5 BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka Dalam buku Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 2, No. 2 ( Goenawan,
2008:190), media memiliki tuntutan untuk dapat memahami audiensnya. Karena untuk dapat mempertahankan audiensnya, media harus mengetahui apa yang menjadi keinginan masyarakat tersebut. Memahami gaya hidup masyarakat dimana media tersebut berada merupakan cara untuk dapat menyesuaikan diri dengan audiensnya. VALS ( Value and Lifestyle ) merupakan salah satu cara yang akan memudahkan media memahami masyarakat. bahkan setelah media memahami VALS audiensnya saat ini bukan berarti telah berhenti dan menjadi patokan untuk memahami masyarakat tersebut. Karena gaya hidup masyarakatkan akan berubah dan bersifat dinamis dari waktu ke waktu. Dalam buku Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 2, No.1 (Priyowidodo, 2008:61), keinginan manusia agar bisa dilihat sesamanya, sungguh sudah merupakan kebutuhan. Bahwa sebuah televisi semestinya harus menyiarkan acara-acara lengkap yang mencakup, news reporting, talkshow, call-in show, documentair, magazine, rural program, advertising, education/instructional, art and culture, music, soap opera/sinetron/drama, TV movies, game show, comedy.
5
6 2.2
Teori Umum
2.2.1 Mendefinisikan Komunikasi Menurut dalam buku Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi ( West & Turner, 2010 : 5-8), komunikasi adalah proses sosial dimana individuindividu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Sebelum kita mendiskusikan definisi ini lebih lanjut, kita perlu memperjelas bahwa pandangan kita akan komunikasi juga mencakup komunikasi tatap muka maupun komunikasi dengan menggunakan media. Dengan demikian, mari kita mendefinisikan lima istilah kunci dalam perspektif kita ini: sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan.
Lingkungan
Sosial
Makna Komunikasi
Simbol
Proses
Gambar 1.1 Istilah Kunci Dalam Perspektif
•
Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial, maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia secara interaksi. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang penting dalam proses komunikasi.
7 Ketika komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan kemampuan. •
Kemudian, ketika membicarakan komunikasi sebagai proses, hal ini berarti komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. Melalui pandangan mengenai komunikasi ini, kami ingin menekankan bahwa menciptakan suatu makna adalah sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu, komunikasi tidak memiliki awal dan akhir yang jelas. Selain itu, karena komunikasi merupakan proses, banyak sekali yang dapat terjadi dari awal hingga akhir dari sebuah pembicaraan. Orang-orang dapat memiliki sifat yang sama sekali berbeda ketika sebuah diskusi dimulai. Hal ini dapat menjelaskan konflik sering terjadi di antara teman sekamar, pasangan suami istri, dan saudara. Walaupun suatu percakapan dimulai dengan bahasa yang kaku dan tidak fleksibel, konflik tersebut dapat saja diselesaikan melalui kompromi. Semua hal ini dapat terjadi dalam hitungan menit saja.
•
Istilah ketiga yang diasosiasikan dengan definisi kita mengenai komunikasi adalah simbol. Simbol adalah sebuah label dari fenomena. Kata adalah simbol untuk konsep dan benda misalnya, kata cinta mempresentasikan sebuah ide mengenai cinta; kata kursi mempresentasikan benda yang kita duduki. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin saja tidak dimengerti di luar lingkup tersebut.
•
Selain proses dan simbol, makna juga memiliki peranan yang penting. Makna adalah yang diambil orang dari suatu pesan. Dalam episode-episode komunikasi, pesan dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-
8 lapis makna. Tentu saja, tidak semua makna dapat selalu tersampaikan, dan orang tidak akan selalu tahu apa yang dimaksudkan oleh orang lainnya. •
Istilah kunci yang terakhir dalam definisi komunikasi kita adalah lingkungan. Lingkungan adalah situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemn, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar. Lingkungan juga dapat dihubungkan. Maksudnya, komunikasi dapat terjadi dengan adanya bantuan dari teknologi. Sangatlah mungkin bahwa beberapa dari Anda sekalian telah berkomunikasi dalam lingkungan yang difasilitasi oleh media; misalkan saja melalui e-mail, chat room, atau internet. Lingkungan-lingkungan yang terhubung secara elektronis, kita tidak dapat memperhatikan mata atau prilaku lawan bicara kita, mendengarkan karakter vokalnya atau memperhatikan gerakan-gerakan tubuhnya. Lingkungan yang difasilitasi oleh media ini adalah area penting dalam teori komunikasi, namun juga mempengaruhi proses komunikasi baik secara langsung maupun tidak.
2.2.2 Pengertian Komunikasi Massa Dalam buku Sosiologi Komunikasi (Bungin, 2006), berikut ini akan dijelaskan secara lebih sederhana tentang pengertian komunikasi massa yang dirangkum dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli.
9 Lihatlah gambar di bawah ini :
Saluran Komunikasi dengan Media
Non Mass Media
Surat, Telepon, Telegram, dll
Mass Media
Non Periodik
Poster, Brosur, Pengumuman, Billboard, dll
Periodik
Surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet
Gambar 1.2 Saluran Komunikasi dengan Media
Komunikasi dapat dilakukan dengan media dan tanpa media. Komunikasi yang menggunakan media dapat menggunakan media massa maupun media non massa. Media non massa contohnya ; surat, telepon, telegram, dan lain-lain. Sedangkan media massa dapat dibagi lagi menjadi media massa yang periodik ( waktu perbandingannya teratur) dan media massa yang non periodik (waktu perbandingannya tidak teratur) Media massa yang periodik dibagi menjadi dua jenis yaitu : •
Media cetak, contohnya ; surat kabar, majalah, buku
•
Media non cetak ( elektronik ) contohnya ; televisi, radio, film, dan media baru (internet). Dari penjelasan-penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang disebut komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa yang periodik. Atau secara sederhana dapat pula dikatakan bahwa
10 komunikasi massa adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan media massa, baik itu media cetak maupun media elektronik dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada khalayak/masyarakat luas yang tersebar diseluruh penjuru dunia. Jadi pada dasarnya Komunikasi massa adalah proses dimana pesan sampai ke khalayak melalui media massa, sedangkan media massa adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan dalam komunikasi massa. Dengan demikian unsur-unsur penting dalam komunikasi massa (media massa) adalah : -
Komunikator
-
Media massa
-
Informasi (pesan) massa
-
Penjaga gawang (gatekeeper)
-
Khalayak (public)
-
Umpan balik
2.2.3 Tingkatan dalam Komunikasi Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nawiroh Vera, 2010 : 9-10), komunikasi mempunyai tingkatan yang dilihat berdasarkan seberapa banyak jumlah orang yang terlibat dalam proses komunikasi. 1. Intrapersonal Communication ( komunikasi dengan diri sendiri ) Komunikasi intrapersonal mempunyai elemen-elemen sebagai syarat minimal terjadinya proses komunikasi, yaitu komunikator-pesankomunikan, tetapi dalam komunikasi intrapersonal, komunikator dan komunikannya adalah dirinya sendiri. Seseorang melakukan komunikasi intrapersonal apabila berbicara dengan diri sendiri untuk mengembangkan
11 ide-idenya sendiri. Komunikasi intrapersonal tersebut mendahului ucapan atau tindakan seseorang. (Vivian, 2008) 2. Interpersonal Communication ( komunikasi antar pribadi ) Komunikasi antar pribadi melibatkan dua atau tiga orang dalam proses komunikasinya, ada noise, dan komunikan bertindak juga sebagai komunikator selama proses komunikasi berlangsung. Dalam bentuknya yang paling sederhana komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang secara fisik berada pada lokasi yang sama. (Nawiroh Vera, 2010) 3. Group Communication ( komunikasi kelompok ) Didalam komunikasi kelompok ciri utamanya adalah dimana sejumlah orang mengurangi keintiman dalam proses komunikasi. Contohnya, pertemuan klub atau pidato ke audien di auditorium. Komunikasi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar, tergantung jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. (Vivian, 2008) 4. Mass Communication ( komunikasi massa ) Komunikasi massa merupakan komunikasi yang kompleks karena melibatkan jumlah orang yang relatif sangat banyak baik komunikator maupun komunikannya. Komunikasi massa ciri utamanya adalah mampu menjangkau ribuan atau bahkan jutaan orang yang dilakukan melalui media massa baik cetak maupun elektronik. (Nawiroh Vera, 2010)
12 2.2.4 Ciri-ciri Komunikasi Massa Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nawiroh Vera, 2010 :12-16), untuk membedakan antara jenis komunikasi yang satu dengan yang lainnya maka masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Adapun ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut : •
Komunikatornya Terlembaga Menurut Wright, komunikator dalam komunikasi massa bergerak dalam organisasi yang kompleks, yang terdiri dari banyak orang yang terlibat didalamnya dari mulai wartawan , editor , pemimpin redaksi, pemilik media, dll. Karena dalam organisasi yang kompleks maka memerlukan modal yang besar untuk menunjang kinerjanya.
•
Khalayak Sasaran Khalayak sasarannya luas, heterogen, anonym. Disebut luas karena jumlahnya banyak dan tersebar, tidak di batasi oleh jarak dan geografis. Disebut heterogen karena khalayak komunikasi massa sangat beragam, terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, baik dari segi pendidikan, jenis kelamin, agama, status sosial, dan sebagainya.
•
Isi Pesan Bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi untuk kepentingan orang banyak. Komunikasi massa itu ditujukan kepada semua orang bukan untuk sekelompok orang tertentu.
•
Waktu Penyampaian Dalam komunikasi massa waktu penyampaiannya cepat dan mampu menjangkau khalayak luas tidak terbatas secara geografis dan kultural.
13 •
Komunikasi massa bersifat satu arah Dalam beberapa definisi dan pengertian tentang komunikasi massa disebutkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan atau melalui media massa. Karena ciri tersebut maka komunikator dan komunikannya tidak bertemu secara langsung seperti yang terjadi pada komunikasi interpersonal (tatap muka), akibatnya respon tidak dapat diberikan secara langsung maka sifat komunikasi massa adalah satu arah (one way traffic communication).
•
Mengutamakan unsur isi dari pada hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan. Pada komunikasi massa lebih mementingkan unsur isi, sedangkan dalam komunikasi antar pribadi lebih mengutamakan unsur hubungan.
•
Feedback dalam komunikasi massa Karena komunikasi massa bersifat satu arah maka feedback (umpan balik) nya bersifat tertunda (delayed feddback). Maksudnya adalah komunikan dalam komunikasi massa tidak bisa memberikan respon langsung pada komunikator tidak seperti dalam komunikasi antar pribadi, karena dalam komunikasi massa pesan disampaikan lewat media massa tidak secara langsung (tatap muka). Umpan balik biasanya berupa surat pembaca, melalui fax, telepon, e-mail, dsb.
•
Stimulasi Alat Indera yang Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada
14 media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. Sedangkan komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasakan.
2.2.5 Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nawiroh Vera, 2010 :17-19), isi pesan dalam setiap jenis komunikasi juga dibedakan oleh ciri-ciri tertentu, demikian halnya dengan komunikasi massa. Adapun karakteristik isi pesan komunikasi massa antara lain yaitu : 1. Novelty (sesuatu yang baru) Berkaitan dengan aktualitas, bahwa suatu berita akan menarik khalayak jika merupakan hal-hal yang baru. Baru bukan berarti selalu baru terjadi, melainkan sesuatu yang belum diketahui khalayak atau khalayak untuk pertama kalinya mengetahui adanya fakta baru. 2. Proximity (kedekatan/jarak) Proximity artinya kedekatan atau jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu mempunyai arti penting. Khalayak akan teratrik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan lingkungannya.
15 3. Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi, tempat dan waktu yang penting dan terkenal selalu menarik perhatian khalayak. Semakin seseorang popular maka ia selalu menjadi bahan berita yang menarik. 4. Pertentangan/konflik Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan selalu menjadi bahan berita, peristiwa perang, pemilu, konflik perorangan, konflik antar organisasi, dan lain-lain. Konflik ini memiliki nilai berita yang tinggi karena konflik selalu menjadi bagian dari kehidupan manusia dan berita merupakan peristiwa tentang kehidupan. 5. Komedi/humor Acara-acara lawak sangan disukai terutama untuk menghilangkan kejenuhan. 6. Seks dan Keindahan Kedua unsur ini bersifat universal dan menarik perhatian khalayak. 7. Bencana dan Kriminal Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia seringkali bisa menimbulkan emosi dan simpati khalayak, misalnya; berita bencana alam, pembantaian, kelaparan, dan lain-lain. 8. Nostalgia Hal-hal yang mengungkapkan pengalaman masa lalu. Kenangan seseorang baik yang berkesan atau yang tidak menyenangkan di masa lalu biasanya selalu diingat.
16 9. Human Interest Menyangkut kehidupan orang lain terutama yang menyentuh perasaan, peristiwa yang membangkitkan emosi manusia seperti sedih, lucu, dramatis, hal-hal yang aneh semuanya menarik jika dilihat dari segi human interest.
2.2.6 Kekuatan Media Massa Dalam buku Teori Komunikasi Massa McQuail ( McQuail, 2011 :56-57), menyatakan bahwa keyakinan terhadap kekuatan media massa awalnya berdasarkan penelitian atas jangkauan sertas dampak media yang besar, terutama yang berkaitan dengan pers surat kabar (newspaper) yang baru dan popular. Pers popular umumnya didanai oleh iklan (advertising) komersial. Kontennya dicirikan dengan kisah berita (news) sensasinal dan kontrolnya sering kali terkonsentrasi di tangan para pers yang berkuasa. Penunjukkan media berita dan hiburan (entertainment) oleh para sekutu di Perang Duia II menghilangkan semua keraguan mengenai nilai propaganda mereka. Kondisi kekuatan media yang efektif secara umum termasuk pada kemampuan industri media nasional dalam menjangkau sebagian besar populasi, tingkat kesepahaman dalam pesan yang disebarkan (ke manapun arahnya), dan penilaian atas kredibilitas dan kepercayaan media oleh khalayak. Sementara pada saat ini, terdapat lebih banyak pengetahuan dan skeptisisme mengenai kekuatan komunikasi massa yang langsung, tidak adanya keraguan terhadap media massa dalam periklanan, public relation, dan kampanye (campaign) politik. Politik secara rutin dilakukan (dan juga diketahui) berdasarkan asumsi bahwa
17 presentasi media yang baik merupakan hal yang sangat vital bagi kesuksesan di semua kondisi normal.
2.2.7 Televisi Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nawiroh Vera, 2010 : 76-79), televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti “jarak” dan visi (bahasa Latin) yang berarti “citra atau gambar”. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. Dari semua media massa, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. 1. Siaran Televisi di Indonesia Siaran televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke tujuh belas merupakan hari bersejarah pertelevisian di Indoensia. Saat itulah TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt, berlangsung mulai pukul 07.30-11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Televisi Republik Indonesia (TVRI) baru melaksanakan siaran secara kontiniu 24 Agustus 1962. Liputan perdana nya adalah upacara pembukaan Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan Jakarta. Saat ini siaran televisi di Indonesia telah dapat menjangkau seluruh provinsi di Indonesia berkat pemanfaatan satelit Palapa (yang mampu pula menjangkau wilayah Asean).
18 Tahun 1989 dimulai era televisi swasta di Indonesia. RCTI mulai mengudara pada tanggal 13 November 1988, tetapi baru diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989. Pada waktu itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran setiap bulannya, walaupun pada akhirnya RCTI mencabut penggunaan dekoder. Pada tahun 1991 RCTI mulai melakukan siaran secara Nasional. Semenjak itu bertahap mulai muncul stasiu-stasiun televisi swasta lainnya seperti SCTV, TRANS TV, GLOBAL TV, INDOSIAR, METRO TV, TV ONE, TPI, TV 7 yang berubah nama menjadi TRANS 7. Selain TV swasta di Indonesia saat ini banyak terdapat stasiun televisi lokal dan komunitas yang tersebar di berbagai daerah
di seluruh
nusantara. 2. Fungsi Televisi Tiga fungsi utama dari media televisi yaitu : hiburan, penyebaran informasi, dan pendidikan. Ketiga fungsi tersebut saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya sehingga batas-batasnya tidak dapat dijelaskan secara tajam. 3. Karakteristik Televisi Ciri utama televisi adalah sifatnya yang audio visual, dimana stimulasi alat indera bukan hanya satu seperti dalam radio siaran, surat kabar dan majalah. Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Secara lebih khusus karakteristik televisi adalah sebagai berikut : 1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.
19 2. Dapat menghadirkan obyek yang amat kecil/besar, berbahaya, atau yang langka. 3. Menyajikan pengalaman langsung pada penonton. 4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu. 5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik. 6. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik. 7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. 8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan. 9. Membangkitkan rasa intim atau media personal
2.2.8 Klasifikasi Teori Komunikasi Dalam buku Teori Komunikasi ( Morissan & Wardhany,2009 :8-16), dalam perkembangannya, para ahli ilmu komunikasi telah melahirkan banyak teori. Namun, diantara berbagai teori komunikasi yang banyak itu, ternyata tidak ada teori yang persis sama menjelaskan komunikasi. Teori-teori itu berbeda karena, antara lain memiliki perspektif yang berbeda dalam melihat komunikasi. Berbagai teori itu sendiri dapat diorganisasi atau dikelompokkan berdasarkan apan yang menjadi fokus perhatian para ahli yang mengemukakan teori itu. Menurut Stephen Littlejohn (2008), dalam bukunya Theories of Human Communication, teori-teori komunikasi dapat diklasifikasikan atau diorganisasikan ke dalam empat kelompok :
20 -
Teori komunikasi berdasarkan jenis
-
Teori komunikasi berdasarkan tingkatan
-
Teori komunikasi inti
-
Teori komunikasi struktur intelektual
1. Teori Komunikasi Berdasarkan Jenis Ditinjau dari jenisnya, maka teori komunikasi dapat dibagi ke dalam lima jenis. Pembagian berdasarkan jenis ini disebut juga dengan pendekatan filosofis. Pembagian berdasarkan cara ini dapat membatu kita melihat persamaan dan perbedaan di antara berbagai teori komunikasi. Pembagian teori berdasarkan jenis ini dengan nama ‘wilayah teori konvensional’ yang terdiri atas : -
Teori Struktural dan Fungsional Para ahli komunikasi yang masuk dalam kategori ini melihat komunikasi sebagai suatu proses dimana individu menggunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan makna kepada orang lain. Mereka menilai bahwa proses komunikasi yang baik sangat tergantung pada penggunaan bahasa atau simbol secara baik dan tepat. Walaupun paham mengenai struktural dan paham fungsional sering dianggap sebagai satu kesatuan, namun kedua pandangan ini memiliki fokus perhatian yang berbeda. Teori struktural-fungsional lebih menekankan pada akibat dari tindakan yang tidak disengaja daripada hasil atau akibat yang disengaja. Kalangan strukturalis tidak percaya pada konsep-konsep seperti subjektivitas dan kesadaran serta berupaya mencari faktor-faktor yang berada di luar control dan kesadaran dari orang yang terlibat. Karena alasan inilah, teori struktural dan fungsional sering disebut sebagai antihumanis.
21 -
Teori Kognitif dan Tingkah Laku Jika teori struktural dan fungsional cenderung lebih memusatkan pada struktural sosial dan kebudayaan, maka teori kognitif dan tingkah laku cenderung memusatkan perhatiannya pada individu dan karenanya, ilmu psikologi menjadi sumber utama teori ini. Teori kognitif memberikan penjelasan mengenai aspek-aspek umum bagaimana orang berpikir. Teori-teori yang berada dalam kelompok teori kognitif memberikan penjelasan panjang lebar mengenai psikologi individu, namun tidak banyak memberikan penjelasan mengenai dinamika yang terjadi pada kelompokkelompok masyarakat. teori kognitif dirancang untuk menunjukkan secara umum bagaimana orang berpikir, namun teori ini tidak cocok untuk menjelaskan bagaimana sekelompok orang dapat melakukan tindakan secara bersama-sama. Misalnya teori kognitif yang membahas bagaimana seseorang mengolah pesan dapat menjelaskan bagaimana seseorang menimbangnimbang atau memilih informasi untuk kemudian membentuk sikap atas suatu topik tertentu, namun teori ini tidak dapat mengungkapkan bagaimana suatu makna atau arti diciptakan melalui interaksi dalam kelompok atau bagaimana sikap dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya.
-
Teori Interaksi Teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori interaksi memandang kehidupan sosial sebagai suatu proses interaksi. Dengan demikian, komunikasi merupakan bentuk interaksi.komunikasi adalah kendaraan atau alat yang digunakan untuk bertingkah laku dan untuk memahami serta member makna terhadap segala sesuatu di sekitar kita.
22 Kelompok teori interaksi merupakan salah satu teori penting dalam ilmu komunikasi karena teori ini membuat komunikasi sebagai kekuatan yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Teori interaksi dirancang untuk menjelaskan proses sosial dan menunjukkan bagaimana tingkah laku orang dipengaruhi oleh aturan atau norma-norma kelompok. Teori ini juga menunjukkan bagaimana komunikasi dapat mengubah aturan atau ketentuan yang berlaku pada masyarakat -
Teori Interpretasi Teori interpretasi menjelaskan proses dimana pemahaman terjadi. Teori ini membuat perbedaan yang tajam antara pemahaman dan penjelasan ilmiah. Tujuan dari interpretasi bukanlah untuk menemukan aturan-aturan yang mengatur peristiwa, namun untuk mengungkapkan bagaimana orang memahami pengalamannya sendiri. Para teoritisi dalam kelompok ini menjelaskan proses dimana pikiran mengungkapkan makna dari berbagai pengalaman yang dilalui. Terkadang pemahaman melibatkan upaya untuk memberikan interpretasi terhadap suatu budaya hingga interpretasi atas tulisan kuno atau berbagai benda sejarah.
-
Teori Kritis Teori kritis merupakan sekumpulan gagasan
yang disatukan oleh
kepentinggian bersama untuk memajukan atau meningkatkan kualitas komunikasi dan kualitas kehidupan manusia. Teori ini memberikan fokus perhatian pada isu-isu seputar ketidakadilan dan penindasan yang terjadi di masyarakat. Para penganut teori kritis tidak hanya meneliti atau mengamati, tetapi ,mereka juga melancarkan kritik. Kebanyakan pendukung teori kritis mengkhawatirkan adanya konflik kepentingan dalam masyarakat dan cara-
23 cara komunikasi yang melanggengkan dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya. 2. Teori Komunikasi Berdasarkan Tingkatan Cara lain untuk mengelompokkan atau melakukan klasifikasi terhadap berbagai teori komunikasi adalah dengan cara menentukan level atau tingkatan komunikasi. Level komunikasi disebut juga dengan konteks komunikasi. Disebut demikian karena komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks, setting atau situasi tertentu. Konteks komunikasi secara teoritis dapat dibagi ke dalam berbagai cara, misalnya kita dapat membagi konteks komunikasi berdasarkan bidang pekerjaan yang ditekuni, seperti komunikasi kesehatan,
komunikasi
bisnis
dan
professional,
atau
komunikasi
instruktusional. Komunikasi interpersonal terkait dengan komunikasi antara orang, biasanya secara tatap muka dalam situasi yang pribadi. Komunikasi kelompok terkait dengan interaksi manusia dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok melibatkan juga hubungan interpersonal. Kebanyakan teori komunikasi interpersonal berlaku juga pada tingkatan kelompok. Komunikasi organisasi terjadi pada jaringan kerja sama yang besar, yang meliputi seluruh aspek, baik komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok membahas topik-topik, seperti struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi, serta proses organisasi dan budaya organisasi. 3. Teori Komunikasi Inti Banyak teori komunikasi yang dikemukakan para ahli memberikan perhatian pada aspek-aspek tertentu atau hal-hal yang bersifat khusus dalam
24 komunikasi. Teori ini sangat penting bagi kita karena dapat membantu memahami komunikasi secara umum. Teori inti memberikan pengertian dan wawasan kepada kita mengenai proses yang berjalan ketika komunikasi berlangsung. Kita akan melihat bahwa teori komunikasi inti memiliki unsurunsur yang mencakup pembentukkan pesan, pembentukan makna, struktur pesan, dinamika interaksi, dan dinamika sosial. a. Pembentukan Pesan Hal pertama yang dapat kita lihat pada teori komunikasi inti adalah pembentukan pesan atau development of messages. Bagaimana kita menciptakan sesuatu yang akan kita tulis ? Apa yang kita katakana atau ungkapkan pada orang lain? Proses kejiwaan atau mental seperti apa yang terlibat? Seberapa jauh dan dengan cara bagaimana pesan-pesan itu diciptakan dalam hubungannya dengan pihak lainnya? Bagaimana proses pembentukan pesan berbeda pada satu budaya dengan budaya lainnya, dan bagaimana budaya memberikan pengaruh pada proses pembentukan pesan? b. Pembentukan Makna Teori komunikasi inti sering kali membahas interpretasi dan pembentukan makna atau arti, seperti bagaimana manusia memahami pesan dan bagaimana makna terbentuk melalui berbagai proses interaksi? Bagaimana pikiran mengolah informasi dan menafsirkan pengalaman ? Seberapa dan dengan cara bagaimana makna dan pemahaman telah menjadi produk budaya ?
25 c. Struktur Pesan Teori komunikasi inti sering kali membahas sturktur pesan yang terdiri atas unsur-unsur pesan dalam bentuk tulisan, kata-kata yang diucapkan, dan bentuk komunikasi nonverbal. Misalnya, bagaimana pesan disusun dan bagaimana pesan itu diorganisir. Dengan cara bagaimana pesan dari komunikator disusun dalam suatu dialog dan bagaimana peserta komunikasi saling memahami satu sama lainnya? d. Dinamika Interaksi Dinamika interaksi menjelaskan hubungan dan adanya saling ketergantungan di antara peserta komunikasi serta penciptaan makna secara bersama-sama. Dinamika interaksi membahas hubungan timbale balik, penciptaan dan penerimaan pesan di antara pihak-pihak dalam suatu transaksi komunikasi, tanpa memandang bahwa pihak itu perorangan atau kelompok. e. Dinamika Sosial Teori komunikasi inti dapat membantu kita untuk memahami dinamika sosial dan institusional, atau bagaimana kekuasaan dan sumbersumber ekonomi didistribusikan di masyarakat, bagaimana kebudayaan terbentuk serta interaksi di antara segmen masyarakat. 4. Teori Komunikasi Struktur Intelektual Dalam upayanya untuk menyatukan berbagai teori komunikasi yang berbeda-beda itu, Menurut John Powers dalam buku Teori Komunikasi (Morissan & Wardhany, 2009), membuat suatu model struktur komunikasi, yang berupaya menggabungkan seluruh teori komunikasi yang sudah dibahas, mulai dari teori komunikasi berdasarkan jenis, berdarsarkan level, dan teori
26 komunikasi inti. Model yang diajukan Powers terdiri atas empat tingkat, yang dapat dirangkum sebagai berikut : Tingkat 1
- Isi dan bentuk pesan
Tingkat 2
- Komunikator sebagai : a. Individu b. Peserta dalam hubungan sosial c. Anggota masyarakat budaya
Tingkat 3
- Level komunikasi, termasuk : a. Komunikasi publik b. Komunikasi kelompok kecil c. Komunikasi interpersonal
Tingkat 4
- Konteks dan situasi komunikasi berlangsung seperti bidang
kesehatan, organisai, agama, pengadilan dan masih banyak lainnya. Model yang dikemukakan Powers ini dapat digunakan untuk mengorganisir seluruh bidang dalam disiplin ilmu komunikasi termasuk teori, penelitian dan penerapan praktis ilmu komunikasi. Model ini menunjukkan cara lain untuk memahami persamaan dan perbedaan di antara berbagai teori komunikasi.
2.2.9 Membuat Perencanaan Dalam buku Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi (Morrisan, 2008:247), perencanaan siaran secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu, hingga setahun. Bagian program bertanggung jawab untuk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam tayangan program.
27 Pengelola program harus memahami dan mematuhi segala ketentuan peraturan yang berlaku dalam menjalankan tugasnya. Terdapat sejumlah hal yang harus diputuskan dalam perencanaan program yang mencakup dua hal, yaitu: 1. Keputusan mengenai target audiens; dan 2. Keputusan mengenai target pendapatan. Target Audiens. Perencanaan program televisi diarahkan untuk dapat memilih dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton dari jumlah audiens yang ada pada waktu tertentu. Dalam menjalankan tugasnya, bagian program harus mampu melakukan penelitian terhadap selera audiens sebelum membeli suatu program. Pengelola program siaran yang baik harus mengetahui apa yang menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda-beda di kalangan masyarakat. Target Pendapatan. Dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program biasanya akan berkonsultasi dahulu dengan bagian pemasaran. Hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program bersangkutan kepada para pemasang iklan. Dalam hal ini bagian program dan bagian pemasaran harus bekerja sama dengan baik.
2.2.10 Perencanaan Program Dalam buku Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi
(Morrisan,
2008:232),
perencanaan
program
mencakup
pekerjaan
mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan
28 dibeli (akusisi), dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audiens yang tersedia pada waktu tertentu. Dalam pengelolaan program stasiun televisi komersial, pengelola akan mengarahkan programnya untuk menarik perhatian audiens spesifik di antara sejumlah besar audiens umum. Dengan demikian, pengelola program stasiun televisi harus mengarahkan programnya kepada segmen audiens tertentu yang tersedia pada waktu siaran tertentu. Dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program biasanya akan berkonsultasi lebih dahulu pada bagian pemasaran. Hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program bersangkutan kepada para pemasang iklan. Dalam hal ini bagian program dan bagian pemasaran harus bekerja sama dengan baik. Merencanakan dan memilih program merupakan keputusan bersama antara departemen program dan departemen pemasaran. Kedua bagian ini harus bahumembahu menyusun strategi program terbaik, sekaligus bisa memasarkan iklan sebanyak-banyaknya. Jika tidak terdapat kesepakatan antara kedua bagian ini, maka pimpinan tertinggi stasiun penyiaran harus menengahi dan bertugas mencari jalan keluar.
2.2.11 Teori Produksi Dalam buku Dasar-Dasar Produksi Televisi (Fachruddin, 2012:10), Gerald Millerson menjabarkan konsep standar operasional prosedur produksi televisi dalam arti luas sebagai berikut: 1.
Pra Produksi Pra produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi yaitu
merupakan tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. Makin baik sebuah
29 prencanaan produksi, maka akan memudahkan proses produksi televisi. Millerson memulai tahapan pra produksi dengan production planning meeting (konsep program, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai). Script untuk program dialog, variety show, kuis, hanya menggunakan outline script yang mencakup apa yang harus dilakukan talent/pengisi acara, fasilitas yang digunakan, dan video tape. 2.
Produksi
a.
Rehearsal merupakan bagian dari tahap produksi menurut Gerald Millerson,
karena perspektif produksi non berita membutuhkan persiapan yang sangat detail beberapa jam sebelum produksi. Hal ini tidak berlaku untuk program live dengan kru yang besar, rehearsal harus dilakukan minimal sekitar 15 jam sebelum live production. Pada produksi televisi yang kompleks melibatkan jumlah talent, kru dan peralatan yang besar harus melakukan pre-studio rehearsal. Pre rehearsal dimulai dengan rapat (briefing) kru, serta reading para pengisi acara yang terlibat dipimpin langsung oleh program director atau sutradara. Sehingga kru dan pengisi acara akan familier denga skrip yang diberikan serta akan memahami karakter masing-masing sesuai dengan keinginan sutradara. Pada saat briefing, sutradara mengarahkan pengisi acara, blocking dan pengadegan, sesuai dengan treatment yang telah dibuat. Rehearsal dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan produser sehingga keseluruhan acara diharapkan dapat berjalan lancar. b.
Studio Rehearsal Studio rehearsal sudah siap dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio
sudah selesai. Pengecekan dimulai dari set design yang menjadi tanggung jawab set designer apkah unsur-unsur set sudah sesuai floor plan. Memastikan tata pencahayaan yang disiapkan lighting director sudah bisa terpenuhi dengan baik,
30 termasuk tata suara beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah pada posisi yang benar. c.
Recording.
3.
Pasca Produksi
a.
Capturing. Proses capture gambar terjadi pada editing non linier, yaitu
mentransfer audio visual dari kaset digital ke dalam hard disk komputer sehingga materi editing sudah dalam bentuk file. Apabila menggunakan editing linier langsung proses logging gambar. b.
Logging. Logging gambar adalah membuat susunan daftar gambar dari kaset
hasil shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta di kaset berapa atau nama file apa gambar itu berada. Hal ini akan memudahkan proses editing selanjutnya. c.
Editing pictures. Editing adalah kunci dalam proses ini. Pada tahap ini semua
footage telah dikumpulkan selama produksi, selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final. d.
Editing sound. Penyuntingan suara disinkronkan dengan gambar, serta
menghidupkan suasana melalui ilustrasi musik. Bila membutuhkan sound effect tentunya akan memperjelas atmosfer yang dominan atau ingin ditonjolkan. e.
Final cut. Sekarang peralatan yang digunakan dan kompleksitas ilustrasi
musik, menentukan bahwa materi program sudah membaur dengan suara pada tahap online. Dibutuhkan studio audio untuk mengerjakan bauran suara final. Program yang sudah lengkap sekarang disebut master. 4.
Transmission dan Evaluasi
o
Marketing. Stasiun televisi dalam persaingan industri media, ketika
menjalankan usahanya perlu memikirkan strategi dan perkembangan sistem
31 pemasarannya, yaitu meraih perhatian, pikiran dan hati konsumen. Disinilah peran departemen marketing sangat kuat dalam menentukan program yang akan on air, bertahan atau tidak layak dipertahankan. o
Trails (audience evaluation/program rating, informal audience feedback)
preview sudah dapat dilakukan evaluasi awal terhadap program yang sudah selesai diproduksi. o
Transmission.
2.2.12 Strategi Program Analisis dan Strategi Program Dalam buku Manajemen Media Penyiaran ( Morissan, 2008 :236-237), perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Dengan demikian, audien atau penonton adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis yang berfungai sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkanm analisis situasi, yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Berdasarkan analisis situasi ini, media penyiaran mencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingkat persaingan yang ada. Analisis situasi ini terdiri atas : analisis peluang dan analisis konpetitif. Analisis peluang adalah analisis yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan pendengar. Sedangkan analisis kompetitif adalah dalam mempersiapkan strategi
32 dan rencana program, pengelola program harus melakuukan analisis secara cermat gterhadap persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audien. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung ( termasuk persaingan di antara sejumlah program yang dimiliki sendiri ) dan persaingan tidak langsung, misalnya oleh media non penyiaran. Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program adalah meneliti keuntungan kompetitif, yaitu suatu hal khusus yang dimiliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang memberikannya keunggulan dibandingkan competitor. Contoh keuntungan kompetitif ini misalnya antara lain adalah kemampuan stasiun penyiaran untuk memproduksi program berkualitas dengan ongkos rendah sehingga harga program menjadi murah.
2.3
Teori Khusus
2.3.1 Teori Agenda Setting Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nawiroh Vera, 2010 : 113-114), teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw 1972, dalam artikel yang berjudul “The Agenda Setting Function of Mass Media” yang dipublikasikan di jurnal “Public Opinion Quaterly”. Pengertian; Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Dengan kata lain, apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat. Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern, orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat yang sama mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan media.
33 Penelitian awal pada tahun 1968 dalam suasana pemilihan presiden Amerika Serikat. Ditemukan hubungan yang tinggi antara penekanan berita dan bagaimana berita itu dinilai tingkatannya oleh pemilih. Meningkatnya nilai penting suatu topik berita pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut bagi khalayaknya. Secara singkat teori agenda setting ini mengatakan media khususnya media berita tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan pada kita apa yang harus kita lakukan. Media memberikan agendaagenda lewat pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Dengan kata lain, agenda media akan menjadi agenda masyarakatnya. Jika agenda media adalah pemberitaan tentang kenaikan harga BBM, maka yang menjadi bahan pembicaraan masyarakat juga tentang kenaikan harga BBM. Jika media selalu mengarahkan untuk mendukung tokoh politik tertentu, bukan tidak mustahil khalayak akan ikut terpengaruh mendukung tokoh tertentu yang didukung media massa tersebut. Dan masih banyak contoh lainnya. A.
Asumsi-asumsi dasar teori Agenda Setting -
Khalayak tidak hanya mempelajari isu-isu pemberitaan, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik berdasarkan cara media massa memberikan penekanan terhadap isu atau topik tersebut.
-
Media massa mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu.
34 B.
Dimensi-dimensi Agenda Setting Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nawiroh Vera, 2010 :115-116) ,
dikemukakan oleh Mannhem ( Severin dan Tankard, Jr : 1992 ). 1) Agenda Media a) Visibility (visibilitas), jumlah dan tingkat menonjolnya berita. b) Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak), relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. c) Valence (valensi), menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa. 2) Agenda Khalayak a) Familiarty (keakraban), derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu. b) Personal Saliance (penonjolan pribadi), relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi. c) Favorability (kesenangan), pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita. 3) Agenda Kebijakan a) Support (dukungan), kegiatan menyenangkan bagi posisi berita tertentu b) Likehood of action (kemungkinan kegiatan), kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan. c) Freedom of action (kebebasan bertindak), nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.
35 Agenda setting juga berhubungan dengan apa yang disebut dengan framing dan priming. •
Framing Menurut Rubin dan Haridakis dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nawiroh Vera, 2010 :117-119), framing adalah satu aspek penting dalam agenda setting. Bagaimana media mengemas event-event dan isu-isu berkaitan erat dengan (memengaruhi) bagaimana pembaca atau audien mengerti dan merespon event-event tersebut.
Dua aspek dalam framing : -
Memilih Fakta ~ Wartawan tidak mungkin melihat berita tanpa perspektif ~ Dalam proses ini selalu terkandung dua kemungkinan, yaitu apa yang dipilih dan apa yang dibuang. Bagian mana yang ditekankan dalam realitas, dan yang tidak. ~ Memilih angle tertentu, faktor tertentu, melupakan fakta yang lain, menyampaikan aspek tertentu dan melupakan aspek lainnya.
-
Menuliskan Fakta ~ Bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak dengan menggunakan kata, kalimat, dan proposisi dengan bantuan foto, dan gambar dan sebagainya. ~ Fakta ditekankan dengan pemakaian kerangka tertentu seperti penemapatan yang mencolok, pengulangan, penggunaan grafis untuk memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan seseorang atau peristiwa, dan sebagainya.
36 •
Priming Menurut Rubin dan Haridakis, priming merupakan proses kognitif. Priming merupakan proses dimana media berfokus pada sebagian isu dan tidak pada isu lainnya, dan dengan demikian mengubah standar yang digunakan orang untuk “mengevaluasi” sesuatu yang sedang dinilainya. Basis psikologis priming adalah perhatian selektif publik. Umumnya orang tidak bisa dan jarang member perhatian pada berbagai hal sekaligus (hanya akan fokus pada satu atau beberapa hal saja). Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa
(Nawiroh Vera,
2010:119), jadi kesimpulannya priming adalah proses dimana suatu isu yang dibicarakan di dalam media mengingatkan publik tentang informasi sebelumnya yang mereka miliki tentang isu tersebut, yang menyebabkan pemikiran dan diskusi lebih lanjut, sedangkan framing adalah menjelaskan bahwa media mempunyai kemampuan untuk merubah kontek dalam sebuah isu yang ditampilkan dengan menekankan beberapa aspek dari isu dan mengabaikan yang lainnya.
2.3.2 Tim Kreatif Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Mulyana, 2007:310), di dalam suatu organisasi khususnya di stasiun televisi, tim kreatif merupakan sekelompok individu yang mengeksplorasi ide kreatif mereka yang dapat dituangkan dqan diproduksi secara bagus dan menarik. Peranan tim kreatif cukup besar dan penting dalam mengelola suatu informasi atau tayangan-tayangan dalam media elektronik agar dapat menarik untuk dinikmati oleh penontonnya, dan menghasilkan
37 suatu program acara yang menarik sehingga dapat tampil beda dan mampu bersaing dengan acara atau program lainnya. Tim merupakan sekelompok orang dalam pekerjaan atau organisasi yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu proses dalam organisasi. Sedangkan definisi kreatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Maka apabila digabungkan, tim kreatif merupakan sekelompok individu yang memiliki daya cipta yang bertanggungjawab terhadap pembentukan produk, apabila dalam dunia pertelevisian maka produk itu adalah sebuah tayangan atau program acara. Tim kreatif secara jelas bisa dikatakan terbagi dua, yaitu tim kreatif pada program entertainment dan dokumenter. Perbedaan keduanya terletak pada cara kerja masingmasing. Pada program entertainment kerja tim kreatifnya jauh lebih jelas dan cepat, misalnya membuat konsep program dan menyelesaikannya pada produksi setelah itu pekerjaannya beres. Berbeda dengan tim kreatif di dokumenter yang memiliki banyak peran yang harus dikerjakannya. Tim kreatif di dokumenter mencakup banyak hal seperti membuat konsep alur ceritanya, treatment dan segmentasi, menjadi reporter, menulis naskah hingga terkadang harus membantu pula pada proses editing. Pada penilaian ini tim kreatif merupakan bagian yang cukup menarik untuk dianalisis. Hal ini dikarenakan keberadaan tim kreatif pada program ini memiliki peranan yang sangat penting dari mulai proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Pada program dokumenter sendiri sebutan tim kreatif memang dirasa kurang pas mengingat tim kreatif adalah tim yang mengkreasikan suatu acara, memiliki ide baru atau membuat program baru sedangkan di dokumenter tidak. Tim kreatif pada
38 dokumenter lebih mencakup ke dalam banyak hal yang dapat dikerjakannya dan itulah yang menjadikan tim kreatif menjadi suatu bagian terpenting di sini dan beda dengan tim kreatif pada umumnya. Pada Program Ngulik sendiri, pengertian dalam tim kreatif termasuk dalam program dokumenter. Dimana tim kreatif dalam program Ngulik banyak berperan aktif dalam pra produksi, produksi sampai pasca produksi.
2.4
Kerangka Berpikir
Producer Program
Produksi Program Penggunaan Agenda Setting
Framing : Menentukan Tema dan Konsep Program Priming : Lebih fokus membahas ke satu konten cerita. Misal : perayaan Imlek. Membahas tentang imlek semua.
Program
Penonton
Gambar 1.3 Kerangka Berpikir