6
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Kinerja adalah ukuran dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan individu. Untuk mengerti tentang kinerja, individu harus dapat membedakan action dan outcome. Adanya suatu perilaku individu yang berfokus untuk menyelesaikan pekerjaan ialah action. Dan hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan individu disebut dengan outcome. Kedua aspek tersebut adalah bagian utama dari kinerja. Tinggi-rendahnya kinerja individu, harus dilihat dari suatu proses action masing-masing individu (Sonnentag, 2001). Kinerja dipengaruhi oleh 4 hal (Matthew, 2004) yaitu : 1. Information processing : psikologi kognitif menyebutkan betapa information processing theory berpengaruh pada task performance. 2. Stress factor : contohnya seperti bising, panas dan rasa letih. 3. Abilities: Kinerja individu dipengaruhi oleh sesuatu yang telah menjadi kemampuan individu tersebut. Semakin besar tingkat kemampuan yang dimiliki individu, maka kinerja yang ditunjukkan semakin maksimal. 4. Motivation. Setiap individu memiliki semangat dari dalam atau luar diri yang akan mempengaruhi perilaku serta kinerja individu. Teori McClelland (dalam Matthew, 2004) menjelaskan bahwa kinerja individu dapat diukur atau dilihat dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari,
7
contohnya tugas administrasi di kampus. Kinerja juga sangat bergantung pada kontribusi yang dilakukan individu terhadap institusi dan masyarakat. Mitchell
(1978)
juga
menjelaskan
kinerja
individu meliputi
adanya
kemampuan dan komunikasi. Kemampuan dilihat dari ketika individu menampilkan hasil pekerjaannya, dapat dilihat apakah individu tersebut memiliki kemampuan kinerja yang baik. Dengan komunikasi, setiap individu dapat dilihat memiliki keterampilan dalam menampilkan kinerjanya. Borman dan Motowidlo (1997) membedakan antara kinerja tugas dan kontekstual. Kinerja tugas yaitu kemampuan, dimana individu melakukan kegiatan yang berkontribusi langsung terhadap 'inti teknis' organisasi, misalnya tugas dosen di kelas mengajar atau memberi nilai mahasiswa. Kinerja kontekstual adalah kegiatan yang bersifat mendukung lingkungan organisasi, sosial, dan psikologis dan berusaha mengejar tujuan organisasi. Kinerja kontekstual meliputi seperti membantu rekan kerja atau menjadi seorang dosen yang dapat diandalkan dalam organisasi. Kinerja masingmasing dosen memberikan hasil kerja yang berbeda-beda tergantung dari proses pembelajaran yang didapatkan. Henry (2001) menjelaskan terdapat 4 indikator yang individu memiliki kinerja yang baik, yaitu sebagai berikut : 1. Semangat kerja Individu yang memiliki semangat dalam bekerja, cenderung ingin menunjukkan kinerjanya dengan baik.
8
2.
Kepemimpinan
Individu yang memiliki jiwa kepemimpinan, akan terlihat memiliki wibawa dan kebijaksanaan dalam menunjukkan kinerjanya. Dengan begitu dapat memberikan contoh bagi individu lain. 3.
Tanggung jawab
Individu yang berada di level tingkatan jabatan tertentu, memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kinerjanya dengan baik. Dan memberikan contoh kepada individu lain bahwa tanggung jawab merupakan bentuk kewajiban untuk memberikan kinerja yang baik. 4. Pencapaian target Penetapan target, akan membuat setiap individu pada umumnya selalu ingin menunjukkan perilakunya dengan memberikan penampilan yang baik dalam bekerja. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa adanya suatu target akan mempengaruhi kinerja individu. 2.1.1 Kinerja dosen Dosen merupakan individu yang dianggap mahasiswa paling berperan terhadap prestasi akademik dirinya. Kinerja dosen yaitu ukuran sejauh mana proses dan hasil dari pekerjaan dosen. Ariyani (2009) menerangkan yang dimaksud dengan kinerja dosen yaitu hasil dari prestasi kerja yang telah dicapai seseorang sesuai dengan fungsi tugasnya sebagai pembimbing mahasiswa. Ketika seorang dosen menjelaskan tentang materi pelajaran dengan tindakan (action) yang sangat baik, namun mahasiswa belum memahami materi pelajaran
9
(outcome) tersebut, maka dapat dikatakan kinerja dosen tersebut tidak baik, karena dosen belum mampu menyampaikan materi pembelajaran yang dapat dipahami oleh mahasiswa (Sonnentag, 2001). Standar kualifikasi akademik dan kompetensi Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) Cepu (2008) menjelaskan pada umumnya kinerja dosen terlihat dari dalam dan luar proses pembelajaran yang akan dan telah diberikan kepada mahasiswa. Dari dalam proses pembelajaran tersebut dapat meliputi: memilih, menggunakan metode, dan sumber informasi dalam mengajar dengan tepat, menyampaikan materi pembelajaran atau transfer of knowledge and know, how. Selain itu dari luar pembelajaran, dosen dapat
menunjukkan
kinerjanya
dengan
memperhatikan
mahasiswanya antara lain: memberikan semangat agar mahasiswa lebih kreatif, menciptakan suasana belajar yang kondusif, serta melihat setiap mahasiswa sebagai pribadi yang juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. 2.1.2 Kriteria kinerja dosen menurut IKAD Binus IKAD merupakan kepanjangan dari Indeks Kinerja Akademik Dosen. IKAD yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Universitas Bina Nusantara. IKAD memiliki 8 unsur kinerja dosen yang ditulis dalam Kuesioner Proses Pembelajaran, antara lain: 1. Mahasiswa mengerti dan memahami dengan baik teori maupun aplikasi penerapan mata kuliah.
10
2. Materi yang disampaikan dosen sudah sesuai dengan satuan acara perkuliahan dan module plan yang ada 3. Contoh-contoh yang diberikan dosen bervariasi dan membuat mahasiswa lebih memahami materi yang diajarkan 4. Tugas yang diberikan dosen baik dalam bentuk paper/test/quiz dapat membantu mahasiswa memahami materi yang telah disampaikan 5. Dosen sangat terbuka dalam memberikan kesempatan bagi mahasiswa
yang
ingin
bertanya/berdiskusi
selama
kuliah
berlangsung 6. Suasana kelas sudah mendukung proses belajar mengajar, adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa. 7. Pemanfaatan waktu oleh dosen untuk penyampaian materi, berdiskusi, tanya jawab, kuis dll, sudah efektif dilaksanakan 8. Mahasiswa termotivasi mempelajari mata kuliah, karena ada manfaat yang bisa didapatkan 2.2
Persepsi Persepsi adalah proses pengartian dan pengorganisasian sensasi yang dialirkan ke otak. Persepsi dipengaruhi oleh pembelajaran khusus, seperti: motivasi, emosi dan memori (Lahey, 2007). Oleh karena itu setiap individu memiliki persepsi tersendiri dan berbeda-beda terhadap sesuatu hal. Perceptual process adalah bagian–bagian proses
yang bekerja bersama
untuk menentukan pengalaman individu dan reaksi yang akan dikeluarkan
11
individu terhadap stimulus yang muncul. Stimulus bisa muncul dari luar atau dalam
tubuh
individu
(Goldstein,
2010).
Selain
merupakan
proses
interpretasi, Persepsi meliputi sebuah kognisi yaitu pengetahuan, yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986). 2.3
Mahasiswa Menurut Kusumah (2009), mahasiswa adalah peserta didik yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan peserta didik yang telah lulus tes masuk perguruan tinggi dan telah terdaftar 2.3.1 Perkembangan kognitif Mahasiswa merupakan individu yang secara kognitif sudah mampu berpikir secara post-formal. Pemikiran post-formal yaitu gabungan dari pemikiran logis dan abstrak. Pemikiran ini menjelaskan bahwa individu yang berada di tahapan ini sudah mampu berpikir secara terbuka, seperti menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang (Papalia, dkk, 2007).
Jean Piaget menjelaskan bahwa
mahasiswa yang berada di tahapan operasional formal, yaitu masa dimana mahasiswa sudah mampu berpikir secara konkrit dan abstrak. Di tahapan operasional formal ini mahasiswa merupakan individu yang sudah mampu memiliki pemikiran-pemikiran yang cenderung lebih realistis, banyak ide-ide baru, dan lebih sistematik. Mahasiswa ditahapan remaja ini menyelesaikan masalah dengan berbagai hipotesis dari suatu kejadian yang individu alami (Santrock, 2008).
12
Ketika mahasiswa merasa peranan dosen sebagai pembimbing dalam memberikan ilmu pengetahuan di universitas penting, maka mahasiswa cenderung memperhatikan cara mengajar dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran agar dipahami mahasiswa. Dan ketika mahasiswa kurang memahami tentang penyampaian materi yang disampaikan dosen, hal itu menjadi pusat permasalahan penting bagi sudut pandang mahasiswa. 2.3.2 Perkembangan sosio-emosional Di tahap perkembangan ini, individu sudah mampu menentukan pekerjaan dan masa depan mereka. Dalam tahapan ini individu cenderung memilih lingkungan pergaulan sosial yang lebih tinggi daripada individu itu sendiri (Lahey, 2007). Mahasiswa yang menyadari kemampuan daya tangkap yang cenderung rendah, maka memilih untuk bergaul dengan teman yang kemampuannya diatas mereka. Individu di masa ini, cenderung mencari identitas diri lebih banyak dan berkembang (Santrock, 2008). Mahasiswa yang berada pada tahapan young adulthood, memandang dosen sebagai salah satu subyek yang memberikan ilmu pengetahuan di kampus. Dengan adanya hal itu, mahasiswa memiliki keinginan untuk mendapat banyak informasi ilmu pengetahuan dan penerapan dalam perilaku mahasiswa sehari-hari. Dengan demikian dosen diharapkan memiliki nilai dan kualitas tertentu yang membuat mahasiswa percaya, bahwa dosen adalah individu yang benar-benar memiliki kemampuan untuk memberikan ilmu pengetahuan.
13
2.4
Kerangka berpikir dan hipotesis 2.4.1 Kerangka berpikir
PERSEPSI MAHASISWA KINERJA DOSEN
KORELASI IKAD
UNIVERSITAS
MAHASISWA
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
Penjelasan gambar: Lubis (2008) berpendapat bahwa universitas memiliki unsur dosen yang melakukan kinerja dalam mengajar dan mahasiswa sebagai peserta didik yang mendapat pengajaran. Kusumah (2009) juga menjelaskan mahasiswa merupakan salah satu figur yang berperan aktif dalam proses belajar-mengajar dan juga turut serta menentukan kualitas pembelajaran sebuah universitas. Oleh karena itu pentingnya persepsi mahasiswa terhadap kinerja dosen untuk mengembangkan suatu proses pembelajaran yang lebih baik. Universitas Bina Nusantara memiliki kriteria tertentu untuk mengukur kinerja dosen dalam mengajar yang disebut dengan IKAD (Indeks Kinerja Akademik Dosen). Akan tetapi mahasiswa memiliki kriteria tersendiri
14
dalam menilai kinerja dosen yang belum tentu sama dengan IKAD, karena posisi mahasiswa yang menjadi peserta didik dari dosen. Oleh karena itu adanya hubungan antara persepsi mahasiswa dengan IKAD akan membantu mengembangkan kriteria kinerja dosen dalam mengajar lebih baik lagi. 2.4.2
Hipotesis Hipotesis Alternatif (Ha): -
Terdapat hubungan persepsi mahasiswa dengan IKAD terhadap kinerja dosen dalam mengajar di Universitas Bina Nusantara
Hipotesis Null (Ho) : -
Tidak terdapat hubungan persepsi mahasiswa dengan IKAD terhadap kinerja dosen dalam mengajar di Universitas Bina Nusantara