BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Komunikasi
Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kehidupan manusia, melalui komunikasi manusia dapat bertukar pikiran. Dalam buku “Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi” tahun 2009 halaman 5-6 diakses pada 26 maret 2012 Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell).
2. Komunikasi adalah suatu proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adapt kebiasaan (William Albig).
3. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A. Winnet).
7
8 Dari tiga teori umum tentang komunikasi diatas, dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses aktifitas sosial yang bertujuan untuk memberikan sebuah perilaku, kebiasaan, ataupun pengaruh yang ingin disampaikan dari sumber kepada penerima dengan suatu cara.
Menurut Harold Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: Pertama Sumber (source), Pengirim (sender), Penyandi (encode), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Lalu ada pesan yang akan disampaikan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Selanjutnya saluran atau media, yakni alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima, pesan yang digunakan dapat berupa verbal maupun nonverbal. Ada penerima yang sering disebut sasaran atau tujuan, penyandi, audience, dan pendengar yaitu orang yang menerima pesan dari sumber. Yang terakhir yaitu efek yang di terima oleh pendengar seperti penambahan pengetahuan, merasa terhibur, perubahan sikap dan perubahan perilaku (Mulyana,2007:69)
2.1.2
Fungsi Komunikasi
Dalam buku Ilmu komunikasi karangan Deddy Mulyana pada tahun 2007, terdapat 4 fungsi komunikasi yang dikemukakan oleh William I. Gorden.
9 •
Fungsi pertama : Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, untuk kelangsungan hidup, berkomunikasi untuk menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. George Herbert Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi.
•
Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif Erat kaitannya dengan komuniaksi soisal adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan
sejauh
komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan atau emosi kita.
•
Fungsi Ketiga : Komunikasi ritual Komunikasi ritual merupakan komunikasi yang menunjukan ekspresi dari seseorang maupun komunitas, contohnya seperti suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara seperti ulangtahun dengan menyanyikan lagu Happy Birthday, Pernikahan dengan mengucapkan ijab –qabul, dan seperti berdoa (sholat, sembahyang, misa).
•
Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental
10 Komunikasi instrumental mempunyai sifat membujuk atau persuasif. Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui (Mulyana,2007:5).
Dilihat dari beberapa fungsi komunikasi dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi komunikasi yaitu cara untuk berkomunikasi dengan siapa, dengan cara apa dan kapan. Lewat komunikasi orang berusaha mendefinisikan sesuatu, Komunikasi memang sangat membantu manusia dalam menyampaikan sesuatu atau keinginan nya tetapi manusia tidak hanya butuh berkomunikasi sesama manusia namun dengan Tuhan nya juga, selain itu komunikasi juga dapat membuat manusia menjadi makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
2.1.3
Model Komunikasi
2.1.3.1 Model Shanon and Weaver
Model Shanon and Weaver (Sumber :Mulyana,2007:149) Gambar 2.1 Model Shanon and Weaver
11 Model Shanon and Weaver ini menyoroti masalah penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau mencipatakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seseorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang pesan berikut. Dengan perkataan lain, model Shannon dan Weaver ini mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Sumber informasi ini adalah otak, transmiternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal atau kata-kata terucapkan, yang ditransmisikan lewat udara/sebagai saluran. Penerima/receiver, yaitu mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal. Sasaran/destination adalah otak orang yang menjadi tujuan pesan itu. Konsep penting lain dari model Shannon dan Weaver adalah gangguan/noise, yaitu setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki yang dapat mmengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini bisa merupakan interfensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang hingar bingar di sebuah pesta, atau sirine di luar rumah. Menurut Shannon dan Weaver. Gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima (Mulyana, 2007:149).
2.1.4
Dampak Komunikasi Setiap aktivitas komunikasi pasti memiliki efek. Dalam konsep komunikasi paradigmatic disebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola
12 yang meliputi sejumlah komponen (unsur) serta memiliki dampak-dampak tertentu. Adapun pola-pola komunikasi yang memiliki dampak, antara lain penyuluhan,
penerangan,
propaganda,
kampanye,
pendidikan,
acara
radio/televisi, pemutaran film/video, dan diplomasi. Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak, yaitu : 1. Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan. Tujuan. Tujuan ini sering disebut tujuan yang kognitif. 2. Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, idea tau pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif. 3. Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan. Tujuan ini sering disebut tujuan konatif atau psikomotorik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pola komunikasi. Seperti dijelaskan berikut ini:
Tabel 2.1 Dampak Komunikasi No. Dampak 01
Kognitif
Pola Komunikasi
Fungsi
1. Ceramah umum
Menjelaskan tentang sesuatu
2. Rapat
hal agar sesuatu itu dapat
3. Kuliah
dimengerti dan dipahami.
4. Penerangan 02
Afektif
1. Media Massa
Menumbuhkan
perasaan
2. Diplomasi
tertentu agar mudah dihayati.
13 3. Penataran 03
Konatif
1. Forum Media
Menimbulkan
2. Periklanan
sikap, agar berperilaku sesuai
3. Penyuluhan
dengam yang diinginkan oleh
4. Public Relations
komunikator.
5. Kampanye 6. Propaganda. (Sumber: Tommy Suprapto,2009:12-13)
perubahan
14 2.1.5
Model Komunikasi Dalam Public Relations Berikut ini adalah bagan dari orientasi Public Relations, yakni image building
(membangun citra), dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam Public Relations.
Sumber Sumber
Komunikator
Perusahaan Lembaga
Pesan
Bidang / Divisi Public Relations
Komunikan
Efek
Kegiatankegiatan
Organisasi
Citra Publik terhadap perusahaan/l embaga/orga nisasi
Publikpublik PR
(Sumber: Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam buku “Dasar-Dasar Public Relations” , 2010:118) Gambar 2.2 Model Komunikasi Dalam Public Relations
15 2.2
Teori Khusus
2.2.1
Public Relations
Penulis menemukan bahwa definisi dari Public Relation sangat beragam, karena itu penulis akan memaparkan definisi Public Relation dari beberapa pakar yang dikutip dari buku “Handbook Of Public Relation” karya Elvinaro Ardianto, tahun 2011, halaman 8, sebagai berikut: a.
Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan public dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
b.
Sementara menurut Denny Griswold (Wilcox,dkk.2006), PR adalah fungsi
manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
c.
Sedangkan menurut J.C. Seidel PR adalah proses kontinu dari usaha-usaha
manajemen untuk memperoleh goodwill (itikad baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan public yang lebih luas; ke dalam mengadakan analisis, sedangkan ke luar memberikan pernyataan-pernyataan.
Dari ketiga definisi tentang Public Relation diatas, dapat disimpulkan bahwa Public Relation adalah sebuah fungsi manajemen yang bersifat berkelanjutan (kontinu) yang
16 didalam nya adalah usaha-usaha untuk menilai dan mengevaluasi sikap publik yang lalu memperkenalkannya kedalam sebuah organisasi serta melaksanakan rencana kerja atas dasar kepentingan masyarakat banyak (public) dalam upaya nya untuk memperoleh itikad baik (goodwill), pengertian publik, dan pengakuan publik.
2.2.2
Fungsi Public Relations
Dalam buku professional Public Relations (2011), pakar Public Relations internasional, Cutlip & Centre and Canfield (1982) merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut :
1.
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi
melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2.
Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang
merupakan khalayak sasaran. 3.
Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. 4.
Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan
manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama. 5.
Menciptakan komunikasi dua arah dan timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Fungsi humas bersifat melekat pada manajemen organisasi/perusahaan. Yaitu bagaimana humas dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbal balik antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publik, yang artinya peranan ini
17 turut menentukan sukses atau tidaknya misi, visi dan tujuan bersama dari organisasi/lembaga tersebut.
2.2.3
Peran Public Relations Peranan PR dalam suatu perusahaan akan sangat terlihat jika suatu
organisasi terlihat aktif, bertanggung jawab dan menciptakan manfaat bagi masyarakat, maka orang-orang akan tertarik untuk bergabung dan akan simpatik pada perusahaan. Hal yang sebaliknya, jika suatu perusahaan bernuansa tidak aktif, tidak didukung penuh oleh anggota perusahaan maka kemungkinan sukses nya kecil. Mirip dengan hal yang telah diungkapkan di atas, seorang konsumen akan lebih suka membeli produk-produk atau jasa dan suatu perusahaan yang terkesan ramah, penuh perhatian kepada para karyawannya maupun kepada masyarakat. Image yang baik merupakan hasil dari Public Relations yang di manage dengan baik (Edy Sahputra, 2011:8).
Peran Public Relations secara umum adalah dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking) dan berorientasi ke luar (outward looking). Dalam Ruslan (2003) Menurut Henry Fayol ada beberapa kegiatan dan sasaran Public Relations adalah :
1. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and image). a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
18 b. Mendukung kegiatan komunkasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi krisis (facing of crisis) a. Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan public relations recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatkan (promotion public causes) a. Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik b. Mendukung kegiatan kampanye sosial yang dilakukan pemerintah contohnya, kampanye sosial anti merokok, anti narkoba dan lain-lain. (Dalam buku Edy Sahputra sitepu,2011:32)
Selain itu peranan PR dalam suatu organisasi menurut Dozier & Broom, 1995 dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi terbagi menjadi empat kategori : 1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi
dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Hubungan praktisi pakar dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan pasiennya. Artinya , pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai
apa
yang telah
disarankan
atau
usulan
dari
pakar PR
19 (expertpresciber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan publik relations yang tengah dihadapi oleh organisasi berangkutan.
2. Fasillitator Komunikasi ( Communication Fasilitator) Dalam hali ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
4. Teknisi Komunikasi (Communication technician) Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode
20 of communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan.
2.2.4
Tujuan Public Relations Tujuan PR terlebih dahulu dibagi menjadi 2 yaitu tujuan PR dari kegiatan
Internal dan Eksternal, Tujuan PR berdasarkan kegiatan internal relations dapat mencakup ke dalam beberapa hal yaitu : 1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan. 2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan
yang ditetapkan perusahaan dengan tidak
melupakan kepentingan publik. 3. Memberikan
penerangan
kepada
publik
karyawan
mengenai
suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan. 4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.
Tujuan dari Public Relations berdasarkan bentuk kegiatan eksternal relations, yaitu : 1. Memperluas langganan atau pemasaran.
21 2. Memeperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna bagi publik dalam arti luas. 3. Mencari dan mengembangkan modal. 4. memeperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna mendapatkan opini publik yang positif.
2.3
Citra Pada suatu perusahaan, citra menjadi hal yang pertama dilihat oleh publik,
bagaimana citra perusahaan tersebut terbentuk itu adalah dari kinerja perusahaan tersebut menangani para pelanggan atau kliennya. Jika perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus dan menangani pelanggan secara professional, maka citra perusahaan tersebut dapat menjadi positif perlu diketahui perusahaan dapat menghadapi publik yang sangat kritis. Dalam satu penelitian terhadap seratus top eksekutif, lebih dari 50% menganggap “penting sekali untuk memelihara publik yang baik”. Untuk membangun citra yang baik atau positif kita tidak perlu melepaskan kesan publik yang negatif. Namun kebanyakan perusahaan menganggap citra atau kesan yang baik dapat mendapatkan kesuksesan yang berkepanjangan.(Seitel,1992:193 dalam buku dasar-dasar Public Relation, 2011 hal 111, karya Soleh Soemirat, M.S. dan Drs. Elvinaro Ardianto, M.si.) Dalam membentuk citra biasanya yang bertugas adalah Public Relations, Pada umumnya PR mempermasalahkan : pembentukan goodwill, mutual understanding dan favourable public opinion. Sukatendel,(1990) mengungkapkan bahwa citra memang sengaja diciptakan agar bernilai positif. Namun sering tidak jelas apa yang dimaksud dengan istilah tersebut sehingga Sukatendel menawarkan definisinya, yaitu PR adalah
22 salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama. (Soemirat,Ardianto,2010:112)
Kesan pertama dalam definisi ini : 1. Komunikasi adalah ilmu. PR adalah bagian dari ilmu komunikasi, ilmu yang sedang tumbuh dan mulai disenangi. 2. Citra adalah suatu istilah baru yang menarik. Banyak diperbincangkan saat ini oleh masyarakat. Kita perlu memanfaatkan momentum ini, sekaligus memasyaratkan pengertian dari perlunya PR. 3. Mitra adalah juga istilah baru yang menarik. Memberi kesan saling memperhatikan. Inilah model masyarakat masa depan, sehingga PR sungguh berwawasan, sangat mendukung dalam mendukung suasan nasioanal yang membangun. Sangat cocok dengan pancasila. 4. Kepentingan bersama (mutual interest) adalah esensi dan kegiatan PR jelas dan menggambarkan dua pihak (two way communication) jadi topic internasional. Masalah lingkungan (social dan fisik) yang perlu diperhatikan untuk keharmonisan umat manusia.
Mengacu kepada definisi yang ditawarkan itu terdapat empat unsur penting : 1. Salah satu metode komunikasi lainnya adalah: -
Jurnalisitik, untuk kepentingan umum.
-
Propaganda, untuk kepentingan komunikator.
-
Iklan, untuk kepentingan perusahaan.
23 Metode komunikasi berarti cara mencapai tujuan dengan menggunakan ilmu komunikasi. PR untuk kepentingan bersama (organisasi dengan publiknya).
2. Menciptakan citra positif : citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi.
3. Dari mitra organisasi : Wartawan adalah mitra PR, karena wartawan dapat digunakan PR sebagai media publisitas bagi kepentingan umum.
4. Atas dasar menghormati kepentingan bersama. PR tidak hanya untuk kepentingan perusahaan atau organisasi namun PR juga harus membela kepentingan publiknya (mitranya).
2.4
Pengertian Citra Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan,
seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai banyak citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan yang potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing , distributor, pemasok, asosiasi dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Katz, 1994:67-68). Ada banyak citra perusahaan, misalnya: siap membantu, inovatif, sangat memperhatikan karyawannya, bervariasi dalam produk, dan tepat dalam pengiriman.
24 Tugas rangka dalam membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata masyaraka (Ardianto,2011:62). Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations Technique, mengatakan bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.(Ardianto,2011:62).
2.5
Jenis Citra Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Masyarakat (Intermasa, 1992)
ada beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (public relations), dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai berikut :
1. Citra cermin (mirror image) Pengertian di sini bahwa citracermin yang diyakini oleh perusahaaan bersangkutan, terutama para pimpinannya yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra di masayarakat ternayata terjadi perbedaan antarayang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan “citra” negatifnya yang muncul.
2. Citra kini (current image) Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan atau organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya. Berdasarkan pengalaman dan informasi krang baik penerimaannya, sehingga dalam posisi tersebut pohak humas atau PR akan menghadapi risiko yang sifatnya
25 permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk, dan hingga muncul kesalah pahaman yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif diperolehnya.
3. Citra keinginan (wish image) Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal, menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan oleh publiknya atau masyarakat umum.
4. Citra perusahaan (corporate image) Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif, lebih dikenal serta doterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan nya prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial sebagainya. Dalam hal ini pihak Humas/PR berupaya atau bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar mampu mempengaruhi harga sahamnta tetap bernilai tinggi utnuk berkompetisi di pasar bursa saham.
5. Citra serbaneka (multiple image) Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas, misalnya bagaimana pihak PR akan menampilkan pengenalan terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby
26 kantor dan penampilan para profesionalnya. Semua itu kemudian diunifikasikan atau diidentikkan ke dalam suatru citra sebaneka yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan.
6. Citra penampilan (performance image) Citra penampilan ini lebih dutujukan kepada subjeknya. Bagaimana kinerja atau penampilan diri para profesional pada perusahaan bersangkutan. Misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya, harus serba menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik. Mungkin masalah citra penampilan ini kurang diperhatikan atau banyak disepelekan orang. Misalnya, dalam hal mengangkat secara langsung telepon yang sedang berdering dianggap sebagai tindakan interupsi, termasuk si penerima telepon masuk tidak nenyebut identitas nama pribadi
atau perusahaab bersangkutan merupakan tindakan kurang
bersahabat dan melanggar etika. (Ruslan,2010:77)
27 2.6
Kerangka Pemikiran Bagaimana peran PR dalam meningkatkan citra pada PT. Mitra Garuda Lestari
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif-deskriptif
Unit Analisis
Peran PR - Membangun identitas dan citra perusahaan - Menghadapi krisis - Mempromosikan aspek kemsyarakatan - Penasehat ahli - Fasilitator komunikasi - Fasilitator proses pemecahan masalah - Teknik komunikasi
Cara mengukur Citra - Membandingkan klien pada periode mei 2011-desember 2011 dengan periode januari 2012 – juni 2012 -
Analisis hasil
Kesimpulan dan saran
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Wawancara salah satu klien