BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang kaya akan hasil pertaniannya. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dan dominan dalam kehidupan bangsa Indonesia dari sejak sebelum kemerdekaan. Sebagian besar penduduk berada di perdesaan dan bersandar pada sektor pertanian. Produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hampir seluruhnya dihasilkan oleh pertanian rakyat. Indonesia memiliki berbagai makanan pokok yang dikonsumsi seperti sagu, terigu jagung bahkan menjadi ciri khas suatu daerah. Hampir semua penduduk Indonesia bahkan hingga penduduk diberbagai belahan dunia mengkonsumsi beras yang berasal dari tanaman padi sebagai makanan pokoknya. Hal ini dikarenakan banyak penduduk yang menyukai nasi baik dari segi rasa, tekstur dan kandungan gizinya. Beras yang secara umum banyak dikonsumsi masyarakat merupakan beras putih namun terdapat pula varietas beras yang memiliki pigmen warna seperti
beras merah. Penelitian di amerika serikat yang dilakukan oleh
Helath Professional Follow-up Study and the Nurses‘ Health Study (NHS) menunjukkan bahwa konsumsi beras putih dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan resiko Diabetes (Yuliati dkk. 2012). Beras merah kini mulai banyak diminati masyarakat karena beras merah memiliki pengaruh yang
baik bagi kesehatan. Beras merah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan beras putih yaitu beras merah kaya akan kanadungan vitamin B komplek,khususnya B1(Thiamin) disamping itu juga asam folat. Kandungan asam folat yang terdapat pada beras merah (14,3 ug) sedangkan beras putih(5,9 ug). Manfaat kandungan gizi tersebut bagi kesehatan diantaranya dapat mengurangi resiko stroke dan jantung koroner. Beras merah memiliki rasa yang enak dan pulen. Selain tubuh menjadi sehat karena kandungan vitamin dan mineralyang tinggi, usaha tani beras merah juga menguntungkan dari segi ekonomi(Marshall,2005; Anonim, 2006). Padi beras merah merupakan salah satu sumber daya genetik unggulan. Terdapat lima jenis padi beras merah lokal di DIY, diantaranya Mandel, Segreng (padi gogo), serta Cempo merah, Saodah merah, dan Andel merah (Anonim 2006; Kristamtini & Purwaningsih,2009). Padi beras merah merupakan sumber daya genetik lokal yang perlu dilestarikan agar tidak punah dan hilang. Hasil penelitian Kristamtini dan Purwaningsih (2009) menunjukkan bahwa beras merah jenis ‘Cempo Merah’ memiliki rasa paling pulen dan hasil rata-rata 5 t/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan empat jenis padi merah lokal lainnya. Peningkatan kebutuhan beras merah tidak diiringi ketersediaan beras merah di pasaran. Hal ini disebabkan karena minat petani dalam meningkatkan komoditas ini masih tidak stabil. Beras merah memiliki tingkat produksi yang rendah dan di pasaran harganya lebih tinggi dibandingkan beras putih (Yuliati dkk.2012). Menurut Badan Litbang
Pertanian (2012) , Sebagian varietas beras merah lokal berumur panjang (5-6 bulan) serta hasil panenya rendah 40-50%. Peningkatan produktivitas padi di pengaruhi beberapa hal seperti keberhasilan penggunaan varietas unggul, ketersediaan air atau irigasi dan penggunaan pupuk. Interaksi ketiga hal tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap laju peningkatan produksi padi (Ilham,2008). Selain itu, pengolahan lahan sebagai media tumbuh dan pengendalian hama dan penyakit juga menentukan pencapaian potensi produksi maksimum yang dihasilkan. Iklim sangat mempengaruhi budidaya padi di Indonesia karena perubahan iklim global yang terjadi dapat menyebabkan perubahan lamanya musim antara musim kemarau dan musim penghujan, perubahan iklim ini dapat berakibat terjadinya banjir dan kekeringan diberbagai daerah, hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti padi. Menurut Mohr & Schopfer (1995), Tumbuhan darat apabila berada pada kondisi tergenang akan menyebabkan kondisi tumbuhan berubah seperti perubahan morfologi dan anatomi pada suatu tanaman. Selain itu kekeringan akan menyebabkan tanaman layu dan kemudian dapat berakibat pada kematian. Pada kondisi kekeringan, tanah mengering dari permukaan tanah hingga ke lapisan tanah bawah selama musim kemarau. Keadaan ini menghambat pertumbuhan tanaman karena tanaman akan memberikan respons terhadap kekurangan air yang dapat dilihat berdasarkan aspek fisiologi, morfologi, tingkat pertumbuhan, serta
produktivitas (Nio & Torey,2013). Silika (Si)
merupakan unsur non esensial bagi tanaman namun dapat menaikkan
produksi padi karena Si mampu memperbaiki sifat fisik tanaman dan berpengaruh terhadap kelarutan P dalam tanah (Yohana dkk, 2013). Si juga berperan dalam meningkatkan fotosintesis dan resistensi tanaman terhadap cekaman biotik seperti serangan hama dan penyakit serta cekaman abiotik seperti kekeringan, salinitas, alkalinitas, dan cuaca ekstrim (Ma & Takahashi, 2002). Perubahan iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan tanaman akan mengalami cekaman abiotik seperti kekurangan air ataupun kelebihan air. Tanaman akan merespon cekaman tersebut dalam bentuk adaptasi tanaman. Menurut Mittel (1997), Abu sekam padi merupakan salah satu sumber silika tertinggi. Pada panelitian ini akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian silika terhadap tanggapapan fisiologis Padi Merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’) pada ketersediaan air yang berbeda.
B. Permasalahan Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat dikonstruksikan pertanyaan ilmiah yaitu 1.
Bagaimana pengaruh abu sekam terhadap pertumbuhan Padi Merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’)?
2. Bagaimana respon pertumbuhan Padi Merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’) pada ketersediaan air yang berbeda? 3. Bagaimana pengaruh kombinasi abu sekam terhadap pertumbuhan Padi Merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’) pada kondisi ketersediaan air yang berbeda.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengaruh abu sekam terhadap pertumbuhan Padi Merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’). 2. Mengetahui respon pertumbuhan Padi Merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’) pada ketersediaan air yang berbeda. 3. Mengetahui pengaruh kombinasi abu sekam terhadap pertumbuhan Padi Merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’) pada kondisi ketersediaan air yang berbeda.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu memberi informasi mengenai pengaruh abu sekam terhadap pertumbuahan padi merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’) pada ketersediaan air yang berbeda. Selain itu manfaat dari penelitian ini yaitu agar abu sekam dapat di aplikasikan petani dalam membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman padi merah (Oryza sativa L. ‘Cempo Merah’). .