BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap masyarakat.Diantara berbagai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memegang peranan penting karena menyediakan layanan kesehatan yang terpadu bagi pasien.Salah satu proses yang memegang peran penting dalam mendukung penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan responsif adalah proses logistik. Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui
fungsi
antara
lain
mengidentifikasi,
merencanakan
pengadaan,
pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum. Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajer logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat yang
1
2
akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit. Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik. Pelayanan pendukung medis seperti instalasi gizi di suatu rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang membantu dalam upaya penyembuhan dan pemulihan penderita, yang kegiatannya dapat dari usaha dapur sampai pengolahan diet bagi penderita. Dalam petunjuk tentang ukuran akreditas rumah sakit, dinyatakan bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu fasilitas dan pelayanan yang harus ada di rumah sakit. Bagian ini harus diatur dengan mempertimbangkan kebutuhan klinis, kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan, sumber-sumber dan manajemen tepat guna. Dalam proses penyembuhan pasien perlu dibantu dengan adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Andry Hartono, 2000). Instalasi gizi adalah unit fungsional di rumah sakit. Instalasi gizi bertujuan untuk memberikan makanan yang bermutu, bergizi, higiene dan sanitasi yang baik pada instalasi gizi yang sesuai dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penting diterapkan manajemen dalam penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan makanan yang bermutu dan kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan (Rachmat, R Hapsara Habbit, 2004). Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi pengadaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan masak, penyimpanan makanan masak dan penyajian makanan, hendaknya memperhatikan syarat higiene dan sanitasi,
3
mengingat permasalahan dari suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi terhadap makanan (Soediano, 2009). Kegiatan evaluasi instalasi gizi belum optimal dalam melakukan evaluasi manajemen pengelolaan bahan makanan kering, sehingga masih ditemukan beberapa masalah manajeman persediaan bahan makanan, antara lain yaitu perencanaan yang belum sesuai dengan kebutuhan bahan, pengadaan bahan makanan diluar prosedur, kualitas SDM unit logistik yang masih kurang, dan sistem pengendalian bahan makanan yang belum maksimal karena masih terjadi adanya stagnant dan stockout bahan makanan. Tabel 1.1 Jumlah Stock pengiriman di RSUD Budhi Asih bulan Januari - Juni 2014 N
NAMA
O
BAHAN MAKANA
BULAN JANUAR
FEBRUAR
MARE
APRI
I
I
T
L
200kg
250kg
200kg
300kg
MEI
JUNI
200k
200k
g
g
N 1
BERAS
2
GULA
50kg
55kg
50kg
45kg
55kg
50kg
3
TEH
50kg
55kg
50kg
50kg
50kg
55kg
4
BAWANG
120kg
125kg
120kg
125kg
130k
125k
g
g
100k
100k
g
g
MERAH 5
SAYUR
100kg
85kg
100kg
85kg
4
6
7
TELUR
BAWANG
100kg
120kg
100kg
125kg
110kg
120kg
95kg
125kg
PUTIH 8
KOPI
9
SUSU
10
MINYAK
100k
100k
g
g
130k
125k
g
g
50kg
55kg
50kg
50kg
50kg
50kg
150kg
120kg
145kg
150kg
145k
150k
g
g
Begitu pula dalam pengelolaan rumah sakit, terutama di kota-kota besar, dimana tingkat persaingan yang semakin ketat, manajemen memerlukan informasi yang cepat dan tepat untuk dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga rumah sakit bisa terus menjalankan peranannya baik dari sisi bisnis dan sosial. Agar dapat mengetahui tingkat persiapan yang ada di rumah sakit dalam menghadapi persaingan pasar, terdapat banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh rumah sakit tersebut, pertanyaan itu seperti apakah tenaga medis dan petugas lainnya membantu jika ada permasalahan pada pasien, apakah peralatan medis dan obat-obatan yang dibutuhkan sudah tersedia dengan lengkap atau tidak, siapa kompetitor yang paling susah untuk ditaklukkan, apakah pasienmerasa puas akan pelayanan yang diberikan dan lain sebagainya. Jika rumah sakit tidak memiliki alat atau metode yang tepat dan valid dalam menjawab contoh pertanyaan diatas, maka dapat dipastikan rumah sakit tersebut akan susah dalam memenangkan persaingan pasar terkait dengan strategi dan keputusan apa yang harus dibuat oleh rumah sakit dalam menghadapi setiap perkembangan yang terjadi di pasar.
5
Rumah sakit adalah sebuah lembaga kesehatan. Kompleksitas muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional, fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. (Sumber :depkes.go.id). Rumah sakit merupakan tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat
dengan
kegiatan
berupa
pelayanan
medis
yang
diselenggarakan melalui pendekatan preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif. Untuk menunjang pelayanan medis bagi pasien yang diselenggarakan rumah sakit, perlu adanya pengolahan makanan yang baik dan memenuhi syarat hygiene dan sanitasi makanan (Djarismawati, 2004). Berdasarkan Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tanggal 28 Desember 2006 Nomor 2092 tahun 2006 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) secara penuh. Berdasarkan SK Menkes tanggal 10 April 2007 No. 434/Menkes/SK/IV/2007, menetapkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih milik Pemerintah Daerah DKI Jakarta statusnya berubah dari type rumah sakit kelas C menjadi rumah sakit kelas B Non Pendidikan. Disamping itu berdasarkan SK Menkes tanggal 15 Juni 2007 No.
6
YM.02.04.3.2.3384 menetapkan Memberikan Izin Penyelenggara Rumah Sakit Umum Daerah dengan nama "Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih", yang beralamat di Jalan Dewi Sartika Cawang III/200 Kodepos 13630, Kodya Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta. (Sumber :websitersudbudhiasih.com). Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih meliputi pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan rehabilitasi medik, pelayanan farmasi beserta apotek 24jam dan pelayanan gizi dengan karyawan terdiri dari tenaga fungsional, struktural, non fungsional, non struktural, tenaga administrasi serta tenaga non PNS. Selain itu, rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit ini juga dapat menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. 1.2 Rumusan Masalah Dari data-data yang telah ada bahwa pengadaan logistik makanan Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih masih belum optimal.Di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih sudah menggunakan sistem aplikasi berupa Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit namun sistem tersebut belum terintegrasi dengan bagian logistik makanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada pada Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih ini adalah : 1. Bagaimana agar aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terintegrasi dengan bagian logistik bahan makanan 2. Bagaimana strategi IT/IS yang disusun untuk mendukung bisnis proses dan perencanaan strategis rumah sakit.
7
3. Bagaimana strategi IT/IS akan menjadi penting untuk dapat mengarahkan IT/IS dalam meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan tesis ini adalah 1. Mengintegrasikan bagian persediaan dengan bagian logistik bahan makanan agar tidak lagi terjadi perbedaan dalam penyediaan bahan-bahan makanan 2. Menyusun strategi sistem informasi yang dapat mendukung bisnis proses di dalam Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih. 3. Strategi IT/IS akan memberikan peranan penting dalam meningkatkan pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih.
Sedangkan manfaat yang diperoleh atas penyusunan tesis ini adalah : 1. Manfaat bagi Penulis Penulis dapat mengetahui dan memahami mengenai pengadaan logistik bahan makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih.Selain itu dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang sudah di dapat dan memberikan suatu pengalaman yang sangat berharga. 2. Manfaat bagi Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Memberikan masukkan kepada pihak manajemen di Rumah sakit serta para pelaksanaan kegiatan sebagai upaya perbaikan proses pelaksanaan pelayanan manajemen logistik di Rumah Sakit.
8
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan yang dilakukan dalam tesis ini mencakup perencanaan strategi sistem informasi pada Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih dikarenakan rumah sakit ingin meningkatkan keefektifan kinerja karyawan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pembahasan yang dilakukan dalam tesis ini mempunyai ruang lingkup pembahasan sebagai berikut : 1. Ruang lingkup waktu Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan periode tesis yaitu pada bulan Januari tahun 2015 hingga bulan Agustus 2015 serta kondisi rumah sakit pada periode tersebut. 2. Ruang lingkup tempat Lokasi penelitian di unit pengadaan logistik bahan makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih. 3. Ruang lingkup materi Materi penelitian ini dibatasi hanya pada pengadaan logistik bahan makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih.