Bab 2 Landasan Teori
2.1 Teori Hinshi「品詞」 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したもので はなく、ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて、日本語なら日本語 の中にあるすべての語をグループ分けしたものです。 Artinya : Hinshi bukanlah bahasa yang mengklarifikasikan kata melalui cara penggunaannya, namun mencari sifat potensialnya masing-masing dan membagi seluruh kata bahasa Jepang ke dalam satu kelompok. Menurut Masuoka (2000 : 8), hinshi (kelas kata Jepang) dibagi menjadi sebelas kategori, yakni : 1. Doushi「動詞」 Doushi merupakan kelas kata yang digunakan untuk menyatakan aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 行く、ある、できる. 2. Keiyoushi 「形容詞」 Keiyoushi merupakan kelas kata yang menyatakan sifat atau suatu keadaan, dengan sendirinya dapat menjadi predikat dan dapat mengalami perubahan bentuk. Keiyoushi dibagi menjadi dua, yakni kata sifat i (i-keiyoushi), dan kata sifat na (na-keiyoushi).
8
Contoh : きれい、きらい、しんせつ、上手. 3. Hanteishi「判定詞」 Jika doushi dan keiyoushi dapat dengan sendirinya menjadi predikat, maka meishi tidaklah demikian. Hanteishi merupakan kelas kata yang menyatukan predikat dengan meishi (kata benda). Contoh : だ、である、です. 4. Jodoushi「助動詞」 Jodoushi merupakan verba bantu yang dapat berubah bentuknya, dan mampu membuat partikel menjadi kompleks. Contoh : られる、させる、ない、らしい. 5. Meishi 「名詞」 Meishi merupakan kelas kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa dan sebagainya yang tidak dapat mengalami perubahan bentuk. Contoh : 母、ふじさん、本、いち. 6. Fukushi 「副詞」 Fukushi merupakan kelas kata yang menentukan sifat dan tidak dapat mengalami perubahan bentuk. Contoh : ゆっくり、はっきり、なかなか、ずっと.
7. Joshi 「助詞」
9
Joshi merupakan kelas kata (partikel) yang digunakan setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut untuk menambah arti kata tersebut menjadi lebih jelas lagi. Contoh : が、と、でも、ばかり、しか、さえ. 8. Rentaishi 「連体詞」 Rentaishi merupakan kelas kata yang tidak dapat mengalami perubahan dan digunakan hanya untuk menerangkan kata benda (meishi). Contoh : この、たった、ある. 9. Setsuzokushi 「接続詞」 Setsuzokishi merupakan kelas kata (konjungsi) yang tidak dapat mengalami perubahan, dan berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat dengan bagian kalimat yang lain. Contoh : しかし、なぜなら、また、だから、それに. 10. Kandoushi 「感動詞」 Kandoushi merupakan kelas kata (interjeksi) yang tidak dapat mengalami perubahan, menjadi subjek, keterangan, konjungsi dan dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu tanpa bantuan kelas kata lain. Contoh : はい、いいえ、うん、なるほど、もしもし、ほら. 11. Shijishi「指示詞」 Shijishi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menunnjukkan sesuatu atau suatu tempat. Contoh : これ、こしら、この、こんな.
10
2.2 Teori Joshi「助詞」 Sudjianto (2000 : 1) menjelaskan bahwa kata joshi「助詞」merupakan gabungan dari dua buah kanji, yakni kanji jo 「 助 」 yang dapat dibaca tasukeru dengan arti membantu atau menolong, dan kanji shi「詞」yang memiliki makna yang sama dengan kotoba yaitu kata. Selain itu, Kawashima (1992 : 1) mengatakan bahwa partikel (joshi) digunakan untuk menunjukkan hubungan antara suatu kata dengan kata yang lain dalam sebuah kalimat. Selai itu partikel (joshi) juga memberikan arti khusus atau nuansa pada kata tersebut. Kawashima (1992 : 2) mengatakan bahwa partikel bahasa Jepang (joshi) selalu diletakkan setelah kata kerja (doushi), kata sifat (keiyoushi), adverbia dan kata benda (meishi). Namun partikel (joshi) umumnya lebih banyak diletakkan setelah kata benda (meishi). Menurut Masuoka (2000 : 33-37), partikel (joshi) dalam bahasa Jepang memiliki lima bentuk, yakni : kakujoshi「格助詞」、teidaijoshi「提題助詞」、toritatejoshi 「取り立て助詞」、setsuzokushi「接続助詞」、dan shuujoshi「終助詞」. 1) Kakujoshi「格助詞」 Kakujoshi merupakan partikel yang pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lain. Contohnya :
が、を、に、から、と、で、へ、まで、より.
2) Teidaijoshi「提題助詞」 Teidaijoshi merupakan partikel yang memiliki fungsi untuk menunjukkan subjek.
11
Contohnya :
は、なら、って、ったら.
3) Toritatejoshi「取り立て助詞」 Toritatejoshi merupakan partikel yang memiliki fungsi untuk mempersoalkan suatu masalah, yang melatar belakangi perkara lain yang sama. Contohnya : は、も、さえ、でも、すら、だって、まで、だけ、ばかり、 のみ、しか、こそ、など、なんか、なんて、くらい. 4) Setsuzokushi「接続詞」 Setsuzokushi merupakan partikel yang menghubungkan bagian dengan bagian dan kata dengan kata. Contohnya :
から、と、や、も、に、か、し、が、の、という、まで、 なり、きり、けれども、なら、ので、のに、ながら、つつ.
5) Shuujoshi「終助詞」 Shuujoshi merupakan pertikel yang pada umumnya digunakan setelah berbagai macam nomina pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pernyataan, larangan, seruan, rasa haru dan lainnya. Contohnya : か、ね、な、さ、かい、かな、かしら、よ、ぞ、ぜ、なあ、 っけ、わ、よ
2.3 Fungsi Partikel Sae「さえ」 Menurut Iori (2001 : 358) partikel「さえ」merupakan toritatejoshi yang paling menggambarkan suatu hal yang sebenarnya, untuk menunjukkan perasaan diluar dugaan seseorang mengenai suatu hal yang ekstrem. Partikel「さえ」dapat juga menyatakan
12
suatu hal yang diluar dugaan, pada saat terdapat perkara yang berbeda antara dugaan dan konsep yang lazim dalam masyarakat. Menurut Takayuki (1997 : 64), partikel「さえ」digunakan untuk menunjukkan suatu situasi atau kondisi sederhana apapun, dan menjelaskan suatu kondisi atau perkara yang lain. Ia mengemukakan bahwa partikel「さえ」memiliki tiga fungsi, yakni : 特別な例を出して、「だから他のものはもちろん」という意味を表す。 (Menyampaikan maksud mengemukakan contoh yang khusus, seperti ‘oleh karena itu apalagi hal yang lain’). Contohnya : a) その学生は漢字はもちろん、ひらがなさえ書けないんですよ。 (murid tersebut hiragana sekalipun tidak bisa menulis, apalagi kanji) b) この魚は、猫さえ見向きもしないよ。 (kucing sekalipun tidak akan melihat dua kali pada ikan ini) c) たった一つの間違いでさえずいぶん差がでてしまう。 (walaupun hanya satu kesalahan, perbedaannya cukup terlihat) 「~さえ~ば」の形で「それだけでじゅうぶん」という意味を表す。 (Menyatakan maksud ‘itu saja cukup’ dengan menggunakan pola「~さえ~ ば」). Contohnya : a) 練習さえすればだれでもできるようになる。 (jika hanya latihan, siapapun pasti bisa) b) 時間さえあれば、歌舞伎もみたいのですが。 (Jika saja saya punya waktu, saya ingin menyaksikan pertunjukkan kabuki) c) お宅様さえよろしければ、今晩家内とおじゃましたいと思うの ですが。 (saya akan datang bersama dengan istri jika hanya tidak merepotkan Anda)
13
そのうえに、という意味を表す。 (Menyatakan maksud ‘selain itu’). Contohnya : a) 友達だけでなく、弟にさえばかにされた。 (tak hanya teman, adik (laki-laki) pun juga ikut dibodohi). b) どうしたのかしら、この猫。お魚ばかりじゃなく、大好物のミ ルクさえ飲みないよ。 (Ada apa dengan kucing ini? Tidak hanya tidak memakan ikannya, namun juga tidak meminum susu kesukaannya) c) 昔と違って、今は、夏ばかりでなく、冬でさえナスやキュウリ が食べられます。 (tak sama seperti dulu, sekarang terong dan mentimun dapat dimakan tidak hanya pada saat musim dingin, namun juga dapat dimakan pada saat musim panas) d) 雨だけでなく、たいふうさえ来た。 (tidak hanya hujan, namun datang badai juga) Numata (2000 : 8) menjelaskan bagaimana partikel 「 さ え 」 memiliki fungsi pertama seperti dengan contoh kalimat sebagai berikut : 1) 月に行ける。 (bisa pergi ke bulan). 2) 月にさえ行ける。 (bisa pergi sekalipun ke bulan). Dalam kalimat 1) dan 2) memiliki topik「月」yang berarti bulan. Maksud dalam kalimat 1) ialah hal ‘bisa pergi ke bulan’. Namun jika kalimat tersebut disugestikan dengan faktor lain seperti「外国」yang berarti ’luar negri’, maka maksudnya akan menjadi「外国などへは行けるが、月には行けないと思った」yang berarti ‘pergi keluar negri atau kemanapun bisa, namun pergi kebulan tidak bisa’. Untuk membuat kalimat tersebut menjadi「ところが意外にもつきに行ける」yang berarti ‘dapat
14
pergi ke bulan meskipun tempatnya tidak terduga’, maka partikel「さえ」lah yang berfungsi untuk dapat mengubahnya. Oleh karena itulah partikel 「 さ え 」 dapat dikatakan memiliki fungsi ‘sekalipun’. Numata (2000 : 16) menjelaskan penyebab partikel「さえ」memiliki fungsi kedua, dengan contoh kalimat sebagai berikut : 1) 辞書があれば読める。 (bisa membaca jika ada kamus) 2) 辞書さえあれば読める。 (bisa membaca hanya dengan kamus) Contoh kalimat 2) pada awalnya merupakan contoh kalimat 1) yang menyatakan ‘jika ada kamus maka bisa membaca’. Namun, karena terdapat partikel「さえ」, maka kalimatnya menjadi「辞書があれば、他のものがなくても読める」yang berarti ‘walaupun tidak ada yang lain, jika ada kamus maka bisa membaca’ atau dapat juga menjadi「辞書だけあれば読める」yang berarti ‘bisa membaca jika hanya ada kamus’. Dengan demikian, dapat disimpulkan kembali bahwa partikel「さえ」memiliki fungsi untuk menyatakan ‘jika hanya’. Biasanya fungsi ini dibentuk dengan pola 「~さえ+ ~ば」.
15