BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu :
1. Wawancara/Interview dari berbagai narasumber terpercaya dan pihak-pihak yang terkait : o Eko Suryanto (Guru agama buddhis di Triratna Jakarta School) o Suparjo (Ketua Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia) o Yongki (Koordinator Vihara Tanda Bhakti)
2. Riset lapangan di Vihara Tanda Bhakti dan Kelenteng Toe Se Bio
3. Sumber Literatur : buku, film dan artikel dari media internet yang membahas Bulan Hantu Kalender Tionghua. o http://www.indonesiamedia.com/ o http://www.chinahighlights.com/ o Cioko festival appeases the poor, hungry spirits, The Jakarta Post. Akses:0109-2012 o Sembahyang Kubur dan Rampas Masih Sporadis, m.equator-news.com. Akses:01-09-2012 o Shen Mu Miau Siap Gelar Sembahyang Rebut, Bangkapos. Akses:01-09-2012 o Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. Juli 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi Pertama. Semarang: Benih Bersemi. o The Maid (2005film) o Hungry Ghost Ritual (2014 Film)
4
5 2.1.1 Hasil Wawancara dengan pihak Triratna Jakarta School Dari wawancara sekilas dengan pihak Triratna Jakarta School, Eko Suryanto menyatakan bahwa saat ini, masyarakat kurang bisa membedakan agama dan tradisi. Dalam agama Buddha memang ada peringatan yang serupa namun berbeda penerapan disebut ullambana sehingga perlu adanya buku untuk penegas yang dikemas menarik dalam bahasa Indonesia.
2.1.2 Hasil Survey terhadap para pecinta budaya dan masyarakat awam Dari hasil survey melalui media online dengan para pecinta budaya dan masyarakat awam menyatakan bahwa kebiasaan mereka untuk mendapatkan asupan informasi akan tradisi adalah melalui internet, majalah. Namun jika ada buku informatif membahas tentang tradisi tionghua, mayoritas dari mereka merespon positif untuk pembuatannya, dan tertarik untuk memilikinya.
2.1.3 Hasil wawancara dengan Narasumber (Suparjo dan Yongki) Dari rangkuman hasil wawancara, kedua narasumber menyatakan bahwa kebanyakan media yang memberikan informasi mengenai festival bulan hantu, biasa hanya mereka peroleh dari internet (blog dan forum) , orang tua dan diskusi. Menurut mereka, pembuatan buku seperti ini sangatlah menarik dan akan diminati karena masyarakat di luar tionghua akan mendapatkan informasi yang segar.
2.2 Data Umum 2.2.1 Tradisi Tradisi (Bahasa
Latin: traditio,"diteruskan")
atau kebiasaan,
dalam
pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
6
2.2.1.1 Warisan Budaya Tak Benda Warisan budaya tak benda adalah warisan dari generasi ke generasi yang harus diakui oleh berbagai komunitas, kelompok, maupun perseorangan dalam hal tertentu yang meliputi praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, serta artefak dan ruang-ruang budaya yang terkait (http://warisanbudayaindonesia.info) Kategori budaya tak benda untuk seluruh nusantara adalah: 1. Kesenian, meliputi seni tari, olah suara dan cerita rakyat. 2. Upacara adat, meliputi tradisi dan ritual masyarakat setempat. 3. Bahasa daerah, yakni bahasa yang digunakan sehari-hari. 4. Kearifan lokal, meliputi pola pikir, sifat dasar masyarakat setempat.
2.2.1.2 Ritual dan Budaya Ritual adalah perilaku yang diatur secara ketat, dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berbeda dengan perilaku sehari – hari, baik cara melakukannya maupun maknanya (Djamhari.h. 36) Ritual timbul karena kepercayaan pada yang sakral (Djamhari .1993: h . 36) dan ada kalanya karena kecemasan (George. h. 38) Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
7 Dari segi caranya ritual dibagi menjadi 1. Individual 2. Kolektif Ritual Budaya Dari segi Ontologi o Bersifat sakral dan formulanya tetap o Tidak sakral + berubah o Di latar belakangi kepercayaan dan kecemasan o Sebagai reaksi terhadap alam dan sosial Dari segi Epistimologi o Pembuat Ritual hanya pihak – pihak tertentu o Pembuat Budaya bebas bagi semua manusia Dari segi Axiologi o Tasyakur – Taqorrub – Istighfar kepada Tuhan Memenuhi kebutuhan hidup manusia
2.2.2 Tionghua 2.2.1.1 Pentingnya mengenal budaya otentik Tionghua Dalam suatu kebudayaan, masyarakat yang berada di dalamnya menganut kepercayaan tertentu. Dalam hal ini masyarakat Tionghoa mayoritas memuja dan menyembah alam,dewa-dewi dan arwah para leluhurnya.16 Masyarakat Tionghoa tradisional hidup bergantung pada alam sehingga banyak tradisi mereka yang berhubungan dengan alam. Melalui tradisitradisi yang dilakukan, masyarakat Tionghoa mengharapkan keseimbangan dalam hidup mereka. Keseimbangan yang dimaksud misalnya kehidupan yang aman dan tenteram dalam lingkungan yang mereka tinggali. Ketika terjadi ketidak-seimbangan melalui kejadiankejadian alam, manusia menjadi merasa perlu untuk melakukan ritual-ritual. Ritual-ritual tersebut kemudian terbentuk dalam suatu kegiatan tradisi yang terbagi sesuai pengharapan masyarakat Tionghoa.
8 2.2.1.2 Pengaruh Tionghua di Indonesia Pada abad ke-16 dan ke-17 terjadi eksodus besar-besaran orang Tionghoa ke selatan, yaitu ke wilayah Asia Tenggara termasuk Nusantara. Kejadian itu disebabkan adanya perang saudara dan kemarau berkepanjangan di sana. Pada saat bersamaan, VOC berkuasa di Batavia. Untuk memperlancar pembangunan, mereka memerlukan banyak tenaga kerja. Karena itu mereka mengambil tenaga kerja asal Tiongkok yang dinilai ulet dan rajin.Sejak itu kebudayaan Tionghoa banyak bercampur dengan kebudayaan dari berbagai daerah termasuk dengan budaya Betawi, dan masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya bahasa, nama tempat, arsitektur, kesenian, dan kuliner. Bisa dimaklumi kalau Batavia menjadi kota yang multietnis.Selain sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda, kota Batavia awalnya berada di sekitaran pelabuhan Sunda Kalapa. Banyak orang dari berbagai suku dan ras datang untuk berdagang, termasuk orang-orang dari daratan Tiongkok.
2.2.1.3 Sekilas tentang Bulan Hantu Kalender Tionghua Bulan Hantu merupakan bulan dimana Gerbang Neraka dibuka, sehingga arwah atau roh akan bebas mengunjungi alam manusia. Pada pertengahan Bulan Hantu, atau lebih dikenal sebagai Festival Hantu, para arwah maupun roh akan berada energinya yang paling tinggi, sehingga akan diadakan jamuan mewah disertai dengan penghiburan bagi para arwah atau roh. Pada tahun 2015 ini, Festival Hantu jatuh pada tanggal 28 Agustus 2015. Pada mulanya, persembahan yang dilakukan pada pertengahan bulan ketujuh dilakukan oleh masyarakat agraris pada daratan Cina yang ditujukan untuk menghormati para leluhur dan dewa-dewa panen agar panen yang biasanya jatuh pada musim gugur akan diberkati dan berlimpah. Namun dengan masuknya ajaran Tao, persembahan tersebut menjadi dikenal sebagai Festival Hantu. Pada tanggal 15 bulan ketujuh pada
9 kalender lunar, ajaran Tao percaya bahwa Gerbang Neraka akan terbuka dan arwah atau hantu kelaparan akan bebas berkeliaran untuk mencari makan maupun menghukum siapapun yang bertindak buruk pada bulan ketujuh. Seiring dengan masuknya ajaran Buddha ke daratan Cina, pemahaman akan Festival Hantu semakin diperdalam. Festival Hantu kemudian juga dikenal sebagai Festival Ullambana, yaitu hari pelimpahan jasa kepada para leluhur, baik dari kehidupan saat ini maupun dari kehidupan lampau. Walau telah memperoleh pengaruh dari ajaran Buddha, tradisi tersebut masih mempertahankan tradisi lamanya yang tidak hanya mempersembahkan makanan, namun juga uang kertas, rumah kertas, dan segala persembahan lain dengan harapan leluhur mereka dapat hidup dengan penuh kenikmatan di alam baka, meskipun dalam ajaran Buddha, pembakaran
persembahan
tersebut
tidak
akan
benar-benar
memberikan para arwah rumah, uang, maupun perkakas lain di alam baka. Pada bulan hantu, terdapat tiga hari penting yaitu: •
Hari pertama dari bulan tujuh
o
Pada hari tersebut, leluhur dihormati dengan persembahan
makanan, dupa, dan uang kertas. Persembahan untuk roh yang tanpa keluarga juga dilakukan untuk menghindari gangguan. Persembahan tersebut pada umumnya dilakukan pada altar sementara yang didirikan di trotoar di luar rumah. •
Hari kelimabelas dari bulan tujuh
o
Pada hari tersebut, para arwah dianggap memiliki energi tertinggi.
Oleh karena itu, diadakan persembahan yang mewah serta pementasan panggung. Pementasan tersebut dilakukan untuk menyenangkan arwah, sehingga pada baris pertama di tempat duduk penonton selalu dikosongkan karena dipercaya para arwah akan duduk di barisan terdepan tersebut. Selain persembahan dan
10 pementasan, orang-orang juga membuat berbagai macam lentera dengan lilin di tengah, yang kemudian diapungkan di atas sungai. Konon apabila lentera terapung di sungai, diartikan sebagai semangat roh tertangkap. Apabila tenggelam, berarti rohnya disimpan, sementara itu apabila mengapung jauh atau ke pantai lain, maka rohnya akan menjadi makhluk abadi. Namun sebenarnya arti dari mengapungkan lentera tersebut adalah untuk pengharapan semata. •
Hari terakhir dari bulan tujuh
o
Hari tersebut merupakan hari dimana Gerbang Neraka ditutup.
Pada hari tersebut terdapat suara raungan nyaring ratapan yang dikeluarkan oleh roh karena mereka harus kembali ke neraka, Selama Bulan Hantu, masyarakat dihimbau untuk menghindari tindakan tabu agar tidak menyinggung arwah yang berkeliaran. Adapun kegiatan tabu selama Bulan Hantu adalah: 1. Tidak boleh membuang air kecil di pohon 2. Tidak boleh berkeliaran hingga larut malam 3. Tidak boleh mengganggu atau merusak persembahan 4. Tidak ada pasangan yang boleh menikah 5. Tidak boleh duduk pada barisan pertama pada pementasan panggung 6. Menghindari aktivitas berenang 7. Menghindari kunjungan ke tempat orang sakit, menghadiri pemakaman, pindah rumah, dan memulai bisnis baru 8. Menghindari pembicaraan tentang makhluk halus 9. Menghindari penggunaan pakaian hitam dan merah 10. Tidak boleh membuka pintu utama rumah sepanjang malam 11. Tidak boleh meninggalkan payung terbuka di luar rumah pada saat malam 12. Tidak boleh membawa masuk payung yang digunakan pada malam hari ke dalam rumah
11 13. Menghindari kunjungan ke hutan 14. Tidak boleh membunuh serangga langka (jarang masuk ke rumah pada umumnya seperti kupu-kupu atau belalang) yang masuk ke rumah pada bulan tersebut. 15. Menghindari renovasi rumah 16. Menghindari pembuatan akuarium pada bulan tersebut 17. Tidak boleh merayakan ulang tahun pada tengah malam. 18. Tidak boleh menjemur pakaian pada malam hari Bagi mereka yang melanggar tabu tersebut, dipercaya dapat terkena amarah dari arwah serta memperoleh kesialan. 2.3 Tinjauan Khusus Teori yang mendukung desain buku secara visual meliputi teori layout, teori warna, teori ilustrasi, teori tipografi, dan teori publikasi, teori buku bergambar. Hal ini tersebut merupakan teori yang berhubungan dengan tugas akhir ini, dimana peranan ilustrasi sangat penting untuk memperjelas konten dari buku sains untuk anak ini. Dengan demikian tulisan akan mudah dicerna oleh anak karena bantuan illustrasi tersebut, sehingga anak-anak dapat mengerti pesan yang disampaikan.
2.3.1
Teori layout
Sebuah layout yang baik dalam desain komunikasi visual adalah menuangkan pengolahan bahan tulisan dan seni (foto, ilustrasi atau gambar lainnya) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan, penentuan tujuan dari karya, penentuan target audiens, perencanaan kemana atau dimana akan ditempatkan dan bagaimana cara pendistribusiannya. Layout yang baik dan benar dapat mengarahkan dan menggambarkan rentetan informasi untuk dipahami. Oleh karena itu grid system yang akan digunakan adalah multi column grid, yaitu format fleksibel untuk publikasi yang memiliki hirarki yang kompleks untuk mengintegrasikan teks dan ilustrasi. Dengan grid ini akan membuat
12 penempatan layout menjadi lebih fleksibel. untuk mendapatkan layout yang baik diperlukan adanya :
1.
Kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat
2.
Variasi agar tidak monoton dan membosankan
3.
Keseimbangan agar terlihat sepadan, serasi, dan selaras
4.
Irama yang berupa pengulangan bentuk / unsur-unsur layout dan warna
5.
Harmoni berupa keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur -
unsur yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan 6.
Kontras yang berupa perpaduan antara warna gelap dan terang
Gambar 2.1 Timothy, Samara. (2005). Making and Breaking the Grid: A Graphic Design Layout Workshop . New Yorrk;Rockport.
2.3.2 Teori Warna Warna dalam komunikasi visual berperan sangat penting seperti yang di jabarkan di website (http://www.ahlidesain.com/teori-warna.html), yaitu sebagai saranan untuk memperkuat dan mempertegas kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dikatan oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna digunakan untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat sehingga menimbulkan efek-efek tertentu.
13 Menurut Sachiko Umoto dalam buku illustration school let's draw magical color dengan menggabungkan dua warna yang berbeda satu warna dengan warna lain saling memberi suport satu sama lain agar membentuk sebuah pesan dari warna tersebut. Dalam visual ilustrasi berwarna buku anak, warna-warna yang sangat berpengaruh adalah warna-warna yang cerah cenderung terang, dan hangat. Gunanya adalah menarik minat anak, karena anak cenderung memilih warna yang menarik mata. Menurut Albert Munsell, warna dapat diklasifikasikan berdasarkan hue (warna itu sendiri: red, green, blue), value (gelap atau terang), dan chroma (kuat atau lemah). Terdapat beberapa hal mengenai warna yang dijelaskan oleh Karen Triedman dan Cheryl Dangel pada bukunya yang berjudul Color Graphic : The Power of Color in Graphic Design, yaitu : •
Warna sebagai pembangkit emosi:
Kehidupan yang penuh warna dalam keseharian manusia berpengaruh pada emosi, perasaan dan hal semacamnya. Untuk memperkuat desain diperlukan satu pemahaman atas respon seseorang terhadap warna dan pengertian terhadap target market yang dituju. Faktor sosiologis, histories, politis, geografis, psikologis dan budaya juga menentukan respon target terhadap warna. •
Warna yang mengandung makna:
Pesan utama dari sebuah warna dapat digunakan sebagai identitas yang kuat dari sebuah brand. Penggunaan warna corporate dapat memberikan produk sebuah posisi yang lebih kuat di pasar. •
Warna sebagai media penarik perhatian:
Warna adalah elemen utama yang dapat digunakan untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang yang melihatnya. Kekuatan dari warna dapat
14 menarik perhatian dan memotivasi penjualan, warna dapat digunakan memberikan identitas pada sebuah brand.
Gambar 2.2 Sachiko, Umoto. (2010).Illustration School: Let's Draw Magical Color.. Japan;Quary.
2.2.3 Teori Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku / bu·ku / n adalah lembaran kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi atau dua hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Berbeda dengan padangan Roger Fawcett Tang dalam buku New Book Design, menurutnya buku yang baik adalah buku yang didesain dengan memperhatikan : •
Kemasan
-
Tampilan luar suatu buku merupakan salah satu faktor yang penting. Suatu kemasan buku yang baik mampu menarik rasa
15 keingintahuan orang untuk melihat buku tersebut diantara bukubuku yang lain. -
Fungsi utama kemasan buku sebagai pelindung bisa diolah menjadi menarik.
-
Menggunakan image yang mampu menarik perhatian (to persuade).
•
Struktur Isi buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu tipografi, grid, dan image.
•
Navigasi Dalam
suatu
buku,
meletakkan
informasi-informasi
dalam
komposisi yang baik merupakan hal yang penting agar tidak membingungkan pembaca.
2.3.4 Teori Tipografi Serif, huruf Jenis ini memiliki sirip (Serif) dengan berbagai macam bentuk dan ketebalan yang sama atau bervariasi. Biasanya berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang di timbulkan huruf ini adalah klasik, anggun, bersejarah, mewah, dan dewasa. Script, adalah jenis huruf yang menerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena atau dengan pensil yang tajam dan biasanya miring ke kanan. Biasanya kaligrafi termasuk dalam jenis ini. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi yang akrab. Decorative, dalam jenis ini merupakan perkembangan dari bentuk yang sudah
ada ditambah dengan ornamen-ornamen, garis-garis
dekoratif atau bahkan dikurangi sesuai kebutuhan. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf ini adalah
dekoratif, ornamental. Prinsip dalam
tipografi terdiri dari clearity, readability, legibility, yaitu keterbacaan dan jenis huruf tersebut dan visibility, lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut.
16
Gambar 2.3 Jim, Krause. (2007). Type Index Idea Canada;HOW BOOKS.
2.3.5
Teori Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari proses komunikasi yang dipublikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis berupa gambar (ilustrasi dan fotografi), huruf dan tipografi, warna, komposisi dan layout. Menurut Yongky Safanayong, desain komunikasi visual tidak hanya berfungsi mekanikal tetapi ada fungsi lainnya, yaitu memberi inspirasi, informasi dan menggerakkan kita untuk beraksi, selain memiliki fungsi sosial, desain komunikasi visual juga memiliki fungsi fisik dan fungsi pribadi. Dalam terapannya sebagai ilmu komunikasi, desain komunikasi memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform) seperti menjelaskan, menerangkan, dan mengenalkan. 2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), seperti membuka pikiran dan menguraikan. 3. Untuk membujuk (to persuade), seperti menganjurkan, komponenkomponennya termasuk kepercayaan, logika dan daya tarik.
17 4. Untuk melindungi (to protect), seperti fungsi khusus untuk desain kemasan dan kantong belanja. (Yongky Safanayong 2006 : 3)
Sesuai dengan teori tersebut, penulis melakukan perancangan publikasi guna memberikan informasi (to inform) dan memberi wawasan (to enlighten) tentang desain grafis di industri fashion kepada target sasaran (audience), melalui media promosi publikasi buku yang tepat dan menarik (to persuade).
2.3.6
Teori Publikasi
Menurut Timothy Samara dalam bukunya “Publication Design Workbook”, Publikasi pada buku adalah aplikasi yang diperluas dari teks dan image, yang berarti perlu berbagai pertimbangan dan perhatian lebih dari seorang desainer, tidak seperti single-format item, seperti poster atau iklan. Desainer perlu memperhatikan masalah kemudahan membaca dan kenyamanan pembacaan pada desain multipage dengan banyak halaman. Hal-hal yang harus diperhatikan tersebut, antara lain adalah muatan informasi, muatan setiap konten halaman, integrasi antara image dan tipografi untuk mencapai suatu bentuk kesatuan, pengaturan tipografi yang baik untuk kenyamanan membaca, namun tetap menarik untuk terus menerus dibaca hingga akhir, dan lain sebagainya agar dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif. (Timothy Samara 2005 : 11).
Setiap publikasi selalu diawali dengan ide dengan suatu pesan atau subjek yang memiliki fungsi namun tanpa bentuk. Sebagai contoh kegiatan seperti fashion, musik, dan sebagainya menawarkan sebuah ide. Fungsi yang mereka sampaikan tersebut, melalui media apapun, fungsinya tetap sama, yaitu untuk melibatkan audience pada pesan selama periode waktu tertentu. Bentuk publikasi selalu mengalami perubahan, membedakan gagasan, memilah-milah konten menjadi
18 bagian yang dikenali, melibatkan pasar, terkait dengan tempat tinggal audience dan kebutuhan khusus mereka untuk informasi. Namun terlepas dari apapun bentuk alat penyampai pesan, proses desain dalam publikasi adalah sama, yaitu dikembangkan dengan konten yang mampu menyampaikan sebuah pesan. (Timothy Samara, 2005 : 12).
2.3.7 Teori Grid Menurut Timothy Samara dalam bukunya "Making and Breaking the Grid", grid merupakan gabungan dari 2 struktur dimensional yang dipertemukan antara garis vertikal dan horisontal yang digunakan untuk struktur konten. Dan grid merupakan awal dan dasar dari sebuah proses desain yang kemudian akan tidak terlihat atau invisible pada audience.
Grid sistem sangat membantu untuk mendesain sebuah buku untuk repetisi elemen-elemen yang ada pada tiap halaman sebuah buku. Sistem ini dirancang agar flexible, dimana terkadang sebuah elemen desain akan keluar dari sistem tersebut, namun ini tergantung dari seberapa banyak variasi yang diinginkan. (Timothy Samara 2005 : 30).
Modular Grid Layout yang digunakan di dalam perancangan publikasi buku ini menggunakan modular grid. Modular grid yang digunakan adalah modular grid variation and violation yang telah dijelaskan oleh Timothy Samara pada buku Making and Breaking the Grid bahwa sebuah grid dapat dikatakan berhasil apabila dapat memecahkan masalah. Modular Grid merupakan grid yang dapat membantu desainer dalam membuat layout secara eksperimental atau dapat disebut juga breaking the rules.
19 Deskontrusi Grid Dalam buku yang sama, David Carson, Neville Brody, dan Stefan Sagmeister banyak memberikan contoh grid yang saling menabrak, dengan alasan sebuah ide yang terstruktur tidaklah harus teratur. Tetapi memiliki sistem yang baik dan alur yang menarik. Walau memecah readibility tetapi tetap sesuai dengan tujuan yang ada. Menurut Timothy Samara, dengan mendekonstruksi grid, kita dapat mendekonstruksi struktur grid yang sudah ada untuk menemukan hubungan spasial dan visual yang baru. Mendekonstruksi atau mengubah struktur dapat dilakukan melalui metode seperti pemotongan dan pergeseran terpisah dari bidang utama, baik horisontal maupun vertikal.
Sebagai contoh yang disampaikan Timothy Samara, Sebuah grid modular dasar dapat didekonstruksi dalam berbagai cara, salah satunya dengan cara melakukan pergeseran disekitar modul atau dengan melebarkan modul. Tetapi jika semakin kompleks mendekonstruksi sebuah grid, akan semakin ambigu hubungan spasial dari tipografi pada struktur baru. Mendekonstruksi sebuah grid perlu diperhatikan untuk beberapa kebutuhan dan keperluan saja.
Melalui teori tersebut, penulis menggunakan modular grid dan mendekonstruksinya untuk berkesperimental dan menemukan visual yang baru untuk menarik target sasaran dari segi visual.
2.3.9 Teori Fotografi Ada beberapa jenis fotografi, salah satunya adalah fotografi jurnalistik. Fotografi jurnalistik adalah foto yang memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri, melengkapi suatu berita dan dimuat dalam suatu media. Menurut Zainuddin Nasution, tokoh jurnalistik asal Surabaya, foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan foto yang tujuan pemotretan karena keinginan bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto
20 jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan kepada orang lain dengan maksud agar orang lain melakukan sesuatu tindakan psikologis.
Ada beberapa kategori foto jurnalistik, yaitu : 1.
Foto headshot dan portrait, yaitu foto orang untuk menguatkan berita atau memberitahu pembaca wajah seseorang.
2.
Foto features, yaitu jenis foto yang tidak terpengaruh oleh waktu.
3.
Foto ilustrasi, yaitu gambar ilustrasi yang dibuat dengan ilustrasi tangan.
Secara sederhana dapat dikatakan foto tersebut berkualitas dilihat dari dua aspek yaitu: Aspek teknis dan aspek visual Aspek teknis berkaitan dengan kualitas reproduksi gambar, garis gambar yang tegas (tajam) dan warna-warna cemerlang. Dengan garis-garis gambar yang jelas (tajam), maka ekspresi foto atau detil-detil subjek yang direkam bisa tampil dengan sempurna, sedangkan warna-warna yang cemerlang akan memperindah subjek tersebut. Aspek visual, berkaitan dengan subjek yang ditampilkan dalam foto tersebtu. Unsur-unsur foto yang baik diantaranya adalah : jelas dan berkualitas baik, mempunyai daya kejut/eye catching yang kuat. Menggugah emosi, suasana/mood . Membuat caption. Caption adalah keterangan gambar. Caption diperlukan untuk menambah keterangan tentang tempat, waktu dan dalam peristiwa apa foto itu diambil, dengan caption akan dapat menguatkan cerita dalam sebuah gambar yang liputan. Syarat caption harus singkat dan padat serta jelas apa yang dimaksud sehingga tidak diperlukan waktu banyak untuk membacanya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat caption adalah : • Judul kecil • Badan berita • Kode Editing foto
21 Editing foto berfungsi untuk membuat foto menjadi berkualitas baik sebelum dijual ke pelanggan maupun di kantor. Editing dilakukan di lapangan maupun di kantor. Editing di lapangan dilakukan saat pemotreran oleh fotografer sesuai dengan metode EDFT. Pertimbangan untuk mengedit foto yang layak disiarkan : • Mempunyai nilai berita yang tinggi • Tidak mengandung SARA • Bermanfaat bagi masyarakat • Tidak mengandung kesadisan • Gambarnya etis/elegan • Tidak bersifat mengiklan/mempromosikan lembaga-lembaga swasta atau suatu produk.
KOMPOSISI Desain dalam dunia fotografi lebih dikenal sebagai komposisi, yakni memadukan massa benda, warna dan cahaya. Dalam fotografi terdapat beberapa kategori komposisi, meskipun tidak ada patokan komposisi mana yang baik dan jelek, •
KOMPOSISI GRAFIK: Komposisi grafik adalah suatu gambar , dalam mana unsur-unsur garis dapat membentuk kotak-kotak, bulatan, segi tiga dll.
•
KOMPOSISI TRADISONAL: ditemukan
pada
Komposisi
lukisan-lukisan
Tiong
tradisional Hwa
dan
Jepang.Format yang digunakan adalah format tinggi (vertikal) dalam mana panjang(atau tingginya) lebih besar dari tiga kali lebarnya. Atau dalam komposisi horisontal dalam
mana
panjang
lebarnya(tingginya)
lebih
besar
Sifat-sifatnya
dari adalah
tiga
kali
:
1.
Kesederhanaan dalam nirmana (pola gambar) 2. Ekonomis dalam detail, dengan menghilangkaan atau mengaburkan bagian-bagian yang tidak esensial dalam nirmana. 3.
22 Peranan garis yang menonjol, dengan sapuan-sapuan kuas yang halus dan sensitif. •
KOMPOSISI BALI: Komposisi Bali terkenal pada lukisan-lukisan Bali, yang sering tidak memuat horison sebagai perbatasan antara bumi dan langit.Lukisan-lukisan demikian seakan-akan dipandang dari posisi-posisi tinggi. Di samping itu detail diutarakan secara dekoratif, artinya ditarik garis-garis yang teratur seperti membatik dan warna-warna diisi secara polos dalam tiap-tiap bidang.
•
KOMPOSISI
SURREALISME:
Surealisme
adalah
penyajian benda-benda yang hubungan satu dengan yaang lainnya tidak wajar. Tujuan penyajian surealisme adalah menarik perhatian dan menggugah khalayaan terhadap sesuatu.itulah sebabnya gaya ini sering dipakai dalam advertising . •
KOMPOSISI
YANG
MENYIMPANG
DARI
IDE
KONVENSIONAL. Yang disebut ide konvensional adalah tema atau peraturan-peraturan yang telah mantap, dan diterima secara universil. Hal itu termasuk “balance”, keseimbangan pandangaan dan pembagian serta pengisian bidang. Segala apa yang diutarakan di atas, dapat dilanggar semua pemotret, dan sama sekali tidak mengikat siapapun. Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain: •
Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang
23 foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto •
Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik, jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim. •
Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. •
Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis. Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle ) Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai
24 dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu: •
Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest). •
High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto. •
Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak. •
Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun. •
Frog Eye
25 Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.
Field Of View Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut : a. Extreme Close Up Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat. b. Head Shot Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu. c. Close Up Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu. d. Medium Close Up Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada. e. Mid Shot (setengah badan) Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang. f. Medium Shot (Tiga perempat badan) Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut. g. Full Shot (Seluruh Badan) Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki. h. Long Shot Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.
Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
26 a. One Shot Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek. b. Two Shot Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek. c. Three Shot Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek. d. Group Shot Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.
WARNA Warna adalah bagian dari keseluruhan komposisi sebuah foto. Pemotret harus mempelajari dan merasakan asosiasi warna terhadap fotonya.Ada yang harmonis tetapi ada juga yang kontradiktif. Ada warna yang saling melengkapi, yang keras dan lembut, yang dingin dan panas.
Teknik fotografi yang digunakan dalam buku “The Glory to Satan” adalah foto jurnalistik karena dianggap dapat menghadirkan atmosfir dari budaya dengan lebih efektif. Foto yang ditampilkan dimaksudkan untuk memberikan gambaran pada pembaca mengenai pengalaman menjelajahi Bulan Hantu yang lebih realistis.
2.2.10 Teori Promosi Promosi adalah suatu proses untuk memperkenalkan, memasarkan dan meningkatkan ketertarikan sebuah ide, produk maupun event. Promosi dapat mengarah kepada variasi solusi yang beragam dan eksekusi dengan berbagai media. (Designing Brand Experince, Robin Landa, p.198).
Promosi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Tugas utama manajer pemasaran dalam promosi adalah memberitahu pelanggan target tentang ketersediaan produk
27 yang tepat pada tempat yang tepat dan harga yang tepat pula. (DasarDasar Pemasaran, E. Jerome McCarthy, Wiliam D.Perreault Jr., p. Menurut Richard J. Semenik dalam bukunya Promotion & Integrated Marketing Communication (Southwestern Thomson Learning. 2002, p.7), promosi adalah proses komunikasi dalam pemasaran sebuah merek dari produk/jasa, ide atau pribadi seseorang, digunakan agar sasaran komunikasi memiliki predisposisi (atau tendensi) berkenan positif/ terbaik kepada merek
2.2.10 Teori Headline Pada
prinsipnya,
perancangan
headline
idealnya
berpihak
pada
karakteristik dan kebutuhan target audiens. Untuk itu, desainer tidak dapat sekedar mengandalkan kreativitas. Eksplorasi kreatif barangkali mampu menghasilkan suatu headline yang unik Menurut Greenland (1972), suatu iklan yang betul-betul bagus akan diperhatikan oleh kurang dari 50% audience-nya. Sekitar 30% audience yang melihatnya mungkin ingat inti headline-nya; sekitar 25% mungkin ingat merk yang diiklankan; dan kurang dari 10% membaca sebagian besar bodycopy-nya. Biasanya, iklan-iklan bahkan tidak mencapai hasil tersebut. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Burton (1981) menemukan bahwa hanya 20% mereka yang membaca headline meneruskannya dengan membaca bodycopy. Rendahnya kecenderungan audience untuk membaca bodycopy utamanya disebabkan oleh headline yang belum mampu mendorong audience untuk melanjutkan ketertarikannya. Dalam hal ini, headline mungkin sudah menarik perhatian karena keaslian dan keunikannya, tetapi belum mengikat perhatian dengan menjanjikan imbalan sebagaimana diharapkan oleh audience. Sesungguhnya, apapun isi dan bentuknya, headline harus mampu mengembangkan fungsinya secara optimal. Sebuah headline yang bagus akan mampu menghentikan audience, menerangkan produk dan merk, serta memulai penjualan dengan menarik perhatian audiens ke arah bodycopy.
28 Melalui teori tersebut, penulis menggunakan headline The Glory to satan untuk menarik perhatian audience yang memiliki prospek; headline tidak akan menarik perhatian mereka yang tidak berkepentingan dengan produk. Sebuah headline yang bagus akan memilih target audience -nya dengan membicarakan kesenangan mereka.
2.4 Produk Buku Sehubungan dengan projek Tugas Akhir yang dibuat penulis yaitu buku tentang " Bulan Hantu Kalender Tionghua " untuk usia remaja - dewasa, maka kerangka buku yang akan dibuat adalah:
1.
Tentang Bulan hantu Pendahuluan ini meliputi ringkasan, seputar mengenai Bulan Hantu yang dirangkum sedemikian rupa, sehingga bisa dimengerti dan dicerna oleh Khalayak sasaran.
2.
Apa itu Bulan Hantu Pada bagian ini akan membahas mengenai perihal kebiasaan selama berlangsung, dimulai dari Pembacaan doa agar selamat,pembakaran uang kertas untuk arwah sampai penjamuan arwah dengan oprah cina. Isi index materi akan dirangkum dan tetap mengacu pada target audience yaitu usia remaja – dewasa
3.
Penutup Kesimpulan/Penutup dari buku yang dibuat oleh penulis
2.4
Khalayak Sasaran 2.4.1 Sasaran Primer
Psikografis Target Kepribadian :
-
Penggemar dan apresiatif terhadap budaya
29 -
Modernist, bersikap terbuka dan aktif
-
Menyukai ilmu pengetahuan dan kreatif
-
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
-
Menyukai pengetahuan dan fakta akan kebudayaan di dunia.
-
Menyukai dokumentasi
Kegemaran : -
Suka membaca dan mengoleksi buku
-
Senang berkreasi
-
suka mencari informasi
-
punya prioritas dalam menjalani hidup.
-
Suka travelling
Gaya hidup: - Mengunjugi Gramedia , basheer, kinokunia - Sering atau suka membeli buku budaya
Demografis - Pria dan Wanita - Usia (18 - 25 tahun) - SES B-A - Pendidikan minimal SD
Geografis - Kota Besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan)
2.4.2 Sasaran Skunder Demografi: • Usia
: 18 - 30 tahun
• Jenis Kelamin
: Pria dan Wanita
• Pekerjaan
: Mahasiswa, karyawan, wirausaha
• Pendidikan
: SMA, Perguruan Tinggi
• Kelas Ekonomi
: Menengah ke atas (B-A)
30
Geografi: • Domisili •
Letak
: Kota Besar : Indonesia, khususnya DKI Jakarta
Psikografi: Target sekunder adalah seseorang yang awam dengan psikologi dan memiliki saudara atau teman yang memiliki ketakutan yang tak wajar terhadap objek atau situasi tertentu. • Kepribadian
:
Peduli
dengan
orang
lain,
pantang menyerah, haus akan informasi. • Kegemaran
:
Suka membaca, suka mencari informasi,
aktif,
berdiskusi,
mengisi
senang waktu
dengan kegiatan yang positif, selalu merasa tertantang untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada di sekitarnya. • Gaya hidup
:
Sedang
kuliah
atau
sudah
bekerja, suka membeli buku wisata
dan
budaya,
sering
mengunjungi toko buku dan perpustakaan.
Perbedaan yang mendasar antara target primer dengan target sekunder adalah, target primer buku ini merupakan seseorang yang ingin tahu tentang budaya, sementara target sekundernya adalah seseorang yang mengenal orang lain (dalam hal ini bisa saudara, teman, rekan kerja, dan sebagainya).
31 2.5 Analisa SWOT
Strength o Bulan Hantu Kalender Tionghua didesain dengan menarik secara visual,ditambah isinya di tulis dalam bahasa indonesia. o Dapat menambah wawasan pembaca tentang Bulan Hantu Kalender Tionghua. o Menggunakan pemakaian bahasa yang santai agar mudah dimengerti.
Weakness o Harga buku tidak murah. o Tradisi ini dilakukan secara turun temurun selama beratus ratus tahun.membuat banyaknya versi dan makna dalam ritual ini tampa arti yang jelas. o Tidak adanya peran pemerintah sehingga sejarah dari tradisi ini hanya diteruskan dari mulut ke mulut
Opportunities o Semakin eratnya hubungan etnis Tionghua dan etnis lain. o Budaya dan tradisi Tionghua yang diekspos pada event dan media, hanyalah imlek. Budaya dan tradisi otentik Tionghua seperti bulan hantu jarang dibahas dan dipertunjukkan. o Penggemar budaya yang makin bertambah tiap tahunnya di Indonesia (dilihat dari maraknya event- event
dan buku bertema budaya setiap
tahunnya) o Belum adanya buku budaya dengan visual dan informasi menarik yang membahas mengenai Bulan Hantu Kalender Tionghua dalam bahasa Indonesia
Threat o Buku import sejenis, yang dikemas dalam bahasa Inggris dan mandarin
32 o Website yang menyediakan informasi mengenai Bulan Hantu Kalender Tionghua, sehingga membeli buku menjadi bukanlah satu-satunya sumber media (menjadi pilihan)