BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan namun belum mendapatkannnya, dan orang yang tidak sedang mencari kerja. Contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa yang bersekolah, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
2.1.1 Jenis-jenis Pengangguran
Universitas Sumatera Utara
Pada keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerja sama dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan, maka timbullah pengangguran. Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemplyoment) Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena belum mendapat pekerjaan tetapi telah berusaha secara maksimal.
2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment) Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Pengangguran terselubung juga dapat terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut, hingga jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung biasa juga
Universitas Sumatera Utara
terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Misalkan pada sebuah perusahaan bagian pengepakan barang produksi terdapat 10 orang karyawan untuk mengepak barang tersebut. Padahal sebenarnya dengan 5 orang karyawan sudah cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan.
3. Setengah menganggur (Under Unemployment) Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada juga yang mengatakan setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya kurang dari 35 jam seminggu.
Misalnya seorang buruh bangunan telah menyelesaikan tugasnya mendirikan sebuah bangunan, maka dia akan menganggur sampai ada lagi bangunan yang akan didirikan.
Jika dilihat dari penyebabnya, pengangguran dapat dikelompokkan menjadi : a. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Universitas Sumatera Utara
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. Pengangguran ini muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela. Pengangguran ini juga timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda. Misalnya seseorang yang berhenti dari kerjaan yang lama, dan mencari kerjaan yang baru yang lebih baik.
b. Pengangguran Musiman (Seasional Unemployment) Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur. Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Misalnya, penjual durian berjualan (bekerja) pada saat musim durian saja, jika tidak musimnya mereka menganggur. Contohnya lainnya petani yang menunggu musim tanam. Cara mengatasi pengangguran musiman : 1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
c. Pengangguran Politis Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
d. Pengangguran Teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Misalnya pengepakan barang yang dulunya dikerjakan manusia sekarang sudah dapat digantikan oleh mesin.
e. Pengangguran Struktural Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
ini
terjadi
karena
adanya
perubahan
dalam
struktur
perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Pengangguran ini disebabkan oleh : 1. Permintaan berkurang
Universitas Sumatera Utara
2. Kemajuan dan penggunaan teknologi 3. Kebijakan pemerintah
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah : 1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja. 2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat sektor yang kelebihan ketempat sektor ekonomi yang kekurangan. 3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong. 4. Segera mandirikan industri padat karya di daerah yang mengalami pengangguran.
f. Pengangguran Siklikal atau siklus atau Konjungtural Penganguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (resesi). Pengangguran siklus ini disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
Di suatu perusahaan ketika maju, butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya mulai mengalami kemunduran maka akan terjadi pemecatan tenaga kerjanya. Pengangguran ini dapat diatasi dengan cara :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. 2. Meningkatkan daya beli masyarakat.
g. Pengangguran Deflatoir Pengangguran deflatoir disebabkan tidak cukup ketersediaan lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja lebih besar dari kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
2.1.2
Sebab-sebab Terjadinya Pengangguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut : 1. Penduduk yang relatif banyak Banyaknya penduduk pada suatu wilayah dapat mengakibatkan pengangguran, jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya penduduk. 2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah. Angakatan kerja yang tidak mempunyai ketrampilan sulit mendapatkan pekerjaan. 3. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
4. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyedia tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Karena belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
5. Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang Jumlah angkatan kerja di suatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu Negara ke Negara lainnya. 6. Angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. 7. Teknologi yang semakin modern 8. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi musiman. 9. Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan suatu negara. 10. Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
2.1.3
Dampak Pengangguran
Universitas Sumatera Utara
a. Terhadap Suatu Negara Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu Negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relative tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini : 1. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasioal riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dari pada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
2. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
kegiatan
perekonomian
menurun
sehingga
pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk
Universitas Sumatera Utara
kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3. Pengangguran
tidak
menggalakkan
pertumbuhan
ekonomi.
Adanya
pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.
4. Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya jumlah penganguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.
5. Pengangguran akan
menghambat
investasi,
karena
jumlah
tabungan
masyarakat ikut menurun. 6. Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
b. Terhadap Individu dan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan dampak negative pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya: 1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencarian 2. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan 3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik 4. Perasaan rendah diri 5. Gangguan keamanan dalam masyarakat, sehingga biaya sosial menjadi meningkat. 2.1.4
Pengaruh Negatif Pengangguran
Dari sekian banyak dampak dari pengangguran, baik terhadap perekonomian negara maupun
terhadap
individu
yang
mengalaminya
dan
masyarakat,
ternyata
pengangguran juga memiliki pengaruh yag negatif. Diantaranya adalah sebagai berikut : a.
Tingginya tingkat kejahatan di suatu wilayah maupun Negara
b. Tingginya tingkat kemiskinan c. Perekonomian sulit berkembang d. Tingkat pendidikan rendah e. Sumber daya manusia yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengertian Peramalan
Peramalan ( forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk memprediksikan hal tersebut diperlukan data yang akurat di masa yang akan datang.
Pada umumnya kegunaan peramalan adalah sebagai berikut : 1. sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efesien 2. untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang 3. untuk membuat keputusan yang tepat.
Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan dalam berbagai kegiatan perusahaan. Baik tidaknya hasil dari suatu penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan ramalan yang dibuat. Walaupun demikian perlu diketahui bahwa ramalan selalu ada unsur kesalahannya, sehingga yang perlu diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kesalahan dari ramalan tersebut.
2.2.1 Jenis-jenis Peramalan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan sifatnya peramalan dibedakan atas dua macam yaitu : 1. Peramalan Kualitatif Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa yang lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunnnya.
2. Peramalan Kuantitatif Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang di buat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.
Baik tidaknya metode yang dipergunakan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpanagn antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi maka semakin kecil pula metode yang digunakan. Peramalan Kuantitatif dapat diterapakan bila terdapat kondisi berikut : a. Tersedia informasi (data) tentang masa lalu b. Informasi (data) tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
Universitas Sumatera Utara
c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut pada masa yang akan datang. Pada penyusunan Tugas Akhir ini, peramalan yang digunakan penulis adalah peramalan kuantitatif.
2.2.2 Metode Peramalan
a. Pengertian dan Kegunaan Metode Peramalan Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif maupun kualitatif apa yang terjadi pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lalu.
Kegunaan Metode Peramalan ini adalah untuk memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu. Dengan demikian metode peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.
b. Jenis-jenis Metode Peramalan 1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa hubungan antar variabel
yang diperkirakan dengan variabel waktu merupakan deret berkala
( Time series ). Metode Peramalan yang termasuk pada jenis ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Metode Pemulusan (smoothing) b. Metode Box Jenkins c. Metode Proyeksi Trend dengan regresi
2. Metode Peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antar
variabel
yang
akan
diperkirakan
dengan
variabel
lain
yang
mempengaruhinya, yang bukan waktunya disebut metode korelasi atau sebab akibat ( metode causal ). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah : a. Metode Regresi dan Korelasi b. Metode Input Output c. Metode Ekonometri
2.2.3 Metode Pemulusan (smoothing)
Metode Pemulusan ( smoothing ) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu yaitu dengan mengambil ratarata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang.
Secara umum metode pemulusan ( smoothing ) dapat digolongkan menjadi beberapa bagian :
Universitas Sumatera Utara
1. Metode perataan ( Average ) 1. Nilai Tengah (Mean) 2. Rata-rata Bergerak Tungga l(single Moving Average) 3. Rata-rata bergerak Ganda (Double Moving Average) 4. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya. 2. Metode Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial a. Pemulusan Eksponensial Tunggal 1. Satu Parameter 2. Pendekatan Adaptif Pendekatan ini memiliki kelebihan yang nyata dalam hal nilai α yang dapat berubah secara terkendali, dengan adanya perubahan dalam pola datanya. b. Pemulusan Eksponensial Ganda 1. Metode Linier Satu Parameter dari Brown S ' t = αΧ t + (1 − α )S ' t − 1
S '' t = αΧ t + (1 − α )S '' t − 1
(
)
a t = S ' 1 + S ' t − S '' t = 2 S ' t − S " t bt =
α ( S ' t − S "t ) 1−α
Ft + m = at + bt (m)
Universitas Sumatera Utara
Di mana : S 't
= Nilai pemulusan eksponensial tunggal (single eksponensial smoothing value)
S '' t = Nilai pemulusan eksponensial ganda (double eksponensial smoothing value)
a
= Parameter pemulusan eksponensial yang besarnya (0< a <1)
a t , bt = Konstanta pemulusan F t + m = Hasil peramalan untuk m periode kedepan yang akan diramalkan
2. Metode Dua Parameter dari Holt Metode ini digunakan untuk peramalan data yang bersifat trend. S t = αX t + (1 − α )(S t −1 + bt −1 ), bt = γ (S t − S t −1 ) + (1 − γ )bt −1 , Ft + m = S t + bt m
c. Pemulusan Eksponensial Triple 1.
Pemulusan Kwadratik Satu Parameter dari Brown
Universitas Sumatera Utara
Dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan bila dasar pola datanya adalah kuadratik, kubik yang lebih tinggi. 2.
Metode kecendrungan dan Musiman Tiga Parameter dari Winter Metode ini merupakan salah satu dari beberapa metode pemulusan eksponensial yang dapat menangani musiman.
d. Pemulusan Eksponensial Menurut Klasifikasi Pegels Bentuk umum dari metode pemulusan eksponensial adalah :
Ft +1 = αX t + (1 − α )Ft
Di mana : Ft +1 = Ramalan untuk periode mendatang
α
= Parameter eksponensial yang besarnya (0< a <1)
X t = Nilai aktual pada periode-t Ft
= Ramalan pada periode-t
2.2.4 Metode Peramalan yang Digunakan
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan metode peramalan yang tepat. Dalam meramalkan jumlah pengangguran pada tahun 2010-2012 di Sumatera Utara, maka penulis menggunakan metode smoothing eksponensial ganda yaitu ” Smoothing Eksponensial Satu parameter dari Brown”.
Metode ini merupakan metode linier yang dikemukakan oleh Brown. Dasar pemikiran dari Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu parameter dari Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data sebenarnya. Bila terdapat unsur trend, perbedaan nilai pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambahkan kepada pemulusan ganda dan disesuaikan untuk tren. Persamaan yang dipakai dalam pelaksanaan Smoothing Satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut :
S ' t = αΧ t + (1 − α )S ' t − 1 …………………………………………….……(2-1)
S '' t = αΧ t + (1 − α )S '' t − 1 ……………………………………………….…(2-2)
(
)
at = S '1 + S ' t − S '' t = 2 S ' t − S " t ……………………………………….….(2-3) bt =
α (S ' t − S "t ) ………………………………………….……….……(2-4) 1−α
Ft + m = at + bt (m) ………………………………………………….….……(2-5)
Universitas Sumatera Utara
Di mana :
S 't
= Nilai pemulusan eksponensial tunggal (single eksponensial smoothing value)
S '' t
= Nilai pemulusan eksponensial ganda (double eksponensial smoothing value)
a
= Parameter pemulusan eksponensial yang besarnya (0< a <1)
a t , bt = Konstanta pemulusan F t + m = Hasil peramalan untuk m periode kedepan yang akan diramalkan
Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus dibawah ini :
e = X T +1 − FT +1 ........................................................................................(2-6) e 2 = ( X T +1 − FT +1 ) ...................................................................................(2-7) 2
Akhir persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m periode ke muka dari t. Ramalan untuk m periode kemuka adalah at di mana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali komponen kecendrungan bt . Bila semua hasil hitungan telah didapat, maka semua data yang
Universitas Sumatera Utara
telah didapat dimasukkan kedalam contoh tabel Smoothing eksponensial Ganda Satu Parameter dari Brown berikut ini :
Tabel 2.1 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown Pada Data Jumlah Pengangguran di Sumatera Utara Pada Tahun 2000-2009
(1)
(2)
(3)
(4)
Tahun
Periode
Jumlah
Pemulusan
(tahun)
Pengang guran
(6)
(7)
Pemulusan
Nilai
Nilai
Nilai
Eksponensial
Eksponensial
at
bt
F = at + bt (m)
Tunggal
Ganda
(S )
(S )
'
(5)
'
t
(8)
bila m=1
t
2001
1
X1
(2-1)
(2-2)
...
2002
2
X2
...
...
2003
3
X3
...
...
...
...
(2-5)
2004
4
X4
...
...
...
...
...
2005
5
X5
...
...
...
...
...
-
-
-
...
...
...
...
...
-
-
-
...
...
...
...
...
N
N
Xn
...
...
...
...
...
(2-3) (2-4)
...
Universitas Sumatera Utara
Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean Absolute Deviation (MAD). Berikut ini adalah ketepatan ramalan beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji nilai ramalan yaitu : f. Nilai Tengah Kuadrat (Mean Square Error)
n
Μ SΕ =
∑ (Χ i =1
− Fi )
2
i
n
g. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage)
n
MAPE =
∑ [PE ] i
i =1
n
Universitas Sumatera Utara
h. Kesalahan Persentase ( Percentage Error)
Χ − Fi ΡΕ = i Χi
i.
Nilai Tengah Deviasi Absolute (Mean Absolute Deviation)
n
MAD =
j.
× 100
∑ [Χ i =1
i
− Fi ]
n
Jumlah Kuadrat Kesalahan (Sum Square Error)
n
SSE = ∑ (Χ i − Fi )
2
i =1
Di mana : Χ i − Fi = kesalahan pada periode ke- i Χ i = data aktual pada periode ke- i
Universitas Sumatera Utara
Fi = nilai ramalan pada periode ke- i n = banyaknya periode waktu
Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahannya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut ini :
Tabel 2.2 Nilai Kesalahan
Periode
Jumlah
Peramalan
Kesalahan
Kesalahan
Kesalahan
Kesalahan
Kesalahan
pengangg
( Fi )
( Χ i − Fi )
Absolute
Kuadrat
Persentase
Persentase
( Χ i − Fi ) 2
( PE )
Absolute
Χ i − Fi
uran
( Χi )
( MAPE )
(1)
(3)
(6)
(4)
(7)
(5)
(2)
(8)
1
X1
F1
...
...
...
...
...
2
X2
F2
...
...
...
...
...
Universitas Sumatera Utara