6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Permainan
Dalam kamus bahasa Indonesia permainan merupakan bagian dari bermain dan bermain juga bagian dari permainan keduanya saling berhubungan. Permainan adalah kegiatan yang kompleks yang didalamnya terdapat peraturan, permainan dan budaya. Sebuah permainan adalah sebuah sistem dimana pemain terlibat dalam konflik buatan, disini pemain berinteraksi dengan sistem dan konflik dalam permainan merupakan rekayasa atau buatan, dalam permainan terdapat peraturan yang bertujuan untuk membatasi perilaku pemain dan menentukan permainan. 2.2
Tunarungu
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Pada umumnya perkembangan kognitif anak tunarungu sama dengan anak normal, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan bahasanya, keterbatasan informasi, dan daya abstraksi anak yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan intelegensi anak tunarungu. Kerendahan tingkat intelegensi bukan berasal dari kerendahan intelektualnya yang rendah melainkan secara umum intelegensinya tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu pada dasarnya sama dengan strategi pembelajaran anak normal, akan tetapi dalam pelaksanaannya harus bersifat visual, artinya lebih banyak memanfaatkan indra penglihatan anak tunarungu (Somantri, 2009). Mengenai kurikulum, sama dengan kurikulum biasa tetapi boleh melakukan penyesuaian sesuai dengan jenis serta tingkat kelainan yang dimiliki anak. Dengan kata lain dapat diasumsikan bahwa TKLB, SDLB, SLTPLB, dan SMLB terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan kelainan masing-masng. Hal ini diperlukan untuk memudahkan program pembelajaran. Berdasarkan PP no. 27 tahun 1991, jenjang dan lama pendidikan dalam satuan PLB sama dengan sekolah biasa. Kurikulum yang dipakai, juga kurikulum biasa dengan penyesuaian keterbatasan dan tingkat kelainan yang dimiliki anak. Kurikulum yang digunakan di SLB yaitu
Universitas Sumatera Utara
7
kurikulum SLB tahun 1984 yang telah dibakukan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum satuan pendidikan SDLB, SMPLB, SMALB C, C1, D1, dan G, dirancang sangat sederhana sesuai dengan batas-batas kemampuan peserta didik dan sifatnya lebih individual(Casmini, 2010).
2.3
Intelligence quotient
Andai kata pikiran di umpamakan sebagai senjata, bagaimanakah kualitas dari senjata itu, tajam atau tidakkah? Membicarakan tentang tajam atau tidaknya kemampuan berpikir tidak lain dibicarakan inteligensi (kecerdasan). Sehubungan dengan ini perlu diketahui lebih dahulu apakah intelek dan apakah intelegensi itu. Intelek (pikiran), dengan intelek orang dapat menimbang, menguraikan, menghubungkan pengertian satu dengan yang lainnya dan menarik kesimpulan. Inteligensi (kecedasan pikiran), dengan inteligensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi/untuk memecahkan suatu masalah (Ahmadi, 2009). a. Macam-macam Inteligensi 1. Inteligensi terikat dan bebas. Inteligensi terikat ialah Inteligensi suatu makhluk yang bekerja dalam situasisituasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipuaskan. 2. Inteligensi menciptakan (kreatif) dan meniru (eksekutif). Inteligensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu. b. Faktor-faktor yang Menentukan Inteligensi Manusia 1. Pembawaan Inteligensi Bekerja dalam suatu situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh pembawaan. 2. Kematangan Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang . tumbuh dan berkembangnya jasmani, umur, dan kemampuan-kemampuan lain yang telah dicapai (kematangannya).
Universitas Sumatera Utara
8
2.4
Tes IQ
Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional orang. Tujuan dari dilaksanakannya tes ini adalah untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan
intelegensi
(Leoni, 2014).
2.5
Algoritma Binet Simon
Di dalam sejarah perkembangan testologi, Alfed Binet dapat di pandang sebagai ahli yang pertama kali membuat skala psikologis secara ilmiah. Pekerjaan itu diwujudkan dalam usaha untuk membedakan perbedaan-perbedaan individual anak-anak perancis yang dapat sekolah biasa. Tahun 1905 dijadikan tahun kelahiran skala tes psikologis pertama yang dimaksud. Dasar pikir dari pembuatan skala tes psikologis yang dilakukan oleh Binet dan kawan-kawannya, bahwa perlu adanya tes kemampuan mental atau tes intelektual yang dapat mengukur fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi dari pada hanya mengukur kemampuan-kemampuan sensori dan
metoris
melihat, mendengar, memegang yang telah dirintis pengukurannya oleh Galton. Maka Binet menekankan kepada fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi. Skala Binet Simon tahun 1908 dikeluarkan, setelah tes yang kecerdasan yang disusun dan distandardisasikan dengan 203 siswa sekolah di perancis untuk umur 3 – 13 tahun. Jumlah sampel tesebut untuk ukuran sekarang tahun 1999 tentulah dipandang terlalu kecil, tetapi menurut teori statistik telah memenuhi syarat, sebab hasilnya sudah mengikuti kurve normal (Fudyartanta, 2004). Dalam menentukan umur anak harus berhati-hati karena ketika umur anak salah maka keseluruhan tes juga akan salah semua. Umur anak diperoleh dari tanggal tes dikurangi dengan tanggal lahir anak. Berikut akan diberikan contoh untuk mengetahui berapa IQ seseorang dan masuk pada kategori apa. Tabel 2.1. Penentuan umur anak Testing Lahir Umur
2010 2005 4
06 06 11
5 15 20
Universitas Sumatera Utara
9
Catatan syarat pembulatan
jika > dari 15 hari dibulatkan 1 bln jika > dari 6 bln dibulatkan 1 thn
Jika dijadikan satuan bulan maka umur anak 5 x 12 = 60 bln a. Pembulatan Umur Anak 3 Tahun 6 bulan 22 hari dibulatkan menjadi 4 Tahun. Dijadikan bulan = 48 bln 4 Tahun 2 bulan 29 hari dibulatkan menjadi 4 Tahun 3 bulan dan jika dijadikan bulan = 48+3 = 51 bln
b. Perhitungan IQ IQ =
MA x 100 CA
MA = Umur basal ditambah dengan total skor dari basal sampai celling. Umur basal yaitu umur dimana tester dapat menjawab semua soal dengan benar atau nilai=6. Umur celling yaitu umur dimana tester tidak dapat lagi menjawab semua soal dengan benar atau nilai=0. CA = Chronological age diperoleh dari menghitung umur berdasarkan tanggal kelahiran atau umur kalender. Tabel 2.2. Klasifikasi IQ Stanford-Binet Fifth Edition (Backer, 2003) IQ Range (“Deviation IQ”) IQ Classification 145-160 130-144 120-129 110-119 90-109 80-89 70-79 55-69 40-54 2.6
Very gifted or highly advanced Gifted or very advanced Superior High average Average Low average Borderline impaired or delayed Midly impaired or delayed Moderately impaired or delayed
PHP
PHP merupakan bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat skrip yang lebih interaktif. Skrip ini kemudian akan diolah dalam web server yang hasilnya
Universitas Sumatera Utara
10
dapat dilihat dalam bentuk HTML. PHP memungkinkan anda membuat situs yang lebih interaktif dan lebih mudah untuk dioperasikan. PHP dapat mengumpulkan informasi dari pengguna, membuat dan merubah berkas pada server, mengirim dan menerima cookies, membatasi akses, mengenskripsi data, dll.
2.7
MySql
MySQL merupakan bahasa pemrograman database terbuka dan bisa membuat, merubah, dan mengakses beberapa database sekaligus dalam server. Kombinasi keduanya biasanya digunakan untuk membuat toko daring, forum, permainan, dll.
2.8
Notepad++
Notepad++ adalah sebuah aplikasi penyunting teks dan penyunting kode sumber yang berjalan di sistem operasi Windows. Notepad++ menggunakan komponen Scintilla untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber berbagai bahasa pemrograman.
Notepad++
mendukung banyak
bahasa
pemrograman.
Dukungan dalam hal ini adalah dimengerti dan diterjemahkan menjadi teks oleh Notepad++.
2.9
Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang permainan tes IQ dilakukan dengan beberapa metode. Pada umumnya permainan tes IQ ini dibuat untuk media pembelajaran, dan lain-lain. Pada tahun 2014, Hamdani Rizki menggunakan
Algoritma Binet Simon untuk
membuat Aplikasi Tes IQ. Aplikasi Tes IQ menampilkan beberapa pertanyaan dengan dengan jumlah soal sebanyak 60 dalam waktu 45 menit. Penelitian yang dilakukan oleh Dera Arini Purba pada tahun 2013 tentang aplikasi psikotes sederhana. Penelitian ini dilakukan dengan menampilkan seseorang lulus atau tidak dalam uiian psikotes, aplikasi yang dirancang oleh penulis sebelumnya menggunakan java dan tidak bersifat game melainkan hanya psikotes biasa. Pada tahun 2012, Irfan Budiman
membuat aplikasi tes kepribadian
berbasiskan sistem pakar menggunakan Visual Studio .Net 2008. Aplikasi Tes kepribadian ini menampilkan beberapa pertanyaan
psikotes yang dapat dijawab
dengan “ya/tidak”.
Universitas Sumatera Utara
11
Penelitian yang dilakukan oleh Feresi Daeli pada tahun 2013 tentang aplikasi sistem pakar dalam menentukan IQ anak yang mengalami reterdasi mental dengan metode Certainly Factor. Penelitian ini dilakukan dengan
menampilkan
nama, jumlah gejala, nilai Certainly Factor, dan hasil diagnosa dalam bentuk tabel. Aplikasi yang di rancang oleh penulis sebelumnya menggunakan Microsoft Visual Studio .Net 2008 dan tidak bersifat game melainkan hanya sistem biasa. Pada tahun 2012 Sarah Vakili melakukan Studi Empiris pada Hubungan antara EEG Alpha-Beta Entropi & Uji Skor EQ- IQ. Subjek diminta mengisi kuesioner enam puluh pertanyaan berdasarkan tes IQ Raven dalam slot waktu 20 menit. Secara bersamaan, sinyal EEG subjek direkam ke ekstrak sub-band Alpha dan Beta dan entropi mereka atas setiap slot waktu 128msec. Selanjutnya Di Nuovo, et al. pada tahun 2009 membuat software dengan 4 tes yang berbeda diberikan untuk kelompok pasien cacat mental, untuk memperkirakan IQ Wechsler dari skor yang diperoleh di tes lainnya dengan menggunakan ANNs. Algoritma diperoleh dengan melatih ANN, menggunakan input awal ( skor tes & usia kronologis subjek yang diperiksa) sampai menghitung perkiraan IQ. Algoritma ini diterapkan dalam software yang secara otomatis mengubah skor yang diperoleh di semua tes alternatif yang digunakan. Rangkuman dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Tahun
1
Rizki Hamdani
2014
2
Sarah 2012 Vakili, et al
Metode yang Digunakan Algoritma Binet Simon
Keterangan
Aplikasi Tes IQ menampilkan beberapa pertanyaan dengan dengan jumlah soal sebanyak 60 dalam waktu 45 menit Studi Empiris pada Hubungan antara EEG Alpha-Beta Entropi & Uji Skor EQIQ. Subjek diminta mengisi kuesioner enam puluh pertanyaan berdasarkan tes IQ Raven dalam slot waktu 20 menit. Secara bersamaan, sinyal EEG subjek direkam ke ekstrak sub-band Alpha dan Beta dan entropi mereka atas setiap slot waktu 128msec.
Universitas Sumatera Utara
12
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu(Lanjutan) No Peneliti Tahun Metode Keterangan yang Digunakan 3 Di nuovo, 2009 Feed 4 tes yang berbeda diberikan untuk A.G., et al Forward kelompok pasien cacat mental, untuk ANN memperkirakan IQ Wechsler dari skor yang diperoleh di tes lainnya dengan menggunakan ANNs. Algoritma diperoleh dengan melatih ANN, menggunakan input awal ( skor tes & usia kronologis subjek yang diperiksa) sampai menghitung perkiraan IQ. Algoritma ini diterapkan dalam software yang secara otomatis mengubah skor yang diperoleh di semua tes alternatif yang digunakan. 4 Dera Arini 2013 Aplikasi menampilkan seseorang lulus Purba atau tidak dalam uiian psikotes, aplikasi yang di rancang menggunakan java dan tidak bersifat game melainkan hanya psikotes biasa berbasis J2ME. 5 Irfan 2012 Artificial Aplikasi tes kepribadian berbasiskan Budiman Intelligent sistem pakar menggunakan Visual Studio .Net 2008 dengan menampilkan beberapa pertanyaan psikotes yang dapat dijawab dengan “ya/tidak”. 6 Feresi 2013 Certainly Aplikasi sistem pakar dalam menentukan Daeli Factor IQ anak yang mengalami reterdasi mental dengan menampilkan nama, jumlah gejala, nilai Certainly Factor, dan hasil diagnosa dalam bentuk tabel. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan Algoritma Binet Simon dalam menghitung IQ anak berkebutuhan khusus tunarungu. Aplikasi permainan tes IQ yang dibuat lebih terkonsep, dengan mengurutkan usia soal yang harus dikerjakan berdasarkan aturan dalam Algoritma Binet Simon. Parameter yang digunakan adalah usia pengguna sebagai CA(Chronological Age) dan usia pengguna dalam mendapatkan basal serta
jumlah skor yang diperoleh sebagai
MA(Mental Age). Adapun contraints yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengguna berusia 14 tahun ke atas sampai 15 tahun. 2. Jika pengguna tidak mendapatkan nilai basal atau celling pada soal yang telah disediakan dari usia 8 tahun hingga 20 tahun maka nilai tidak dapat dihitung.
Universitas Sumatera Utara