2 BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi Pada Sub bab ini, akan membahas mengenai teori yang terkait dengan sistem
informasi dan metode pengumpulan data. Berikut penjelasannya :
2.1.1 Pengertian Sistem Sistem di definisikan oleh Marakas dan O’Brien (2013:3) sebagai “a set of interrelated components, with a clearly defined boundary, working together to achieve a common set of objectives”. Sedangkan Satzinger, Jackson dan Burd (2010:6) menyatakan bahwa sistem merupakan “a collection of interrelated components that function together to achieve some outcome”. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan dari komponen yang saling berhubungan yang memiliki fungsi bersama untuk menghasilkan sesuatu.
2.1.2 Pengertian Informasi Marakas dan O’Brien (2013: 32) mendefinisikan Informasi sebagai “data that have been converted into a meaningful and useful context for spesific end user”. Dan Rainer dan Cegielski (2011:10) mengatakan “information refers to data that have been organized so that they have meaning and value to the recipient.” Simpulan yang dapat di tarik dari pengerian diatas mengenai informasi adalah informasi merupakan data yang telah di ubah yang memiliki arti dan nilai dan berguna untuk yang menerima.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi SistemInformasimenurut Rainer dan Cegielski (2011:65) adalah “A process that collects, processes, stores, analyzes, and disseminates information for a spesific purpose, most Iss are computerized.” Sedangkan menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:6) menyatakan sistem informasi sebagai “a collection of interrelated components that collect, process, store and provide as output the information needed to complete a business task.” 7
8 Marakas dan O’Brien (2013:6) mendefinisikan Sistem Informasi sebagai “combination of people, hardware, software, communications networks, data resources, and policies and procedures that stores, retrieves, transforms, and disseminates information in an organization”. Dari definisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan dari komponen - komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan dalam suatu organisasi. Tipe dari Sistem Informasi menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:9), yaitu sebagai berikut: 1.
Customer Relationship Management system merupakan sistem yang mendukung service, marketing, sales dan service operations yang melibatkan hubungan langsung dan tidak langsung dengan pelanggan,
2.
Supply Chain Management systemmerupakan sistem yang mengintegrasikan pengembangan produk, perolehan produk, manufaktur dan manajemen persediaan.
3.
Accounting and Financial Management systemmerupakan sistem yang mencatat informasi akuntansi yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya yang di gunakan oleh investor dan creditor.
4.
Human Resource Managementsystem merupakan sistem yang mendukung hal-hal yang terkait dengan tugas karyawan seperti gaji, tunjangan, Perekrutan, dan pelatihan karyawan.
5.
Manufacturing Management systemmerupakan sistem yang mengontrol proses produksi internal yang mengubah bahan mentah menjadi sebuah produk.
6.
Knowledge Management system merupakan sistem yang mendukung penyimpanan dan akses ke dokumen-dokumen dari semua bagian dari organisasi.
7.
Collaboration Support system merupakan sistem yang memungkinkan pendistribusian personil secara geografis untuk berkolaborasi dalam proyek dan tugas.
8.
Business Intelligence system merupakan sistem yang mendukung mengenai perencanaan strategi dan pengambilan keputusan eksekutif.
9
Gambar 2.1Types of Information Systems
2.2
Metode Pengumpulan data Menurut Sekaran dan Bougie (2009:184) sumber data di bagi menjadi dua
yaitu Primary data dan secondary data. Primary data merupakan data atau informasi yang di peroleh dari hasil penelitian seperti dari melakukan interview, kuesioner, maupun observasi. Sedangkan Secondary data merupakan data atau informasi yang telah ada sebelumnya seperti dari buku, jurnal, artikel, dan sebagainya. Metode pengumpulan data merupakan bagian dari desain penelitian. Metode pengumpulan data di bagi menjadi 3 jenis yaitu Interview, Observation, dan Questionnaires. Berikut penjabarannya :
A.
Interview (wawancara) Interview (wawancara) merupakan metode pengumpulan data yang dimana
peneliti menanyakan mengenai informasi secara lisan kepada responden. Interview dapat berupa Unstructured Interviewdan Structured interview. Unstructured Interview (Wawancara tidak terstruktur) Wawancara dilakukan dengan tujuan utama untuk mengidentifikasi beberapa masalah penting yang berhubungan dengan situasi permasalahan tanpa
10 adanya persiapan untuk merencanakan atau mengklasifikasikan alur dari pertanyaan. Structured interview (Wawancara terstruktur) Wawancara di lakukan oleh peneliti dengan daftar klasifikasi dari pertanyaan yang akan di tanyakan kepada orang yang akan di wawancara. B.
Questionnaires (Kuesioner) Questionnaires (Kuesioner) merupakan “a preformulated written set of
questions to which respondents record their answer, usually within rather closely defined alternatives.”Kuesioner secara umum di desain untuk mengumpulkan data kualitatif dalam jumlah banyak. Terdapat dua jenis kuisoner yaitu Personally administered questionnaires dan Mail and electronic questionnaires. Untuk pengukuran data kuesioner dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert.Skala likert menurut Sugiyono (2008:132) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, variabel akan di ukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel yang dimana indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan.
2.3
Pengertian Evaluasi Evaluasi menurut Serepinah (2013:80) adalah suatu proses mengumpulkan
informasi mengenai suatu objek, memberi nilai suatu objek, dan membandingkannya dengan kriteria, standar, dan indikator. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia evaluasi adalah “sebuah penilaian, dimana penilaian itu ditunjukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik dari jabatan struktutnya atau orang yang lebih rendah keahlian.” Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah sebuah penilaian dengan melakukan pengunpulan informasi dari suatu objek yang akan dibandingkan berdasarkan kriteria yang di tunjukkan.
2.4
CRM (Customer Relationship Management) CRM (Customer relationship management) didefinisikan oleh Chaffey (2011,
p451) sebagai “an approach to building and sustaining long-term business with customers.” Sedangkan menurut Marakas dan O’Brien (2013:326) CRM (Customer
11 Relationship management) adalah “a cross-functional e-business application that integrates and automates many customer-serving processes in sales, direct marketing, account and order management, and customer service and support.” MenurutConsidine, et al. (2010:270) “Customer Relationship Management (CRM) is an IT term for the methodologies, strategies, software and other web-based capabilities that help an enterprise organise and manage customer relationship. It is abusiness-wide strategy designed to reduce costs and increase profitability by solidifying customer loyalty by bringing together information from all data source within and outside the business to give a holistic view of each customer in real time.” Simpulan yang dapat di tarik dari pengertian di atas yaitu CRM (Customer Relationship management) merupakan suatu pendekatan yang mengintegrasikan bagian-bagian yang terdapat dalam proses pelayanan pelanggan yang bertujuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
2.4.1 Fase CRM Fase dalam CRM (Customer Relationship Management) menurut Marakas dan O’Brien (2013:331), antara lain: •
Acquire Memperoleh pelanggan baru dengan melakukan pekerjaan seperti contact
management, sales prospecting, selling, direct marketing, dan fullfilment. Bertujuan untuk membantu pelanggan merasakan nilai dari produk yang di unggulkan yang di tawarkan oleh suatu perusahaan. •
Enhance Membantu untuk mempertahankan kesenangan pelanggan. Pada fase ini juga
perusahaan dapat melakukan cross-sell dan up-sell kepada pelanggan untuk meningkatkan keuntungan. •
Retain Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan memberikan penghargaan
kepada pelanggan yang paling setia dan menguntungkan perusahaan untuk mempertahankan dan memperluas bisnis mereka yang di lakukan melalui di targeted marketing dan relationship marketing program.
12
Gambar 2.2 Fase pada CRM (Customer Relationship Management)
2.4.2 Manfaat CRM Manfaat dari adanya CRM (Customer Relationship Management) menurut Marakas dan O’Brien(2013:332) di jabarkan sebagai berikut: •
CRM dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan fokus terhadap pelanggan yang memberikan keuntungan untuk bisnis. Sehingga mereka dapat di pertahankan sebagai pelanggan seumur hidup untuk pelayanan yang lebih menguntungkan
•
CRM meningkatkan real-time customization dan personalisasi dari produk dan layanan berdasarkan dari keinginan, kebutuhan, kebiasaan membeli dan alur hidup pelanggan.
•
CRM juga dapat keep track ketika pelanggan menghubungi perusahaan, terlepas dari titik kontak.
•
Sistem CRM dapat membuat perusahaan memberikan pelanggan yang konsisten pengalaman dan layanan yang baik di semua titik kontak yang di pilih oleh pelanggan.
2.4.3 Faktor Kegagalan CRM Faktor-faktor yang menyebabkan Sistem CRM mengalami kegagalan menurut Marakas dan O’Brien (2013:333), yaitu : 1.
Kurangnya Senior Management Sponsorship.
2.
Ketidak tepatan dalam change management.
13 3.
Proyek yang panjang yang di ambil telalu banyak dan terlalu cepat.
4.
Kurangnya integrasi atau integrasi yang buruk antara CRM dan Core business system.
5.
Kurangnya end-user insentif yang mengarah kepada buruknya user adoption rates. Dari beberapa faktor yang di sebutkan di atas, Marakas dan O’Brien
(2013:333) juga mengatakan bahwa faktor utama dari kegagalan CRM adalah kurangnya pemahaman dan persiapan yang dilakukan. Banyak perusahaan yang berharap dengan adanya CRM dapat membantu dalam menyelesaikan masalah dalam bisnis mereka tanpa terlebih dahulu mengembangkan perubahan dalam bisnis proses dan perubahan manajemen yang di butuhkan. Sebagai contoh, ketika melakukan implementasi CRM dan tidak adanya partisipasi dari business stakeholders. Sehingga akan membuat karyawan dan pelanggan tidak siap terhadap proses baru yang melibatkan CRM yang di terapkan.
2.4.4 Komponen CRM Komponen dalam CRM (Customer Relationship management) menurut Rainer dan Cegielski (2011:312), yaitu : A.
Operasional CRM Operasional CRM merupakan komponen dari CRM yang mendukung front-
office dari Proses bisnis. Proses yang dimaksud merupakan proses yang dimana berhubungan langsung dengan pelanggan seperti sales, marketing, dan service. Dua komponen utama dari Operational CRM adalah Customer-facing applications dan customer-touching applications. Customer-facing applications merupakan aplikasi dimana organizations sales, field service, dan Customer Interaction center dapat melakukan interaksi dengan pelanggan. Aplikasi ini meliputi customer service and support, sales force automation, marketing, dan campaign management. customer-touching applications atau dapat di sebut dengan e-CRM (electronic CRM) dimana pelanggan berinteraksi langsung dengan teknologi dan aplikasi perusahaan yang mewakili dari Customer-facing applications. Aplikasi ini meliputi Search and comparison capabilities, Technical and Other Information and Services, Customized product and services,
14 Personalized web pages, FAQs, Email and automated response, Loyalty Programs.
B.
AnalyticalCRM AnalyticalCRM melakukan analisa terhadap perilaku dan persepsipelanggan
dengan tujuan untuk menghasilkan tindakan dalam business intelligent. Pentingnya teknologi dalam sistem Analytical CRM termasuk data warehouses, data mining, decision
support,
danberbagaikecerdasanteknologibisnis.
Analytical
CRM
menganalisis data pelangganuntukberbagaitujuan, termasuk : • Merancang dan melaksanakan marketing campaigns yang telah ditargetkan • Penaikan akuisisi pelanggan, cross selling dan up selling • Menyediakan input menjadi keputusan yang berhubungan untuk produk dan jasa • Menyediakan perkiraan keuangan dan analisis profitabilitas pelanggan C.
Other Type of CRM Selain operasional dan analyticalCRM, terdapat juga tipe lain dari CRM
seperti On-demand CRM, Mobile CRM, dan Open-Source CRM. On-Demand CRM On-Demand CRM merupakan sistem CRM yang di host oleh vendor luar dan dengan vendor dari pusat data. Mobile CRM MobileCRM merupakan Sistem CRM yang interaktif yang memungkinkan organisasi membangun komunikasi yang berhubungan dengan sales, marketing, dan customer service melalui media mobile dengan tujuan untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan. Open-source CRM Open-Source CRM merupakan softwareCRM yang Source code nya tersedia untuk developers dan users. Open-SourceCRM tidak menyediakan lebih atau sedikit fitur daripada SoftwareCRM lainnya dan dapat di implementasikan baik pada on-premise atau on-demand.
15 D.
Collaborative CRM CollaborativeCRM merupakan fungsi dari sistem CRM dimana komunikasi
antara organisasi dengan pelanggan terintegrasi terhadap semua aspek marketing, sales dan customer suppport process.
2.4.5 Fungsioniltas CRM Menurut Friedrich, Sprenger, dan Breitner (2010:615) berdasarkan jurnalnya yang berjudul CRM Evaluation An Approach for Selecting Suitable Software Packages mengatakan bahwa “34 papers describe the aspects concerning the assessment of CRM or IT evalua-tion. 21 papers focus on CRM matters in specific areas like sales force automation or give an overall view. The remaining 13 papers center on the evaluation criteria from a more general perspective, mostly relating to quality or cost aspects. The following overviews summarize the criteria specified in the literature in the areas of functionality, quality and costs, accompanied by a description that supports eva-luating a fitting CRM system ranked in the order of highest occurrence.”
Tabel 2.1 Criteria CRM
2.5
Salesforce Salesforce.com merupakan salah satu penyedia software CRM (Customer
Relationship Management) yang memperkenalkan aplikasi CRM yang bernama Salesforceyang berbasis Cloud Computing. Cloud Computing yang dimaksud merupakan teknologi yang menggunakan layanan berbasis internet yang mengijinkan untuk melakukan sign up dan log in dari suatu browser.
16 Aplikasi Salesforcetermasuk prebuilt applications (or “apps”) untuk customer relationship management (CRM) mulai dari sales force automation sampai partner relationship management, marketing, and customer service. Salah satu tools yang sering di gunakan dalam proses sales adalah Sales force automation. Sales Force Automation di definisikan oleh Rainer dan Cegielski (2011: 314) merupakan komponen dari sistem operasional CRM yang secara otomatis mencatat semua aspek dalam proses transaksi pada sales. Fitursales force automation dalam Salesforce: • Lead Management merupakan modul yang mengatur dan mengelola informasi mengenai potensial pelanggan dari suatu perusahaan • Opportunity Management merupakan modul yang mengatur mengenai peluang atau opportunity yang di dapat dari pelanggan • Contact Management dan Account Management merupakan modul yang mengatur mengenai informasi dari pelanggan. Contact mengatur informasi mengenai individu sedangkan Account mengatur informasi Perusahaan. • Report and dashboard merupakan modul yang mengatur mengenai laporan yang dihasilkan dari proses sales management juga menyediakan real-time picture dari bisnis yang dijalankan. • Mobile merupakan fitur yang membantu dalam mengatur proses penjualan yang dilakukan melalui mobile. • Sales Forecasting merupakan modul yang mengelola dan memperkirakan kebutuhan di masa depan • Sales Collaboration merupakan modul yang dapat membantu sales dalam berkolaborasi untuk membagi data kompetitif yang bernilai. • Territory Management merupakan modul yang membantu dalam memahami aktivitas penjualan yang terjadi • Sales Performance Management merupakan modul yang mengatur dalam mengelola kinerja (performance) dari sales. • Partner Management merupakan modul yang mengatur dalam hubungan dengan Partner.
2.6
Marketing Marketing didefinisikan oleh Kotler dan Koller (2012:5) adalah “the activity,
set of institutions, and process for creating, communicating, delivering, and
17 exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large.”. Ada 4 aktivitas marketing yang mengandung CRM menurut Chaffey (2011:452), antaralain: 1.
Customer selection mendefinisikan tipe dari pelanggan yang akan perusahaan pasarkan. Dapat diartikan, mengidentifikasi kumpulan dari pelanggan untuk mengembangkan penawaran menjadi target saat acquisition, retention, dan extension.
2.
Customer acquisition mengacu kepada aktivitas marketing yang dimaksudkan untuk
membangun
hubungan
dengan
pelanggan
baru
sementara
meminimalisir biaya acquisition dan fokus kepada pelanggan yang bernilai tinggi. 3.
Customer retention mengacu pada aktivitas marketing yang di dapat dari sebuah organisasi untuk mempertahankan pelanggan yang ada.
4.
Customer extension mengacu pada meningkatkan jumlah produk yang pelanggan biasanya beli pada perusahaan.
2.6.1 E-Marketing (Electronic Marketing) E-Marketing (Electronic-Marketing) menurut Chaffey (2011:388) adalah “Achieving marketing objectives through use of electronic communications technology.” Untuk mencapai tujuan dari e-marketing, dibutuhkan suatu perencanaan atau yang di sebut sebagai e-marketing plan. E-marketing plan ini di definisikan sebagai “A plan to achive the marketing objectives of the e-business strategy”.
2.6.2 Marketing Mix Marketing mix menurut Chaffey dan Smith (2008:50) adalah “Marketing mix is a well-established conceptual framework that helps marketers to plan their approach to each market.”. Marketing Mix di bagi menjadi elemen yang di sebut dengan 7Ps yang dijabarkan sebagai berikut: • Product merupakan elemen dari marketing mix dimana dilakukan pencarian mengenai kebutuhan pelangan dan produk yang sesuai untuk pelanggan • Pricemerupakan elemen dari marketing mix yang meliputi penentuan dari harga suatu produk dan pricing models.
18 • Place merupakan elemen dari marketing mix yang meliputi proses distribusi suatu
produk
ke
pelanggan
yang
sesuai dengan
permintaan
dan
meminimalisir biaya dari inventory, transport, dan storage. • Promotion merupakan elemen dari marketing mix dimana meliputi komunikasi
dengan
pelanggan
dan
stakeholders
lainnya
untuk
menginformasikan mengenai suatu produk maupun perusahaan. • Peoplemerupakan elemen dari marketing mix dimana meliputi bagaimana penyampaian layanan kepada pelanggan ketika berinteraksi dengan pelanggan. • Physical evidencemerupakan elemen marketing mix yang dimana meliputi wujud dari ekspresi mengenai suatu produk perusahaan dan bagaimana produk tersebut dibeli dan digunakan. • Processesmerupakan elemen marketing mix dimana meliputi metode dan prosedur yang perusahaan gunakan dalam mencapai seluruh fungsi pada marketing.
Gambar 2.3Key Aspect of The 7ps Of The Classic Marketing Mix
2.7
End User Computing Satisfaction (EUCS) End User Computing Satisfaction(EUCS) menurut Pratama, Afriyudi, dan Yudi
(2011: 2) adalah metode untuk mengukur tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem aplikasi dengan membandingkan antara harapan dengan kenyataan dari sebuah sistem informasi. Sedangkan End User Computing Satisfaction (EUCS) pada
19 sistem informasi menurut Doll dan Torkzadeh (1998) dalam Pratama, Afriyudi, dan Yudi (2012: 2) adalah evaluasi secara keseluruhan dari para pengguna sistem informasi yang berdasarkan pengalaman mereka dalam penggunaan sistem tersebut.
Gambar 2.4 Dimensi Dalam End User Computing Satisfaction (EUCS)
Doll and Torkzadeh (1988) dalam Pratama, Afriyudi, dan Yudi (2012: 4) mengungkapkan ada beberapa dimensi dari End User Computing Satisfaction (EUCS), antara lain: 1. Content Dimensi konten berfungsi untuk mengukur kepuasan dari pengguna berdasarkan konten atau isi dari suatu sistem. Konten atau isi yang di maksudkan dapat berupa fungsi dan modul yang di gunakan oleh pengguna sistem maupun informasi yang dihasilkan oleh sistem. 2. Accuracy Dimensi Accuracy berfungsi untuk mengukur kepuasan dari pengguna berdasarkan keakuratan data dari sistem, dari mulai sistem menerima input dan memberikan output. 3. Format Dimensi Format yakni mengukur kepuasan pengguna berdasarkan tampilan (User Inteface) dari suatu program aplikasi/ sistem 4. Ease of use
20 Dimensi ease of use mengukur kepuasan pelanggan dari kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem (user friendly) seperti kemudahaan pelanggan dalam memasukkan informasi, mencari tau informasi dan sebagainya. 5. Timeliness Dimensi timeliness mengukur kepuasaan pelanggan dari ketepatan waktu atau kecepatan dari sistem dalam menyajikan informasi maupun dalam mengolah informasi yang di butuhkan oleh pengguna sistem.
2.8
Fit/Gap Analysis Fit/Gap Analysis di definisikan menurut Pol dan Paturkar (2011:2) adalah
“methodology by which enterprise processes and system function are compared, evaluated and listed down to arrive at match(fits) and mismatch(gaps).” SedangkanmenurutPajkdanKovacic (2013: 325) “Fit gap analysis is used to determine the extent of a business process change required for a particular solution as well as determining software customisation and interfacing requirements”. Menurut Roys dan Babic(2008: 145)fit/ gap analisis yaitu analisis yang berfokus pada menemukan gaps antara apa yang pelanggan butuhkan dengan apa yang aplikasi sediakan. Apapun yang di butuhkan pelanggan yang ada di dalam aplikasi dan memuaskan pelanggan di sebut fit. Sedangkan apapun yang aplikasi sediakan akan tetapi yang di butuhkan pelanggan hal lain dan apapun yg pelanggan butuhkan akan tetapi aplikasi tidak menyediakan di sebut gaps. Dapat di simpulkan bahwa fit/gap analisis merupakan sebuah metode yang dimana berfokus pada analisis antara proses enterprise dengan fungsi dari sistem dan menemukan bagian yang fit dan bagian yang gaps pada saat analisis.
2.8.1 Degree of Fit Degree of fit dimaksudkan untuk menentukan sejauh mana kebutuhan dapat di penuhi atau di akomodir oleh suatu sistem. Degree of fit di bagi menjadi beberapa bagian yakni fit, gap, dan partial fit.
21 Tabel 2.2Degree of FitDalam Fit/Gap Analysis Kode F G
P
Keterangan Fit - Kebutuhan telah terpenuhi di dalam sistem Gap - Kebutuhan belum terpenuhi di dalam sistem. Komentar, alternatif saran, dan rekomendasi di buat untuk melakukan customization terhadap sistem. Partial Fit - Sistem memiliki fungsionalitas yang memenuhi kebutuhan. Perubahan sementara, laporan khusus atau customization bagaimanapun di butuhkan agar dapat memenuhi kebutuhan secara maksimal.
2.8.2 Metode Fit/Gap Analysis Metode Fit/gap analisis yang digunakan adalah : 1. Quistionnaire based menurut Pol dan Paturkar (2011:2) Fit/gap analisis di dorong oleh proses sederhana di mana input di dapat dari kuesioner dan jawaban di hasilkan dari kuesioner. Jawaban kuesioner nantinya akan di bandingkan dengan fungsionalitas dan fitur dalam sistem.
Gambar 2.5Questionnaire Based Fit/Gap Analysis.
2.9
Metode Perancangan Sistem Untuk menentukan kebutuhan sistem menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2005:212), analis menggunakan sekumpulan model berdasarkan use case dengan pendekatan object-oriented. Use case, use case description, activity diagram dan sistem sequence diagram digunakan untuk menggambarkan sistem use case dari berbagai sudut pandang sedangkan statechart diagram bukan sebagai pengendali use case melainkan pengendali objek.
22
Gambar 2.6Requirement diagram with UML models
2.9.1 Activity Diagram Activity diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:144) di definisikan sebagai “a type of workflow diagram that describes the user activities and their sequential flow” Simbol yang di gunakan dalam Activity diagram :
23 Tabel 2.3 Simbol Dalam Activity Diagram Simbol
Keterangan Starting Activity (Pseudo) merupakan status
Starting Activity (Pseudo)
awal dimana proses akan di mulai. Ending Activity (Pseudo) merupakan tanda
Ending Activity (Pseudo)
status suatu proses telah selesai. Transition arrow menunjukkan hubungan antar suatu activity
Transition arrow Activitymenunjukkan aktivitas yang berjalan pada suatu proses. Activity Swimlane menunjukkan batasan dari aktivitas yang di jalankan oleh suatu aktor
Swimlane Decision Activity merupakan tanda ketika dalam suatu proses terjadi pilihan Decision Activity Synchronization bar (Split) di gunakan ketika ada beberapa aktivitas yang dilakukan secara bersamaan tanpa diketahui aktivitas mana yang Synchronization bar (Split)
dilakukan terlebih dahulu Synchronization
bar
(Join)
menunjukkan
sejumlah aktivitas yang di gabungkan
Synchronization bar (Join)
24
Gambar 2.7 A Simple Activity Diagram to Demonstrate a Workflow
2.9.2 Event Table Event Table menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:174) adalah “a catalog of use cases that lists events in rows and key pieces of information about each event in columns” . Adapun Event Table terdiri dari : •
Event adalah kegiatan yang dilakukan user ke dalam sistem dan menjelaskan proses yang akan dilakukan.
•
Trigger adalah hal yang memicu terjadinya event
•
Source adalah sumber yang memberikan informasi kedalam sistem,sumber berupa external agent atau aktor
•
Use Case adalah jenis kegiatan yang dilakukan user
•
Response adalah hasil atau laoran yang dihasilkan dari sistem
•
Destination adalah agent yang akan menerima data atau laporan yang dihasilkan dari sistem
25
Gambar 2.8 Information About Each Event In An Event Table
2.9.3 Use Case Diagram Use Case diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:213) adalah “ a diagram showing the various user roles and the way those users interact with the system”. Komponen dalam Use case diagram terdiri dari aktor, use case, boundary, dan connecting line. Aktor dalam use case di gunakan untuk mendefinisikan karakteristik peran yang di jalankan oleh aktor tersebut. Sedangkan, use case di gambarkan oval mendefinisikan use case yang sedang berjalan. Connecting line berfungsi untuk menghubungkan aktor dengan use case yang di jalankan. boundary atau garis batas menggambarkan batas antara aktor, internal komponen dan sistem komputer. ud Use Case Model Sistem Informasi De'Furnish
Mengecek Stok Barang
Membuat Sales Order
Membuat Deliv ery Order
Membuat Bukti Pengiriman
Bagian Warehouse
Staff Sales
Membuat Purchase Request
Membuat Transfer Order Staff Inv entory
Membuat Inv oice Receipt Cashier
Gambar 2.9 Use Case Diagram
26 Relationship pada use case di bagi menjadi 2, antara lain : •
Include
(Uses)
relationship
merupakan
hubungan
antar
satu
use
casedenganuse caselainnya yang memungkinkan satu use case menggunakan fungsionalitas yang ada oleh use case lain.
ud Sistem Informasi Hotel XYZ Sistem Informasi Hotel XYZ
Find Reserv ation
Desk Clear
«include»
«include»
Serv ice Agent
Cancel Reserv ation
Check-In Reserv ation
Gambar 2.10 Include (Uses) relationshipDalam Use Case Diagram
•
Extends
relationship
merupakan
hubungan
antar
use
case
yang
memungkinkan satu use case dapat memilih (optional) untuk menggunakan dari use case lain.
ud Sistem Informasi XYZ Sistem Informasi XYZ
Click BCA Payment «extend» Make Payment
Cashier
«extend» Paypal Payment
Gambar 2.11 Extends relationshipDalam Use Case Diagram
2.9.4 Use Case Description Use case description di definisikan menurt Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:171) merupakan “a description that lists the processing details for a use case”.
27 Terdapat 3 tingkat pada use case descriptionmenurut Satzinger, Jackson, & Burd (2010:172), antara lain: 1.
Brief Description Brief Description dapat di gunakan untuk use case yang sederhana,
khususnya ketika ruang lingkup sistem masih kecil.
Gambar 2.12 Brief Description of Create New Order Use Case
2.
Intermediate Description Intermediate description merupakan perluasan dari sebuah Brief Description
untuk menambahkan arus aktivitas-aktivitas internal untuk suatu use case. Jika terdapat multiple scenarios, maka setiap arus dari aktivitas akan dideskripsikan masing-masing.
Jika
diperlukan,
kondisi-kondisi
pengecualian
juga
dapat
didokumentasikan.
Gambar 2.13Intermediate Description Of The Telephone Order Scenario For Create New Order
28 3.
Fully Developed Description Fully developed description merupakan metode yang paling formal yang
digunakan untuk mendokumentasikan sebuah use case.Fully developed description merupakan metode yang di pilih untuk mendeskripsikan arus internal dari aktivitasaktivitas pada use case. Dengan metode ini akan dapat meningkatkan pemahaman terhadap proses bisnis dan bagaimana sistem harus mendukung proses tersebut.
Tabel 2.4Fully Developed Descriptionof The Telephone Order Scenario For Create New Order
29 2.9.5 Domain Model Class Diagram Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:185). Domain model class diagram adalah “a UML class diagram that shows the things that are important in the users’ work: problem domain classes, their associations, and their attributes”. Terdapat dua hirarki dalam domain model class diagram, diantaranya : •
Hirarki generalization/ specialization hirarki generalisasi/spesialisasidigunakan untuk struktur atau peringkat class-class yang lebih umum ke dalam class-class yang lebih khusus.
cd Generalization Hierarchy Order
WebOrder
TelephoneOrder
MailOrder
Gambar 2.14 Hirarki Generalisasi/Spesialisasi
•
Hirarki whole-part whole-partadalah hirarki yang menggolongkan class berdasarkan komponenkomponen yang terkait. Terdapat dua jenis whole-part yaitu aggregation dan composition. -
Aggregation adalah hubungan whole-part antar sebuah objek dan bagian-bagiannya dimana bagian-bagian tersebut dapat dipisahkan dari objek.
-
Composition adalah hubungan whole-part yang dimana bagian-bagian dari suatu objek tidak dapat dipisahkan dari objeknya.
cd Aggregation
cd Simple Composition Example
Team
Player 1..
1..*
Order
DetailOrder 1
1..*
30 Gambar 2.15 Aggregation dan CompositionDalam Hirarki Whole-part. 2.9.6 State Chart Diagram Statechart Diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:237) adalah “a diagram showing the life of an object in states and transitions”.Simbol-simbol yang ada pada statechart yaitu: A. Pseudostate merupakan titik awal dari sebuah Statechart, Pseudostateditandai dengan sebuah titik hitam B. State merupakansebuah kondisi pada saat objek hidup ketikamemenuhi beberapa kriteria,melakukan beberapa tindakan atau menunggu sebuah event. C. Transition merupakan pergerakan objek dari suatu stateke state lainnya. D. Destination state merupakan menjelaskan dimana suatu objekbergerak selama transisi. E. Origin state merupakan state awal dari sebuah objek dimana transisi terjadi. F. Message event merupakan pemicu untuk transisi yang menyebabkan sebuah objek untuk meninggalkan state awalnya. G. Guard-condition merupakan tes benar atau salah untuk mengetahui apakahtransisi dapat diterima. H. Action-expression merupakan mendeskripsikan kegiatan yang akan dilakukan
Gambar 2.16 Simple State Machine Diagram For A Printer
2.9.7 System Sequence Diagram Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:213) mendefinisikan System Sequence Diagram adalah “a diagram showing the sequence of messages between an external actor and the system during a use case or scenario”. System Sequence Diagram
31 menjelaskan data yang masuk dan data yang keluar dan mengidentifikasi interaksi antara aktor dalam sistem. Kondisi Loop for all items untuk semua item menunjukkan bahwa pesan-pesan dalam kotak diulangi berkali-kali.
Gambar 2.17 Sample System Sequence Diagram (SSD)
32
2.10 Kerangka Pikir Sugiyono (2008:88) menyatakan bahwa kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Berikut merupakan kerangka pikir yang digunakan dalam penulisan skripsi ini:
33 Gambar 2.18 Kerangka Pikir