meniru bentuk / orang lain
a. Meloncat
a Menggunakan pensil
b. Mengendarai sepeda anak
b. Menggambar
c.Menagkap bola
c. Memotong dengan gunting
d. Bermain olah raga
d. Menulis huruf cetak
4 - 6 tahun
Tabel 1. Perkembangan Fisik Anak-Anak Sumber Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Dr.H.Syamsu Yusuf (2003,h. 163)
16
2) Perkembangan Intlektual Tahapannya adalah pra-operasional yaitu anak belum mampu mengusai mental secara logis. Anak mampu berimajinasi dan berfantasi mengenai berbagai hal, dapat menggunakan kata-kata,peristiwa dan benda untuk melambangkan hal lainnya.
3) Perkembangan emosional Mengalami rasa takut, cemas, marah, cemburu, gembira, kasih sayang, phobia dan rasa ingin tahu.
4) Perkembangan Bahasa Usia 2-4, tahun, anak sudah menggunakan kalimat majemuk serta anak kalimatnya, tingkat berfikir sudah lebih maju (sering bertanya sebab- akibat).
5) Perkembangan sosial Pada masa ini, anak sudah mulai mengetahui aturan, mulai dapat mematuhi peraturan tersebut, mulai menyadari hak dan kepentinganorang lain. Anak mulai bermain dengan anak anak lainnya. Kematangan penyesuaian sosial anak
akan
semakin
terbantu bila mendapatkan pendidikan pada fasilitas
pendidikan pra sekolah. Pendidikan pra sekolah memberikan peluang terhadap anak untuk belajar memperluas pergaulan dan belajar berdisiplin.
6) Perkembangan fantasi Masa dongeng, dimana anak suka sekali mendengarkan cerita kehidupan yang
lucu, cerita raja-raja dan
lainnya. Fantasi dapat diperagakan sebagai
hiburan, memudahkan anak dalam menerima pelajaran dan membentuk budi pekerti karena ia terdorong meniru dan berbuat seperti yang ia baca /dengar.
7) Perkembangan bermain Usia pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain,karena setiap waktu luang anak diisi dengan kegiatan bermain.
17
8) Perkembangan kepribadian Berkembangnya kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan dan tanggung jawab.
Havighurst dalam Development task and Education, menuliskan tugas perkembangan untuk masa kanak-kanak dini (lahir sampai 6 tahun), adalah : belajar berjalan, belajar makan-makanan padat, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan sampah tubuh, belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan
seksual, mencaapi stabilitas fisiologis, membentuk konsep
sederhana, mengenai kenyataan social dan fisik, belajar berhubungan emosional dengan orang tua, saudara kendung dan orang lain, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta mengembangkan nurani. (Hurlock, 1993) Hurlock (1993 : 38) membagi perkembangan anak dalam beberapa periode, anak TK masuk dalam periode masa kanak-kanak dini (2 tahun sampai 6 tahun), usia prasekolah. Pada periode ini anak berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar menyesuaikan diri secara sosial. Selain belajar melalui tindakan, anak juga mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikirannya (kemampuan abstraksi), misalnya anak mulai dapat mengingat simbol-simbol dan membayangkan benda-benda yang tidak nampak di hadapannya. Pada anak usia prasekolah, persepsi visual menjadi lebih efektif dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Lingkungan awal yang berperan dalam perkembangan anak usia prasekolah menurut Bronfrenbrenner (1979) adalah lingkungan rumah dan lingkungan di luar rumah. Skema berikut menjelaskan lingkungan awal yang mempengaruhi perkembangan anak usia pra sekolah. Lingkungan kelas mempunyai nilai tertentu bagi anak didik dalam konteks desain interior ruang secara psikologis dapat memotivasi dan merangsang anak untuk bermain sambil belajar sesuai dengan perkembangan mereka. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan Dan Pendidikan Anak Di Taman Kanak-Kanak,
18
Surabaya; Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya).
2.2.4
Metode Pembelajaran Student Centered Learmimg
Ditemukan oleh Maria Montessory, Beliau dilahirkan di Italia dan dididik dalam lingkungan liberal. Montessori adalah wanita pertama yang mendirikan sekolah medis di Italia dan membangun psikologi yang berbasis sistem pendidikan dan disebarkan ke dunia internasional. Setelah itu ia mendirikan universitas di Roma dimana ia mempelajari ilmu dokter anak dan psikiatris. Montessori menjadi tertarik pada pembelajaran dan pengembangan anak-anak. Ia membiayai anak jalanan dan mengobservasi mereka dengan uangnya sendiri. Berawal pada tahun 1899 Montessori menjadi direktur sekolah Orthophrenic, institute medical psikologi. Tahun 1906, Montessori menemukan The Casa dei Bambini, atau rumah untuk anak-anak, dimana ia mengembangkan metode pedagogik yang kemudian dikenal sebagai Sistem Montessori.
Gambar 1 : Maria Montessori sedang bercengkrama dengan anak didik kesayangannya Gambar 2 : : Seorang anak sedang serius memperhatikan Maria mengajar .
Elizabeth G. Hainstock dalam bukunya “Metode pengajaran Montessori untuk anak sekolah dasar”, menjelaskan bahwa metode Montessori bertujuan sebagai pengantar prinsip, agar anak-anak mereka dapat memasuki kesenjangan
19
pendidikan yang lebih tinggi dengan persiapan yang matang. Salah satu cara yang mudah untuk membuat anak menyukai belajar adalah dengan cara membuat anak belajar sambil bermain karena anak-anak sangat menyukai permainan. Oleh karena itu, sebagai orang tua dan pendidik harus kreatif dalam memasukkan pelajaran dalam permainan anak-anak. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode Maria Montessori adalah metode Student Centered Learning. Maria Montessori mengajarkan anak untuk lebih aktif berperan serta dalam pembelajaran. Dia menerapkan belajar sambil bermain agar anak-anak lebih dapat mengerti bahan yang dibahas. Secara garis besar Montessori juga membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang sesuai bagi anaknya. Setiap anak memiliki tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan perkembangan umurnya. Faktor lingkungan serta perlakuan orang dewasa (pendidikan) hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan mereka. Oleh karena itu, Montessori percaya bahwa lingkungan haruslah merupakan tempat yang menyenangkan (loving area), tempat yang kondusif (nourishing) untuk membantu perkembangan, tempat dimana guru atau orang dewasa dapat mengobservasi perkembangan mereka dan membuat perubahan-perubahan sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka. Dalam metode pendidikan Montessori ada beberapa aspek pendidikan yang lingkungan dan merupakan prinsip metode pendidikan Montessori. Diantaranya adalah konsep kebebasan, struktur dan urutan, realistiss dan kealamian, keindahan dan nuansa, serta prinsip alat permainan Montessori. Antara lain : •
Aspek Pentingnya Kebebasan (Concept Of Freedom)
•
Aspek Struktur Dan Keteraturan (Structure And Order)
•
Aspek Realistis Dan Alami (Realistic And Nature)
•
Aspek Keindahan Dan Nuansa
•
Aspek Alat Bermain Montessori ( Montessori Material ) Seperti telah di ungkap di atas bahwa montessori meyakini bahwa anak
secara bawaan telah memiliki sesuatu pola perkembang psikis. Selain itu, anak juga memiliki motif yang kuat ke arah pembentukan sendiri jiwanya ( self constructio ). 20
Dengan dorongan ini anak secara spontan berupaya mengembangkan dan membentuk dirinya melalui pemahaman terhadap lingkungan. Beliaupun mengungkapkan bahwa meskipun anak sudah memiliki pola psikis bawaan dan dorongan vital untuk mencapainya, tidak berarti bahwa ia membawa model – model perilakunya sudah jadi. Dengan demikian anak mengembankan pola – pola perkembangan dan kekuatannya itu sejak lahir melalui pengalaman – pengalaman interaksional pendidikan. Ada dua kondisi yang di perlukan dalam perkembangangan anak ( Lilard, 1972 dalam Sollehudin,2000) yakni pertama adalah adanya suatu interaksi yang terpadu anatara anak dengan lingkungannya ( baik benda maupun orang ) dan kedua adalah adanya kebebasan bagi anak. Montessori yakin bahwa dalam tahun – tahun awal seorang anak mempunyai apa yang dia sebut sebagai “sensitive periods” artinya selama masa ini seseorang individu mudah menerima stimilus-stimilus tertentu. Masa – masa sensitif yang di unhkapkan montessori yaitu : •
Lahir – 3 tahun
Pikiran dapat menyerap Pengalaman – pengalaman sensoris
•
1,5 – 3 tahun
Perkembangan bahasa
•
1,5 – 4 tahun
Koordinasi dan perkembangan otot Minat pada benda – benda kecil
•
2 – 4 tahun
Peneguhan gerakan Minat pada kebenaaran dan realitas Menyadari urutan dalam waktu dan ruang
•
2,5 – 6 tahun
peneguhan sensoris
•
3 – 6 tahun
rawan pengaruh orang dewasa
•
3,5 – 4,5 tahun
Menulis
•
4 – 4,5 tahun
kepekaan indera
•
4,5 – 5,5
membaca
21
2.2.5
Perkembangan Kecerdasan Anak
Gambaran umum dari perkembangan bayi dan anak usia prasekolah dapat dilihat dari daftar yang disusun oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jurusan Psikologi Anak dan Perkembangan. Pada daftar ini dapat dilihat perkembangan anak sejak lahir sampai umur lima tahun yang mencakup perkembangan motorik, perkembangan bahasa dan perkembangan kemampuan berpikir. Berikut adalah perkembangan anak balita menurut Skala MILMI :
Daftar lahir sampai 3 bulan, •
Belajar mengangkat kepala
•
Belajar mengikuti benda dengan matanya
•
Melihat ke muka seseorang dan tersenyum
•
Bereaksi terhadap suara atau bunyi
•
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
•
Menahan barang yang dipegangnya
•
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Dari 3 sampai 6 bulan, •
Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
•
Mulai belajar meraih benda – benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar jangkauannya
•
Menaruh benda – benda di mulutnya
•
Berusaha memperluas lapangan pandangan
•
Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
•
Mulai berusaha mencari benda – benda yang hilang
22
Dari 6 sampai 9 bulan, •
Dapat duduk tanpa dibantu
•
Dapat menelungkup dan berbalik sendiri
•
Dapat merangkak meraih benda dan mendekati seseorang
•
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
•
Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
•
Bergembira dengan melempar lempar benda – benda
•
Mengeluarkan kata – kata yang tanpa arti
•
Mengenali muka anggota keluarga dan takut kepada orang asing / orang lain
•
Mulai berperan serta dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi
Dari 9 sampai 12 bulan, •
Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
•
Dapat berjalan dengan dituntun
•
Menirukan suara
•
Mengulang bunyi yang didengarnya
•
Belajar menyatakan satu atau dua kata
•
Mengerti perintah sederhana atau larangan
•
Memperlihatkan minat yang besar dalam menjajaki sekitarnya, ingin melihat semuannya, ingin
•
menyentuh apa saja dan memasukkan benda – benda ke mulutnya
•
Berperan serta dalam permainan
Dari 12 samapi 18 bulan, •
Berjalan dana menjajaki rumah dan sekelilingnya
•
Menyusun dua atau tiga kotak balok o Dapat mengatakan 5 – 10 kata
•
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
23
Dari 18 sampai 24 bulan, •
Naik turun tangga
•
Menyusun enam kotak
•
Menunjuk mata dan hidungnya
•
Menyusun dua kata
•
Belajar makan sendiri
•
Menggambar garis di kertas atau pasir
•
Mulai belajar mengendalikan buang air besar dan buang air kecil
•
Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oeh orang – orang yang lebih besar
•
memperlihatkan minat terhadap anak – anak lain dan bermain – main dengan mereka
Dari 2 sampai 3 tahun, •
Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
•
Membuat jembatan dengan tiga kotak
•
Mampu menyusun kalimat
•
mempergunakan kata kata saya
•
Bertanya dan mengerti kata kata yang ditujukan padanya
•
Menggambar lingkran
•
Bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Dari 3 sampai 4 tahun, •
Berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga
•
Berjaln pada jari kaki
•
Berjalan berpakaian dan membuka pakaian sendiri
•
Menggambar garis silang
•
Menggambar orang hanya kepala dan badan
•
Mengenal dua atau tiga warna
24
•
Berbicara dengan baik
•
Menyebutkan nama, jenis kelamin, dan umurnya
•
Banyak bertanya
•
Bertanya bagaimana ia bisa lahir
•
Mengenal sisi atas, bawah, muka dan belakang
•
Mendengarkan cerita cerita
•
Bermain dengan anak lain
•
Menunjukkan rasa sayang kepada saudaranya
•
Dapat melaksanakan tugas tugas sederhana Dari 4 sampai 5 tahun,
•
Melompat dan menari
•
Menggambarkan orang dengan kepala, lengan dan badan
•
Menggambar segitiga dan segiempat
•
Pandai berbicara
•
Dapat menghitung jarinya
•
Dapat menyebut nama hari dalam seminggu
•
Mendengarkan dan mengulang hal hal penting serta bercerita
•
Berminat dengan kata baru dan artinya
•
Memprotes apabila dilarang apa yang diinginkannya
•
Mengenal 4 warna
•
Memperkirakan bentuk dan besarnya beda, membedakan besar dan kecil
•
menaruh minat kepada kegiatan orang dewasa
2.2.6
Kurikulum pembelajaran dalam Playgroup •
Materi pembelajaran pendidikan playgroup meliputi : o Pengenalan diri sendiri ( perkembangan konsep diri ) o Pengenalan perasaan ( perkembangan emosi ) o Pengenalan tentang orang lain ( perkembangan social ) o Pengenalan berbagai gerak ( perkembangan fisik )
25
o Mengembangkan komunikasi ( perkembangan bahasa) o Ketrampilan berfikir ( perkembagan kognitif ) •
Kurikulum Student Centered Learning Dalam kurikulum Student Centered Learning yang dibuat oleh Montessori
Children's Houses, beliau lebih menekankan pentingnya arti disiplin pada awalawal pembelajaran tanpa mengurangi kebebasan anak untuk memilih aktivitasaktivitas yang telah disediakan di kelas Montessori. Anak-anak di kelas Montessori dikelompokkan secara vertikal, mereka tidak dikelompokkan berdasarkan umur. Setiap kelas terdiri dari beragam kelompok dengan rentang 2 sampai 6 tahun, di mana mereka berbagi kelas dan guru-guru yang sama. Pengelompokkan anak berdasarkan umur memberikan kesempatan yang sangat baik bagi anak untuk berinteraksi dengan beragam cara. Anak-anak yang lebih tua merupakan model/contoh bagi anak yang lebih muda, hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan pengetahuan mereka, selain itu menjadi pemimpin di kelas akan mendorong anak mempunyai rasa tanggung jawab yang pada akhirnya meningkatkan citra diri. Di sisi lain, anak-anak yang lebih muda dibuka/diarahkan untuk bekerja lebih baik dengan cara mengobservasi anak-anak yang lebih tua. Metode ini memungkinkan anak-anak dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan prestasi dikembangkan dan sebagai konsekuensinya kepercayaan diri akan terpellihara dengan baik. Selain itu dalam kurikulum Montessori, ada area-area yang menjadi pusat latihan, yaitu:
1). Latihan Kehidupan Praktis ( LKP) Pada tahap perkembangan usia antara 2 sampai 6 tahun merupakan fase dimana anak-anak mempunyai keinginan yang kuat untuk meniru orang dewasa dan hal ini sangat diperlukan untuk pengembangan mereka. Pada fase ini, anakanak diberi kesempatan untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitar mereka setiap hari. Misalnya, mereka menyapu, mencuci, memindahkan suatu barang dengan berbagai alat yang berbeda ( sendok, sumpit dan lain-lain), membersihkan kaca, membuka dan menutup kancing atau resleting, membuka
26
dan menutup botol/kotak/kunci, mengelap gelas yang sudah di cuci dan sebagainya. Melalui berbagai aktivitas yang menarik ini, anak-anak belajar untuk membantu diri mereka sendiri (self help), berkonsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja dengan baik.
2). Penginderaan Bahan-bahan tentang penginderaan dirancang untuk memperbaiki perasaan/kepekaan anak-anak akan waktu pada saat terutama sensitif untuk mempelajari keahlian. Anak-anak dapat belajar untuk menilai, memisahkan dan membedakan dimensi, tinggi, berat, warna, suara, bau, barang tenunan dan mengembangkan bahasa dan kosa kata. Melalui bahan-bahan tentang penginderaan, anak-anak dapat mengembangkan kontrol otot untuk hal-hal tertentu, misalnya mengontrol pinsil pada saat menulis, memperkuat jari penjepit melalui alat yang dikenal dengan nama knobbed/cylinders dan melukis dengan jari untuk mengkoordinasikan mata dengan tangan.
3). Matematika Pengenalan akan matematika dilakukan melalui penyesuaian, pemilahan dan penyusunan terhadap apa yang anak-anak hadapi sehari-hari di area LKP dan area penginderaan. Matematika diperkenalkan kepada anak-anak melalui konsep-konsep yang jelas dan menarik. Metode yang dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan anak untuk merekayasa bahan-bahan yang nyata/jelas sebelum mereka sampai pada tahap konsep abstrak yang berkaitan dengan dunia angka. Setelah anak-anak memahami konsep dasar kuantitas/jumlah dan hubungannya dengan lambang-lam bang, hal lain yaitu mempelajari angkaangka yang lebih besar dan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian akan menjadi lebih alami. Selain itu, anak dapat belajar matematika melalui pengukuran, seperti mengukur jarak, mengukur literan, mengukur besar kecil dan lain-lain.
27
4). Bahasa
Kelas Pra sekolah Montessori menekankan bahasa lisan sebagai dasar dalam semua ekspresi bahasa. Melalui seluruh lingkungan Monessori, anak-anak mendengar dan menggunakan kosa kata yang tepat untuk seluruh kegiatan, mempelajari nama-nama susunan, bentuk geometris, komposisi, tumbuhtumbuhan, operasi matematika dan sebagainya. Selain itu, bahan-bahan tertentu di area bahasa sangat mendukung dalam berbahasa secara lisan. Bahan-bahan untuk bahasa tulisan diperkenalkan pertama kali kepada anak-anak melalui huruf-huruf yang dapat dipindahkan. Setelah itu, anak-anak mulai diperkenalkan tentang
komposisi/susunan
kata,
kalimat
dan
seluruh
cerita
dengan
menggunakan bahan-bahan tersebut guru dan orang tua sebaiknya mulai mengenalkan bahasa kedua pada anak.
5). Kebudayaan Anak-anak diperkenalkan mempelajari Geografi, Sejarah, IImu tentang tumbuh-tumbuhan dan IImu pengetahuan yang sederhana. Anak-anak belajar melalui latihan individual, kelompok dan aktivitas-aktivitas latihan seperti diskusi mengenai dunia sekitar mereka, pada saat ini dan masa lalu. Pengenalan akan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan binatang seperti juga pengalaman sederhana untuk mengetahui lebih jauh tentang ilmu pengetahuan alam. Selain itu, anak-anak pun diperkenalkan tentang masakan khas daerah, melalui 'cooking'. Lima area ini saling berkaitan dan diperkenalkan secara bersamaan kepada anak. Anak-anak tidak diwajibkan untuk menguasai satu area sebelum berpindah ke area yang lain, namun banyak latihan yang harus dikuasai sebelum melangkah ke matematika dasar dan pemahaman bahasa. Area LKP dan penginderaan merupakan fondasi yang mendasar bagi area-area yang lain. Sepanjang hari di sekolah diperkenalkan pula aktivitas-aktivitas yang memungkinkan anak-anak menikmati dan mengembangkan keakhlian dan kepekaan sosial mereka.
28
2.2.7
Tinjauan Tentang Material Pertimbangan Bahan & Material yang Aman dan Natural
a. Vinyl, •
Kelebihan = mudah dibersihkan, memiliki ukuran, ketebalan, motif serta warna beraneka ragam, permukaannya tidak licin serta harga yang ekonomis.
•
Kekurangan = mudah tergores.
Gambar 3: Contoh aplikasi vinyl dalam mainan anak anak
b. Parquet, •
Kelebihan = permukaan yang halus tetapi tidak licin, perawatan yang mudah, merupakan peredam suara yang cukup baik dan dah dibersihkan.
•
Kekurangan = mudah tergores, mengalami muai dan susut, harga relative mahal.
Gambar Aplikasi
4:
Contoh
parquet
pada
lantai
29
c. Karpet, •
Kelebihan = permukaan yang lembut, dapat menyerap suara, banyak pilihan warna serta motif.
•
Kekurangan = harga relative mahal.
Gambar 5: Contoh motif karpet anak
d. Keramik, •
Kelebihan = banyak pilihan warna dan motif, harga relative murah, mudah dibersihkan serta tahan lama.
•
Kekurangan = tahap pemasangan yang agak rumit dan sistematis.
Gambar 6: Contoh Aplikasi keramik mosaic pecah yang dibentuk menarik
Dinding yang mudah dicuci, dengan diberi karakter kartun atau warna – warna cerah yang disukai oleh anak – anak. Dinding dapat dilapisi dengan menggunakan wallpaper dan cat atau bahan alternative desain lainnya yang telah teruji aman bagi anak – anak. Bahan ringan dan mudah pemasangannya sangat diperlukan dalam pemilihan, Gypsumboard dapat mewakili kriteria tersebut.
30
Penggunaan bahan pada perabot juga menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Multiplek, fiber, kayu, stainless stell dan kaca sebagai bahan pembuat perabot yang ada. Hal ini juga didasari oleh skala penggunaannya, dan tingkat kekuatan yang dimiliki pemakainya.
Finishing yang direkomendasikan untuk anak antara lain : •
Lantai,
•
tile, compressed floor, mosaic tile, wood flooring, nomad mat, deco tile, tile carpet, woodrium, wood plate, rubber tile.
•
Dinding,
•
wallpaper, color, lacquer, color coating glass, wood moulding, mirror.
•
Plafon,
•
wallpaper, painting, miton, vinyl paint, lacquer, sound absorbing tex.
•
Ragam Fasilitas Perabot Dalam Kelas Anak Usia Prasekolah dan Kindergarten •
Gambar 7: beberapa aplikasi
bantalan yang dapat di aplikasikan pada lantai dan dinding sampai dengan tempat bermainnya.
2.2.8
Tinjauan Tentang Ruang Playgroup Berdasarkan keterangan diatas bayak berbagai kegiatan yang berkisaran
seputar anak pada usia yang kita dapat golongkan disini ialah usia Playgroup (2 – 4 tahun). Yang pada usia ini mereka banyak membutuhkan space dan sarana mereka berlarian serta arena bermain safe (aman) yang memungkinkan pula bagi mereka untuk melompat, jungkat jungkit, arena dimana mereka dapat bercerita dan berkeluh kesah, menyanyi dan menari gembira tentunya. Dalam segi Interior 31
demi keselamatan dan keamanan sang anak untuk melakukan semua hal tersebut haruslah bentukkan interior yang terkesan tumpul atau tidak ada sudut lancip yang ditakutkan mereka dapat menabrak dan cidera parah. Diperlukan pula untuk memenuhi kegiatan lompat lompat mereka kita berikan bantalan bantalan kecil dan permainan yang empuk disudut ruangan sehingga mereka dapat belajar sambil bermain. Setiap elemen interior yang terdapat dalam suatu ruangan atau lingkungan merupakan suatu keajaiban bagi anak – anak dimana hal tersebut dapat mendorong mereka untuk menajamkan panca indera/perasaannya untuk lebih mengeksplorasi kemampuan motorik yang masih terbatas. Lingkungan playgroup yang ideal memberikan rangsangan yang berbeda – beda bagi seluruh panca indera: •
Warna, bentuk, motif, pemandangan dari luar jendela, dan gradasi cahaya memberikan daya rangsang bagi mata.
•
Musik, suara, gelak tawa memberikan rangsangan bagi pendengaran.
•
Ruangan kelas harus dirancang menurut pertimbangan – pertimbangan : o fungsi ruang sebagai tempat belajar dan mengajar serta bermain dimana ruang kelas tersebut harus o fleksibel dalam pertandingan bentuk dan kebebasan mengajar. Ruang kelas yang ada harus bersih, o tertata, terawatt, memiliki sirkulasi udara yang bagus, memiliki pencahayaan yang memadai, aman, o dan memiliki tempat penyimpanan barang pribadi anak.
•
Ukuran ruang kelas modern yang ditentukan oleh persyaratan pendidikan : o kebebasan dalam mengajar o berfungsi dalam kelompok kecil o meja dan kursi mudah untuk dipindahkan o ujung sudut lemari dan rak yang tumpul o udara yang nyaman
32
Perabot atau furniture yang ada di dalam area bermain maupun kelas dan ruang lainnya yang terdapat pada preschool dan kindergarten harus : •
sesuai dengan antropometri pengguna
•
sesuai untuk berbagai sudut kegiatan anak
•
sesuai untuk pengajaran dan kelompok usia murid
•
dapat digerakkan dan mudah dipindahkan
•
mempunyai bentuk yang tidak menimbulkan ketidaknyamanan,kelelahan
•
aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan
Perabot / furniture yang diperlukan dalam kelas : •
meja rendah dan kursi kecil (untuk menggambarkan dan menulis)
•
papan tulis
•
papan tempel (foto, lukisan maupun gambar pembelajaran)
•
papan buletin (pengumuman)
•
rak buku yang sesuai dengan tinggi anak
•
rak penyimpanan mainan
•
meja makan yang sesuai dengan ergonomis anak
Permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasikkan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan. Dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut. Anak – anak memiliki kesenangan terhadap warna – warni terutama merah,kuning, dan biru yang dapat membuat mereka tertarik untuk bermain maupun beraktivitas lain.
2.2.9
Tinjauan Argonometri & Antropometri
Standarisasi yang telah diberlalukan di beberapa sekolah Playgroup dan Preschool tentang perabotan / furniture yang ada di dalam kelas antara lain : •
sesuai dengan antropometri pengguna yaitu anak usia dini
•
sesuai dipergunakan untuk berbagai sudut kegiatan anak
•
sesuai untuk pengajaran dan kelompok usia dini
•
dapat digerakkan dan mudah dipindahkan (moveable)
33
•
mempunyai bentuk yang tidak menimbulkan ketidak nyamanan, kelelahan
•
aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan
•
perabotnya antara lain : a. meja rendah dan kursi kecil (untuk menggambar dan menulis) b. papan tulis c. papan tempel (untuk foto, lukisan, atau gambar permainan peraga) d. papan buletin (untuk pengumuman / jadwal kegiatan) e. rak buku yang sesuai dengan tinggi anak f. rak penyimpanan mainan eduasi anak g. tempat tidur yang aman bagi anak (tergantung usia) h. meja makan dan sudut kebersihan contohnya wastafel untuk cuci tangan, dll.
Furniture untuk anak, berdasarkan kualitas desainnya dapat menambah atau membatasi kenyamanan fisik secara nyata. •
Tinggi badan anak usia pra sekolah menurut http:www.balita- anda.com/btb-rata.html (dari usia 0-5 tahun) adalah :
Gambar 8 :(Sumber : http:www.balita-anda.com/b-tb-rata.html)
34
3.
Dimensional furniture
Gambar 9: Dimensi furniture bagi anak pra sekolah (sumber : Time Saver Standarts for Building, Types (4th edition) Joseph De Chiara & Michael J.Crosbie
Gambar 10: sumber : http://www.schoolfurniture.uk.com/
35
Oleh karena itu, manusia adalah faktor utama yang mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala perabot. Untuk memperoleh manfaat dan kenyamanan, perabot harus dirancang pertama-tama agar tanggap dan sesuai dengan ukuran kita, jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktivitas kita, dan sifat aktivitas yang kita jalani. Data antropometric penting untuk membuat perencanaan yang tepat untuk pembuatan perabotan yang ditujukan bagi anak-anak. Hal ini disebabkan karena perbedaan utama antara orang dewasa denga anak-anak adalah ukuran fisik.
2.2.10 Tinjauan Tentang Warna
Warna berfungsi untuk memberikan vibrasi tertentu di dalam suatu desain. Begitu hebatnya kekuatan warna, sehingga bisa memberikan efek psikologis kepada semua orang yang melihatnya. Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna primer : merah, hijau, kuning dan biru. Walaupun tidak diketahui secara pasti mengapa orangorang menyukai warna dan kombinasi warna tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karakter atau sifat yang berbeda. Bahkan sejak dahulu warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia, namun baru belakangan ini
36
penggunaannya telah dimanfaatkan secara meluas dalam dunia otomotif, busana, permainan dan sebagainya. •
Hijau Hijau adalah warna yang tenang karena biasanya di kaitkan dengan
lingkungan dan alam. Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna hijau untuk memberikan kesan segar. Dan dengan mudah kita bisa memberikan nuansa membumi dengan kombinasi warna hijau dan coklat gelap. •
Merah: Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan
untuk memberikan efek psikologi ‘panas’ , ‘berani’ , ‘marah’ dan ‘berteriak’. Warna ini melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga, mendorong makin cepatnya denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan. Warna ini mempunyai pengaruh produktiviti, perjuangan, persaingan dan keberahian. •
Biru Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang ‘dingin’,
Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna. Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh membangun organisme. •
KUNING Kuning adalah warna yang ceria, menyenangkan dan sedikit ‘melompat-
lompat’. Tidak heran warna kuning identik dengan mainan anak-anak. Kuning juga biasanya di gunakan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang melihat desain kita.Warna ini melambangkan kegembiraan. Warna ini mempunyai sifat : Leluasa dan santai, senang menunda-nunda masalah. Berubah-ubah tapi penuh harapan, mempunyai cita-cita setinggi langit dan semangatnya juga tinggi.
37
2.2.11 Tinjauan Terhadap Style & Tema A. Gaya Modern a. Pengertian Kata Modern, berasal dari bahasa Latin moderna yang berarti masa kini, terbaru atau mutakhir. Modern juga bisa berarti sikap atau cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam hal ini, gerakan kemodernan adalah kerangka konseptual yang oleh Bede Griffiths disebut sebagai filsafat materialis. Kemunculan tren filsafat ini sekaligus menandai berakhirnya pengaruh pola pemikiran Abad Pertengahan yang sangat idealistik dan spiritual. b. Sejarah Modern Zaman modern biasanya merujuk pada tahun-tahun setelah 1500. Tahun tersebut
ditandai
dengan
runtuhnya
Kekaisaran
Romawi
Timur,
penemuan Amerika oleh ChristopherColumbus,dimulainya Zeitgeist dan reformasi gereja oleh Martin Luther. Masa modern ditandai dengan perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan, politik, dan teknologi. Dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke20, senimodern, politik, iptek,dan budaya takhanyamendominasi Eropa Barat dan Amerika Utara, namun juga hampir setiap jengkal daerah di dunia. Termasuk berbagai macam pemikiran yang pro maupun yang kontra terhadap dunia Barat. Peperangan brutal dan masalah lain dari masa ini, banyak diakibatkan dari pertumbuhan yang cepat, dan hubungan antara hilangnya kekuatan norma agama dan etika tradisional. Hal ini menimbulkan banyak reaksi terhadap perkembangan modern. Optimisme dan kepercayaan dalam proses yang berjalan di tempat telah dikritik oleh pascamodernisme sementara dominasi Eropa Barat dan Amerika Utara atas benua lain telah dikritik oleh teori pascakolonial.
c. Ciri – ciri, Warna & Bentuk Gaya Interior Modern, pada umumnya menggunakan furnitur yang juga bergaya modern. Ciri dari furnitur Modern Interior ini biasanya didesain sederhana (simpel), plain, dengan bentuk yang persegi atau bentuk lain yang geometris, garisnya jelas, lurus atau lengkung, bersih tanpa banyak hiasan.
38
Walaupun Modern Interior dapat dikatakan simpel, bukan berarti sederhana dalam arti harfiah. Justru karena menghendaki furnitur yang simpel, tanpa hiasan atau tempelan berupa pernik-pernik atau bunga-bunga seperti biasanya pada furnitur berukir, maka untuk membuat furnitur modern diperlukan suatu desain yang serius. Bentuk dari furnitur diusahakan mempunyai proporsi sebaik mungkin antara bagian-bagiannya, disamping proporsinya sesuai dengan furnitur lain dalam ruangan. Biasanya furnitur modern mempunyai garis lurus atau lengkung yang tegas.Apabila diinginkan ada aksen juga berupa garis atau massa yang senada.
B. Tema Student Centered Learning Tema playgroup ini ingin memberikan sentuhan disain interior yang berpedoman metode Student Centered Learning. Metode ini diambil berdasarkan metode pendidikan Montessori yang dimana diantaranya adalah konsep kebebasan, struktur dan urutan, realistiss dan kealamian, keindahan dan nuansa. Antara lain : •
Aspek Pentingnya Kebebasan (Concept Of Freedom)
•
Aspek Struktur Dan Keteraturan (Structure And Order)
•
Aspek Realistis Dan Alami (Realistic And Nature)
•
Aspek Keindahan Dan Nuansa
•
Aspek Alat Bermain Montessori ( Montessori Material )
39