BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari :
2.2
1.
Pengamatan langsung di lapangan
2.
Promosi items Hotel Alia Cikini
3.
Internet
4.
Buku-buku tentang corporate identity dan desain
5.
Buku-buku tentang perhotelan
6.
Televisi
7.
dan sumber lainnya
Produk 2.2.1
Definisi Hotel Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menteri perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77). Jadi jelas bahwa: •
Hotel adalah suatu usaha akomodasi komersial
•
Hotel harus dibuka untuk umum
•
Hotel harus memiliki suatu system pelayanan (service system)
8
9 •
Hotel harus memiliki minimum 3 (tiga) macam fasilitas/produk, yaitu: akomodasi (kamar), makanan dan minuman, serta pelayanan yang dibuka selama 24 jam (24 hours of service).
•
Sedangkan devinisi hotel menurut SK Menparpostel No.KM.34/HK.103/MPPT-87, adalah sebagai berikut” “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam Keputusan Pemerintah”.
2.2.2
Sejarah Perkembangan Hotel Kata hotel mulai digunakan sejak abad ke 18 di London (Inggris), sebagai Hotel Garni yaitu sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana tempat menginap/tinggal untuk penyewaan secara harian, mingguan, atau bulanan. Kata hotel sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis yaitu Hostel, yang diambil dari bahasa latin Hospes, dan mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum pada tahun 1797. Sebelum istilah hotel digunakan di Inggris, rumah-rumah penginapan bagi orang yang bepergian jauh disebut Inn.
2.2.3
Sejarah Perhotelan di Indonesia
10 Sebagaimana telah dijelaskan, pertumbuhan usaha perhotelan tidak
dapat
lepas
dari
pertumbuhan
dan
perkembangan
kepariwisataa. Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu: masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang, dan masa setelah Indonesia merdeka. Masa Pejajahan Belanda Semasa penjajahan Belanda dapat dikatakan bahwa kegiatan pariwisata hanya sebatas pada kalangan orang-orang kulit putih saja, sedang kalangan bangsa Indonesia boleh dikatakan tidak ada. Di beberapa kota dan tempat-tempat tertentu di Indonesia telah didirikan hotel-hotel untuk melayani kebutuhan akomodasi bagi mereka yang berkunjung ke daerah-daerah Hindia Belanda. Pertumbunhan usaha perhotelan di Indonesia baru dikenal pada abad ke-19, itu pun hanya terbatas di kota-kota besar yang berlokasi dekat pelabuhan, seperti di Batavia didirikan Hotel des Indes, di Semarang didirikan Hotel du Pavillion, di Medan didirikan Hotel de Broerdan dan Hotel Astoria, sedang di Makasar didirikan Hotel Grand dan Hotel Staat. Pada permulaan abad ke20, mulailah pendirian hotel-hotel di daerah dan kota-kota yamh jauh dari pelabuhan, yaitu di Malang didirikan Palace Hotel, di Surakarta didirikan Slier Hotel, di Bandung didirikan Hotel Van de Hangel, Hotel Preanger, dan Hotel Homman, di Yogyakarta didirikan Grand Hotel, dan di Bogor didirikan Hotel Salak. Setelah jalan-jalan ke daerah pedalaman mulai dibangun dan dibuka, serta kendaraan bermotor mulai beroperasi, maka muncul pula hotel-hotel baru, antara lain di Bukit Tinggi didirikan Hotel
11 Merdeka, dan di wilayah utara Bandung didirikan Hotel Lembang. Kemudian, secara berturut-turut muncul pula hotel-hotel di daerah lainnya, yakni: di Lamongan, Dieng, Kopeng, Tawangmanu, Prapat,
malino,
Garut,
dan
Sukabumi.
Sesuai
dengan
perkembangan dan kemajuan zaman, untuk memenuhi kebutuhan akomodasi bagi masyarakat Indonesia yang semakin banyak mengadakan perjalanan, maka berdirilah hotel-hotel kecil yang berupa losmen atau penginapan biasa. Semenjak itulah fungsi hotel sebagai sarana akomodasi mulai dikenal masyarakat banyak. Orang-orang
menggunakan
fasilitas
dan
pelayanannya
menempatkan dirinya masing-masing sesuai dengan kemampuan ekonomi dan derajat sosialnya. Maka dikenal pula istilah penginapan besar atau disebut dengan nama”Hotel” dan penginapan kecil dengan nama “Losmen”. Masa Pendudukan Jepang Berkobarnya
Perang
Dunia
ke-II,
yang
disusul
dengan
pendudukan tentara Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan Kepariwisataan di Indonesia menjadi terlantar sama sekali dan keadaan ekonomi sangat sulit. Banyak hotel-hotel yang diambil alih oleh Pemerintah Jepang, diantaranya dijadikan rumah sakit atau asrama serdadu Jepang. Sedangkan yang agak bagus ditempati oleh perwira-perwira ternara Jepang sebagai tempat tinggalnya. Saat itu dunia usaha perhotelan menjadi mati sama sekali. Masa Setelah Indonesia Merdeka
12 Pada tahun 1946, sebagai akibat dari perjuangan bangsa Indonesia, maka pemerintah Indonesia mulai menghidupkan kembali industri-industri yang mendukung perekonomian negara diseluruh wilayah republik Indonesia. Demikian pula bidang kepariwisataan dan usaha perhotelan mendapat perhatian besar dari pemerintah. Pada saat itu, lahirlah Surat Keputusan Wakil Presiden RI (Dr. Moch. Hatta) yang dikeluarkan di Yogyakarta tentang pendirian suatu badan/ lembaga yang diberi wewenang untuk melanjutkan tugas-tugas pengusahaan hotel-hotel bekas milik Belanda, badan ini bernama HONET (Hotel National and Tourism). Tahun 1962 berdirilah Hotel Indonesia, yang lebih dikenal dengan singkatan (HI), yang diresmikan oleh Presiden pertama RI Ir. Soekarno pada tanggal 5 Agustus 1962. Pada waktu itu Hotel Indonesia merupakan Hotel pertama dan stu-satunya hotel bertaraf internasional di Indonesia. Karena pada waktu itu kita belum cukup memiliki hoteliers yang professional, maka terpaksa pemerintah menyerahkan pengelolaan HI dan hotel-hotel milik negara lainnya kepada pihak asing, yaitu Inter-Continental Hotels Corporation
dan Sheraton Group, sambil mendidik
tenaga-tenaga ahli perhotelan bangsa Indonesia. Dalam dasa warsa 1970-an
barulah
mulai
bermunculan
hotel-hotel
bertaraf
internasional lainnya yang dimiliki oleh perusahaan swasta nasional. Banyak tenaga ahli perhotelan bangsa Indonesia menyebar dan menduduki jabatan-jabatan penting di hotel-hotel baru lainnya.
13 2.2.4
Sejarah Hotel Alia Hotel Alia pertama yang didirikan pada tahun 1974 adalah Hotel Senen Indah, letaknya di Jl. Raya Bungur Besar No. 157 (samping Stasiun Senen), Jakarta Pusat. Lalu pada tahun 1980 dibangun Hotel Kalisma yang terletak di Jl. K.S. Tubun (Depan Kantor PBB) no 15 – 17, Jakarta pusat. Hotel Kalisma adalah salah satu hotel yang dapat membuktikan kesuksesan Alia’s Alliance di Indonesia. Setelah itu Alia Group melakukan perkembangan dengan membangun Hotel Pasar Baru yang terletak di Jl. Pasar Baru Selatan No.6, Jakarta Pusat. Dilanjutkan dengan membangun Hotel Alma yang letaknya di Jl. K.S. Tubun No. 10 A, Jakarta Barat. Lalu Hotel Alia Pasar Baru didirikan pada tahun 1995 di Jl. Pasarbaru Selatan No. 13, Jakarta Pusat. Setelah itu dibangun Hotel Alia Cikini yang terletak di Jl. Cikini Raya No.32 ( Depan TIM), Jakarta Pusat pada tahun 1997, lalu Hotel Alia Matraman yang terletak di Jl. Matraman Raya No. 224, Jakarta Timur pada tahun 1998. Dan yang terakhir dibangun adalah Hotel Gren Alia Cikini pada tahun 2001, terletak di seberang Hotel Alia Cikini, di Jl. Cikini Raya No.46, Jakarta Pusat. Jumlah Hotel Alia Group adalah sebanyak 8 hotel.
2.2.5
Harga Tipe kamar
Harga per malam
Superior
Rp. 260.000 (Nett)
Suite
Rp. 385.000 (Nett)
14 2.2.6
Lokasi Hotel Alia Cikini terletak di Jakarta Pusat, di seberang Taman Ismail Marzuki.. Hotel ini beralamat di Jl. Cikini Raya No.32 Jakarta 10330 – Indonesia.
2.2.7
Promosi Hotel Alia Cikini mempromosikan hotelnya melalui internet, spanduk, flyer, brosur dan majalah-majalah wisata.
2.3
Karakteristik Produk 2.3.1
Ciri-ciri/karakteristik industri perhotelan a. Industri perhotelan tergolong industri padat modal dan padat karya, artinya memerlukan modal usaha yang besar dengan jumlah tenaga kerja yang banyak pula, tetapi sedikit sekali pekerjaan yang dapat digantikan oleh mesin. b. Industri perhotelan sangat dipengaruhi oleh keadaan atau perubahan-perubahan yang terjadi pada sector ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan dari negara atau masyarakat dimana industri/hotel itu berada. c. Industri pariwisata/perhotelan menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana produk itu dihasilkan. Pembeli/tamu harus datang sendiri untuk membeli dan menikmatinya di tempat (di hotel itu juga).
15 d. Industri perhotelan bekerja selama 24 jam, tanpa
mengenal
libur dalam melayani tamu, keciali hotel-hotel yang beroperasi secara musiman (seasonal hotels). e. Industri perhotelan menganggap dan memperlakukan tamu sebagai raja (Guest is the King) dan sebagai partner dalam usaha (Guest is a business partner), karena usaha hotel sangat tergantung dari sedikit/banyaknya tamu yang menggunakan fasilitas dan pelayanan hotel. f. Dalam industri perhotelan, courtesy merupakan ingredient (bumbu penyedap) yang senantiasa harus melekat erat dengan produk yang disajikan, dan oleh karenanya courtesy sangat mempengaruhi kualitas pelayanan hotel tersebut. Dengan
adanya
karakteristik
tersebut
diatas,
maka
produktivitas kerja karyawan hotel diukur dari keinginan, kemampuan, dan keberhasilannya menciptakan kondisi/suasana pelayanan yang memuaskan para tamu.
Commercial Hotel : Sebuah Commercial Hotel mengacu pada bangunan hotel yang khususnya melayani para tamu bisnis. Commercial Hotel biasanya berlokasi di pusat kota atau daerah bisnis dan mungkin ukurannya kecil, sedang, atau besar. Fasilitas-fasilitas disediakan untuk para tamu di beberapa hotel termasuk surat kabar gratis, kopi di pagi hari, telepon lokal gratis, dan, di beberapa hotel, terminal komputer di kamar tamu. Di samping itu, pengaturan sewa mobil, layanan antar jemput di airport, coffee shops, dan ruang makan
16 semiformal dan ruangan cocktail dapat disediakan untuk para tamu dan relasi bisnis merka. Sebagian besar Commercial Hotel terdapat layanan laundry satu hari, layanan yang seragam, layanan pengurus hotel, tempat penjualan tiket, dan toko souvenir untuk kenyamanan para tamu. Kolam renang, klub kebugaran, sauna, dan bahkan tempat jogging kadang disediakan. Meskipun tujuan utama dari Commercial Hotel adalah untuk melayani para tamu bisnis; kelompok tur, turis individu, dan kelompok konfrensi kecil juga menganggap hotel ini menarik.
2.3.2
Hotel Alia Cikini mempunyai fasilitas kamar yaitu : -
kamar mandi dengan air hangat dan dingin
-
AC
-
kulkas
-
telepon
-
laundry
-
save deposit box
-
room service 24 jam
Selain itu fasilitas Hotel Alia Cikini adalah restoran dengan masakan Indonesia dan internasional dengan nuansa tradisional, ruang meeting dan konfrensi untuk 200 orang, kolam renang, hotel taksi, semir sepatu, internet dan faksimili. Jenis kamar ada 2, yaitu Superior dan Suite, semuanya berjumlah 100 kamar.
2.4
Target Konsumen 1.
Demografi
17 Usia
: 25 – 50 tahun
Jenis Kelamin : Pria dan wanita Pendidikan
: Lulus S1
Strata Sosial : Menengah kebawah 2.
3.
2.5
Geografi Domisili
: Perkotaan
Kepadatan
: Pusat Kota
Iklim
: Tropis
Psikografi Gaya Hidup
: Modern
Kepribadian
: Dinamis, praktis, konsumtif
Kompetitor Hotel Alia Cikini memiliki beberapa kompetitor, dengan spesifikasi hotel bintang 3 yang berada di Jakarta, dan mempunyai grup hotel, yaitu Hotel Sofyan dan Ibis Hotel’s. 2.5.1
Hotel Sofyan Hotel Sofyan merupakan grup hotel dari Hotel Sofyan Betawi, Hotel Sofyan Cikini dan Hotel Sofyan Tebet. Hotel Sofyan terletak di pusat kota dan strategis, di area pusat bisnis niaga di Pusat dan Selatan Jakarta, hal ini menjadikan Hotel Sofyan mempunyai nilai lebih. Hotel Sofyan Betawi terletak di Jl. Cut Meutiah No.9, Jakarta 10330. Hotel Sofyan Betawi mempunyai 3 jenis kamar, yaitu Superior, Executive dan Suite, dengan harga kamar per malam : Superior
Rp. 407.100,-
18 Executive
Rp. 476.300,-
Suite
Rp. 821.700,-
Hotel Sofyan dengan total 289 kamar ini memiliki fasilitas hotel sebagai berikut : -
kamar mandi dengan air panas dan dingin
-
TV dan kabel TV
-
servis 24 jam
-
coffe shop
-
mini bar
-
ruang meeting
-
laundry dan dry cleaning service
-
IDD telephone
-
faksimili
-
safety deposit box
-
Herbal Bar
-
business center
Selain itu, Hotel Sofyan Betawi juga memiliki fasilitas hotel, seperti restoran The Salero, La Fonda & Rasamala Coffe Shop yang menyuguhkan hidangan menu masakan Indonesia, Asia dan barat, dan terdapat juga buffet dengan harga terjangkau. Restaurant buka dari pukul 06.00 – 23.00, dan makanan dapat dipesan dari kamar dengan melihat menu yang tersedia di kamar hotel. Untuk tambahan fasilitas lainnya, Hotel Sofyan Betawi menyediakan
layanan
fotokopi,
faksimili,
internet,
rental
komputer, jasa pengetikan, perpustakaan dan ruang baca dan mini
19 market. Ruang meeting disediakan untuk kurang lebih 10 – 150 orang, dengan jasa standart kualitas profesional. Ruang serba guna ini dirancang dengan 5 tipe, sangat ideal untuk meeting besar dan kecil.
CAPACITY VENUE
Theatre
Class
Cocktail
Room
Room
Room
SIZE
Rambuti Ball Room
14,40 X 12,50
206
76
55
Rambuti 1-A
14,40 X 5,23
63
28
25
Rambuti 1-B
14,40 X 7,20
103
40
35
Rambuti II
11.77 X 4.20
50
22
30
Boplo
15,30 X 5,70
66
28
42
Harmoni
12,77 X 8,40
84
30
48
Gambir
7,20 X 6,06
32
12
18
Condet
7,15 X 5,13
32
12
18
2.5.2
Ibis Hotel’s Ibis Hotel’s merupakan grup hotel dari ACCOR Group. Accor Group yang mempunyai kantor pusat Accor Indonesia di Wisma BNI lt.14 ini memiliki hotel-hotel bintang 3, 4 dan 5. Hotel bintang 5 yaitu Sofitel, bintang 4 yaitu Novotel dan Mercurre dan
20 bintang 3 yaitu Ibis Hotel’s. Ibis Hotel’s adalah hotel-hotel didalam group Accor International dengan hotel berbintang 3, tetapi tetap dengan standart international. Accor adalah jaringan hotel international yg ada di lebih 120 negara.(Asia, Australia, Eropa dan Amerika) dan berkantor pusat di Paris (Perancis). Ibis Hotel’s saat ini mempunyai 6 hotel di Jabotabek dan 24 Hotel di seluruh indonesia. Ibis Hotel’s tersebut adalah Ibis Slipi, Ibis Kemayoran, Ibis Mangga Dua, Ibis Arcadia, Ibis Tamarin dan Ibis Cikarang). Ibis Hotel’s adalah hotel yg dirancang untuk tamutamu kelas menengah kebawah, di pusat kota, dan room rate yang relatif lebih murah.
2.6
Preposisi (keunggulan) Hotel Alia Cikini mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : letaknya strategis, dekat dengan pusat kota, pusat hiburan dan kebudayaan (Taman Ismail Marzuki), tempat pendidikan (Institut Kesenian Jakarta), sarana transportasi (Stasiun Cikini), rumah sakit (RS Cikini), dan harganya relatif murah.
2.7
Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) ●
Strength (kekuatan) - Letaknya strategis di pusat kota - Dekat dengan pusat hiburan dan kebudayaan (Taman Ismail Marzuki) - Dekat dengan tempat pendidikan (Institut Kesenian Jakarta) - Dekat dengan sarana transportasi (stasiun Cikini) - Dekat dengan sarana kesehatan (RS Cikini)
21 - Harganya relatif murah - Sarananyacukup lengkap - Mempunyai group hotel yang saling mendukung - Jasa pelayanannya ramah
●
Weakness (kelemahan) - Bangunan yang tidak terlalu besar - Tempat parkir yang sempit - Ruang kamar yang sempit - Jumlah kamar yang sedikit - Logonya kurang mencerminkan identitas hotel, susah dibaca dan kuno - Kesan hotel yang “nakal”, kuno dan kurang modern - Fasilitas yang kurang lengkap
●
Opportunity (kesempatan) - Sampai sekarang Hotel Alia Cikini dapat terus eksis dalam dunia perhotelan - Tamu masih sering datang untuk menginap (pelanggan) - Alia Group sudah dikenal masyarakat karena sudah cukup lama berdiri. - Masyarakat yang kini enggan mengeluarkan banyak biaya untuk menginap, sehingga memilih hotel bintang 3 yang harganya relatif murah
●
Threat (ancaman) - Banyaknya hotel bintang 3 dengan fasilitas yang lebih lengkap
22 - Konsumen cenderung memilih hotel dengan bangunan yang indah dan besar - Banyaknya hotel dengan promosi yang lebih menarik - Semakin banyaknya hotel-hotel baru, sehingga orang tertarik untuk mencobanya, dan mulai meninggalkan hotel yang sudah lama. - Gengsi masyarakat yang masih tinggi sehingga lebih memilih untuk menginap di hotel bintang 4 dan 5