BAB 2 LANDASAN TEORI
Universitas Sumatera Utara
2.1. Bank, Risiko, dan Manajemen Risiko
Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan cek.
Risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan adalah selain kerugian keuangan secara langsung, kejadian risiko pada bank juga dapat berdampak pada pemegang saham, pegawai, nasabah dan juga pada perekonomian.
Dengan manajemen risiko yang baik diharapkan dapat memproyeksikan seberapa jauh risiko yang akan dihadapi oleh bank serta pengendalian yang diperlukan. Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Manajemen risiko merupakan aktifitas mengelola risiko sehingga dapat diminimalisir dengan ketentuan adanya dukungan prasarana yang memadai, antara lain organisasi, pedoman, dan sistem informasi.
Proses manajemen risiko adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi risiko, analisis terhadap karakteristik risiko yamg melekat pada bank (inherent risk) dan risiko dari produk dan kegiatan usaha bank.
2. Pengukuran risiko, yaitu kalkulasi eksposur risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank, sehingga dapat memperkirakan dampaknya terhadap permodalan yang harus dipelihara untuk mendukung usaha dan penyempurnaan sistem pengukuran risiko.
3. Pemantauan
risiko,
yaitu
evaluasi
terhadap
eksposur
risiko
dan
penyempurnaan proses pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengendalian risiko, yaitu pengelolaan risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank dan penerapan ALMA (Asset and Liability Management) untuk pengendalian risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan risiko nilai tukar.
Manfaat penerapan manajemen risiko adalah: 1. Meningkatkan pelaksanaan GCG (Good Coorporate Governance). 2. Meningkatkan shareholders value. 3. Memberikan gambaran potential loss pada masa yang akan datang. 4. Meningkatkan kualitas metode dan proses pengambilan keputusan bisnis. 5. Meningkatkan sistem deteksi dini terhadap high risk bussiness area, product, dan service. 6. Meningkatkan daya saing dengan meningkatkan infrastruktur.
2.2. Risiko Pasar
Jenis- jenis risiko utama yang harus dikelola oleh perbankan adalah :
1. Risiko pasar 2. Risiko kredit 3. Risiko operasional
Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan harga pasar atas posisi yang diambil oleh bank baik pada sisi on maupun off balance sheet. Bank yang memiliki posisi dalam instrumen keuangan pada neracanya memiliki eksposur risiko pasar yang besarnya ditentukan oleh posisi tersebut. Sedangkan bank yang berperan sebagai intermediary dalam sebuah transaksi yang tidak tercatat dalam neracanya tidak akan terekspos kepada risiko pasar atas transaksi tersebut.
Istilah risiko pasar digunakan untuk menyebut kelompok risiko yang timbul dari perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing dan hal-hal lainyang nilainya ditentukan pasar. Eksposur bank terhadap suatu rate yang ditetapkan pasar, seperti tingkat suku bunga timbul sebagai akibat dari traded market risk dimana bank secara
Universitas Sumatera Utara
aktif berpartisipasi dalam perdagangan instrumen pasar, seperti obligasi, yang nilainya dipengaruhi oleh perubahan pada nilai pasar.
Traded market risk adalah risiko kerugian nilai investasi yang terkait dengan kegitan
pembelian
dan
penjualan
instrumen
keuangan
dipasar
secara
berkesinambungan untuk mendapatkan keuntungan. Bank bersedia menanggung traded market risk dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari risiko yang diambil. Risiko pasar terdiri atas :
1. Risiko spesifik (specific risk charge) yaitu risiko yang timbul akibat pergerakan harga atas surat berharga individul yang disebabkan oleh faktorfaktor yang terkait dengan surat berharga atau penerbitnya. Sebagai contoh adalah turunnya harga obligasi akibat memburuknya peringkat kredit penerbitnya. Hal tersebut hanya akan berpengaruh pada obligasi yang terkait dengan informasi atas penerbit itu saja dan tidak mempengaruhi harga obligasi secara keseluruhan.
2. Risiko pasar umum (general market risk charge) yaitu risiko yang timbul akibat pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapa instrumen keuangan. Sebagai contoh, turunnya tingkat suku bunga akan mengakibatkan menurunnya suku bunga pasar sehingga berpengaruh terhadap nilai seluruh instrumen yang terkait dengan suku bunga. Risiko pasar umum dibagi menjadi 4 jenis sebagai berikut :
a. Risiko suku bunga b. Risiko posisi ekuitas c. Risiko nilai tukar d. Risiko posisi komoditi
Perlu dicatat bahwa setiap jenis risiko tersebut tidak dapat berdiri sendiri mengingat perubahan nilai karena suatu risiko dapat mempengaruhi jenis risiko pasar lainnya. Khusus untuk perbankan di Indonesia, kategori risiko yang relevan adalah risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Masing-masing kategori risiko tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara
bersifat mutually exclusive karena perubahan nilai akibat satu risiko dapat berpengaruh terhadap jenis risiko pasar lainnya.
Pengukuran risiko pasar dengan menggunakan metode standarisasi dapat dilakukan untuk aset yang memiliki risiko suku bunga dan risiko nilai tukar.
Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat perubahan tingkat suku bunga. Risiko ini diperhitungkan untuk instrumen seperti obligasi yang menggunakan yield curve untuk menghitung nilai pasar.
Risiko valuta asing adalah potensi kerugian yang timbul karena perubahan nilai tukar. Risiko ini berlaku bagi produk yang terkait dengan nilai tukar dan posisi yang dinilai menggunakan valuta asing dalam pelaporan bank.
Imbal hasil (yield curve) menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga efektif dengan tanggal jatuh tempo suatu investasi pada waktu tertentu. Berikut ini adalah gambar kurva imbal hasil secara umum.
Gambar 2.1 Bentuk kurva imbal hasil secara umum
Universitas Sumatera Utara
Interest rate
8.00 7.50 7.00 6.50 6.00 5.50 5.00 4.50 4.00 1M
2M
3M
6M 12M 2Y
3Y
5Y 10Y
Maturity
Bentuk umum dari suatu kurva imbal hasil adalah struktur jangka waktu tingkat suku bunga. Kurva ini menunjukan biaya meminjam uang terhadap durasi instrumen utang (kredit, obligasi, dan lain-lain). Sebagai contoh, surat berharga pemerintah (misalnya obligasi) yang diterbitkan
berbagai negara dengan periode
antara satu hari (overnight) sampai 20 tahun. Tingkat suku bunga untuk masingmasing surat berharga ini akan berbeda dan pada umunya suku bunga untuk periode yang lebih panjang akan lebih tinggi dari pada periode yang lebih singkat. Kurva imbal hasil bagi obligasi ini dikenal sebagai kurva imbal hasil pemerintah.
Penilaian obligasi dilakukan dengan menggunakan harga dasar yaitu harga penutupan akhir hari. Namun demikian tidak semua obligasi aktif diperdagangkan tiap hari. Bank dapat menggunakan kurva obligasi untuk menentukan perkiraan harga penutupan dari harga penutupan obligasi yang aktif diperdagangkan. Kurva tersebut umumnya ditentukan menggunakan maturity standar perdagangan pasar obligasi pemerintah. Selanjutnya obligasi dapat dinilai sebagai spread dari obligasi pemerintah yang dipakai sebagai acuan tersebut jika harga pasar obligasi tidak tersedia. Hal ini menunjukkan perbedaan likuiditas obligasi dan peringkat kredit penerbitnya.
Harga pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
1. Penawaran dan permintaan akan berpengaruh terhadap tingkat harga jangka pendek ketika market makers melakukan penyesuaian harga dalam aktifitas pasar. Waktu yang diperlukan untuk berubahnya harga bervariasi antar pasar dan tergantung dari volume usaha market makers.
2. Likuiditas dapat berpengaruh secara substansial terhadap harga pasar. Pasar yang likuid memiliki jumlah market makers yang besar serta volume usaha yang besar. Spread transaksi kecil sehingga cost transaksi juga rendah. Pasar yang tidak likuid memiliki spread yang besar dan transaksi tidak terjadi secara aktif. Pasar yang likuid dapat menjadi tidak likuid sebelum libur nasional maupun pengumuman kebijakan ekonomi oleh pemerintah.
3. Intervensi oleh otoritas keuangan memberikan efek jangka pendek terhadap tingkat harga pasar. Jangka waktu dapat berubah menjadi panjang jika, misalnya, intervensi memberikan sinyal perubahan kebijakan ekonomi.
4. Arbitrase, dimana tingkat harga pasar tertentu dibatasi oleh tingkat harga pasar lainnya, akan mempengaruhi pergerakan harga harian.
5. Kondisi ekonomi dan politik dan bencana alam akan dapat mengakibatkan perubahan harga jangka pendek. Hal ini dapat terjadi dalam skala pasar lokal namun jika kejadian cukup besar dapat saja berpengaruh terhadap pasar global.
6. Faktor-faktor
fundamental ekonomi merupakan pembentuk utama tingkat
harga jangka panjang.
Kegiatan utama trading bank adalah jual dan beli instrumen keuangan atas nama bank dengan tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek dari perubahan yang diharapkan atas harga pasar yang menentukan nilai suatu instrumen keuangan. Dalam melakukan kegiatan ini, berarti bank akan menghadapi risiko kerugian apabila nilai instrumen keuangan tersebut mengalami penurunan.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat berbagai jenis instrumen trading bank. Produk-produk yang lazim dijumpai adalah merupakan instrumen utama yang diperdagangkan secara global berdasarkan volumenya. Setiap produk memiliki versi yang lebih kompleks sejalan dengan perkembangan produk-produk baru untuk memenuhi permintaan nasabah. Instrumen trading bank terdiri dari instrumen cash dan instrumen derivatif. Obligasi adalah salah satu bagian dari instrumen cash yang aktif diperdagangkan.
2.3 Pengertian Obligasi
Obligasi adalah surat hutang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun, dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan, atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya.
Penerbit obligasi berkewajiban membayar bunga yang telah ditentukan kepada investor dengan waktu pembayaran tertentu sepanjang masa berlakunya obligasi dan membayar kembali pokoknya pada saat jatuh tempo.
Obligasi diterbitkan oleh berbagai organisasi dan tiap obligasi merupakan bukti klaim finansial atas organisasi tersebut. Obligasi vanilla umumnya memberikan bunga tetap, atau dikenal dengan nama kupon, pada tanggal yang telah ditentukan selama masa berlaku obligasi dan pokok dibayarkan kembali pada akhir waktu jatuh tempo. Istilah vanilla digunakan untuk mengindikasikan bahwa obligasi memiliki fitur standar yang terdapat di pasar. Namun demikian obligasi dapat pula termasuk insentif finansial lainnya untuk menarik investor.
Harga obligasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga umum dan kinerja keuangan penerbit obligasi tersebut. Lembaga pemeringkat seperti Moody’s Investor Service dan Standard & Poor’s menerbitkan berbagai peringkat yang menunjukkan risiko kredit obligasi. Kisaran peringkat tersebut dimulai dari AAA (penerbit obligasi sangat mampu membayar bunga dan pokok) sampai dengan D (obligasi default). Seringkali pemeringkatan semacam ini disebut sebagai peringkat kredit (credit rating) obligasi.
Universitas Sumatera Utara
Kesulitan
untuk
menentukan
penghasilan
obligasi
adalah
sulitnya
memperkirakan perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunujukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian.
Disamping risiko perkembangan suku bunga yang sulit dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko capability, pelunasan sebelum jatuh tempo. Betapa menguntungkannya bila kita memiliki obligasi yang membayar bunga tetap disaat suku bunga menurun. Namun sayangnya keuntungan seperti ini tidak selamanya bisa dinikmati. Banyak obligasi yang telah dikeluarkan oleh emiten, bisa ditarik kembali sebelum tiba saat jatuh tempo.
Posisi obligasi disajikan dalam jumlah obligasi yang dimiliki dan dinilai atas dasar harga penutupan obligasi, jika informasi mengenai harga tersebut tersedia. Obligasi
yang
diterbitkan
pemerintah
adalah
obligasi
yang
paling
aktif
diperdagangkan karena rendahnya tingkat risiko default. Beberapa pasar obligasi pemerintah yang luas memiliki obligasi yang dijadikan obligasi acuan (benchmark), yaitu obligasi yang sangat aktif diperdagangkan. Biasanya terdapat obligasi acuan (benchmark) untuk setiap skala jatuh tempo, misalnya 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun.
Harga-harga obligasi lain yang kurang likuid berubah mengikuti perubahan obligasi acuan. Obligasi yang tidak likuid diperdagangkan dengan cara ”at spread” terhadap obligasi acuan. Untuk obligasi jenus ini, diperlukan valuasi obligasi dengan menggunakan harga obligasi acuan setelah disesuaikan dengan spread. Pada kasus seperti ini nilai posisi obligasi sensitif terhadap perubahan harga obligasi acuan dan perubahan spread. Obligasi yang tidak likuid dapat disajikan dalam nilai ekivalen obligasi acuan yang mendasarinya.
2.3.1 Klasifikasi Obligasi
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi obligasi dapat ditinjau dari beberapa hal, yaitu antara lain :
1. Berdasarkan masa jatuh tempo, maka obligasi dapat dibedakan atas :
a. Obligasi Berjangka (term bond), yaitu Obligasi yang memiliki tanggal jatuh tempo yang cukup panjang. b. Obligasi Serial (serial bond), yaitu obligasi yang memiliki serangkaian tanggal jatuh tempo.
2. Berdasarkan kupon pembayaran, maka obligasi dapat dibedakan atas :
a. Obligasi Diskon (discount bond), yaitu obligasi yang diperdagangkan dengan harga pasar lebih rendah dari nilai par dan memberi kupon yang lebih rendah dari obligasi keluaran baru. b. Obligasi Premium (premium bond), yaitu obligasi dengan harga pasar lebih tinggi dari nilai par dan memberi kupon yang lebih tinggi dari obligasi keluaran baru.
3. Berdasarkan waktu penarikan, maka obligasi dapat dibedakan atas :
a. Freely Callable, artinya penerbit obligasi dapat menariknya setiap waktu. b. Non Callable, artinya penerbit obligasi tidak dapat menariknya sebelum jatuh tempo. c. Deferred Call, artinya penerbit obligasi dapat menariknya hanya setelah suatu jangka waktu tertentu (umurnya 5 sampai 10 tahun).
4. Berdasarkan jenis jaminan (collateral) yang mendukungnya, maka obligasi dapat dibedakan atas :
a. Obligasi Senior (senior bond), yaitu obligasi yang sepenuhnya terjamin karena didukung oleh tuntutan atau hak legal atas kekayaan tertentu milik penerbit obligasi, seperti : obligasi hipotik (mortgage bond), yang dijamin dengan real
Universitas Sumatera Utara
estat dan sertifikat trust peralatan (equipment trust certificate) yang didukung dengan mesin atau peralatan.
b. Obligasi Yunior (yunior bond), yang hanya dijamin dengan janji penerbit untuk membayar bunga dan prinsipal berdasarkan waktu, seperti :
1) Tanda utang (debenture) yaitu tuntutan atau hak atas penghasilan penerbit setelah hak dari obligasi lain. 2) Obligasi penghasilan (income bond atau revenue bond), yaitu utang yang bunganya dibayar hanya setelah penghasilan penerbit mencapai jumlah tertentu.
5. Berdasarkan pemegang atas suatu obligasi, maka obligasi dapat dibedakan atas:
a. Obligasi Atas Nama (registered bond), yang dikeluarkan kepeada pemilik tertentu dan nama dari pemegang obligasi secara formal terdaftar pada penerbit dan bunga dibayar otomatis kepada pemilik tersebut. b. Obligasi Atas Unjuk (bearer bond), dimana pemegangnya dianggap sebagai pemilik obligasi tersebut, dan penerbit tidak mendaftar nama-nama pemilik, dan bunga dibayar berdasarka kupon.
6. Jika dilihat dari sudut penerbitnya, maka obligasi dapat dibedakan atas :
a. Obligasi Pemerintah (treasury bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan pemerintah guna membiayai pembangunan ekonomi. Umumnya obligasi tersebut memiliki waktu jatuh tempo yang panjang, berkisar 25 tahun atau lebih. Obligasi ini merupakan obligasi atas nama, tidak bisa ditarik, dan diberi fasilitas pajak.
b. Obligasi Instansi (agency bond), yaitu obligasi yang diterbitkan oleh instansi pemerintahan seperti BUMN dan lainnya. Meskipun tidak dijamin pemerintah
Universitas Sumatera Utara
tetapi mendapatkan dukungan dari pemerintah dan memperoleh fasilitas perpajakan.
c. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan Pemda Tingkat I, Tingakat II maupun instansi lainnya. Sifat utama jenis obligasi ini adalah pembebasan dari pajak. Obligasi jenis ini dibedakan lagi atas:
1) Obligasi Umum (general obligation bond) yang dijamin penuh oleh penerbit, yaitu Pemerintah Daerah. 2) Obligasi Penghasilan (revenue bond) yang dijamin dengan proyek yang memberikan penghasilan, misalnya proyek jalan tol.
d. Obligasi Perusahaan (corporate bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan dalam rangka memenuhi struktur permodalan. Obligasi perusahaan menjadi menarik karena memberikan kupon yang relatif tinggi. Sifat umum obligasi yang diterbitkan perusahaan adalah :
1) Bunga dibayarkan tengah tahunan. 2) Dikeluarkan sebagai obligasi berjangka dengan satu tanggal jatuh tempo. 3) Jatuh tempo antara 20 sampai 30 tahun dengan penarikan yang ditangguhkan setelah 5 tahun.
e. Obligasi Institusional (institusional bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh berbagai intitusi swasta yang tidak mencari laba (nirlaba) seperti sekolah, rumah sakit, gereja, badan amal dan lain-lain. Obligasi ini dikeluarkan sebagai obligasi serial dengan jatuh tempo yang relatif pendek (kurang dari 15 tahun).
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Istilah-istilah penting dalam surat berharga obligasi, antara lain :
1. Par value, face value, atau nominal value. Ketiga istilah ini menunjukkan jumlah dana yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang (saat obligasi jatuh tempo).
2. Maturity date Istilah ini menunjukkan tanggal, bulan dan tahun dimana par value akan dibayar.
3. Original maturity Origjnal maturity adalah periode waktu jatuh tempo obligasi, dihitung dari saat obligasi tersebut diterbitkan. Original maturity ini mencerminkan umur obligasi sebelum mencapai maturity date.
4. Coupon interest rate Coupon interst rate adalah besarnya tingkat bunga yang dijanjikan akan diberikan penerbit obligasi kepada pemegang obligasi.
5. Coupon interest payment Istilah ini menunjukkan nominal pembayaran bunga obligasi. Besarnya pembayaran bunga tersebut akan ditentukan oleh par value dan coupon interest rate obligasi.
6. Periode pembayaran bunga Bunga obligasi dapat dibayarkan secara tahunan, semesteran atau kwartalan. Penentuan periode pembayaran bunga ini akan dicantumkan dalam obligasi.
7. Call provision Sebuah obligasi dikatakan memiliki call provision, apabila penerbit obligasi (bond issuer) mempunyai hak untuk melunasi obligasinya sebelum maturity date.
Universitas Sumatera Utara
Pada hakikatnya obligasi sama dengan bentuk-bentuk hutang jangka panjang lainnya. Semuanya membebani debitur dengan bunga tetap, yaitu pembayaran bunga dan pokok hutang. Meskipun demikian, penerbitan obligasi memiliki beberapa karakteristik khusus. Perusahaan yang menerbitkan obligasi umumnya sedang membutuhkan dana dalam jumlah besar, sehingga sulit mencari seorang kreditur tunggal untuk memenuhi segala kebutuhan dana tersebut. Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut, maka akan diterbitkan beberapa lembar obligasi, dimana total nilai obligasi sama dengan jumlah dana yang di butuhkan. Obligasi-obligasi ini selanjutnya akan dijual kepada publik.
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga obligasi di antaranya :
1. Jangka waktu sebelum obligasi jatuh tempo. 2. Risiko untuk tidak menerima bunga maupun pokok pinjaman. 3. Status pajak dari pembeli obligasi. 4. Adanya provisi yang memungkinkan penerbit obligasi melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo. 5. Jumlah kupon (coupon).
Dari faktor-faktor diatas, tingkat bunga merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap harga obligasi. Fluktuasi tingkat bunga pasar akan mempengaruhi harga pasar obligasi. Hal ini karena fluktuasi tersebut mencerminkan besarnya opportunity cost yang ditanggung investor. Apabila tingkat bunga pasar lebih tinggi dari coupon rate obligasi, maka investor akan menanggung oppotunity cost jika ia membeli obligasi sebesar par valuenya. Investor akan bersedia membeli obligasi, jika harga jual obligasi lebih rendah dari par valuenya. Sebagai akibatnya, harga pasar obligasi akan turun pada saat tingkat suku bunga pasar naik, dan sebaliknya, harga pasar obligasi akan naik pada saat tingkat bunga pasar turun.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi investor. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuannya dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman. Untuk menentukan skala tersebut diperlukan varibel-variabel yang mempengaruhi
obligasi
kemudian
menghitungnya.
Dari
perhitungan
itu
diketemukanlah standar tertentu untuk menentukan peringkat obligasi.
Untuk mengetahui peringkat obligasi, investor bisa menggunakan jasa credit rating agency. Lembaga ini memberikan jasa penilaian terhadap obligasi yang beredar.
Berikut ini adalah beberapa peringkat yang digunakan oleh Moody’s Investor Service dan Standard & Poor’s.
Tabel 2.1 Peringkat Obligasi Moody’s
S&P
Aaa
AAA
Deskripsi Obligasi memiliki peringkat tertinggi. Kemampuan untuk membayar bunga dan pokoknya sangat kuat.
Aa
AA
Obligasi memiliki kapasitas sangat kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokoknya. Sebagai mana hal nya dengan obligasi berperingkat tertinggi, obligasi dalam kelompok ini merupakan kelompok high-grade (peringkat tinggi).
A
A
Obligasi memiliki kapasitas kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokoknya , walau mudah terkena pengaruh merugikan dari perubahan kondisi ekonomi
Baa
BBB
Obligasi dianggap memiliki kapasitas memadai untuk membayar bunga dan pokoknya. Kondisi ekonomi yang merugikan atau keadaan yang berubah akan lebih besar kemungkinannya melemahkan kapasitas membayar bunga dan membayar kembali pokoknya untuk utang dalam
Universitas Sumatera Utara
kategori ini jika di bandingkan dengan kategori berperingkat lebih tinggi. Obligasi dalam kelompok ini adalah obligasi medium grade (peringkat menengah). Ba
BB
Obligasi dianggap sangat spekulatif dalam hal kapasitas
B
B
membayar bunga dan membayar kembali pokoknya sesuai
Caa
CCC
dengan syarat obligasi. Ba dan BB menunjukkan tingkat
Ca
CC
spekulasi terendah dan Ca dan CC sebagai tingkat spekulasi tertinggi.
C
C
Peringkat ini dicadangkan untuk income bonds dimana tidak ada suku bunga yang dibayarkan.
D
D
Obligasi berperingkat D menunjukkan bahwa obligasi dalam keadaan default dan terdapat tunggakan pembayaran bunga dan atau pembayaran kembali pokok obligasi.
Sumber: Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, 2006.
Baik Moody dan Standard & Poor melakukan penyesuaian lanjutan pada peringkat mereka, sehingga menambah jumlah tingkatan yang ada. S&P menggunakan tanda plus dan minus: A+ adalah peringkat A terkuat dan A- adalah yang terlemah. Moody menggunakan tanda 1, 2, 3, dengan 1 menunjukkan yang terkuat: A1 adalah peringkat A terkuat dan A3 adalah yang terlemah.
Universitas Sumatera Utara