3
BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1
Sejarah Sepeda
Sepeda pertama kali dibuat di Prancis pada 1791 dan itu pun dari kayu. Baru pada tahun 1817 Baron Von Drais de Sauerbrun membuat sepeda kayu tanpa pedal yang pertama. Sepeda ini disebut Hobby Horse (sepeda kuda-kudaan). Dan pada 1839 sepeda memakai pedal pertama kali digunakan. Namun bentuknya juga sangat lucu, karena roda depan besar sementara roda belakang kecil. Sehingga cara memakainya pun dibutuhkan keterampilan akrobatik.
Sedang sepeda masuk Indonesia ini baru di awal abad ke-20 atau sekitar tahun 1910.
Kala itu sepeda yang dipakai para
kolonial itu dibawa dari negara asalnya. Baru setelah
itu
sepeda
mulai
dipakai
para
bangsawan, para misionaris dan saudagar kaya. Fiets, begitu para kolonial ini menyebut (menamakan) sepeda. Namun, karena lidah Jawa tak fasih, orang lantas menyebut dengan Pit.
4
Sementara Onthel dimaksudkan mengayuh. Sehingga di Indonesia sepeda kayuh disebut juga dengan Pit Onthel, dan kata itu dekat sekali dengan sepeda tua di era milenium ini. Walaupun sekarang telah banyak sepeda-sepeda baru bermuncul dengan berbagai versi dan kegunaan, semata-mata itu adalah perkembangan teknologi dan model dimana sampai sekarang sepeda tetap menjadi kebutuhan masyarakat serta penggemarnya dan telah menjadi budaya dalam bertransportasi di hampir semua negara, seperti Cina dan Amerika.
2.1.1 Gambaran Perkembangan Sepeda SEPEDA baru kini bermunculan dengan beragam bentuk dan fungsi. Fungsi sepeda kini dijabarkan secara rinci dan kemudian diikuti bentuk serta spesifikasi yang sesuai. Misalnya saja sepeda gunung, ada yang didesain khusus untuk turun gunung (down hill), untuk naik dan turun gunung, serta cross country. Model dan spesifikasinya pun berbeda-beda. Di luar itu masih ada sepeda balap, sepeda untuk santai (touring), bahkan sepeda statis yang tak bergerak ke mana-mana mesti digenjot keras. Sepeda yang disebut terakhir ini khusus untuk olahraga di rumah. Harga sepeda sekarang juga beragam, mulai dari sekitar jutaan, belasan, hingga puluhan juta rupiah. Di pasaran bahkan ada sepeda seharga sekitar Rp 60 juta per unit.
Sepeda seperti halnya mobil. Industri sepeda juga mengeluarkan model-model baru dengan sentuhan inovasi-inovasi terkini sehingga nyaman dikendarai. Bahan
5
kerangkanya tidak hanya terbuat dari besi atau campuran baja seperti zaman dulu. Sekarang kerangka sepeda berasal dari bahan-bahan yang eksotis, seperti titanium, aluminium, dan serat karbon. Beratnya lebih ringan, tetapi lebih kuat dibandingkan dengan sepeda-sepeda dulu.
2.1.2 Perkembangan Sepeda Onthel BERBAGAI sepeda telah hadir di tengah masyarakat sejak akhir tahun 1800-an. Masing- masing merek sepeda punya penggemar fanatik. Seperti sepeda Simplex yang diproduksi mulai tahun 1887 oleh kelompok usaha Simplex Automatic Machine Company di Utrecht, Belanda, sampai sekarang masih saja dicari-cari oleh penggemarnya atau orang-orang yang mendengar cerita tentang keunggulan sepeda itu.
Banyak orang yang mendapat cerita kehebatan sepeda-sepeda kuno, seperti Simplex, Fongers, Burgers, Gruno, Juncker, dan Gazelle, merasa penasaran untuk membuktikan kehebatan sepeda-sepeda itu. Pencarian dilakukan hingga ke bengkel- bengkel sepeda, ke desa-desa, tetapi dalam setahun belum tentu mendapatkan sepeda tua yang dimaksud. Memiliki sepeda kuno bermerek terkenal tak ubahnya punya mobil antik. Ada sesuatu yang ingin dipamerkan untuk orang lain.
6
2.1.3 Pameran Sepeda Onthel, 2006 Sejauh ini telah diadakan pameran sepeda onthel di Jogjakarta (bernama Pit Onthel), yang bertujuan untuk melestarikan sepeda lama tersebut, dengan diikuti oleh peserta pameran dengan koleksi sepeda tuanya. Tetapi karena keterbatasan tempat, maka hanya 20 sepeda yang dipamerkan.
Melanjutkan kesuksesan Pit Onthel, Festival Negeri Sepeda diharapkan memberikan lebih dari sekedar pameran sepeda tua, melainkan memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat umum dan komunitas pecinta sepeda.
2.1.4 Penyelenggara Even Festival Negeri Sepeda akan memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi pengunjung, selain untuk bernostalgia, festival tersebut dapat dijadikan ajang gathering bareng dan meningkatkan minat masyarakat kembali bersepeda. KOBA (Komunitas Onthel Batavia) sebagai penyelenggara acara tersebut bekerjasama dengan Polygon dan Rodalink.
Anggota Koba ternyata cukup banyak. Saat ini Koba memiliki lebih dari 250 anggota. Hampir semuanya memiliki hobi mengoleksi dan mengendarai sepeda Ontel.
Tak kalah dengan klub-klub sepeda motor yang kian marak belakangan ini, Koba juga mempunyai kegiatan rutin setiap hari Minggu. Mereka berkumpul di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Bedanya, jika klub sepeda motor
7
kumpul pada malam hari, kalau Koba berkumpul sejak pukul 07.00 WIB. Lalu, mereka berkegiatan hingga pukul 09.00 WIB.
Uniknya, setiap akan mengendarai sepeda Ontel, anggota Koba mengenakan kostum yang khas dan beraneka ragam. Kebanyakan mereka memakain pakaian ala zaman penjajahan Belanda atau sekitar tahun `60-an. Sebagian besar dari mereka terlihat menggunakan sorjan, blangkon dan berbagai pernak-pernik lainnya yang unik dan antik.
Polygon sendiri telah lama berkelut di dunia sepeda. Sebagai salah satu pionir sepeda indonesia. Dibuat pertama kali oleh Suyanto Wijaya lewat perusahaan yang didirikannya, Insera (PT Insera Sena, 1989) untuk menggarap pasar lokal pada tahun 1994-1995. Harga sepeda produsen lain saat itu cuma Rp 100-200 ribu, sedangkan Polygon Rp 500 ribu–10 juta/unit. Polygon sejak awal didesain sebagai merk premium di Tanah Air. Saat ini terdapat kurang lebih 19 dealer Polygon di Jabotabek. Tahun 1997, ketika krisis moneter mulai menghantam negeri kita, Polygon justru melihat jalan terbuka untuk merangsek makin dalam ke pasar domestik.
Belakangan Polygon telah banyak mengadakan funbike demi melestarikan budaya bersepeda. Terbukti diantaranya adalah funbike Ultimate Bikers Trans TV & TV7 2006. Para artis dan pejabat DKI seperti Anwar Fuad, Kapolda, Andi Mallarangeng bersama Direktur Trans TV, Ishadi serta sekitar 500 peserta
8
lainnya berkumpul di lobby Trans TV untuk meramaikan gelar funbike pada 10 Desember tahun 2006 lalu ini
2.1.5 Festival Negeri Sepeda, 2007 Diadakan selama 2 hari, dari tanggal 7 April – 8 April 2007. Tempat kegiatan: Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat. Harga tiket pameran (HTM): Rp.15000,Waktu diadakan pameran pukul 08.00 – selesai.
Festival Negeri Sepeda akan mengadakan pameran sepeda tua yang diikuti oleh peserta pemeran di Jogjakarta sebelumnya seperti Ugiek Soegihardjo, Ananta, Joko Mullono, Bambang Budiarto, Noel Yunanto. Diikuti pula oleh para aktivis KOBA. Mereka nanti akan memamerkan koleksi-koleksi mereka dan memberi kesempatan bagi para pengunjung membawa koleksi sepeda tuanya untuk mengikuti kontes sepeda. Selain pameran, diadakan pula kegiatan funbike, games, karya fotografi pecinta sepeda tua.
Karya fotografi menampilkan foto-foto karya penggemar sepeda dengan tema Nostalgia, dan Koleksiku. Akan menampilkan lebih dari 30 fotografi sepeda yang ditujukan bagi para komunitas sepeda tua dan masyarakat umum pengunjung festival dan pameran tersebut.
9
Beberapa merk sepeda onthel yang akan dipamerkan di Festival Negeri Sepeda ini adalah sebagai berikut: o Simplex o Fongers o Hercules o Burgers o Bruno o Gazelle o Sunbeam o Batavus o Veeno o Magneet o Juncker
Jenis perlengkapan onderdil yang akan dipamerkan: o Saddle (kursi sepeda) o Horns (klakson sepeda) o Name Plates (prada merk) o Bells (lonceng sepeda) o Gear Cases (tutup rantei) o Lamps (lampu listrik dan minyak) o Pedal (tempat kaki)
10
Kegiatan funbike dengan nama “Onthel On The Way”, diadakan pada Minggu, 8 April 2007, dengan rute perjalanan Rute perjalanan: Jakarta Convention Center - Parkir Timur - Sudirman - Tamrin - Monas (keliling monas) - Tamrin - Sudirman - Parkir Timur - kembali ke Jakarta Convention Center. Dimulai pada pukul 07.00 – selesai.
Kontes sepeda original dan modifikasi akan diadakan pada hari Sabtu (7 April 2007). Bagi peserta yang ingin mengikuti funbike dan kontes sepeda tersebut, dikenakan biaya Rp.50.000/- dan akan mendapat souvenir ( T-Shirt, Topi, Pin) dan snack selama kegiatan berlangsung. Tiket funbike nantinya bisa digunakan untuk acara doorprize oleh sponsor acara, Polygon, Rodalink, dan Pocari Sweat.
2.1.6 Visi dan Misi Visi dari festival sepeda ini adalah menumbuhkan minat masyrakat untuk bersepeda dan hidup sehat hemat energi. Misinya adalah mempopulerkan kembali sepeda onthel di tengah masyrakat umum dan mengajak mereka untuk mendukung pelestarian sepeda tua/onthel. Festival tersebut juga menarik masyrakat untuk bernostalgia sambil belajar sejarah.
11
2.1.7 Target Komunikasi Target komunikasi dari perancangan promosi ini adalah kepada Pria/Wanita yang berkeluarga maupun tidak berkeluarga, berumur 18 tahun keatas yang tinggal di Jakarta dan menggemari sepeda.
2.1.8 Analisa SWOT 1. Strength: -
Memiliki aroma nostalgia yang cukup kuat.
-
Memiliki kegiatan bertema kekeluargaan.
-
Banyak merk yang akan dipamerkan dan setiap sepeda memiliki kelebihan tersendiri dalam bentuk model dan desainnya.
-
Menawarkan pengalaman yang cukup menarik.
-
Visi mengangkat pola hidup sehat/hemat energi.
2. Weakness: -
Produk yang dipamerkan terbatas.
-
Belum pernah diadakan.
2. Opportunity: -
Sepeda memiliki komunitas yang cukup banyak di Indonesia.
-
Festival telah menjadi salah satu kegiatan menarik setiap tahun di Indonesia.
12
3. Threat: -
Karena festival ini menampilkan sepeda-sepeda onthel, mungkin festival ini kurang diminati oleh masyarakat yang tidak mengerti sepeda onthel.
-
Terdapat event-event menarik lainnya.
2.2 Mandatoris 1. Polygon
Merupakan salah satu brand sepeda Indonesia, yang memproduksi sepeda lokal dengan kualitas internasional, pertama kali diproduksi oleh PT Insera Sena, Surabaya. Saat ini Polygon telah memiliki dealer di berbagai wilayah seperti di Jawa Barat (Bandung, Cianjur), Jabotabek (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan), dan Jawa Tengah (Semarang, Yogyakarta).
2. Rodalink Salah satu dealer sepeda bermerk kualitas internsional, yang dimiliki oleh SuyantoWijaya. Dibuka pada tahu 1997 dengan konsep toko “one-stop shopping”. Rodalink menjual sepedasepeda dengan kualitas yang tinggi, khususnya Polygon. Sepeda dan merchandise lainnya berasal dari Jepang, Taiwan dan AS.
13
3. Pocari Sweat Pocari Sweat adalah salah satu merk minuman isotonik yang terkenal di Indonesia. Pocari Sweat mulai memasuki pasar Indonesia tahun 1990. Pertama kali masuk ke Indonesia hanya 30.000 kaleng setahun. Pertama kali didatangkan dari pabrik minuman Pocari Sweat di Korea Selatan. Namun mulai tahun 1991, Perusahaan Otsuka Pharmaceutical, sebuah perusahaan farmasi di Jepang yang menjadi produsen minuman Pocari memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi awal US$ 6 juta. PT Amerta Indah Otsuka (AIO) adalah anak perusahaan Otsuka Pharmaceutical yang memproduksi minuman kesehatan tersebut. Banyak dokter yang menganjurkan minum Pocari Sweat sebagai pengganti cairan tubuh yang telah hilang. Sebenarnya minuman isotonik tidak saja diperlukan oleh orang yang sedang sakit tetapi tubuh manusia sehabis melakukan aktivitas selama 24 jam pasti ada cairan tubuh berkurang dan ini bisa digantikan dengan minum minuman yang mengandung isotonik.
4. CYCLING, Majalah Cycling adalah majalah yang ditujukan bagi pengemar sepeda. Mengulas seputar dunia sepeda, dunia bersepeda, serta orang-orang yang berperan dalam dunia sepeda. Mengulas mulai dari kegiatannya, komentar dan saran masyarakat, serta profil produk sepeda dan profil aktivis sepeda.