3 BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Data dan Literatur
2.1.1
Pembentukan Kebudayaan Korea
Lebih dari 5000 tahun, kebudayaan Korea tak henti-hentinya mengalami pembentukan, perubahan, penggantian, dan mengembalikan kemajuan Semenanjung Korea dan keaslian yang baru.
Identitas dari kebudayaan Korea berdasarkan karakter kebudayaan sosial, yang dipengaruhi banyak faktor seperti lokasi geografis, kesamaan penduduk dan pertukaran kebudayaan dengan penduduk lain. Karakteristik rakyat Korea yang paling terkenal adalah bahasa asli mereka, Korea mempunyai system alphabet sendiri yaitu Han Geul, menggunakan pakaian Korea (Hanbok), makan dengan makan bergaya Korea (Hansik), dan tinggal di Rumah bergaya Korea (Hanok). Oleh karena itu, identitas kebudayaan Korea dapat digambarkan dari seluruh kebudayaan kehidupan mereka.
Seperti pertanian dan tradisi berpindah tempat membuat budaya berpakaian pria adalah memakai Jaket-Korea dan celana panjang, wanita mengenakan rok panjang dan Jaket Korea. Kenyatannya pakaian Korea adalah inti tradisi pakaian Korea yang menggambarkan identitas budaya Korea.
4 Tujuh puluh persen negara adalah wilayah pegunungan dan tiga bagian Negara yang dikelilingi lautan, lembah kecil dan dataran rendah dan pegunungan tinggi yang membentuk lahan pertanian. Terdapat 4 Musim dan curah hujan yang sedang yang baik untuk pertanian. Kondisi alami ini memungkinkan budaya bercocok tanam tumbuh dengan maju di Semenanjung Korea semenjak abad 6 Setelah Masehi. (sumber: www.ikdu.com- Yayasan IndoKorea Daya Utama)
2.1.2 Macam-macam Kebudayaan Korea •
Tarian Tradisional Penyilangan kebudayaan antara Cina dan periode Tiga Kerajaan Korea menghasilkan berbagai macam tarian tersendiri. Sama seperti musik, terdapat perbedaan tarian istana dan tarian rakyat. Tarian istana biasanya adalah jeongjaemu ditampilkan di perjamuan-perjamuan, dan ditampilkan pada ritualritual Konfusionis. Jongjaemu dibedakan menjadi tarian penduduk asli (hyangak jeongjae) dan bentuk-bentuk yang diimpor dari Cina (dangak jeongjae). Ilmu dibagi menjadi tarian sipil (munmu) dan tarian militer (mumu). Tarian religius termasuk semua penampilan di upacara shamanistik (gut). Tarian sekuler meliputi penampilan kelompok dan individual. Koreografi tradisional dari tarian istana direfleksikan dalam banyak produksi kontemporer. (sumber: www.wikipedia.com)
•
Musik Tradisional Musik tradisional di Korea berdasarkan pada suara, sebuah tipe khusus merefleksikan sejarah dan temperamen orang Korea. Terdapat dua jenis musik
5 tradisional yaitu Jeongak dan Minsogak. Jeongak adalah musik istana dan mempunyai tekanan intelektual yang kuat, berhubungan dekat dengan kalangan terpelajar tingkat atas. Jeongak dimainkan dengan tempo sangat lambat. Nada dari Jeongak adalah lembut dan tenang karena alat musik tradisional dibuat dari material non-metalik. Alat musik senar mempunyai senar yang terbuat dari sutra daripada kabel. Hampir semua alat musik tiup terbuat dari bambu. Minsogak adalah musik rakyat Korea dan penuh dengan ekspresi dan emosi. Musik tradisional jenis ini berhubungan dekat dengan kehidupan sehari-hari rakyat biasa. Tidak seperti Jeongak, irama dari Minsogak sesuai dengan irama detak jantung. Sama seperti Jeongak improvisasi biasa dilakukan pada Minsogak, terutama pada musik yang emosional. (sumber: www.wikipedia.com)
•
Pakaian Walau pakaian model Barat adalah yang umum digunakan dalam kehidupan modern di Korea, hanbok masih dipakai, terutama pada hari-hari raya dan acaraacara seperti perkawinan. Pada hari Chusok, Hari Bersyukur Korea, bahkan di jalan-jalan Kota Seoul pun banyak orang memakai baju tradisional itu.
Bentuk hanbok yang sekarang dipakai, dipolakan pada masa Dinasti Joseon yang berdasarkan Konfusianisme pada abad ke-15. Namun, dasarnya sudah ada sejak masa Tiga Kerajaan (57 SM-668 M). Model bagi perempuan yang sejak masa Dinasti Joseon dan berlaku sampai sekarang adalah gabungan chima dan jeogori, yang ditutup dengan pita satu sisi itu. Kelihatannya pakaian itu tampak nyaman
6 karena lebar leluasa sambil tetap menampilkan keindahan bentuk leher dan lengkung bahu perempuan. Namun, perempuan zaman sekarang sudah jarang memakai pakaian itu sehari-hari karena harus sedikit menderita mengenakannya. Rok lebar berlipit itu bentuknya bagai sehelai kain, dililitkan di atas dada, lalu diikat keras-keras meratakan dada. Itu, kata perempuan yang selalu mengenakan hanbok dalam melayani pelanggan itu, kadang membuat sesak. (sumber: www.ikdu.com- Yayasan IndoKorea Daya Utama)
•
Bahasa Korea Bahasa Korea adalah bahasa yang paling luas digunakan di Korea, dan merupakan bahasa resmi Korea Selatan dan Korea Utara. Bahasa ini juga dituturkan secara luas di Yanbian di China. Sistem penulisan bahasa Korea yang asli (disebut Hangul) merupakan sistem yang silabik dan fonetik. Aksara-aksara Sino-Korea (Hanja) juga digunakan untuk menulis bahasa Korea. Walaupun kata-kata yang paling umum digunakan merupakan Hangul, lebih dari 50% kosakata bahasa Korea terdiri dari kata-kata yang dibentuk dari Hanja.
Konsonan: (g, k),
(n),
(d, t),
(ng),
(j),
(ch),
(r or l),
(m),
(b, p),
(s),
(k),
(t),
(p),
(h)
Vokal: (a),
(ya),
(eo),
(yeo),
(o),
(yo),
(u),
(yu),
(eu),
(i)
7 Huruf ini dikenalkan oleh Raja Sejong pada abad ke-15, dikenal sebagai Hunmin Jeong eum. Namun istilah Hangul (atau tepatnya disebut Hangeul) baru dikenal pada permulaan abad ke-20. Setelah Hangeul digunakan pun, Hanja masih tetap dipakai, sedang Hangeul dipakai oleh orang-orang tidak berpendidikan, wanita dan anak-anak. Namun pada perkembangannya, Hangeul makin banyak digunakan bahkan pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, penggunaan Hangeul dan Hanja seimbang. Namun kini, Hanja hanya dijumpai pada tulisantulisan akademik dan resmi, sedangkan hampir semua papan nama, jalan, petunjuk, bahkan tulisan-tulisan informal ditulis dalam Hangeul. (sumber: www.ikdu.com- Yayasan IndoKorea Daya Utama)
•
Makanan Makanan Korea yang paling terkenal adalah kimchi, sejenis sayuran yang diacar. Di dalamnya biasa terdapat kubis, lobak, ketimun, cabai dengan rasa relatif pedas. Dari beberapa makanan Korea, Kimchi dan Bulgogi adalah makanan yang sangat terkenal di Korea ataupun di dunia Internasional. Kimchi selalu ada dalam hidangan khusus ataupun hidangan sehari-hari, seperti sayuran, lalap dan sambal di Indonesia . Bulgogi adalah masakan yang dibuat dari daging sapi diberi bumbu, kemudian dimasak. Rasa bulgogi tidak jauh berbeda dengan rasa daging sapi bakar di Indonesia. Proses pembuatan kimchi merupakan contoh baik untuk mengenal bagaimana wanita Korea memasak. Hal itu sekaligus memperjelas laki-laki Korea tidak pernah masuk ke dapur. Sebagian besar wanita Korea pun baru belajar memasak sesudah menikah di bawah pengawasan ibu mertua.
8 Sekarang, hanya segelintir wanita Korea yang memiliki waktu dan tempat membuat kimchi dengan cara tradisional.
Semua hidangan disajikan dalam satu meja, tapi etiket orang Korea tidak mengharuskan makan dengan urutan tertentu. Selain itu yang paling utama adalah jumlah hidangan. Berdasarkan tradisi, jumlah hidangan menandakan posisi keluarga itu dan tamunya. Pada zaman Busan masih berbentuk kerajaan, ada lima jenis makanan sehari-hari. Cuma raja saja yang boleh menikmati 12 menu hidangan. (sumber: www.ikdu.com- Yayasan IndoKorea Daya Utama)
•
Rumah ’Hanok’ adalah sebutan bagi rumah yang menggunakan konstruksi arsitektur gaya Korea. Arsitektur Korea mempertimbangkan posisi rumah yang berhubungan dengan sekitarnya, dengan pemikiran terhadap dataran dan cuaca. Interiornya juga direncanakan menurut hal itu. Prinsip ini disebut juga ’baesanimsu’, yang artinya rumah yang ideal dibangun dengan gunung di belakang dan sungai di depan, dengan ’ondol’ batu yang dipanaskan merupakan sistem pemanas selama musim dingin; dan sebuah ’daecheong’ teras depan yang lebar untuk menjaga rumah tetap dingin selama musim panas. (sumber: www.korea.net)
9 •
Kaligrafi Di Korea, sama seperti di Cina atau Jepang, kaligrafi telah dipertimbangkan sebagai bentuk penting dari seni. Kaligrafi Korea memperoleh dari tulisan Cina, dimana setiap karakter dibuat perbedaan bentuk garis dalam sebuah kotak khayalan dan bertujuan untuk menyampaikan arti yang spesifik. Korea telah menggunakan karakter Cina untuk menulis sejak sekitar abad 1-2 M, meskipun bahasa mereka sendiri merupakan sistem yang berbeda. Sekalipun setelah penemuan alfabet Korea hangeul pada tahun 1443, Cina dilanjutkan untuk menjadi naskah resmi sampai dengan abad ke-19. Kaligrafer tradisional Korea menulis dengan Cina daripada Korea. Di bawah pengaruh kebudayaan Cina, kaligrafi selalu dekat hubungannya dengan lukisan di Korea, dan beberapa orang percaya bahwa lukisan dipengaruhi oleh kaligrafi berhubungan dengan garisgaris vitalitas, irama, dan ekonomi. (sumber: www.korea.net)
•
Lukisan Lukisan awal yang ditemukan di semenanjung Korea adalah lukisan dinding jaman prasejarah. Dengan kedatangan Buddhism dari Cina, bermacam teknik diperkenalkan. Teknik-teknik ini ditetapkan dengan cepat sebagai teknik utama, tetapi teknik asli tetap bertahan. Terdapat kecenderungan terhadap naturalisme dengan subyek seperti dataran realistik, bunga-bunga, burung-burung menjadi populer. Tinta adalah material yang biasa digunakan, dan dilukis pada kertas mulberry atau sutra. Pada abad 18 teknik asli mulai berkembang, khususnya pada kaligrafi dan ukiran segel/cap. (sumber: www.wikipedia.com)
10 •
Taekwondo Taekwondo diakui sebagai olahraga internasional yang berasal dari Korea dan dipraktekkan di seluruh dunia. Taekwondo menggunakan seluruh tubuh, terutama tangan dan kaki. Tidak hanya menguatkan fisik seseorang, tetapi juga mengolah karakter melalui pelatihan fisik dan mental. Bersamaan dengan teknik disiplin, taekwondo merupakan seni bela diri.
2.1.3
Festival Kebudayaan Korea di Indonesia
Walaupun kebudayaan Korea belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia, tetapi sudah pernah diadakan festival atau event kebudayaan Korea di Indonesia. Di antaranya seperti di bawah ini: -
Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta bekerjasama dengan salah satu universitas ternama dan termodern pertama di Korea yaitu Pai Chai University (PCU), menyelenggarakan event Korean Days. Acara tersebut dihadiri dan dibuka oleh Rektor UII dan PCU serta Press and Culture Attache Embassy of the Republic of Korea, Mr. Kim Sang Sool, di Kampus terpadu UII Kaliurang. Korean Days akan berlangsung selama satu minggu penuh, mulai 28 Februari-5 Maret 2005, diisi dengan 3 kegiatan utama yakni : Festival Seni dan Budaya Korea (pameran dan pertunjukan), Pemutaran Film Korea dan Grand Launching Pusat Studi tersebut. Festival ini akan memamerkan seluk beluk Korea, begitu pula dengan pertunjukan budaya seperti : lagu, tarian dan seni atraktif lainnya. Sementara itu film-film Korea yang akan diputar nantinya merupakan hasil seleksi film film yang berkelas, namun terbuka untuk umum. Tidak kalah pentingnya, Grand Launcing itu sendiri akan dirayakan dengan penampilan
11 kolaborasi dua budaya : Indonesia dan Korea. Melalui acara ini, CILACS UII berharap dapat menjadi media bagi masyarakat yang tertarik memahami budaya dan bahasa Korea. (sumber: www.uii.aac.id)
-
Kebudayaan Korea yang ditampilkan pada Jumat, 12 Januari 2007 ialah Pansori dan Modeumbuk. Prof. Dr. Koh Young Hoen, Ketua Pusat Studi Indonesia di Korea dalam sambutannya mengungkapkan harapannya agar antara Indonesia dan Korea dapat terjalin kerja sama yang erat dengan dikenalnya kebudayaan Korea oleh Indonesia. Penampilan perdana ini bisa dihitung cukup sukses melihat banyaknya penonton yang hadir dalam acara yang dilaksanakan di Auditorium gedung IX FIB. Tak kurang dari 150 penonton menyaksikan pengenalan kebudayaan tradisional yang dibawakan dalam bahasa Korea ini. Pansori dan Modeumbuk menurut Prof. Dr. Koh Young, bisa diibaratkan seperti wayang kulit, yaitu sebuah warisan kebudayaan tradisional turun-temurun yang tetap dilestarikan. (sumber: www.fib.ui.edu)
-
Pada bulan November 2006, sebuah event festival seni pertunjukan bertaraf internasional, yaitu Asia Tri Jogja akan digelar sekaligus dikemas untuk memulihkan kondisi pariwisata Yogyakarta yang sempat terpuruk setelah bencana alam yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Melibatkan seniman Aisa (Korea dan Jepang) dan seniman dalam negeri, event ini berupaya merangkaikan kembali
semua
elemen
masyarakat
baik
tradisional
maupun
modern
12 (kontemporer) dalam sebuah festival yang diharapkan juga memberikan citra positif bagi kebangkitan pariwisata Yogyakarta.
Festival Asia Tri dimulai sejak tahun 2005 yang digagas oleh seniman dari Korea, Jepang, dan Indonesia. Awalnya festival ini menampilkan tari-tarian dari seniman tiga negara tersebut untuk membangun bersama kesenian di Asia. Kae Ishimoto dan Daisuke Zenzai dari grup Wngnin Bunmei Jepang akan tampil bersama Yang Hyo Jin (Chumsory Dance Company) dari Korea. Asia Tri 2006 sudah dimulai di Korea sejak bulan September lalu, dan diteruskan di Jepang kemudian sebagai rangkaian terakhir diselenggarakan di Indonesia dengan Jogja sebagai tuan rumahnya. Tema yang diusung adalah "Asian Art for Jogja Recovery yang dikemas dalam sebuah hajatan seni budaya selama tiga hari tiga malam, mulai tanggal 18 November hingga 21 November dengan lokasi berpusat di Kawasan Wisata Kaliurang Yogyakarta. (sumber: www.gudegnet.com)
-
Nanta, kelompok musik dan tari dari Korea Selatan akan manggung di Jakarta selama tiga hari di Jakarta International Trade and Exhibition Centre (JITEC), Mangga Dua Square. Pertunjukan akan berlangsung selama tiga hari, pada tanggal 2-4 Desember 2006. Atase Informasi dan Pers Kedutaan Besar Republik Korea Selatan, Kim Sang-Sool dalam keterangannya, Rabu (16/11) di Jakarta menuturkan, Nanta merupakan pertunjukan musik tanpa kata (nonverbal) pertama di Korea yang memadukan irama samulnori- pertunjukan instrumental tradisi Korea. Uniknya, alat musik yang dipergunakan Nanta adalah segala
13 peralatan dapur baik yang tradisional (asli Korea) maupun modern dengan penampilan gaya barat. Lebih jauh dijelaskan, Nanta dalam pertunjukannya akan menyuguhkan cerita berupa kesibukan di dapur suatu pesta pernikahan. Para personel Nanta mempersiapkan makanan yang akan dihidangkan untuk para tamu. Dalam persiapan itu, sejumlah peralatan dapur dilengkapi bahan-bahan makanan seperti sayur yang melengkapi pertunjukan ini. Tentunya, bunyi-bunyi yang muncul dari peralatan masak itu merupakan perpaduan yang harmoni dan didukung oleh atraksi para personel Nanta sehingga kelompok ini tidak hanya memadukan bunyi dari peralatan memasak. Target pengunjung dari pertunjukan ini adalah orang Indonesia. Pasalnya, kehadiran Nanta di Indonesia bukan hanya sekedar menghibur penonton tetapi lebih dari itu pihak Kedutaan Korea bermaksud memperkenalkan kebudayaan Korea kepada masyarakat Indonesia. (sumber: www.suarapembaruan.com)
2.3
Data Event
Data event festival kebudayaan Korea ”The Colors Of Korea”:
Acara ini terdiri dari serangkaian acara yaitu pertunjukan, pameran, dan standstand.
Diadakan pada tanggal 5-7 Juli 2007 di Bentara Budaya, Jl. Palmerah Selatan No. 17, Jakarta Barat.
Event ini tidak dipungut biaya masuk.
Diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia dan disponsori oleh LG Electronics, Dynamic Korea, dan Mugunghwa.
Daftar Acara:
14
Kamis, 5 Juli 2007 Waktu
Acara
Keterangan
Pertunjukan Pansori (Opera Klasik 11.00-13.00
Wang Ki Seok Korea)
13.00-15.00
Nanta Show Pemutaran Film Korea ”3-Iron (Bin
15.00-18.00 jip)”
Jumat, 6 Juli 2007 Waktu
Acara Demo Taekwondo
11.00-13.00
Keterangan Persatuan Taekwondo Indonesia
Pemutaran Film Korea ”Taegukgi”
Won Bin, Jang
13.00-15.00 Dong Gun 15.00-18.00
Fashion Show ”Hanbok Modern”
Sabtu, 7 Juli 2007 Waktu
Acara
Keterangan
Pemutaran Film Korea ”The King and
Lee Min Woo, Kim
the Clown”
Sang Jung
11.00-13.00
Pertunjukan Buchaechum (The Fans 13.00-16.00 Dance)
15
16.00-18.00
Band-band
18.00-20.00
Pertunjukan Kembang Api
Pameran-pameran yang diadakan antara lain: 1. Pameran foto “Inside of Korea” 2. Pameran lukisan oleh “Korean Artist”
Stand: 1. Stand Kaligrafi 2. Stand makanan dan minuman Korea 3. Stand hasil kerajinan Korea 4. Stand studio foto dengan menggunakan kostum pakaian adat Korea 5. Stand sponsor, dll
2.3
Data Penyelenggara
2.3.1
Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia
Gambar 2.3.1 Logo kedutaan Besar Republik Korea Di Indonesia
Hubungan diplomatik antara Korea dan Indonesia telah terjalin mulai tahun 1973. Selama ini Korea dan Indonesia membina hubungan dekat dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Pertalian di antara dua negara ini telah diperkuat
16 melalui pertukaran kunjungan negara oleh Presiden Republik Korea Kim Dae-jung pada tahun 200, Presiden Republik Indonesia Megawati pada tahun 2002, dan pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Roh Moo-hyun dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Laos pada tanggal 29 November 2004.
Pada tahun 2004 perdagangan dua arah telah mencapai tingkat rekor 8,6 milyar US$. Indonesia
menjadi
partner
perdagangan
Korea
yang
ke
sembilan
besar.
Contact: Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 57-58, Kuningan Jakarta Selatan 12930 Telp. 021-5201915 Fax. 021-5254159
2.3.2 LG Electronics Indonesia
Gambar 2.3.2
Logo LG Electronics
LG Electronics Indonesia (PT. Goldstar Astra) didirikan pada tahun 1990. Sekarang ini perusahaan ini merupakan sebuah kekuatan nasional di produk informasi dan komunikasi dengan karyawan lebih dari 2000 orang di semua daerah di Indonesia.
17 Dengan visi menjadi perusahaan elektronik nomor satu di Indonesia, LG Electronics Indonesia memutuskan untuk menciptakan kepemimpinan produk dengan orientasi pasaran Indonesia dan kepemimpinan pada marketing melalui strategi/taktik yang berbeda-beda. Jadi, manajemennya telah berkomitmen unuk mengolah orang-orang berbakat untuk mengembangkan persaingan global. Profil Perusahaan
LG Electronics Indonesia
Didirikan
November 1990 Wisma 77 Lt. 15 JL. S. Parman Kav.77 Jakarta
Kantor Korporat
Telp. +6221-53660309 Fax. +6221-53660308
Chairman & CEO
Mr. Kee Ju Lee Digital Display & Media Company Digital TV, PDP, Monitor, CD-ROM Drives, DVDROM Drive, Super Multi DVD RW, Combo, Portable Combo, DVD Placer, Audio.
Area Bisnis dan Produk Digital Appliance Company Utama Air Conditioner, Lemari Es, Microwave oven, Mesin Cuci.
Communication Handset untuk GSM & CDMA. Jumlah Karyawan
2000 karyawan di Indonesia
18
Gambar 2.3.3 Brand personality LG Electronics
Sejarah Perusahaan: 1990
Didirikan PT. Goldstar Astra
1991
1991 Established Factory Construction
1996
Berubah menjadi PT. LG Astra Electronics
1999
Berubah menjadi PT. LG Electronics Indonesia
2000
ISO 14001 TUV Rheinland Germany
2000
Launching MOBISS (Mobile Speed Service)
2001
MOSS (Motorbike Speed Service)
2001
Launching LG GSM Mobile Phones pertama di Indonesia
2002
Menetapkan visi baru: Perusahaan Elektronik Nomor 1 di Indonesia
2003
Launching konsep LG HomNet di Indonesia
2004
LG CDMA Mobile Phone di Indonesia
19 2.4
Target
Yang menjadi target dalam event ini adalah remaja dan dewasa, usia produktif 17-35 tahun, golongan ekonomi menengah dan menengah ke atas, WNI dan warga negara Korea yang tinggal di Indonesia. yang mempunyai ketertarikan terhadap kebudayaan Korea. Karena remaja sendiri cenderung mudah terpengaruh oleh tren budaya asing dan mempunyai keinginan untuk mencoba hal-hal baru. Sedangkan untuk orang dewasa dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan.
2.5
Analisia SWOT
2.5.1
Strength
Event ini bisa memperkenalkan kebudayaan Korea yang selama ini kurang diperhatikan
2.5.2
2.5.3
Event ini bisa memberikan tren baru yang positif di Indonesia
Dapat mempererat hubungan diplomatik antara negara Korea dan Indonesia
Weakness
Keterbatasan target audience
Terbatasnya tempat penyelenggaraan
Opportunity
Kerjasama di bidang kebudayaan antara Korea dan Indonesia yang belum terjalin cukup baik
Masih kurangnya event-event kebudayaan Korea yang diadakan di Indonesia
20
Kurang pedulinya pemerintah dengan kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia
2.5.4
Threat
Event ini tidak dapat dinikmati seluruh masyarakat karena tidak semua orang suka dengan kebudayaan Korea
Adanya acara hiburan lain yang lebih menarik